Rutinitas Membosankan

Amanda dan Arka kembali menjalankan aktivitas mereka sebagai pekerja. Mulai dari bangun pagi, mengurus anak, mengurus rumah, mandi, sarapan dan berangkat ke kantor.

Setibanya di kantor seperti biasa pula mereka membalas sapaan dari karyawan lain yang menyapa mereka. Masuk ke ruangan, mengeluarkan dan menghidupkan laptop, memesan minuman pagi, kemudian mulai bekerja.

Ketika siang telah menyapa, agendanya pun sama. Yakni mempercepat pekerjaan hingga bisa istirahat tepat waktu. Kemudian makan tepat waktu dan kembali bekerja lagi tepat waktu.

Beberapa jam berlalu, mereka pulang. Berjalan menghadapi macetnya jalanan. Setibanya di rumah, mereka pergi mandi. Setelah itu menyapa dan mengajak main anak-anak. Tak lama waktu makan malam pun tiba.

Arka dan Amanda makan malam, sambil saling menanyakan pekerjaan masing-masing di kantor. Berbincang sejenak, membereskan sedikit hal yang berantakan bersama.

Kembali bercengkrama dengan si kembar, lalu mengantar mereka tidur. Kemudian Arka dan Amanda nonton sejenak, lalu ikut tertidur pula. Jika sedang ada waktu senggang maka mereka akan menutup malam dengan bercinta sampai puas.

Pagi harinya semua kembali sama seperti kemarin. Bahkan di setiap hari tak ada bedanya sama sekali. Kebosanan pun perlahan kian menyeruak ke dalam rumah tangga tersebut.

Arka mengingat saat dulu sebelum ia menikah. Jika sedang bosan dirumah, ia akan pindah ke kosan Rio. Atau mereka akan melakukan long trip ke luar kota.

Biasanya mereka baru akan kembali setelah beberapa hari kemudian, ketika rasa bosan sudah menghilang secara total. Saat ini boro-boro melakukan long trip. Pulang terlambat sedikit saja, kedua anaknya bisa mengamuk.

Amanda sendiri kini mengingat kebebasannya yang terdahulu. Saat sebelum menjadi ibu dan juga seorang istri.

Jika tengah bosan dengan pekerjaan, ia akan pergi ke bar. Minum sampai mabuk dan happy-happy hingga pagi.

Lain waktu ia akan melakukan perjalanan ke luar negri, mengunjungi tempat-tempat yang sudah masuk ke dalam daftar list.

Tak perlu memikirkan anak, suami, rumah tangga dan segala urusan yang ada di dalamnya. Kini ia berpikir, apakah keputusannya untuk berumah tangga terlalu cepat ia ambil.

Saat itu ia hanya mempertimbangkan bagaimana memiliki keturunan. Tanpa memikirkan aspek-aspek yang terkait lebih lanjut. Terutama mengenai kebebasannya.

Di awal-awal menikah ia dan Arka tampak biasa saja. Tapi kesini-sini semuanya mulai terasa seperti berada di lingkaran. Kembalinya ke situ lagi dan situ lagi.

***

"Sumpah, Man. Gue kalau jadi lo udah gila kali."

Josephine salah satu teman lama Amanda di awal-awal merintis karier, mengemukakan pendapatnya mengenai rumah tangga pada perempuan itu. Hal tersebut juga didukung oleh pernyataan dari Velia yang duduk disebelahnya.

"Gue setuju sih sama Josephine. Kalau gue ada di posisi lo, mungkin udah keriting otak gue." ujarnya menimpali.

Josephine dan Velia adalah Amanda di jaman dulu. Takut menikah karena merasa pernikahan itu tak ada gunanya. Hanya menambah kerepotan dan memperbanyak urusan.

Mungkin kali ini Amanda curhat pada orang yang salah. Tapi otaknya benar-benar sudah merasa penat dan ingin sekali bebas bahkan untuk sehari saja.

Jika ingin membebaskan masalah kepengurusan anak, sejatinya ia memiliki banyak pembantu untuk membantu merawat si kembar.

Tapi bukan kebebasan semacam itu yang ia inginkan. Ia ingin bebas seperti saat dulu dirinya belum memiliki siapa-siapa dalam hidup.

Bebas pergi kemanapun, kapanpun dan bebas melakukan apa saja dimanapun itu tanpa harus memikirkan hal lain. Tak seperti sekarang semuanya serba kepentok oleh rumah tangga, suami, dan juga anak.

***

"Mama."

"Papapa."

"Huaaaa."

Azka dan Afka menangis kencang malam itu. Arka dan Amanda sampai kewalahan mengurus mereka berdua. Sudah segala cara di lakukan tapi mereka masih saja menangis.

Hingga akhirnya Arka dan Amanda mengajak dua anak itu untuk jalan-jalan menggunakan mobil di malam suntuk.

Meski mengantuk, Arka berusaha untuk terus tetap terjaga. Sebab keselamatan keluarganya ada terletak pada konsentrasinya dalam mengemudi.

Sementara Amanda terus memaksa matanya terbuka untuk turut mengurus kedua anak itu. Ia mencoba mengajak mereka berbicara atau menyanyikan sebuah lagu, meski mereka masih terus menangis.

Setelah beberapa saat berkeliling, akhirnya mereka diam. Arka pun mengarahkan mobilnya untuk pulang ke penthouse.

Setibanya disana, ia dan Amanda sudah tak saling bicara lagi satu sama lain lantaran begitu lelah serta mengantuk. Mereka telah bekerja seharian dan pulang ke rumah harus menghadapi hal yang demikian.

"Kalian tidur ya." ujar Amanda pada dua anaknya.

Kedua anak itu pun menurut. Mereka mengangguk dan berbaring saat dimasukkan ke dalam box bayi. Tak lama Arka dan Amanda terlihat sudah terlelap. Dengan posisi Arka menghadap ke sisi kanan dan Amanda ke sisi kiri.

Ketika pagi menyapa, mereka tampak kusut. Sebab kualitas tidur mereka yang terganggu. Dengan segelas kopi panas, Arka duduk di meja makan. Amanda pun menyiapkan sarapan sekedarnya saja, sebab ia merasa pusing dan butuh aspirin ataupun ibuprofen.

Di sepanjang perjalanan menuju ke kantor, keduanya lebih banyak diam. Amanda ada bahkan ketiduran untuk beberapa saat. Sampai kemudian Arka membangunkannya karena posisi mereka telah sampai di depan kantor wanita itu.

"Aku pergi ya, Ka."

Amanda berujar dengan wajah yang begitu lesu. Arka pun melepas istrinya itu dengan wajah yang tak kalah lesunya juga.

***

Setibanya di kantor.

"Ka, tolong urus masalah yang ini ya."

Putra sang atasan Arka berujar pada pemuda itu, ketika ia baru saja sampai dan membuka laptop.

Arka menghela nafas, ia tak habis pikir mengapa mesti langsung di suguhi pekerjaan ketika nyawanya saja baru tiba.

Namun pekerjaan tetaplah pekerjaan. Arka masih butuh uang untuk ini dan itu. Alhasil ia menuruti saja apa yang perintahkan oleh bosnya tersebut.

Arka bekerja di tengah rasa kantuk yang terus mendera. Begitupula dengan Amanda. Ia memimpin rapat dalam kondisi kepala yang pusing dan terasa berputar-putar.

Bahkan ada beberapa kali ia nyaris terjatuh akibat mengalami anemia. Pulang kerja, Arka mampir ke kosan Rio dan tidur disana. Ia bahkan lupa menjemput Amanda dan Amanda pun tertidur di kantornya.

Sampai kemudian ia terbangun karena Arka mencari wanita itu. sebab telah larut dan Amanda tak ada di rumah.

Amanda mengatakan jika ia ketiduran di kantor dan Arka pun kemudian bergegas untuk menjemput wanita itu.

Mereka lalu pulang dan kembali membenamkan diri dalam tidur ketika telah sampai.

***

Terpopuler

Comments

Bunda'ne Aqila

Bunda'ne Aqila

quality time itu perlu, weekend di rencanain piknik kemana gitu buat nge refresh otak, karena yang namanya rumah tangga pasti isinya ya itu rutinitas berulang-ulang tiap hari dan membosankan, tapi balik lagi kalo tanpa keluarga kita juga pasti akan kesepian dan ngerasa hidup ada yang kurang😌jadi sepintar²nya cara kita ngatur semua biar happy 🥰

2022-08-04

1

mia

mia

sekali2 me time boleh lah ..

2022-07-31

0

Nana

Nana

asssiiiiaaaapppp
mama Firman n papa kangkung lagi dilanda kebosanan

2022-07-30

0

lihat semua
Episodes
1 Kehidupan Arka dan Amanda
2 Rio Yang Mulai Berguna
3 Gareth
4 Rio Kolaborasi
5 Kain Jarik
6 Semua Tentang Gareth
7 Foto Di Dalam Galeri
8 Perkataan Yang Mengganggu
9 Mulai Bertanya
10 Lelah
11 Pembersihan Menyeluruh
12 Amanda Jadi Aneh
13 Bertemu Lagi
14 Kebun Binatang
15 Melihat
16 Berkunjung Ke Amman
17 Rutinitas Membosankan
18 Curhat
19 Ansel Minta Ditemani
20 Melamar Intan
21 Memberitahu Orang Tua
22 Pisah
23 Pesta
24 Pesta Lanjutan
25 Dicari Oleh Si Kembar
26 Masih Bertahan
27 Pertemuan Tak Terduga
28 Perkataan Rio
29 Sebait Rindu
30 Rencana Intan dan Ansel
31 Tawaran Iklan
32 Dimarahi Ibu
33 Menguntit
34 Syuting
35 Sedikit Lupa Diri
36 Panas
37 Menjemput Anak
38 Pulang Ke Rumah
39 Cerah Kembali
40 Gareth Dan Elina
41 Bersama Lagi
42 Nino dan Samyang
43 Nino Healing
44 Joanna
45 Kelakuan Afka
46 Baby Blues?
47 Malam Hangat
48 Rio Aneh
49 Curhat Nadine
50 Mengejar Rio
51 Kecewa
52 Gareth dan Amanda
53 Flashback Gareth Dan Amanda
54 Persiapan Berangkat
55 Santai Sejenak
56 Berangkat
57 Berburu Hantaran
58 Mencari Papa
59 Min Ji
60 Amanda Bertanya
61 Masih Min Ji
62 Arka Syuting
63 Semut
64 Macet
65 Bertemu Lagi
66 Sweet Nono
67 Flu
68 Tanya
69 Bergegas
70 Amman
71 Dirumah Bersama Ansel
72 Memberitahu Arka
73 Curiga
74 Belum Mau Pulang
75 Maaf
76 Antara Satu dan Yang Lain
77 Meminta
78 Dari Ayank
79 Lampu Hijau dari Om
80 Menjenguk
81 Berkunjung Lagi
82 Obsesi
83 Anak Cucu
84 Kasmaran
85 Bercerita
86 Break Syuting
87 Lawu
88 Kemana Arka dan Rio
89 Tiba
90 Mbok Yem
91 Firman Yang Marah
92 Sendal
93 Pulang Ke Rumah
94 Kiriman
95 Cerita Kopi
96 Memilih
97 Dinner
98 Isi Hati
99 Emergency
100 Papa Ka
101 Manda
102 Cake dan Pencuri Kecil
103 Lamaran Wew
104 Masih di Acara Lamaran
105 Man, Ka
106 Kejadian
107 Sikap Yang Berlebihan
108 Kekhawatiran Si Kembar
109 Food Court
110 Cupcake
111 Mampir
112 Pergi Lagi
113 Telpon
114 Foto Prewedding
115 Nono dan Jiji
116 Pacar Baru
117 Pergi
118 Senoparty
119 Ketemu
120 Caper
121 Nama Anak
122 Menjelang
123 Minta Gendong
124 Rencana Riri
125 Ultah Riri
126 Masih Ultah Riri
127 Paket
128 Pertanyaan Amanda
129 Wew Aneh
130 Isi Hati Ansel
131 Paqui
132 Kaktus
133 Karen's dinner
134 Krik Krik Krik
135 Ansel oh Ansel
136 Syuting kembali
137 Pingitan
138 Hamil?
139 Kode
140 Ansel mendadak alim
141 Wafer
142 Masuk Kerja
143 Berdua
144 Lempar Televisi
145 Sindiran
146 Puk Riri
147 Dukun
148 Syuting sebelum
149 Pesta Bujang
150 Melabrak
151 Fitting Final
152 Dadar Gulung
153 Persiapan Pernikahan
154 Ansel Menikah
155 Masih di acara
156 Terjaga
157 Sebuah Pertanyaan
158 Calon Pelakor
159 Jiji dan Nono
160 Rio
161 Sebelum Itu
Episodes

Updated 161 Episodes

1
Kehidupan Arka dan Amanda
2
Rio Yang Mulai Berguna
3
Gareth
4
Rio Kolaborasi
5
Kain Jarik
6
Semua Tentang Gareth
7
Foto Di Dalam Galeri
8
Perkataan Yang Mengganggu
9
Mulai Bertanya
10
Lelah
11
Pembersihan Menyeluruh
12
Amanda Jadi Aneh
13
Bertemu Lagi
14
Kebun Binatang
15
Melihat
16
Berkunjung Ke Amman
17
Rutinitas Membosankan
18
Curhat
19
Ansel Minta Ditemani
20
Melamar Intan
21
Memberitahu Orang Tua
22
Pisah
23
Pesta
24
Pesta Lanjutan
25
Dicari Oleh Si Kembar
26
Masih Bertahan
27
Pertemuan Tak Terduga
28
Perkataan Rio
29
Sebait Rindu
30
Rencana Intan dan Ansel
31
Tawaran Iklan
32
Dimarahi Ibu
33
Menguntit
34
Syuting
35
Sedikit Lupa Diri
36
Panas
37
Menjemput Anak
38
Pulang Ke Rumah
39
Cerah Kembali
40
Gareth Dan Elina
41
Bersama Lagi
42
Nino dan Samyang
43
Nino Healing
44
Joanna
45
Kelakuan Afka
46
Baby Blues?
47
Malam Hangat
48
Rio Aneh
49
Curhat Nadine
50
Mengejar Rio
51
Kecewa
52
Gareth dan Amanda
53
Flashback Gareth Dan Amanda
54
Persiapan Berangkat
55
Santai Sejenak
56
Berangkat
57
Berburu Hantaran
58
Mencari Papa
59
Min Ji
60
Amanda Bertanya
61
Masih Min Ji
62
Arka Syuting
63
Semut
64
Macet
65
Bertemu Lagi
66
Sweet Nono
67
Flu
68
Tanya
69
Bergegas
70
Amman
71
Dirumah Bersama Ansel
72
Memberitahu Arka
73
Curiga
74
Belum Mau Pulang
75
Maaf
76
Antara Satu dan Yang Lain
77
Meminta
78
Dari Ayank
79
Lampu Hijau dari Om
80
Menjenguk
81
Berkunjung Lagi
82
Obsesi
83
Anak Cucu
84
Kasmaran
85
Bercerita
86
Break Syuting
87
Lawu
88
Kemana Arka dan Rio
89
Tiba
90
Mbok Yem
91
Firman Yang Marah
92
Sendal
93
Pulang Ke Rumah
94
Kiriman
95
Cerita Kopi
96
Memilih
97
Dinner
98
Isi Hati
99
Emergency
100
Papa Ka
101
Manda
102
Cake dan Pencuri Kecil
103
Lamaran Wew
104
Masih di Acara Lamaran
105
Man, Ka
106
Kejadian
107
Sikap Yang Berlebihan
108
Kekhawatiran Si Kembar
109
Food Court
110
Cupcake
111
Mampir
112
Pergi Lagi
113
Telpon
114
Foto Prewedding
115
Nono dan Jiji
116
Pacar Baru
117
Pergi
118
Senoparty
119
Ketemu
120
Caper
121
Nama Anak
122
Menjelang
123
Minta Gendong
124
Rencana Riri
125
Ultah Riri
126
Masih Ultah Riri
127
Paket
128
Pertanyaan Amanda
129
Wew Aneh
130
Isi Hati Ansel
131
Paqui
132
Kaktus
133
Karen's dinner
134
Krik Krik Krik
135
Ansel oh Ansel
136
Syuting kembali
137
Pingitan
138
Hamil?
139
Kode
140
Ansel mendadak alim
141
Wafer
142
Masuk Kerja
143
Berdua
144
Lempar Televisi
145
Sindiran
146
Puk Riri
147
Dukun
148
Syuting sebelum
149
Pesta Bujang
150
Melabrak
151
Fitting Final
152
Dadar Gulung
153
Persiapan Pernikahan
154
Ansel Menikah
155
Masih di acara
156
Terjaga
157
Sebuah Pertanyaan
158
Calon Pelakor
159
Jiji dan Nono
160
Rio
161
Sebelum Itu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!