Hari ini di kantor Amran terlihat selalu melamun hal ini pun diperhatikan oleh Bayu sahabat sekaligus asistennya.
"Lu kenapa sih Bro... dari tadi kok ga konsen gitu?" tanyanya.
"Hemmm.. ga pa-pa..." ujar Amran tak ingin bercerita.
"Lu ada masalah sama kedua istrimu itu?" tanya Bayu lagi.
Bayu memang sudah tahu semua tentang pernikahan kedua Amran karena dia sendiri yang telah menceritakannya saat ia bimbang mengambil keputusan atas permintaan aneh istrinya itu. Amran menghela nafasnya pelan.
"Gua merasa bersalah sama Salma..." ucapnya kemudian.
"Memang apa yang udah lu lakuin sama dia?" tanya Bayu yang tak tahu jika selama ini Amran tak pernah mau menganggap istri keduanya itu.
Mau tak mau akhirnya Amran pun menceritakan semua tanpa ada yang ia sembunyikan lagi pada Bayu, termasuk kebohongan Nadia pada semua orang termasuk dirinya.
"Gua gak nyangka jika Nadia bisa berbuat senekat itu.... memang salah si Salma apa sampai Nadia nekat memaksanya menikah dengan lu dan membuat hidupnya menderita..." kata Bayu setelah mendengar semuanya dari Amran.
"Lu juga bro ... kenapa lu dengan mudahnya percaya sama omongan istri lu tanpa lu selidiki terlebih dahulu kebenarannya... jadi sekarang lu sendiri kan yang nyesel udah bikin gadis yang ga berdosa menderita" sambung Bayu panjang lebar.
Amran hanya terdiam karena apa yang dikatakan sahabatnya itu benar.
"Lalu apa yang harus gua lakukan sekarang?" tanyanya pada Bayu.
"Mending lu sekarang minta maaf sama Salma dan perbaiki sikap lu ... saran gua lebih baik lu pertahanin pernikahan lu itu, tapi jika lu memang udah yakin ga mau meneruskan pernikahan lu sama dia lebih baik lu ceraikan dia dengan baik-baik" ucap Bayu.
Amran kembali terdiam mendengar saran dari sahabatnya itu.
"Lebih baik sekarang lu pikirkan baik-baik kata-kata gua... jangan sampai nanti lu menyesal karena udah ngambil keputusan yang salah. Sekarang lebih baik lu segera minta maaf sama Salma dan jangan lupa lu juga harus cari tahu kenapa si Nadia segitu dendamnya sama Salma dan kalau soal itu gua janji akan bantu lu semampu gua" ucap Bayu sambil menepuk pundak Amran lalu meninggalkan laki-laki itu sendiri di ruangannya.
Salma yang sedari pagi belum sarapan merasakan perutnya yang melilit karena lapar. Dengan sedikit bergetar ia ke ruang loker karyawan untuk mengambil makanan yang tadi pagi dibelinya dan segera memakannya di sana.
"Kamu sedang apa Ma?" tanya Lusi teman sesama karyawan di situ.
"Maaf mbak .... tadi pagi saya ga sempat sarapan dan sekarang perut saya lapar jadi saya mau makan sebentar mumpung restoran lagi sepi..." ucapnya tak enak karena ketahuan makan di ruang loker.
"Ga pa-pa Ma... tapi lain kali kamu jangan sampai lupa sarapan lagi nanti kau sakit malah merepotkan yang lain..." kata Lusi.
"Iya mbak... saya ga akan melakukannyan lagi"
"Ya sudah cepat makan... lihatlah wajahmu sampai pucat begitu..."
"Iya mbak...terima kasih" lalu Salma pun segera memakan makanannya dengan lahap.
Selesai makan ia pun segera keluar dari ruang loker sebab sebentar lagi jam makan siang itu berarti restoran tempatnya bekerja akan ramai pengunjung. Benar saja begitu jam makan siang tiba satu persatu pengunjung pun berdatangan. Dan hal ini membuat seluruh karyawan mulai sibuk termasuk Salma. Dengan cekatan Salma melayani satu persatu pelanggan yang datang. Hingga saat seseorang datang bersama temannya yang membuat Salma terkejut.
Ternyata Amran datang untuk makan siang bersama temannya Bayu. Salma jadi bimbang antara menyambut Amran yang saat ini sebagai pelanggan restoran tempatnya bekerja atau menyerahkannya pada temannya yang lain. Tapi karena dilihatnya semua temannya yang sibuk melayani para pelanggan yang lain, mau tidak mau akhirnya Salma yang harus melayani suami dan temannya itu.
"Selamat siang pak... " ucap Salma ramah sambil memberikan buku menu kepada keduanya.
Salma bersikap profesional dan pura-pura tak mengenal suaminya itu.
"Silahkan apa sudah ada yang ingin dipesan?" lanjutnya ramah.
Amran sejak tadi hanya diam dan menatap Salma dengan pandangan yang sulit diartikan.
"Saya pesan yang ini saja mbak...kalau lu apa bro?" tanyanya Bayu pada Amran.
"Samain aja kaya punya lu..." jawab Amran singkat.
Namun matanya tak lepas dari Salma. Salma yang tahu jika sejak tadi Amran menatapnya pura-pura tak merasa dan tak memperdulikan sikap suaminya itu. Setelah mencatat pesanan keduanya ia pun segera undur diri untuk menyiapkan pesanan keduanya.
"Lu kenapa sih bro?" tanya Bayu saat melihat sahabatnya itu terus memandangi pelayan yang baru saja melayani mereka.
"Lu kenal sama pelayan itu?" tanyanya lagi.
"Dia istri gua..." jawab Amran singkat.
Bayu pun terkejut. Ia sudah sering bertemu dengan Nadia jadi ia faham jika yang dimaksud oleh Amran adalah Salma istri keduanya. Karena pernikahan keduanya yang diam-diam membuat Bayu baru kali ini bertemu Salma. Tak lama Salma kembali untuk mengantarkan pesanan keduanya. Tetap dengan sikapnya yang tadi Salma meletakkan pesanan keduanya diatas meja.
"Silahkan menikmati..." ucapnya sambil tersenyum ramah lalu meninggalkan meja tersebut.
"Jadi ini alasan lu ngajak gua makan disini?" tanya Bayu sambil mulai memakan makanannya.
Amran hanya diam tak menjawab pertanyaan sahabatnyan itu. Fikirannya masih pada Salma yang terlihat berbeda saat bekerja. Gadis itu terlihat bahagia dan terus tersenyum sejak tadi sangat berbeda dengan saat gadis itu berada di rumah.
"Hei..." panggil Bayu yang merasa tak diperhatikan oleh Amran.
"Eh iya..." ucap Amran sekenanya dan mulai memakan makanannya.
Tak ada percakapan selanjutnya. Keduanya hanya melanjutkan makan mereka tanpa berbincang. Setelah menyelesaikan makan mereka keduanya pun masih betah duduk disana dan mengobrol.
"Lu ga nyamperin istri lu?" tanya Bayu.
Amran menggelengkan kepalanya. Ia tak mau Salma merasa tak nyaman jika ia menghampirinya.
"Lalu kenapa lu ngajak kemari?"
"Untuk makan" jawab Amran datar.
Bayu pun menghela nafasnya kasar.
"Lu itu sejak dulu ga ada romantis-romantisnya... kalau lu mau minta maaf lebih baik nanti lu jemput dia saat pulang" usul Bayu.
Amran memandang sahabatnya itu.
"Iya... gua tahu gua itu tampan dan cerdas..." ucap Bayu nyleneh.
Ingin rasanya Amran melempar sahabatnya itu dengan sesuatu namun saat itu Salma datang menghampiri mereka.
"Apa ada yang ingin ditambah?" tanyanya ramah. Bayu melirik kearah Amran.
"Emm ga ada mbak.... bisa minta bill nya?" kata Bayu.
Kemudian Salma pun memberikannya pada Bayu namun diambil oleh Amran. Tanpa berkata apa-apa ia langsung membayar pesanannya.
"Ini terlalu banyak pak..." ucap Salma saat melihat jumlah yang diberikan oleh Amran.
"Sisanya untuk kamu saja..." ucap Amran singkat lalu meninggalkan Salma yang masih terkejut dengan jumlah yang Amran bayarkan.
Sedang Bayu langsung mengekor sahabatnya itu.
Masih terkejut dan tak mengerti dengan sikap Amran, Salma memandangi uang yang baru saja diterimanya. Jumlah tagihan yang seharusnya cuma tiga ratus ribu dibayar satu juta oleh suaminya. Itu berarti Amran memberinya uang tujuh ratus ribu?
"Apa maksudnya ini?" tanya Salma dalam hati.
Kemudian dimasukkannya sisa uang pembayaran Amran ke dalam kantongnya dan menyerahkan uang sesuai tagihan kepada kasir.
"Nanti saja di rumah aku kembalikan uangnya" pikir Salma.
Lalu ia pun melanjutkan pekerjaannya. Di mobil Amran masih diam dan tak mau bicara membuat Bayu jengah.
"Lu kenapa sih bro? Tadi itu kesempatan lu buat ngajak dia ngomong ... tapi lu malah datar kayak gitu"
"Gua ga enak... itu tempat kerja dia..." ucap Amran membuat Bayu mengerti.
Lalu keduanya pun kembali ke kantor mereka. Saat sampai dikantor ternyata sudah ada Nadia disana. Tampaknya ia sedang menunggu Amran.
"Mas dari mana? Aku sebenarnya mau ngajak kamu makan siang..." ujarnya begitu Amran mendekat.
Bayu yang melihat tingkah Nadia seketika muak setelah mendengar cerita Amran tadi.
"Maaf aku makan diluar dengan klien... tanya saja Bayu kami tadi bersama" kata Amran memberi alasan.
Bayu pun mengangguk membenarkan perkataan Amran. Nadia mendengus kesal karena rencananya mengajak Amran makan siang batal.
"Kalau begitu kau bisa temani aku makan sebentar saja?" ucap Nadia tak mau menyerah.
"Maaf Nad ... aku ga bisa sebab sebentar lagi akan ada meeting dengan klien yang datang dari Singapura..." kata Amran lagi yang mematahkan ajakan Nadia.
Nadia pun memasang wajah cemberutnya. Jika saja kedua pria itu belum mengetahui sifatnya yang sebenarnya mungkin keduanya akan menganggap jika saat ini wajah Nadia sangat menggemaskan.
"Ya sudah kalau begitu aku makan dengan teman-temanku saja" kata Nadia akhirnya kemudian ia pun mengecup pipi Amran sekilas sebelum akhirnya pergi.
Bayu mendesah kasar melihat tingkah Nadia barusan. Sedang Amran hanya biasa saja dan langsung duduk di kursi kebesarannya.
"Bukankah setelah ini kita ga ada meeting bro?" tanya Bayu yang ikut duduk di seberang meja Amran.
"Gua malas nemenin dia..." ujar Amran.
Bayu pun mengerti dengan sikap sahabatnya itu. Suami mana yang tak marah dengan sikap Nadia itu.
"Ya sudah bro... yang sabar aja" kata Bayu berusaha menenangkan sahabatnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Yeni Fitria
harus tegas salma
2023-05-23
0
Enies Amtan
msh setia
2022-12-05
1
Wani Ikhwani
next
2021-12-07
1