Bab 7 : Warna janda

"Ada apa ini? Kenapa kalian membuat onar di perusahaan saya?" ucap Devan, seorang direktur utama.

Sena dan Aura berhenti bertengkar, mereka membenarkan penampilan masing-masing. Sena menunduk hormat lalu Devan menghentikannya.

"Siapa yang menyuruh kau pergi?" tanya Devan.

Sena terhenti dari langkahnya.

"Segera naik ke kantor saya!"

Devan langsung pergi meninggalkan kantin, Sena langsung menatap tajam Aura dan mengatakan semuanya belum berakhir. Sena mengikuti Devan, entah apa maksud sang bos namun ini pertama kalinya pria itu keluar dari ruangan mewahnya, apalagi turun sendiri menuju ke kantin.

Sesampainya di ruangan itu. Devan duduk di kursi direkturnya dan menatap penampilan Sena dari atas sampai bawah.

"Pak, maaf, saya dipanggil ke sini untuk apa? Jangan pecat saya!" Sena bicara dengan bibir yang bergetar.

"Saya mendengar gosip jika kamu ada hubungan khusus dengan manajer saya."

"Pak, itu mertua saya."

Devan menatap tajam Sena, Sena semakin bergidik ngeri. Jika dia sampai dipecat karena hal itu pasti dia akan memaki Regan, Maya, dan Aura.

"Pergilah! Saya tidak ingin kejadian tadi terulang lagi. Saya tidak suka pegawai saya melakukan kekerasan seperti tadi."

Sena sangat berterima kasih, dia menunduk hormat berkali-kali lalu berpamitan untuk keluar. Sena bisa bernafas lega karena dirinya tidak dipecat oleh direktur utamanya.

Sena kembali ke ruangannya, teman-temannya tidak menyapanya sedikitpun termasuk Gladis. Sena tak menghiraukan dan segera kembali bekerja, ia berharap sore cepat datang supaya dia bisa pulang.

Waktu cepat berlalu, ia bersiap untuk pulang. Dengan langkah cepat dia berjalan walau pegawai lain masih berbisik membicarakannya. Sena tak mau ambil pusing, ia terus melangkah sampai dia tidak sengaja berpapasan dengan Devan. Pria itu sangat tampan dengan 2 lesung pipi di kanan dan kiri.

"Papa ...."

Seorang anak kecil berkucir dua langsung memeluknya, Devan tersenyum senang melihat anaknya sudah pulang dari les piano.

"Pas sekali, Papa juga mau pulang."

Sena memandang Bapak dan anak itu, ia langsung kepikiran Regan. Jika Regan mempunyai anak pasti akan manis seperti itu. Anak kecil itu lalu menatap Sena yang memandangnya sambil melamun. Gadis kecil yang bernama Askia atau di sapa Kia itu tersenyum manis padanya. Sena terkejut namun Devan yang menyadari langsung membawa Kia keluar dari gedung itu.

Sena menuju ke motornya, sepertinya hari ini akan hujan. Dia takut jika tiba-tiba Regan menjemputnya. Gas motornya ia mainkan lalu bergegas meninggalkan gedung itu.

Jalanan ramai lancar dan sempat tersendat. Klakson dari belakang terus berbunyi membuat Sena muak sendiri. Sena yang kesal lalu mampir ke salon lagi sambil menunggu kemacetan lega.

"Hai cantik, datang ke sini lagi?"

"Hem, iya. Aku mau cat rambut lagi. Warna janda."

"What?!"

Sena menunjuk sebuah foto yang menempel di dinding, foto itu menunjukan warna rambut ungu muda.

"Yakin mau di cat ungu?"

"Iya."

Pegawai salon segera melakukan apa yang harus dia lakukan. Entah apa yang dipikirkan Sena kenapa dia malah mengecat rambutnya dengan warna tak lazim itu. Pikirannya sudah meracau tidak jelas, ia hanya ingin kepuasan untuk dirinya sendiri.

Tak berselang lama kemudian. Regan menelponnya, Sena dengan malas mengangkatnya.

"Kau di mana? Aku ada di depan kantormu? Jalanan sangat macet. Kita bisa naik mobil lewat jalan pintas."

"Urus urusanmu sendiri! Bye!"

Sena menutup ponselnya dengan kesal. Dia meneteskan air mata untuk kesekian kalinya.

Sena, kau harus kuat. Kau harus mencari tahu konsekuensi apa yang akan diberikan Regan jika kami bercerai. Sepertinya besok aku harus mulai mengurus surat perceraian di pengadilan. Bukti-bukti juga sudah ada.

3 jam kemudian.

Setelah melewati waktu yang membosankan untuk menunggu. Akhirnya warna rambut Sena terlihat jelas juga, Sena begitu puas dengan pelayanan salon ini. Warna rambutnya begitu terang dan membuatnya sangat cantik.

Setelah itu Sena membayar, memang cukup mengocek kantong harganya namun ia tetap menggunakan kartu milik Regan.

Setelah itu, ia kembali ke kost tempat Ningsih. Dia akan menginap kembali ke sana namun siapa sangka Regan sudah berada di depan motornya. Regan menatap secara datar penampilan terbaru Sena, Sena tak menggubris lalu mendorong Regan untuk menjauh dari motornya.

"Minggir!"

"Apa kau yang menulis artikel di web kampus?"

Sena terdiam sejenak namun dia tak menggubris dan malah naik ke motornya.

"Untung saja bukan aku yang dimaksud postingan itu. Terima kasih atas postinganmu karena dosen lain yang tertangkap," ucap Regan.

Sena terkejut. Dia lalu menatap Regan seolah tak mempercayainya.

"Kenapa kau kaget? Kau ingin menjatuhkan suamimu sendiri dan menghancurkan karirnya? Bahkan Tuhan saja masih berpihak padaku." Regan berbicara dengan nada dingin.

"Jangan bawa nama Tuhan jika kelakuanmu sangat busuk! Gara-gara adik dari istri keduamu itu aku hampir saja dipecat, untung saja bosku baik. Sudah baik, tampan, mapan, senyumannya manis tidak sepertimu yang busuk seperti sampah," jawab Sena.

Sena segera menghidupkan motornya namun dia terkejut saat kunci kontaknya sudah ada di tangan Regan. Sena mencoba merebutnya tapi tak semudah itu.

"Berikan padaku!"

"Masuklah ke mobil! Kita bicarakan di rumah saja, kau tidak lihat akan turun hujan?"

Sena menatap langit malam yang sangat mendung, bahkan kilatan cahaya petir mulai terlihat. Regan menarik tangan Sena untuk masuk ke mobilnya, Sena yang tenaganya tidak kuat hanya bisa pasrah.

"Jangan mengkawatirkan motormu! Aku akan menyuruh orang lain untuk mengambilnya."

Sena hanya diam sambil menatap kaca mobil. Regan segera melajukan mobilnya untuk pulang ke rumah. Regan menatap wajah Sena yang begitu sedih, ia pun menjadi tidak tega.

"Kau sudah makan? Ingin mampir makan dulu?" tanya Regan.

Hening, Sena tak menjawab. Regan tak membutuhkan jawaban dari Sena segera mampir ke cafe untuk sekedar menghilangkan rasa lapar.

Sesampainya di cafe.

Cafe itu begitu ramai, banyak pemuda-pemudi yang menghabiskan waktu di sana. Regan memesan ruangan VIP supaya bisa mengobrol berdua tanpa gangguan orang lain. Tak lupa ia memesan beberapa makanan dan camilan.

"Kau orang yang dingin dan kaku tahu cafe ini juga?" tanya Sena tanpa menatap Regan.

"Maya yang pertama kali mengajakku ke sini."

Lagi-lagi nama wanita itu yang tersebut oleh Regan, rasanya menyesakkan dada Sena. Mereka berada di dalam ruangan yang tertutup dan tak ada yang bisa melihat mereka.

"Besok aku akan mengurus surat perceraian kita," ucap Sena.

"Oh ya? Lakukanlah jika kau memang nekat," jawab Regan dengan santai.

"Aku tidak takut dengan konsekuensi yang kau berikan."

"Hem..."

Sena sangat kesal karena jawaban Regan seolah asal. Tak lama berselang, pintu terketuk dan pelayan datang dengan seseorang.

"Maaf, Kak. Ada ponsel tertinggal di sini? Punya pelanggan sebelumnya ponselnya tertinggal di sini," ucap pelayan itu.

Sena lalu menatap pria yang berdiri di belakang sang pelayan. Matanya langsung terbelalak.

Pak Devan? Batin Sena.

Terpopuler

Comments

Kenny sihyanti

Kenny sihyanti

Pak Devan tolong sena

2022-07-31

0

𝕎⃠𝕝𝕚𝕜𝕒🐊💯🌲 вoͨѕͤѕͦ✰͜͡v᭄

𝕎⃠𝕝𝕚𝕜𝕒🐊💯🌲 вoͨѕͤѕͦ✰͜͡v᭄

aku kok jengkel ma regan, 😡😡😡

2022-03-20

0

Fhebrie

Fhebrie

ayo pak devan sering seringlah muncul

2022-01-18

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Menyaksikan perselingkuhannya.
2 Bab 2: Hati yang kau lukai
3 Bab 3 : Regan, pria jahat
4 Bab 4 : Pergi
5 Bab 5 : Untuk apa?
6 Bab 6 : Gosip
7 Bab 7 : Warna janda
8 Bab 8 : Tak terduga
9 Bab 9 : Surat perjanjian
10 Bab 10 : Lift
11 Bab 11 : Anniversary
12 Bab 12 : Villa
13 Bab 13 : Rahasia
14 Bab 14 : Tinggal bersama
15 Bab 15 : Itu masih sakit?
16 Bab 16 : Kunci
17 Bab 17 : Pergi
18 Bab 18 : Mencari Sena
19 Bab 19 : Kost
20 Bab 20 : Talak si Maya!
21 Bab 21 : Main cantik
22 Bab 22 : Janji
23 Bab 23 : Manis
24 Bab 24 : Bertemu
25 Bab 25 : Bapak
26 Bab 26 : Janda muda
27 Bab 27 : Janda muda 2
28 Bab 28 : Menyesal
29 Bab 29 : Tamparan
30 Bab 30 : Menjenguk
31 Bab 31 : Menguntit
32 Bab 32 : Oma, Opa
33 Bab 33 : Tidak bisa
34 Bab 34 : Pingsan
35 Bab 35 : Dari siapa?
36 Bab 36 : Merasa sendiri
37 Bab 37 : Menjauh
38 Bab 38 : Jatuh
39 Bab 39 : Pilu
40 Bab 40 : Menguatkan diri
41 Bab 41 : Maya
42 Bab 42 : Bram & Intan
43 Bab 43 : Memohon
44 Bab 44 : Atap
45 Bab 45 : Kesal
46 Bab 46 : Membujuk
47 Bab 47 : Kejelasan?
48 Bab 48 : Duda of bucin
49 Bab 49 : Ditangkap
50 Bab 50 : Taman hiburan
51 Bab 51 : Taman hiburan
52 Bab 52 : Keterpurukan
53 Bab 53 : Menyesal
54 Bab 54 : Restu
55 Bab 55 : Salah paham
56 Bab 56 : Mental
57 Bab 57 : Restu
58 Bab 58 : Devan & Regan
59 Bab 59 : Devan & Regan 2
60 Bab 60 : Devan & Regan 3
61 Bab 61 : Uang
62 Bab 62 : Adopsi
63 Bab 63 : Mencoba ikhlas
64 Bab 64 : Kiss
65 Bab 65 : Aku mandul!
66 Bab 66 : Regan
67 Bab 67 : Undangan
68 Bab 68 : Pentas
69 Bab 69 : Lecet
70 Bab 70 : Mengembalikan
71 Bab 71 : Bunga tidur
72 Bab 72 : Married again
73 Bab 73 : Pengantin baru
74 Bab 74 : Berpamitan
75 Pengumuman
76 Bab 75 : Jangan pergi, Pak!
77 Bab 76 : Romantis
78 Bab 77 : Flek
79 Bab 78 : Flek 2
80 Bab 79 : Naughty Kiss
81 Bab 80 : Season 1 selesai
82 Bab 81 : SEASON 2
83 Bab 82 : Adopsi
84 Bab 83 : Bingung
85 Bab 84 : Tak mengapa
86 Bab 85 : Devan tak terkalahkan
87 Bab 86 : Regan datang
88 Bab 87 : Kejutan
89 Bab 88 : Keberanian
90 Bab 89 : Serafina
91 Bab 90 : Duda tua
92 Bab 91 : Bramasta
93 Bab 92 : Hamil?
94 Bab 93 : Bersyukur
95 Bab 94 : Tak mungkin
96 Bab 95 : Tragedi
97 Bab 96 : Maafkan Kia, Papa!
98 Bab 97 : Pesta dan menunggu Kia
99 Bab 98 : Membuka kado
100 Bab 99 : Regan
101 Bab 100 : Tak terima
102 Bab 101 : Kenapa selalu salahku?
103 Bab 102 : Sebenarnya
104 Bab 103 : Sena
105 Bab 104 : Posesifnya Devan
106 Bab 105 : Benarkah?
107 Bab 106 : Bahagia
108 Bab 107 : Tamat
109 Boncap : Nikahan mantan suami
110 Promo novel baru
111 Promosi novel
112 Novel baru
Episodes

Updated 112 Episodes

1
Bab 1 : Menyaksikan perselingkuhannya.
2
Bab 2: Hati yang kau lukai
3
Bab 3 : Regan, pria jahat
4
Bab 4 : Pergi
5
Bab 5 : Untuk apa?
6
Bab 6 : Gosip
7
Bab 7 : Warna janda
8
Bab 8 : Tak terduga
9
Bab 9 : Surat perjanjian
10
Bab 10 : Lift
11
Bab 11 : Anniversary
12
Bab 12 : Villa
13
Bab 13 : Rahasia
14
Bab 14 : Tinggal bersama
15
Bab 15 : Itu masih sakit?
16
Bab 16 : Kunci
17
Bab 17 : Pergi
18
Bab 18 : Mencari Sena
19
Bab 19 : Kost
20
Bab 20 : Talak si Maya!
21
Bab 21 : Main cantik
22
Bab 22 : Janji
23
Bab 23 : Manis
24
Bab 24 : Bertemu
25
Bab 25 : Bapak
26
Bab 26 : Janda muda
27
Bab 27 : Janda muda 2
28
Bab 28 : Menyesal
29
Bab 29 : Tamparan
30
Bab 30 : Menjenguk
31
Bab 31 : Menguntit
32
Bab 32 : Oma, Opa
33
Bab 33 : Tidak bisa
34
Bab 34 : Pingsan
35
Bab 35 : Dari siapa?
36
Bab 36 : Merasa sendiri
37
Bab 37 : Menjauh
38
Bab 38 : Jatuh
39
Bab 39 : Pilu
40
Bab 40 : Menguatkan diri
41
Bab 41 : Maya
42
Bab 42 : Bram & Intan
43
Bab 43 : Memohon
44
Bab 44 : Atap
45
Bab 45 : Kesal
46
Bab 46 : Membujuk
47
Bab 47 : Kejelasan?
48
Bab 48 : Duda of bucin
49
Bab 49 : Ditangkap
50
Bab 50 : Taman hiburan
51
Bab 51 : Taman hiburan
52
Bab 52 : Keterpurukan
53
Bab 53 : Menyesal
54
Bab 54 : Restu
55
Bab 55 : Salah paham
56
Bab 56 : Mental
57
Bab 57 : Restu
58
Bab 58 : Devan & Regan
59
Bab 59 : Devan & Regan 2
60
Bab 60 : Devan & Regan 3
61
Bab 61 : Uang
62
Bab 62 : Adopsi
63
Bab 63 : Mencoba ikhlas
64
Bab 64 : Kiss
65
Bab 65 : Aku mandul!
66
Bab 66 : Regan
67
Bab 67 : Undangan
68
Bab 68 : Pentas
69
Bab 69 : Lecet
70
Bab 70 : Mengembalikan
71
Bab 71 : Bunga tidur
72
Bab 72 : Married again
73
Bab 73 : Pengantin baru
74
Bab 74 : Berpamitan
75
Pengumuman
76
Bab 75 : Jangan pergi, Pak!
77
Bab 76 : Romantis
78
Bab 77 : Flek
79
Bab 78 : Flek 2
80
Bab 79 : Naughty Kiss
81
Bab 80 : Season 1 selesai
82
Bab 81 : SEASON 2
83
Bab 82 : Adopsi
84
Bab 83 : Bingung
85
Bab 84 : Tak mengapa
86
Bab 85 : Devan tak terkalahkan
87
Bab 86 : Regan datang
88
Bab 87 : Kejutan
89
Bab 88 : Keberanian
90
Bab 89 : Serafina
91
Bab 90 : Duda tua
92
Bab 91 : Bramasta
93
Bab 92 : Hamil?
94
Bab 93 : Bersyukur
95
Bab 94 : Tak mungkin
96
Bab 95 : Tragedi
97
Bab 96 : Maafkan Kia, Papa!
98
Bab 97 : Pesta dan menunggu Kia
99
Bab 98 : Membuka kado
100
Bab 99 : Regan
101
Bab 100 : Tak terima
102
Bab 101 : Kenapa selalu salahku?
103
Bab 102 : Sebenarnya
104
Bab 103 : Sena
105
Bab 104 : Posesifnya Devan
106
Bab 105 : Benarkah?
107
Bab 106 : Bahagia
108
Bab 107 : Tamat
109
Boncap : Nikahan mantan suami
110
Promo novel baru
111
Promosi novel
112
Novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!