Pembersihan Menyeluruh

Pasca kepulangan dua asisten rumah tangganya. Amanda seperti orang yang haus akan pembuktian. Ia mulai membersihkan setiap benda dan sudut ruangan satu demi satu.

Ia bahkan tak membiarkan debu berterbangan sedikitpun. Tak ada ampun untuk segala sesuatu yang kotor. Yang tidak terlihat kotor saja ia cuci dengan menggunakan sabun anti bakteri, apalagi yang jelas-jelas terlihat kotor.

Mula-mula ia mensterilkan kamarnya terlebih dahulu. Lalu memindahkan si kembar kesana setelah ruangan tersebut sudah bersih.

Tak lama ia membersihkan box bayi, mengganti seprai di dalamnya dan membersihkan kamar si kembar secara menyeluruh.

Setelah semuanya rapi, anak-anak kembali dipindahkan ke kamar tersebut. Amanda lanjut membersihkan ruangan lainnya, termasuk segala jenis perabotan.

Ia memang sengaja tak meminta bantuan asisten rumah tangga. Sebab ia khawatir mereka tak sebersih dirinya. Ia telah mendadak menjadi wanita yang insecure terhadap kebersihan, dan butuh validasi agar dirinya kembali dianggap sebagai ibu yang rajin.

Mungkin sebagian besar ibu akan mengalami krisis kepercayaan diri, ketika suami atau mertua dan ipar mengkritisi kinerjanya sebagai seorang ibu. Dalam hal apapun itu, pasti ada seorang ibu yang merasa minder akibat merasa dirinya kurang dalam memberi sesuatu.

Ia baru menjadi istri dan ibu, belum ada lima tahun. Wajar bila ia masih merasa jika dirinya kurang dalam menjalankan perannya sebagai sosok tersebut.

Arka pun sama demikian, ia baru menjadi suami dan juga seorang ayah. Ditambah usianya memang masih terbilang muda. Tak ada gading yang tak retak, tak ada rumah tangga yang tak memiliki kekurangan.

Arka salah dalam menyampaikan pendapat. Tapi Amanda sendiri enggan mengkomunikasikan hal tersebut. Sehingga kini mereka terjebak dalam situasi yang dihadapi banyak pasangan rumah tangga pada umumnya. Yakni yang satu sakit hati, dan yang satunya tidak menyadari jika telah menyakiti.

***

"Pernah nggak sih, Nin. Waktu kecil anak-anak lo sakit pencernaan karena bakteri?"

Amanda menelpon Nindya sahabatnya dan bertanya.

"Ya pernah lah, Man. Namanya juga anak-anak. Apalagi pas mereka baru belajar menggigit tuh, kan segala masuk ke mulut. Yang mainan lah, jepit rambut gue lah, ujung karpet, segala macem." jawab Nindya.

Amanda menghela nafas, ternyata ia tak sendirian.

"Anak-anak lo sakit?" tanya Nindya kemudian.

"Iya, agak rewel dan dokter bilang pencernaannya bermasalah. Tadi sempat pup dan sedikit cair." jawab Nindya.

"Itu mah biasa, Man. Nggak usah terlalu di jadikan stres. Toh nggak sampe di rawat kan?" tanya Nindya lagi.

"Ya nggak sampe sih, cuma gue jadi khawatir dan insecure aja. Apa gue yang kurang menjaga kebersihan dan kurang mengurus mereka."

"Sabar, bakteri mah ada di mana-mana. Mau seribu kali lo mensterilkan ruangan, bakteri akan tetap ada. Itu makhluk paling purba di muka bumi. Cuma kalau di bersihkan itu, jumlah yang jahat jadi berkurang dan nggak sebanyak saat kotor. Tapi tetap ada, nggak bisa hilang seratus persen." Nindya mencoba menenangkan Amanda.

Sementara lagi-lagi Amanda menghela nafas panjang.

"Takut banget gue, Nin. Gue pikir anak gue doang yang begitu."

Nindya tertawa.

"Kan lo pinter, koq malah jadi buntu?. Di google kan banyak juga artikel yang membahas tentang hal tersebut."

"Udah baca, tapi rata-rata artikelnya menjurus kepada menyalahkan. Seolah kita tuh nggak menjaga kebersihan. Padahal kan lo tau sendiri gue kayak apa kalau soal kebersihan. Asisten rumah tangga aja kalah sama gue."

"Iya sih, lo pembersih banget. Tapi ya namanya juga anak mau sakit, ada aja sebabnya. Kadang bukan salah di kita juga. Kita udah maksimal, bakterinya yang ganas."

Amanda mulai bisa tertawa.

"Ya udah thank you ya, Nin. Gue lega kalau ada temennya begini." ujar Amanda lagi.

"Makanya lo sering-sering curhat atau ikut grup emak-emak, Man."

"Ih nggak mau ah, ntar gue diajak arisan sama ghibah lagi." seloroh Amanda. Nindya pun kini tertawa.

"Ya udah, gue mau belanja dulu nih. Ntar kita sambung lagi ya." ujar Nindya.

"Ya udah, makasih ya Nin sekali lagi." ucap Amanda.

"Iya sama-sama."

"Bye, Nin."

"Bye Amanda."

Amanda menutup telpon lalu tersenyum. Kemudian ia ingat harus membuat makan siang malam. Maka ia pun pergi memasak dan kembali beberes. Hingga akhirnya rasa lelah benar-benar menyerang wanita itu.

***

Waktu berlalu, Arka pulang dan menemukan istrinya mengorok di sofa. Tak biasanya Amanda tidur sampai mendengkur seperti itu. Arka saja sampai terheran-heran dibuatnya.

"Man."

Arka mencoba membangunkan istrinya itu.

"Amanda."

"Hah?"

Amanda bersuara, namun tetap tak membuka mata. Hanya bergerak sedikit lalu ia kembali terlelap.

"Pindah ke kamar gih, jangan tidur disini. Ntar badannya sakit semua."

"Hmmm."

Amanda tetap tak membuka matanya, dan beberapa saat kemudian ia kembali nyenyak. Arka pun lalu mengangkat tubuh istrinya itu dan membawanya ke kamar. Ia melihat kamar begitu rapi dan bersih.

Setelah menyelimuti Amanda dan keluar, ia juga menyadari jika seluruh ruangan itu tak ada yang kotor satu pun. Bahkan ada aroma pengharum ruangan yang begitu wangi.

Arka tau istrinya pasti dari beberes rumah. Namun ia lupa jika tadi siang ia tanpa sengaja menyinggung istrinya perkara tersebut. Bahkan ia tak menyadari sama sekali.

"Papapa."

Azka dan Afka bersuara. Entah perasaan atau indera penciuman mereka yang tajam, yang jelas mereka mengetahui kepulangan Arka. Meski Arka belum sempat menyambangi kamar mereka sejak tadi. Arka pun lalu menuju kepada kedua anak itu.

"Hai sayang."

Ia menyapa keduanya dan mereka berebut untuk disambut oleh sang ayah. Maka Arka pun mengeluarkan mereka dari dalam box bayi, lalu menurunkannya ke karpet bulu.

"Kalian udah enakan badannya?" tanya Arka.

"Papapa."

Arka meraba kening kedua anak itu dan mereka sudah tidak panas lagi.

"Anak baik, harus di lawan ya penyakitnya. Harus berani." ujarnya kemudian.

"Eheeee."

"Mama."

Afka menyebutkan nama Amanda.

"Mama lagi bobo, kalian sama papa dulu ya." ujar Arka.

"Mama."

"Iya, mama bobok di kamar. Kecapean mama, abis beres-beres dia kayaknya."

"Papapa?"

"Iya, papa disini sama kalian." ucap Arka lagi.

Azka lalu mendekat dengan menyodorkan mainan mobil-mobilannya pada Arka.

"Oh, mau ngajak papa main ini?" tanya Arka.

"Papapa." ucap Azka.

"Neng." lanjutnya lagi.

"Ngeng?. Mau main ngeng?"

"Neng." Afka menimpali.

"Remote nya mana?" tanya Arka

"Mot." Afka memberikan remote air conditioner pada sang ayah.

"Bukan remote ini, nak. Tapi remote mobil-mobilannya." ujar Arka lagi.

"Mot?"

"Iya, mana?"

Arka mulai melihat kesana-kemari dan tak sulit menemukan remote control dari mainan tersebut.

"Nih ini nih." ujar Arka lagi ketika berhasil mendapatkan.

"Main yuk!" lanjutnya.

Maka si kembar terlihat makin antusias. Mereka duduk di hadapan Arka dan melihat ayah mereka itu tengah memainkan mobil-mobilan.

Mobil-mobilan itu dibuat bergerak kesana-kemari oleh Arka. Mula-mula si kembar diam dan memperhatikan, tak lama mereka kemudian mengejar mainan tersebut kesana-kemari.

***

Terpopuler

Comments

Bunda'ne Aqila

Bunda'ne Aqila

konflik dalam rumah tangga tuh udah biasa asal jangan berlarut2 aja selesaikan dengan Kepala dingin dan saling ngoreksi diri masing² gitu cara nyelesain nya
abis beberes rumah bersih semua hati ibu pasti lgsung plong walaupun lelah tapi legaaa

2022-07-31

1

Nana

Nana

semoga Arka segera menyadari kesalahannya

2022-07-30

0

Tri Soen

Tri Soen

Gapapa lah dikit aja konflik nya biar gak monoton rumah tangga nya 🤭

2022-07-05

0

lihat semua
Episodes
1 Kehidupan Arka dan Amanda
2 Rio Yang Mulai Berguna
3 Gareth
4 Rio Kolaborasi
5 Kain Jarik
6 Semua Tentang Gareth
7 Foto Di Dalam Galeri
8 Perkataan Yang Mengganggu
9 Mulai Bertanya
10 Lelah
11 Pembersihan Menyeluruh
12 Amanda Jadi Aneh
13 Bertemu Lagi
14 Kebun Binatang
15 Melihat
16 Berkunjung Ke Amman
17 Rutinitas Membosankan
18 Curhat
19 Ansel Minta Ditemani
20 Melamar Intan
21 Memberitahu Orang Tua
22 Pisah
23 Pesta
24 Pesta Lanjutan
25 Dicari Oleh Si Kembar
26 Masih Bertahan
27 Pertemuan Tak Terduga
28 Perkataan Rio
29 Sebait Rindu
30 Rencana Intan dan Ansel
31 Tawaran Iklan
32 Dimarahi Ibu
33 Menguntit
34 Syuting
35 Sedikit Lupa Diri
36 Panas
37 Menjemput Anak
38 Pulang Ke Rumah
39 Cerah Kembali
40 Gareth Dan Elina
41 Bersama Lagi
42 Nino dan Samyang
43 Nino Healing
44 Joanna
45 Kelakuan Afka
46 Baby Blues?
47 Malam Hangat
48 Rio Aneh
49 Curhat Nadine
50 Mengejar Rio
51 Kecewa
52 Gareth dan Amanda
53 Flashback Gareth Dan Amanda
54 Persiapan Berangkat
55 Santai Sejenak
56 Berangkat
57 Berburu Hantaran
58 Mencari Papa
59 Min Ji
60 Amanda Bertanya
61 Masih Min Ji
62 Arka Syuting
63 Semut
64 Macet
65 Bertemu Lagi
66 Sweet Nono
67 Flu
68 Tanya
69 Bergegas
70 Amman
71 Dirumah Bersama Ansel
72 Memberitahu Arka
73 Curiga
74 Belum Mau Pulang
75 Maaf
76 Antara Satu dan Yang Lain
77 Meminta
78 Dari Ayank
79 Lampu Hijau dari Om
80 Menjenguk
81 Berkunjung Lagi
82 Obsesi
83 Anak Cucu
84 Kasmaran
85 Bercerita
86 Break Syuting
87 Lawu
88 Kemana Arka dan Rio
89 Tiba
90 Mbok Yem
91 Firman Yang Marah
92 Sendal
93 Pulang Ke Rumah
94 Kiriman
95 Cerita Kopi
96 Memilih
97 Dinner
98 Isi Hati
99 Emergency
100 Papa Ka
101 Manda
102 Cake dan Pencuri Kecil
103 Lamaran Wew
104 Masih di Acara Lamaran
105 Man, Ka
106 Kejadian
107 Sikap Yang Berlebihan
108 Kekhawatiran Si Kembar
109 Food Court
110 Cupcake
111 Mampir
112 Pergi Lagi
113 Telpon
114 Foto Prewedding
115 Nono dan Jiji
116 Pacar Baru
117 Pergi
118 Senoparty
119 Ketemu
120 Caper
121 Nama Anak
122 Menjelang
123 Minta Gendong
124 Rencana Riri
125 Ultah Riri
126 Masih Ultah Riri
127 Paket
128 Pertanyaan Amanda
129 Wew Aneh
130 Isi Hati Ansel
131 Paqui
132 Kaktus
133 Karen's dinner
134 Krik Krik Krik
135 Ansel oh Ansel
136 Syuting kembali
137 Pingitan
138 Hamil?
139 Kode
140 Ansel mendadak alim
141 Wafer
142 Masuk Kerja
143 Berdua
144 Lempar Televisi
145 Sindiran
146 Puk Riri
147 Dukun
148 Syuting sebelum
149 Pesta Bujang
150 Melabrak
151 Fitting Final
152 Dadar Gulung
153 Persiapan Pernikahan
154 Ansel Menikah
155 Masih di acara
156 Terjaga
157 Sebuah Pertanyaan
158 Calon Pelakor
159 Jiji dan Nono
160 Rio
161 Sebelum Itu
Episodes

Updated 161 Episodes

1
Kehidupan Arka dan Amanda
2
Rio Yang Mulai Berguna
3
Gareth
4
Rio Kolaborasi
5
Kain Jarik
6
Semua Tentang Gareth
7
Foto Di Dalam Galeri
8
Perkataan Yang Mengganggu
9
Mulai Bertanya
10
Lelah
11
Pembersihan Menyeluruh
12
Amanda Jadi Aneh
13
Bertemu Lagi
14
Kebun Binatang
15
Melihat
16
Berkunjung Ke Amman
17
Rutinitas Membosankan
18
Curhat
19
Ansel Minta Ditemani
20
Melamar Intan
21
Memberitahu Orang Tua
22
Pisah
23
Pesta
24
Pesta Lanjutan
25
Dicari Oleh Si Kembar
26
Masih Bertahan
27
Pertemuan Tak Terduga
28
Perkataan Rio
29
Sebait Rindu
30
Rencana Intan dan Ansel
31
Tawaran Iklan
32
Dimarahi Ibu
33
Menguntit
34
Syuting
35
Sedikit Lupa Diri
36
Panas
37
Menjemput Anak
38
Pulang Ke Rumah
39
Cerah Kembali
40
Gareth Dan Elina
41
Bersama Lagi
42
Nino dan Samyang
43
Nino Healing
44
Joanna
45
Kelakuan Afka
46
Baby Blues?
47
Malam Hangat
48
Rio Aneh
49
Curhat Nadine
50
Mengejar Rio
51
Kecewa
52
Gareth dan Amanda
53
Flashback Gareth Dan Amanda
54
Persiapan Berangkat
55
Santai Sejenak
56
Berangkat
57
Berburu Hantaran
58
Mencari Papa
59
Min Ji
60
Amanda Bertanya
61
Masih Min Ji
62
Arka Syuting
63
Semut
64
Macet
65
Bertemu Lagi
66
Sweet Nono
67
Flu
68
Tanya
69
Bergegas
70
Amman
71
Dirumah Bersama Ansel
72
Memberitahu Arka
73
Curiga
74
Belum Mau Pulang
75
Maaf
76
Antara Satu dan Yang Lain
77
Meminta
78
Dari Ayank
79
Lampu Hijau dari Om
80
Menjenguk
81
Berkunjung Lagi
82
Obsesi
83
Anak Cucu
84
Kasmaran
85
Bercerita
86
Break Syuting
87
Lawu
88
Kemana Arka dan Rio
89
Tiba
90
Mbok Yem
91
Firman Yang Marah
92
Sendal
93
Pulang Ke Rumah
94
Kiriman
95
Cerita Kopi
96
Memilih
97
Dinner
98
Isi Hati
99
Emergency
100
Papa Ka
101
Manda
102
Cake dan Pencuri Kecil
103
Lamaran Wew
104
Masih di Acara Lamaran
105
Man, Ka
106
Kejadian
107
Sikap Yang Berlebihan
108
Kekhawatiran Si Kembar
109
Food Court
110
Cupcake
111
Mampir
112
Pergi Lagi
113
Telpon
114
Foto Prewedding
115
Nono dan Jiji
116
Pacar Baru
117
Pergi
118
Senoparty
119
Ketemu
120
Caper
121
Nama Anak
122
Menjelang
123
Minta Gendong
124
Rencana Riri
125
Ultah Riri
126
Masih Ultah Riri
127
Paket
128
Pertanyaan Amanda
129
Wew Aneh
130
Isi Hati Ansel
131
Paqui
132
Kaktus
133
Karen's dinner
134
Krik Krik Krik
135
Ansel oh Ansel
136
Syuting kembali
137
Pingitan
138
Hamil?
139
Kode
140
Ansel mendadak alim
141
Wafer
142
Masuk Kerja
143
Berdua
144
Lempar Televisi
145
Sindiran
146
Puk Riri
147
Dukun
148
Syuting sebelum
149
Pesta Bujang
150
Melabrak
151
Fitting Final
152
Dadar Gulung
153
Persiapan Pernikahan
154
Ansel Menikah
155
Masih di acara
156
Terjaga
157
Sebuah Pertanyaan
158
Calon Pelakor
159
Jiji dan Nono
160
Rio
161
Sebelum Itu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!