Lelah

"Hekheee."

Si kembar menangis keras di tengah malam yang suntuk. Amanda dan Arka yang tadi lembur dan baru saja tidur itu pun terbangun mendadak.

Buru-buru pasangan suami-istri tersebut menuju ke kamar anak mereka dan mengecek apa yang telah terjadi.

"Kalian kenapa sayang?" tanya Amanda khawatir.

Arka membuka popok mereka namun mereka tak ada yang buang air. Arka dan Amanda juga melepaskan seluruh pakaian kedua anak itu dan melihat. Apakah ada hewan semacam semut atau kutu kasur yang menggigit. Ternyata tak ada juga.

"Mimpi doang kali, Man." ucap Arka pada Amanda.

"Iya, Ka. Kayaknya gitu deh." Amanda menimpali.

Lalu mereka mengganti popok dan baju yang baru, setelah itu membawa si kembar keluar kamar dan memberi mereka ASI di dalam botol.

Mereka diam setelah beberapa saat, kala itu rasa kantuk sudah sedemikian menyerang Arka maupun Amanda. Sehingga mereka pada akhirnya terlelap kembali usai menidurkan sang anak di dalam box.

Pagi hari seperti biasa mereka bangun. Meski mata masih berat, keduanya sama-sama mengurus anak, dan juga kebersihan rumah. Tak lama setelah itu mereka bersiap untuk pergi ke kantor.

Sesampainya di kantor, mereka menjalani rutinitas yang itu lagi dan itu lagi. Semua makin memperparah kelelahan yang sudah mereka dapat sejak kemarin.

"Bu Amanda, kita ada masalah bu."

Salah seorang karyawan melaporkan beberapa hal yang terjadi sejak semalaman. Bahwa di beberapa sektor mereka mendapat masalah yang serius.

Amanda mempelajari semua itu secara cepat, kemudian mengadakan sebuah rapat yang mendadak. Rapat tersebut berlangsung cukup lama dan penuh perdebatan antar para pesertanya.

Tak jauh berbeda dengan Arka, di kantor pemuda itu pun sedang ada masalah. Meski bukan ia yang menimbulkan masalah tersebut, namun tetap saja ia ikut ambil bagian dalam menyelesaikannya. Sebab itu ada hubungan dengan divisi yang saat ini Arka pimpin.

"Hhhhh."

Arka dan Amanda sama-sama menarik nafas panjang, ketika semuanya telah selesai. Meski saat ini mereka berada di dua tempat yang berbeda.

"Dert."

"Dert."

"Dert."

Tiba-tiba terdengar notifikasi getar di handphone masing-masing.

"Bu, anak-anak mendadak panas badannya."

"Pak, anak-anak panas tinggi."

Pesan yang dikirim oleh pengasuh si kembar itu sontak saja membuat Arka dan Amanda jadi kelabakan. Keduanya bergegas meninggalkan kantor.

Arka sebelumnya meminta izin dulu pada atasan, sedang Amanda hanya membuat sebuah pemberitahuan, jika ia harus pulang sejenak.

Arka mengemudikan mobil dengan kecepatan cukup tinggi, meski akhirnya harus terjebak macet. Sedang Amanda sendiri meminjam mobil salah satu karyawannya. Sebab tak mungkin menunggu pak Darwis.

Tadi ia diantar oleh Arka dan saat ini posisi pak Darwis masih di rumah. Butuh beberapa saat, baru ia bisa sampai ke kantor untuk menjemput Amanda.

Setibanya di penthouse, Arka dan Amanda bertemu muka di parkiran. Tanpa berkata apa-apa mereka segera pergi ke lantai atas dan langsung memeriksa anak mereka.

"Kayaknya kita bawa aja ke dokter deh, Ka. Takut kejang, soalnya tinggi banget." ucap Amanda setelah melihat termometer yang semula ditempelkan pengasuh pada mereka.

Arka mengangguk lalu menggendong salah satu anaknya, sementara anak yang lain dibawa oleh Amanda. Di sepanjang perjalanan mereka tampak resah di car seat. Sebab memang mereka tengah sakit dan butuh pertolongan segera.

Beruntung ada klinik ibu dan anak terdekat, maka Arka segera saja melarikan kedua anaknya tersebut kesana.

***

"Mereka mengalami masalah pencernaan. Bisa jadi terinfeksi bakteri dari apa yang mereka makan, atau mainan yang mereka sering masukan ke dalam mulut."

Dokter berujar pada Arka dan juga Amanda. Saat ini si kembar sudah lebih stabil, karena telah ditangani dengan baik oleh dokter anak. Panas mereka juga sudah turun dan mereka tak lagi rewel seperti tadi.

"Mungkin kamu kurang menjaga kebersihan tempat susu mereka atau mainan mereka, Man."

Arka berujar ketika mereka semua sudah berada di dalam mobil dan bersiap untuk pulang. Sebab dokter mengatakan tak perlu rawat inap dan si kembar hanya diberikan obat saja.

Amanda terdiam mendengar perkataan suaminya itu. Selama ini ia sudah totalitas dalam menjaga kebersihan dan kesehatan keluarganya. Tapi Arka menganggap seolah-olah dirinya lalai dalam hal mengasuh anak.

Ingin rasanya Amanda marah, tapi saat ini ketenangan si kembar lebih penting. Sebab jika mendengar ibu atau ayah mereka bersuara keras, si kembar biasanya akan menangis. Maka jadilah Amanda memendam perasaannya dalam-dalam.

"Hoayaa."

Afka bersuara, disusul oleh saudaranya.

"Hoayaa."

"Iya sayang, kita pulang ya." ujar Amanda kemudian.

Arka lalu menghidupkan mesin mobil dan mereka kembali ke rumah. Sesampainya di rumah, Amanda terus teringat pada perkataan Arka tadi di depan klinik.

Kini sebagai ibu ia mempertanyakan, apakah dirinya memang kurang dalam mengurus sang anak. 

"Halo pak Darwis."

Amanda menelpon pak Darwis.

"Iya bu, ada apa?" tanya pak Darwis pada wanita itu.

"Pak ke rumah sekarang ya. Saya mau minta tolong antarkan mobil karyawan saya ke kantor. Tapi saya pake mobil dia buat pulang ke rumah. Sekarang saya kayaknya nggak balik lagi kesana. Anak-anak sakit."

"Oh ya udah, bu. Tunggu sebentar ya."

"Iya pak, makasih ya pak."

"Sama-sama pak."

Amanda menyudahi telpon.

"Kamu nggak balik lagi ke kantor?" tanya Arka pada istrinya tersebut. Ia tak sadar jika ia telah melukai hati Amanda dengan perkataannya.

Amanda menggelengkan kepala.

"Nggak, mau ngurus anak-anak aja." ucap Amanda sambil sedikit menunduk.

Ada kesedihan yang ia simpan dimatanya. Namun Arka yang tengah lelah dan runyam oleh urusan pekerjaan itu, jadi tak cukup peka seperti biasanya.

"Ya udah, aku balik kantor nggak apa-apa ya?. Aku janji sore nanti nggak kemana-mana dan langsung pulang." ucap Arka.

Amanda kembali mengangguk. Arka lalu mencium kening istrinya itu, beralih mencium Azka dan juga Afka yang mulai mengantuk akibat pengaruh obat. Lalu ia pun beranjak kembali menuju kantor. Sedang Amanda kini menarik nafas panjang, dengan perasan yang masih campur aduk.

"Mama."

Azka bersuara, di saat matanya sudah begitu sayu.

"Iya nak, bobok ya. Mama disini sama kalian." ucap Amanda.

Maka Azka pun memejamkan mata, Amanda memandangi mereka cukup lama. Sampai kemudian ia mulai membereskan semuanya.

Ia masih sakit hati dibilang kurang bersih. Maka ia pun mengosongkan rumah dari orang lain dengan menyuruh Anita serta Lastri istirahat. Ia berterima kasih pada kedua asisten rumah tangganya itu karena telah sigap memberitahu keadaan si kembar.

"Ibu nggak apa-apa kita tinggal sendirian?" tanya Anita.

"Nggak apa-apa, Nit. Lagipula anak-anak sudah mendingan."

"Ya sudah bu, kalau ada apa-apa hubungi kita aja." ujar Anita lagi.

Amanda mengangguk, lalu mereka pun bergerak meninggalkan rumah.

Terpopuler

Comments

Bunda'ne Aqila

Bunda'ne Aqila

emang bikin sakit hati tuh saat suami mengoreksi istri kurang menjaga ini itu di saat anak² sakit walaupun sejatinya suami tak bermaksud menyalahkan istri juga, karena setiap anak maupun orang dewasa pasti ada saatnya imunitas drop, tapi tetap hati istri sakit karena dia udah berusaha melakukan yang terbaik untuk keluarganya loh, jadi istri plus ibu itu super banget letihnya 😌

2022-07-31

1

Nana

Nana

Arka gk sadar klo ucapannya sdh menyakiti hati Amanda. tp aq yakin kok Arka sm Amanda bisa melalui masalah ini dg baik

2022-07-30

0

Ike Kartika

Ike Kartika

senwng bgt dpt suami seprt arka.mau ikut bgn saat ank bgn tgh mlm...ak mah dulu boro2 suami ikut bergadang krn ank bgn..krj aja belum pulang2 entah kmn mampir nya..pdhl krj nya cm smp jam 5 sore paling mlm jam 6..eh giliran pulg mulit udh bau minuman.untg rmh tangga ku cm iklan gk langgeng..dan Almadulillah skrg dpt suami ber xxx lipat ksh syg nya perhatian nya baik nya..berasa bgt jd perempuan di hargai di sayangi..ternyt untk mendpt kan yg soleh tuh hrs lewtin rintangan dl😁😁

2022-03-23

1

lihat semua
Episodes
1 Kehidupan Arka dan Amanda
2 Rio Yang Mulai Berguna
3 Gareth
4 Rio Kolaborasi
5 Kain Jarik
6 Semua Tentang Gareth
7 Foto Di Dalam Galeri
8 Perkataan Yang Mengganggu
9 Mulai Bertanya
10 Lelah
11 Pembersihan Menyeluruh
12 Amanda Jadi Aneh
13 Bertemu Lagi
14 Kebun Binatang
15 Melihat
16 Berkunjung Ke Amman
17 Rutinitas Membosankan
18 Curhat
19 Ansel Minta Ditemani
20 Melamar Intan
21 Memberitahu Orang Tua
22 Pisah
23 Pesta
24 Pesta Lanjutan
25 Dicari Oleh Si Kembar
26 Masih Bertahan
27 Pertemuan Tak Terduga
28 Perkataan Rio
29 Sebait Rindu
30 Rencana Intan dan Ansel
31 Tawaran Iklan
32 Dimarahi Ibu
33 Menguntit
34 Syuting
35 Sedikit Lupa Diri
36 Panas
37 Menjemput Anak
38 Pulang Ke Rumah
39 Cerah Kembali
40 Gareth Dan Elina
41 Bersama Lagi
42 Nino dan Samyang
43 Nino Healing
44 Joanna
45 Kelakuan Afka
46 Baby Blues?
47 Malam Hangat
48 Rio Aneh
49 Curhat Nadine
50 Mengejar Rio
51 Kecewa
52 Gareth dan Amanda
53 Flashback Gareth Dan Amanda
54 Persiapan Berangkat
55 Santai Sejenak
56 Berangkat
57 Berburu Hantaran
58 Mencari Papa
59 Min Ji
60 Amanda Bertanya
61 Masih Min Ji
62 Arka Syuting
63 Semut
64 Macet
65 Bertemu Lagi
66 Sweet Nono
67 Flu
68 Tanya
69 Bergegas
70 Amman
71 Dirumah Bersama Ansel
72 Memberitahu Arka
73 Curiga
74 Belum Mau Pulang
75 Maaf
76 Antara Satu dan Yang Lain
77 Meminta
78 Dari Ayank
79 Lampu Hijau dari Om
80 Menjenguk
81 Berkunjung Lagi
82 Obsesi
83 Anak Cucu
84 Kasmaran
85 Bercerita
86 Break Syuting
87 Lawu
88 Kemana Arka dan Rio
89 Tiba
90 Mbok Yem
91 Firman Yang Marah
92 Sendal
93 Pulang Ke Rumah
94 Kiriman
95 Cerita Kopi
96 Memilih
97 Dinner
98 Isi Hati
99 Emergency
100 Papa Ka
101 Manda
102 Cake dan Pencuri Kecil
103 Lamaran Wew
104 Masih di Acara Lamaran
105 Man, Ka
106 Kejadian
107 Sikap Yang Berlebihan
108 Kekhawatiran Si Kembar
109 Food Court
110 Cupcake
111 Mampir
112 Pergi Lagi
113 Telpon
114 Foto Prewedding
115 Nono dan Jiji
116 Pacar Baru
117 Pergi
118 Senoparty
119 Ketemu
120 Caper
121 Nama Anak
122 Menjelang
123 Minta Gendong
124 Rencana Riri
125 Ultah Riri
126 Masih Ultah Riri
127 Paket
128 Pertanyaan Amanda
129 Wew Aneh
130 Isi Hati Ansel
131 Paqui
132 Kaktus
133 Karen's dinner
134 Krik Krik Krik
135 Ansel oh Ansel
136 Syuting kembali
137 Pingitan
138 Hamil?
139 Kode
140 Ansel mendadak alim
141 Wafer
142 Masuk Kerja
143 Berdua
144 Lempar Televisi
145 Sindiran
146 Puk Riri
147 Dukun
148 Syuting sebelum
149 Pesta Bujang
150 Melabrak
151 Fitting Final
152 Dadar Gulung
153 Persiapan Pernikahan
154 Ansel Menikah
155 Masih di acara
156 Terjaga
157 Sebuah Pertanyaan
158 Calon Pelakor
159 Jiji dan Nono
160 Rio
161 Sebelum Itu
162 Rio lagi
163 Main Ke Rumah Joanna
Episodes

Updated 163 Episodes

1
Kehidupan Arka dan Amanda
2
Rio Yang Mulai Berguna
3
Gareth
4
Rio Kolaborasi
5
Kain Jarik
6
Semua Tentang Gareth
7
Foto Di Dalam Galeri
8
Perkataan Yang Mengganggu
9
Mulai Bertanya
10
Lelah
11
Pembersihan Menyeluruh
12
Amanda Jadi Aneh
13
Bertemu Lagi
14
Kebun Binatang
15
Melihat
16
Berkunjung Ke Amman
17
Rutinitas Membosankan
18
Curhat
19
Ansel Minta Ditemani
20
Melamar Intan
21
Memberitahu Orang Tua
22
Pisah
23
Pesta
24
Pesta Lanjutan
25
Dicari Oleh Si Kembar
26
Masih Bertahan
27
Pertemuan Tak Terduga
28
Perkataan Rio
29
Sebait Rindu
30
Rencana Intan dan Ansel
31
Tawaran Iklan
32
Dimarahi Ibu
33
Menguntit
34
Syuting
35
Sedikit Lupa Diri
36
Panas
37
Menjemput Anak
38
Pulang Ke Rumah
39
Cerah Kembali
40
Gareth Dan Elina
41
Bersama Lagi
42
Nino dan Samyang
43
Nino Healing
44
Joanna
45
Kelakuan Afka
46
Baby Blues?
47
Malam Hangat
48
Rio Aneh
49
Curhat Nadine
50
Mengejar Rio
51
Kecewa
52
Gareth dan Amanda
53
Flashback Gareth Dan Amanda
54
Persiapan Berangkat
55
Santai Sejenak
56
Berangkat
57
Berburu Hantaran
58
Mencari Papa
59
Min Ji
60
Amanda Bertanya
61
Masih Min Ji
62
Arka Syuting
63
Semut
64
Macet
65
Bertemu Lagi
66
Sweet Nono
67
Flu
68
Tanya
69
Bergegas
70
Amman
71
Dirumah Bersama Ansel
72
Memberitahu Arka
73
Curiga
74
Belum Mau Pulang
75
Maaf
76
Antara Satu dan Yang Lain
77
Meminta
78
Dari Ayank
79
Lampu Hijau dari Om
80
Menjenguk
81
Berkunjung Lagi
82
Obsesi
83
Anak Cucu
84
Kasmaran
85
Bercerita
86
Break Syuting
87
Lawu
88
Kemana Arka dan Rio
89
Tiba
90
Mbok Yem
91
Firman Yang Marah
92
Sendal
93
Pulang Ke Rumah
94
Kiriman
95
Cerita Kopi
96
Memilih
97
Dinner
98
Isi Hati
99
Emergency
100
Papa Ka
101
Manda
102
Cake dan Pencuri Kecil
103
Lamaran Wew
104
Masih di Acara Lamaran
105
Man, Ka
106
Kejadian
107
Sikap Yang Berlebihan
108
Kekhawatiran Si Kembar
109
Food Court
110
Cupcake
111
Mampir
112
Pergi Lagi
113
Telpon
114
Foto Prewedding
115
Nono dan Jiji
116
Pacar Baru
117
Pergi
118
Senoparty
119
Ketemu
120
Caper
121
Nama Anak
122
Menjelang
123
Minta Gendong
124
Rencana Riri
125
Ultah Riri
126
Masih Ultah Riri
127
Paket
128
Pertanyaan Amanda
129
Wew Aneh
130
Isi Hati Ansel
131
Paqui
132
Kaktus
133
Karen's dinner
134
Krik Krik Krik
135
Ansel oh Ansel
136
Syuting kembali
137
Pingitan
138
Hamil?
139
Kode
140
Ansel mendadak alim
141
Wafer
142
Masuk Kerja
143
Berdua
144
Lempar Televisi
145
Sindiran
146
Puk Riri
147
Dukun
148
Syuting sebelum
149
Pesta Bujang
150
Melabrak
151
Fitting Final
152
Dadar Gulung
153
Persiapan Pernikahan
154
Ansel Menikah
155
Masih di acara
156
Terjaga
157
Sebuah Pertanyaan
158
Calon Pelakor
159
Jiji dan Nono
160
Rio
161
Sebelum Itu
162
Rio lagi
163
Main Ke Rumah Joanna

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!