Dalam perjalanan menuju ke sebuah mall dan restoran, sebab mereka sudah sangat ingin makan. Arka dan Amanda tanpa sengaja melihat Rio yang masih membagikan hasil masakan kepada pengemudi motor dan mobil yang lalu lalang.
Arka kemudian berhenti di pinggir jalan, kebetulan konten pun berakhir beberapa detik setelah itu.
"Ka."
Rio hafal pada mobil Arka dan langsung mendekat. Arka lalu membuka kaca.
"Lo udah kelar, bro?" tanya Arka.
"Udah, ini udah mau balik. Laper gue." jawab Rio kemudian.
"Konten bagi-bagi makan tapi lo sendiri kelaparan, gimana sih?." Arka berseloroh pada sahabatnya itu dengan nada bercanda.
"Kan gue ngonten, mana sempat buat makan." jawab Rio lagi.
"Ikut kita aja, Ri." ajak Amanda.
"Mau pada kemana emangnya?" tanya Rio heran.
"Ya, makan. Masa ke gali tambang berlian." Lagi-lagi Arka berseloroh.
"Serius mau ngajak gue?" Rio memastikan.
"Ya iya, ayo!. Buruan!" ucap Arka.
"Oke deh. Mau kemana nih, ntar gue nyusul di belakang."
"Mobil lo kasih ke team lo aja. Lo naik disini, masih lebar noh di belakang." ucap Arka lagi.
"Jangan, Ka. Gue tadi bekas panas-panasan bikin sambel pula. Ntar anak lo pedes semua. Tau sendiri mereka kalau udah ketemu gue maunya nempel mulu."
"Oh ya udah deh, terserah lo aja."
Arka kemudian memberitahu kemana tujuan mereka. Tak lama Rio juga berpamitan dengan teman-teman dan rekan satu teamnya.
Kebetulan mereka semua membawa kendaraan masing-masing. Hingga Rio pun akhirnya mengekor Arka di belakang.
Setibanya di mall tersebut, Arka dan Amanda duluan menuju restoran. Sementara Rio membeli baju, celana, parfum dan tissue basah. Ia tak ingin kotor berhadapan dengan si kembar.
Untung saja hal tersebut ia lakukan, sebab memang terbukti si kembar langsung menempel padanya dan terus minta di gendong.
"Nak, itu om Riri mau makan." Amanda berujar pada Azka dan juga Afka yang tumplek di kedua sisi bahu Rio.
"Wiwi."
"Iya, Riri mau makan nak. Kalian duduk ya."
Arka meraih salah satu anaknya dan mendudukkan mereka ke kursi tambahan bayi, begitupula dengan yang satunya lagi. Tak lama mereka pun makan. Saat makan Rio kalap dengan memesan banyak sekali menu.
Hal tersebut tentu saja membuat Arka menjadi geleng-geleng kepala. Bukan perkara ia tak mampu membayari seluruh makanan Rio. Tapi khawatir sahabatnya itu sakit perut lantaran makan terlalu cepat.
"Lo kesurupan setan mukbang apa gimana, Ri?"
Arka bertanya pada Rio yang saat ini masih seperti Tanboy Kun.
"Gue laper banget, Ka. Tadi pagi gue sarapan dadar gulung doang dua biji sama kopi botolan yang tiga ribu." ujar Rio.
"Lagian lo bukannya makan dulu, maag aja lo ntar."
"Tadi tuh nggak sempat, keburu antusias bikin konten gue."
Rio terus menghabiskan mangkuk demi mangkuk rice bowl daging dengan berbagai tambahan toping tersebut. Hingga tanpa terasa empat mangkuk sudah berjejer.
"Hah, dunia gue bersinar Ka." ujar pemuda itu.
"Nambah lagi, Ri." Amanda malah mengompori.
"Udah, Man. Cukup!" ujar Rio.
"Iyalah cukup, empat mangkok medium. Isinya banyak loh ini. Udah senderan dulu lo, ngeri sakit perut gue." tukas Arka.
"Lo kayak emak gue, Ka. Ngomel mulu."
"Eheeee."
Azka dan Afka tertawa melihat Rio yang sewot pada ayah mereka.
"Ya, papa Arka marah mulu ya nak ya." ucap Rio pada kedua anak itu. Mereka pun terus tertawa-tawa.
Beberapa saat berlalu, mereka mulai beranjak untuk pulang. Tetapi namanya juga perempuan, ada saja sesuatu yang mau dibeli oleh Amanda.
Sehingga baik Arka maupun Rio memutuskan untuk menemani wanita itu terlebih dahulu. Mereka berjalan mengitari mall. Namun kemudian Azka dan Afka mengamuk di dalam stroller karena mengantuk.
"Udah Man, kamu beli dulu apa yang mau kamu beli. Biar mereka aku dan Rio yang urus." ujar Arka.
"Nggak apa-apa, Ka?" tanya Amanda ragu.
"Nggak apa-apa, udah sana!"
Amanda pun bergegas, sementara Azka dan Afka kini diberi ASI oleh Arka dan juga Rio melalui botol susu. Kebetulan di dalam restoran tadi Amanda sudah melakukan pumping dan hasilnya sangat banyak.
"Iya sayang, sini sama papa."
Arka berkata ketika anaknya tak kunjung diam. Ia menggendong Azka sedang Rio menggendong Afka.
"Ka, ini gue ngeri kecetit Ka. Mereka tenaganya kuat banget kalau lagi ngamuk."
"Makanya mereka suka gue pakein kain jarik kalau lagi ngamuk begini, biar geraknya terbatas." ujar Arka.
"Lo bawa nggak jariknya?" tanya Rio.
" Itu di bagian belakang stroller." jawab Arka.
Maka Rio pun mengambil salah satu kain jarik instan tersebut.
"Gue satu, Ri." ujar Arka.
Lalu kedua anak itu pun mau tidak mau berhenti memberontak. Sebab kini sudah terkurung pergerakannya oleh kain.
"Eh itu si Arka bukan sih?"
Salah satu pengunjung mall ada yang ngeh dengan Arka dan juga Rio.
"Eh iya anjir, itu sama Rio." teman yang lainnya nyeletuk.
"Anjir, gendong anak aja keren banget anjay. Hot-hot gimana gitu." ujar pengunjung tersebut lagi.
Mereka lalu mengambil handphone dan merekam semuanya. Tentu saja untuk dibuat konten dan dimasukkan ke laman sosial media, meski tanpa meminta izin terlebih dahulu.
"Eh tapi lo kalau posting di tiktok jangan kayak alay. Tutupin muka anaknya, ntar di tuntut loh sama dia." Salah satu dari pengunjung itu kembali berujar.
"Iya, gue mah bukan cabe-cabean FYP." jawab temannya.
Banyak pasang mata yang melihat Arka dan juga Rio. Mereka semua terkagum-kagum, ada sosok pria yang mau menggendong anak dengan kain jarik, tapi tetap kelihatan keren serta tampan dan berwibawa.
Amanda sendiri sampai tertegun dan mengambil foto Arka serta Rio dari kejauhan. Lalu ia pun merekam semua itu sejenak untuk dijadikan dokumentasi.
"Amanda."
Seseorang muncul dan mengagetkan Amanda. Wanita itu menoleh dan ternyata itu Gareth.
"Gar?"
Amanda terkejut lalu tersenyum.
"Hei." ujarnya kemudian.
"Halo Amanda, kamu sedang belanja?" tanya Gareth balas tersenyum. Dalam hati ia begitu gembira bisa bertemu dengan wanita itu.
"Iya." jawab Amanda.
Tak lama ada seseorang lain yang mendekat, dan itu adalah teman Gareth. Dari kejauhan Rio pun menyikut Arka.
"Siapa tuh yang ngomong sama bini lo?" tanya Rio dengan nada yang super julid.
Arka melihat ke arah Gareth dan juga istrinya.
"Kamu sendirian?" tanya Gareth lagi.
"Nggak, sama suami dan anak-anakku." jawab Amanda seraya menoleh ke arah Arka dan juga Rio serta anak-anaknya di kejauhan.
"Oh."
Gareth dan temannya menatap ke arah Arka dan juga Rio. Seketika bibir Rio menjadi miring layaknya admin akun lambe-lambean yang begitu nyinyir.
"Kenapa tuh orang, ngeliat ke kita gitu banget?. Mentang-mentang kita pake jarik gendong anak gitu?"
Rio langsung menjudge ke arah sana. Sejatinya pikiran Arka pun sama, sebab Gareth dan temannya memberi pandangan yang seolah meremehkan.
"Ya udah aku kesana dulu ya." ucap Amanda berpamitan. Gareth pun mengangguk dan Amanda kini kembali pada Arka dan juga Rio serta anak-anak.
"Udah selesai?" tanya Arka pada sang istri.
"Udah." jawab Amanda sambil tersenyum.
"Itu?"
Arka melirik ke arah Gareth yang masih berdiri ditempat semula, dan terlihat tengah mengobrol dengan temannya.
"Gareth, Ka. Yang pernah aku ceritain ke kamu." jawab Amanda.
Gareth melirik ke arah Arka, sementara Arka kini meletakkan kembali sang anak ke dalam stroller, begitupula dengan Rio. Tak lama mereka pun terlihat meninggalkan tempat itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 174 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
UDH TAU GARETH SI FIRMAN UDH MNIKAH..
2024-08-24
0
Sitti Khadijah
g keberatannn baca ulang karya mu thor
2022-08-07
2
Esther Nelwan
krn ada pemberitahuan bca dr awal aku baca dlu dah eeeh mkin seru n keren....
2022-08-07
0