Melamar Intan

Hari itu Arka, Nino, dan Rio sibuk mengurusi segala keperluan Ansel untuk melamar Intan. Mulai dari menyediakan bunga, spanduk dan lain-lain. Sesuai apa yang diminta oleh pria tampan nan gesrek tersebut.

Lamaran ini belum mengajak orang tua. Baru Ansel-nya saja yang akan melamar Intan secara simbolis.

Supaya mereka menjadi couple romantis ala-ala, yang melamar kekasihnya dengan memperlihatkan sebuah cincin.

Momen seperti inilah yang selalu di khayalkan Intan sejak kecil. Sementara Ansel sendiri adalah bule yang memang lazim melakukan hal tersebut, apabila ingin meminta seorang gadis untuk menikah.

"Lo serius Sel, mau melamar Intan pas dia keluar dari kantor?" tanya Arka pada saudaranya itu.

"Serius Arka, biar banyak orang kantornya yang ngeliat. Biar ramai dan seru aja." jawab Ansel kemudian.

"Kalau misalkan Intan lagi badmood gara-gara di kantor abis dimarahin Amanda gimana?"

Rio melontarkan pertanyaan yang membuat Arka dan Nino tertawa.

"Nggak bisa ngebayangin gue. Intan yang baru keluar kantor dengan muka bete. Tau-tau dilamar Ansel." ujar Arka.

"Yang pasti Intan akan senang dan berbunga-bunga." ujar Ansel dengan penuh percaya diri.

"Iya kalau begitu, kalau sebaliknya gimana?" tanya Nino. 

Ansel diam.

"Nin, lo mah suka bikin patah hati saudara lo sendiri." ujar Ansel.

Nino, Arka, dan Rio tertawa.

"Nggak usah temenin Nino." ujar Ansel sengit. Nino pun jadi makin terkekeh.

Setelah semuanya siap, mereka menunggu di pelataran parkir kantor Amanda. Benar-benar tak ada pemberitahuan. Arka pun tak membocorkan hal tersebut pada sang istri.

Ia ingin semuanya berjalan seperti apa adanya saja. Supaya kagetnya Intan dan orang kantor Amanda terlihat alami. Sebab itu akan bagus untuk di rekam dan dijadikan video.

"Ready?" tanya Rio pada semuanya. Ia dan salah satu rekan team YouTube nya membawa kamera.

"Ready." ujar Ansel.

Dari tempat dimana mereka kini berada, Ansel dapat melihat orang kantor Amanda yang mulai membubarkan diri. 

Mereka melihat dan menunggu Intan keluar. Setelah beberapa saat, Intan keluar bersama dengan Satya dan Deni. Dibelakangnya terdapat Amanda dan juga karyawan yang lain.

"Intan."

Ansel di dorong Arka untuk pergi ke depan kekasihnya itu. Amanda sendiri melihat Arka dan menghentikan langkah. Sebab ia juga mendapati Nino serta Rio. Dalam hati ia bertanya-tanya ada apa ini.

"Ada apa?" Intan bertanya pada Ansel.

Ansel pun tersenyum, kemudian tanpa berbasa-basi lebih lanjut ia pun to the poin.

"Kamu mau nggak nikah sama aku?" tanya nya kemudian.

Sontak Amanda dan karyawan lain yang menunggu jemputan pun menoleh. Mereka yang sudah hendak pulang dan menuju ke halaman parkir kini berhenti. Semuanya tertuju pada Intan dan juga Ansel.

"Sel, kalau mau ngerjain aku jangan niat banget. Sampai kesini segala, di depan orang banyak lagi." ujar Intan sambil tersenyum.

Ansel menoleh, sebuah spanduk  bertuliskan will you marry me dibentangkan. Intan terkejut, begitupula dengan yang lainnya. Namun mereka semua tampak bahagia, tak terkecuali Amanda.

Ia tertawa melihat Arka dan Nino yang bersusah payah membentangkan spanduk tersebut demi Ansel.

Belum usai keterkejutan Intan dan semua orang yang hadir disana. Ansel berjongkok di hadapan Intan dan memperlihatkan sebuah cincin padanya.

Sontak yang lainnya jadi bersorak-sorai, sementara Intan menutup mulutnya dengan tangan.

Air mata perempuan itu mengalir, sebab tak menyangka Ansel akan melamarnya secepat ini. Padahal ia pun tak pernah mendesak untuk segera menikah.

"Terima Intan, jodoh jangan ditolak." celetuk Satya.

"Ayo terima, terima, terima!"

Karyawan lain ikut-ikutan mendesak. Intan mengangguk lalu mengulurkan tangannya pada Ansel.

"Ini, aku minta maaf kalau misalkan kekecilan atau kebesaran ya. Soalnya aku kalau nanya dulu ukuran jari tangan kamu, takut nggak surprise lagi." ujar Ansel.

Intan kembali mengangguk. Ansel lalu memasangkan cincin tersebut dan ternyata pas.

"Yeeeeee."

Arka, Rio, Nino dan para karyawan Amanda yang lain, serta Amanda sendiri bertepuk tangan sambil bersorak-sorai.

Rio menaburkan bunga ke mereka, namun tak lama kemudian ada bunga sepatu, bunga matahari yang dilemparkan ke kepala Ansel.

Nino pelaku utamanya dan Ansel pun menjadi sewot setengah mati. Seisi tempat itu tertawa-tawa dan mereka semua jadi bahagia.

Mereka mengambil foto serta video Intan dan Ansel, lalu mengambil foto serta video bersama-sama.

***

"Kenapa tadi kamu nggak bilang, Ka. kalau Ansel mau melamar Intan?"

Amanda bertanya pada Arka ketika mereka telah berada di mobil dan bersiap untuk pulang.

Ansel sendiri pulang mengantar Intan dengan menggunakan mobil Nino. Sedang Nino nebeng pada Rio, sebab Ansel ingin berdua saja dengan calon istrinya tersebut.

"Ya biar surprise." ucap Arka.

"Kalau udah ada yang tau apalagi nyebar beritanya. Nanti kagetnya nggak alami. Tadi kan bagus tuh, kalian pada kaget banget." ujar Arka sambil tertawa. Amanda pun jadi ikut-ikutan tertawa.

Arka menghidupkan mesin mobil lalu mereka tancap gas. Memasuki sebuah kawasan mereka nyaris terjebak kemacetan, namun Arka membelokkan mobilnya ke jalur alternatif.

Hingga kemudian mereka melintasi kota tua tanpa sengaja. Tiba-tiba semua memori seperti hadir kembali kedalam ingatan keduanya.

"Kita udah lama nggak kesini ya, Ka?" ucap Amanda kemudian.

Arka lalu menepikan mobilnya dan berhenti.

"Kita ke dalam yuk!" ajak pemuda itu pada sang istri.

Amanda tersenyum lalu mengangguk. Arka kembali menghidupkan mesin mobil dan mereka mencari parkiran. Setelah berhasil mendapatkan parkir mobil keduanya pun sama-sama keluar.

Arka terdiam menatap suatu tempat. Amanda menghampiri pria itu dan mengikuti arah pandangan matanya.

"Waktu aku hamil, aku sering makan kerak telor itu." ujar Amanda seraya menunjuk seorang pedagang kerak telor yang memang selalu mangkal di satu tempat.

Keduanya sama-sama tersenyum dengan perasaan haru yang muncul secara tiba-tiba. Arka meraih tangan Amanda dan kini mereka pun saling bergandengan.

Mereka berjalan perlahan, menuju titik dimana mereka sering berhenti dan makan. Saat dulu di awal-awal kehamilan Amanda. Saat bahkan cinta mereka pun belum tumbuh terlalu dalam.

"Man."

"Hmm?"

Amanda menempelkan kepalanya di dada Arka. Saat ini mereka duduk di sebuah kafe yang masih berada di kawasan kota tua. Kafe itu juga sering mereka kunjungi dulu.

"Tempo hari, kita kan membicarakan soal kebosanan yang terjadi diantara kita." ujar Arka lagi.

Amanda mengangguk.

"Gimana kalau kita sama-sama healing dulu." tukas pemuda itu.

"Healing?" Amanda mengangkat kepalanya dan menoleh pada Arka.

"Ya, healing dari perasaan pengen bebas itu." ucap Arka.

"Gimana caranya?" tanya Amanda.

"Masing-masing dari kita harus kembali mendapatkan kebebasan itu. Mungkin untuk seminggu, dua minggu atau bahkan satu bulan."

"Aku masih belum ngerti, Ka. Konsepnya gimana?. Kita harus apa?"

"Ya kita harus bebas dari tugas sebagai suami-istri dan juga orang tua."

"Terus anak-anak siapa yang ngurus?" tanya Amanda lagi.

"Titip ke orang tua aku dulu, papa, ibu, atau daddy. Mereka pasti mau." jawab Arka.

"Terus kita sama-sama bebas gitu?"

"Ya, untuk sementara waktu. Yang jelas jangan selingkuh sama orang lain. Cukup bebas melakukan apa yang kita mau. Kayak jaman kita masih single dulu. Kita akan pisah rumah sementara waktu."

Amanda menatap Arka.

"Kalau kamu setuju, kita jalani." ujar pemuda itu

"Apa itu bakal efektif?" tanya Amanda.

"Maybe." jawab Arka.

"Karena kan kita lagi merindukan kebebasan. Ya kita cari sampai kita muak dan pengen kembali berkumpul lagi. Kalau nggak gitu, kita akan terus penasaran dan selalu pengen bebas terus. Ibarat kata pengen makan sesuatu, ya udah makan aja sampai gumoh. Kalau bosen ya berhenti."

Amanda diam, mungkin solusi seperti ini ada baiknya. Agar ia tak selalu mendongkol dalam hati.

"Terus nanti kamu tinggal dimana?" tanya Amanda.

"Ya di rumah aku, kamu tetap di penthouse."

Amanda mengangguk-anggukan kepalanya.

"Kamu setuju?" tanya Arka.

"Ya, aku setuju." jawab Amanda.

Terpopuler

Comments

Bunda'ne Aqila

Bunda'ne Aqila

gpp pisah sementara demi kepenatan yang mendera paling jg baru 2 hari masing-masing bakalan merindukan suasana rumah dengan para hoaya

2022-08-04

1

mia

mia

smoga gk kebablasan aja pisahnya ..

2022-07-31

0

Nana

Nana

dijamin deh paling cuma sehari kuat pisahannya.

2022-07-30

0

lihat semua
Episodes
1 Kehidupan Arka dan Amanda
2 Rio Yang Mulai Berguna
3 Gareth
4 Rio Kolaborasi
5 Kain Jarik
6 Semua Tentang Gareth
7 Foto Di Dalam Galeri
8 Perkataan Yang Mengganggu
9 Mulai Bertanya
10 Lelah
11 Pembersihan Menyeluruh
12 Amanda Jadi Aneh
13 Bertemu Lagi
14 Kebun Binatang
15 Melihat
16 Berkunjung Ke Amman
17 Rutinitas Membosankan
18 Curhat
19 Ansel Minta Ditemani
20 Melamar Intan
21 Memberitahu Orang Tua
22 Pisah
23 Pesta
24 Pesta Lanjutan
25 Dicari Oleh Si Kembar
26 Masih Bertahan
27 Pertemuan Tak Terduga
28 Perkataan Rio
29 Sebait Rindu
30 Rencana Intan dan Ansel
31 Tawaran Iklan
32 Dimarahi Ibu
33 Menguntit
34 Syuting
35 Sedikit Lupa Diri
36 Panas
37 Menjemput Anak
38 Pulang Ke Rumah
39 Cerah Kembali
40 Gareth Dan Elina
41 Bersama Lagi
42 Nino dan Samyang
43 Nino Healing
44 Joanna
45 Kelakuan Afka
46 Baby Blues?
47 Malam Hangat
48 Rio Aneh
49 Curhat Nadine
50 Mengejar Rio
51 Kecewa
52 Gareth dan Amanda
53 Flashback Gareth Dan Amanda
54 Persiapan Berangkat
55 Santai Sejenak
56 Berangkat
57 Berburu Hantaran
58 Mencari Papa
59 Min Ji
60 Amanda Bertanya
61 Masih Min Ji
62 Arka Syuting
63 Semut
64 Macet
65 Bertemu Lagi
66 Sweet Nono
67 Flu
68 Tanya
69 Bergegas
70 Amman
71 Dirumah Bersama Ansel
72 Memberitahu Arka
73 Curiga
74 Belum Mau Pulang
75 Maaf
76 Antara Satu dan Yang Lain
77 Meminta
78 Dari Ayank
79 Lampu Hijau dari Om
80 Menjenguk
81 Berkunjung Lagi
82 Obsesi
83 Anak Cucu
84 Kasmaran
85 Bercerita
86 Break Syuting
87 Lawu
88 Kemana Arka dan Rio
89 Tiba
90 Mbok Yem
91 Firman Yang Marah
92 Sendal
93 Pulang Ke Rumah
94 Kiriman
95 Cerita Kopi
96 Memilih
97 Dinner
98 Isi Hati
99 Emergency
100 Papa Ka
101 Manda
102 Cake dan Pencuri Kecil
103 Lamaran Wew
104 Masih di Acara Lamaran
105 Man, Ka
106 Kejadian
107 Sikap Yang Berlebihan
108 Kekhawatiran Si Kembar
109 Food Court
110 Cupcake
111 Mampir
112 Pergi Lagi
113 Telpon
114 Foto Prewedding
115 Nono dan Jiji
116 Pacar Baru
117 Pergi
118 Senoparty
119 Ketemu
120 Caper
121 Nama Anak
122 Menjelang
123 Minta Gendong
124 Rencana Riri
125 Ultah Riri
126 Masih Ultah Riri
127 Paket
128 Pertanyaan Amanda
129 Wew Aneh
130 Isi Hati Ansel
131 Paqui
132 Kaktus
133 Karen's dinner
134 Krik Krik Krik
135 Ansel oh Ansel
136 Syuting kembali
137 Pingitan
138 Hamil?
139 Kode
140 Ansel mendadak alim
141 Wafer
142 Masuk Kerja
143 Berdua
144 Lempar Televisi
145 Sindiran
146 Puk Riri
147 Dukun
148 Syuting sebelum
149 Pesta Bujang
150 Melabrak
151 Fitting Final
152 Dadar Gulung
153 Persiapan Pernikahan
154 Ansel Menikah
155 Masih di acara
156 Terjaga
157 Sebuah Pertanyaan
158 Calon Pelakor
159 Jiji dan Nono
160 Rio
161 Sebelum Itu
162 Rio lagi
163 Main Ke Rumah Joanna
Episodes

Updated 163 Episodes

1
Kehidupan Arka dan Amanda
2
Rio Yang Mulai Berguna
3
Gareth
4
Rio Kolaborasi
5
Kain Jarik
6
Semua Tentang Gareth
7
Foto Di Dalam Galeri
8
Perkataan Yang Mengganggu
9
Mulai Bertanya
10
Lelah
11
Pembersihan Menyeluruh
12
Amanda Jadi Aneh
13
Bertemu Lagi
14
Kebun Binatang
15
Melihat
16
Berkunjung Ke Amman
17
Rutinitas Membosankan
18
Curhat
19
Ansel Minta Ditemani
20
Melamar Intan
21
Memberitahu Orang Tua
22
Pisah
23
Pesta
24
Pesta Lanjutan
25
Dicari Oleh Si Kembar
26
Masih Bertahan
27
Pertemuan Tak Terduga
28
Perkataan Rio
29
Sebait Rindu
30
Rencana Intan dan Ansel
31
Tawaran Iklan
32
Dimarahi Ibu
33
Menguntit
34
Syuting
35
Sedikit Lupa Diri
36
Panas
37
Menjemput Anak
38
Pulang Ke Rumah
39
Cerah Kembali
40
Gareth Dan Elina
41
Bersama Lagi
42
Nino dan Samyang
43
Nino Healing
44
Joanna
45
Kelakuan Afka
46
Baby Blues?
47
Malam Hangat
48
Rio Aneh
49
Curhat Nadine
50
Mengejar Rio
51
Kecewa
52
Gareth dan Amanda
53
Flashback Gareth Dan Amanda
54
Persiapan Berangkat
55
Santai Sejenak
56
Berangkat
57
Berburu Hantaran
58
Mencari Papa
59
Min Ji
60
Amanda Bertanya
61
Masih Min Ji
62
Arka Syuting
63
Semut
64
Macet
65
Bertemu Lagi
66
Sweet Nono
67
Flu
68
Tanya
69
Bergegas
70
Amman
71
Dirumah Bersama Ansel
72
Memberitahu Arka
73
Curiga
74
Belum Mau Pulang
75
Maaf
76
Antara Satu dan Yang Lain
77
Meminta
78
Dari Ayank
79
Lampu Hijau dari Om
80
Menjenguk
81
Berkunjung Lagi
82
Obsesi
83
Anak Cucu
84
Kasmaran
85
Bercerita
86
Break Syuting
87
Lawu
88
Kemana Arka dan Rio
89
Tiba
90
Mbok Yem
91
Firman Yang Marah
92
Sendal
93
Pulang Ke Rumah
94
Kiriman
95
Cerita Kopi
96
Memilih
97
Dinner
98
Isi Hati
99
Emergency
100
Papa Ka
101
Manda
102
Cake dan Pencuri Kecil
103
Lamaran Wew
104
Masih di Acara Lamaran
105
Man, Ka
106
Kejadian
107
Sikap Yang Berlebihan
108
Kekhawatiran Si Kembar
109
Food Court
110
Cupcake
111
Mampir
112
Pergi Lagi
113
Telpon
114
Foto Prewedding
115
Nono dan Jiji
116
Pacar Baru
117
Pergi
118
Senoparty
119
Ketemu
120
Caper
121
Nama Anak
122
Menjelang
123
Minta Gendong
124
Rencana Riri
125
Ultah Riri
126
Masih Ultah Riri
127
Paket
128
Pertanyaan Amanda
129
Wew Aneh
130
Isi Hati Ansel
131
Paqui
132
Kaktus
133
Karen's dinner
134
Krik Krik Krik
135
Ansel oh Ansel
136
Syuting kembali
137
Pingitan
138
Hamil?
139
Kode
140
Ansel mendadak alim
141
Wafer
142
Masuk Kerja
143
Berdua
144
Lempar Televisi
145
Sindiran
146
Puk Riri
147
Dukun
148
Syuting sebelum
149
Pesta Bujang
150
Melabrak
151
Fitting Final
152
Dadar Gulung
153
Persiapan Pernikahan
154
Ansel Menikah
155
Masih di acara
156
Terjaga
157
Sebuah Pertanyaan
158
Calon Pelakor
159
Jiji dan Nono
160
Rio
161
Sebelum Itu
162
Rio lagi
163
Main Ke Rumah Joanna

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!