"Hai gaes, jumpa lagi dengan gue Rio Salim di mukbang with Riri. Tapi kali ini gue nggak mukbang, gaes. Melainkan kita akan masak dengan seorang master chef yang sudah sangat terkenal. Ini dia chef Bonbon Susanto."
Rio memulai syuting konten YouTube nya di pagi buta. Lantaran seluruh prosesi tersebut akan panjang, mengingat konten hari ini adalah memasak 1000 porsi sosis cabai hijau gurih. Yang mana nantinya makanan tersebut akan di bagikan ke warga sekitar.
Bertepatan dengan itu semua, Arka dan Amanda baru saja bangun. Mereka semalam tidur di kamar si kembar, setelah berdongeng untuk kedua anak mereka tersebut.
"Good morning, sayang mama."
"Good morning, sayang papa."
Arka dan Amanda menyapa kedua anak mereka dengan ceria dan juga ramah. Hingga kedua anak itu pun mengeluarkan suara.
"Nining."
"Koq Nining?" tanya Amanda heran.
"Oh, good morning." Ia akhirnya menyadari.
"Jawabannya Nining, Nining siapa coba?" Arka berseloroh sambil tersenyum.
"Eheeee."
"Eheeee."
Kedua anak itu tertawa lalu,
"Brooot."
Mereka mengeluarkan semburan gas pagi.
"Dih, ganteng-ganteng kentut."
Amanda menutup hidung seraya memperhatikan kedua anak itu. Begitupula dengan Arka.
"Brooot."
Tadi Azka kini disambung oleh Afka.
"Mau berak ini, Ka." ujar Amanda pada Arka.
"Iya, yuk kamar mandi yuk."
Arka menggendong Afka, sementara Amanda menggendong Azka dan membawa anak itu ke kamar mandi yang ada di dekat dapur.
Mereka sudah mau membiasakan kedua anak itu untuk buang air di dalam kamar mandi. Meskipun sesekali masih mereka biarkan untuk buang air di dalam popok atau diapers.
Selang beberapa saat kemudian, keduanya kembali berkumpul di kamar si kembar. Dengan posisi hidung Arka memerah dan Amanda bersin-bersin.
"Bau banget, Man." seloroh Arka pada sang istri.
"Sama, Ka. Ini aja aku sampe bersin dan meler, saking aku pencet mulu hidung aku."
"Eheeee."
Azka dan Afka kompak tertawa. Sepertinya mereka memahami apa yang sebenarnya tengah terjadi.
"Ehe, ehe. Busuk tau nggak dek?" ujar Amanda pada kedua anaknya itu. Dan mereka pun kembali tertawa-tawa.
"Didi." ucap Afka kemudian.
"Iya, ntar kita mandi bareng-bareng. Mama mau pup dulu." ucap Amanda.
"Sama papa juga." Arka menimpali.
Mereka lalu menyelimuti kedua anak itu dengan handuk, kemudian meletakkan mereka ke dalam box. Keduanya kembali ke kamar mandi untuk buang air besar. Tak lama setelah itu mereka kembali, dan mengajak si kembar untuk mandi bersama di bathub.
***
"Gaes persiapan kita udah lima puluh persen, sebentar lagi gue dan chef Bonbon akan segera memasak sosis cabe hijau. Karena yang masak merupakan seorang master chef ternama, dijamin masakan ini bakalan enak gaes. Dijamin mau meninggoy rasanya, seperti para seleb tiktok kalau lagi makan."
Rio kembali mengoceh panjang lebar ketika kamera sudah on. Para team yang ia kerahkan beserta team dari teman kolaborasinya benar-benar totalitas dalam membuat konten tersebut.
"Nah gaes bisa dilihat ini kuali terbesar kita yang lebarnya dari Bintaro sampai Bekasi dan ini sudah siap. Saatnya kita memanaskan minyak goreng." ucap Rio.
Adegan lalu di cut, kemudian di sambung saat Rio dan teman kolaborasinya memasukkan minyak goreng yang banyak, ke dalam wajan penggorengan milik chef Bonbon yang besar dan juga lebar.
Chef Bonbon kemudian ikut mengoceh panjang lebar kali tinggi, sehingga konten yang mereka garap tersebut terasa lebih hidup.
Mereka mulai menggoreng sosis hingga kuning kecoklatan. Setelah itu dilanjutkan dengan menumis cabai hijau yang sudah digiling beserta bawang dan bumbu-bumbu.
Ketika cabai tersebut tidak lagi berbau langu, barulah sosis yang tadi telah matang, di masukkan kembali.
***
"Dak."
Azka dan Afka menggelengkan kepala, ketika Amanda memberikan sarapan pagi berupa bubur nasi brokoli pada kedua anak itu.
"Kamu nggak kapok-kapok juga, Firman. Udah tau mereka nggak mau."
Arka berujar sambil menyendok sarapan paginya yang berupa bubur labu kuning.
"Namanya juga usaha, Ka. Emak-emak emang selalu penasaran dan pengen anaknya jadi mau." ujar Amanda seraya tertawa kecil.
"Daripada mereka nggak makan gitu, hayo?"
"Iya sih."
Amanda lalu mengganti makanan mereka dengan labu kuning dan juga pisang. Keduanya kini tampak antusias.
"Mamam."
"Mamam." ucap keduanya secara serentak.
"Tuh kalau pisang sama labu, mau. Buncis juga mau, wortel masih oke. Tapi kenapa kalau brokoli kayaknya musuhan banget." ucap Amanda lagi.
"Mungkin bagi mereka nggak enak, Man. Aku aja dulu nggak suka, sampe akhirnya kamu yang masakin aku. Ternyata enak." ujar Arka kemudian.
Amanda meletakkan bubur nasi brokoli yang tak jadi dimakan ke atas meja kitchen set. Tak lama terdengar suara telpon dan ternyata itu panggilan dari ibu Arka.
"Halo, Ka." ujar sang ibu di seberang.
"Ibu." jawab Arka singkat.
"Mana anak-anak?" tanya ibunya kemudian.
"Ini ada."
Arka mengarahkan kamera pada kedua anaknya yang tengah sibuk makan.
"Eheeee."
Mereka tertawa-tawa.
"Mainlah kesini, Ka. Papa kangen." ucap ayah tiri Arka pada sang anak.
"Tuh, bapaknya udah ngomong gitu tuh." Sang ibu turut mengompori.
"Iya, pa. Besok deh ya. Besok kan minggu, kalau hari ini mau ngajak mereka ke taman bermain dulu. Udah lama juga nggak diajak main di luar."
"Oh ya udah, besok jangan nggak loh." ucap ayah tiri Arka lagi.
"Sip, beres." Arka berusaha kembali meyakinkan pria itu.
Mereka pun lanjut berbincang hingga beberapa saat ke depan. Setelah sarapan usai, rumah rapi, dan semua pekerjaan kantor tak ada lagi yang mesti di pikirkan. Arka beserta Amanda mengajak si kembar untuk bermain.
Seperti beberapa waktu belakangan, mereka sengaja pergi ke sebuah taman bermain semi private. Sejatinya mau private pun bisa. Tapi baik Arka maupun Amanda masih ingin anak mereka berinteraksi dengan anak lain.
Maka dari itu mereka mengambil kelas bermain semi private, yang hanya terdiri dari beberapa anak saja. Mengingat banyaknya virus aneh yang menyerang anak-anak, akhir-akhir ini.
Mereka juga tak ingin mengambil resiko. Ketika terlalu banyak anak kecil yang berada secara bersamaan, maka situasi tersebut menjadi lebih rentan.
"Eheeee."
Azka tertawa sambil berteriak, ketika diajak ibunya main perosotan. Begitupula dengan Afka yang kini tengah dibenamkan Arka ke dalam mandi bola.
Kedua anak itu tampak gembira dan tertawa-tawa. Sesekali mereka meminta untuk mendekat pada anak lain yang juga tengah bermain di kelas tersebut.
Namun lebih banyak mereka hanya bermain berdua saja. Lantaran mungkin mereka lebih nyaman satu sama lain atau apa. Yang jelas hari itu semuanya gembira.
Acara pun dilanjutkan dengan menggambar, menyusun lego, kemudian anak-anak kecil yang makan bersama di sebuah meja sambil di awasi oleh orang tua mereka.
Azka dan Afka terlihat antusias. Seperti tak pernah habis kegembiraan serta semangat yang mereka miliki.
Setelah puas bermain, mereka memutuskan untuk makan bersama. Tapi sebelum itu mereka membayar terlebih dahulu.
"Main ginian doang abis hampir satu juta ya."
Amanda berujar seraya menyerahkan card milik Arka. Sebab Arka lah yang membayar semua itu.
"Ya mau gimana lagi, sayang. Namanya juga kebutuhan anak-anak. Lagipula mereka sesekali doang koq, nggak setiap hari." ucap Arka seraya mengembalikan card ke dalam dompet.
Mereka kini bergerak menuju halaman parkir.
"Waktu kecil dulu kayaknya kita kalau mau main, ya main aja. Nggak kayak sekarang, ada kelas bermain ini lah, itulah." Amanda kembali berujar dan kini Arka tertawa.
"Yang penting kan kita mampu memenuhi kebutuhan mereka. Kalau nggak mampu ya, apa yang mau dikata. Lagipula masa kanak-kanak itu cuma sekali dan nggak akan terulang lagi." ujar Arka kemudian.
"Iya sih. Koq kayaknya aku yang perhitungan banget ya."
Amanda mulai menyadari polah tingkahnya yang aneh, padahal ia sendiri memiliki banyak uang.
"Itu namanya udah kena sindrom emak-emak." jawab Arka.
"Dih, emang ada sindrom kayak gitu?" tanya Amanda heran.
"Ada, sindrom irit." jawab Arka.
Amanda pun lalu diam dan menahan tawa. Tak lama mereka sudah terlihat masuk ke dalam mobil dan meninggalkan tempat itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 174 Episodes
Comments
Bunda'ne Aqila
pokoknya papapa Arka is the best dehhhh
2022-07-30
2
Nana
Arka suami idaman banget. beruntungnya Amanda
2022-07-30
0
Windy Lyana
emang bnr brokoli jarang yang suka q aja udah dewasa br bs makan brokoli .
ceritanya makin asik thor focus kehidupan kluarga Arka Amanda n tumbuh kembang Twin's A.
2022-07-29
0