Karna dia tak menyahutku makan aku pun menggoyang tubuhnya sedikit lebih keras lagi supaya dia terbangun. "Hai. Tidak bisakah kau untuk tidak menggangguku, apa kerjamu hanya bisa mengganggu orang yang lagi tidur. Belum cukupkah kau mengganggu hidup ku"
"Ya Allah apa ini, kenapa aku merasa sakit dengan kata-kata kasar dari mas Bram barusan, dan kenapa dia begitu pada ku padalan aku hanya ingin membangunkan dia untuk sholat" gerutuku dalam hati sambil menahan air mataku.
Setelah selesai sholat ku lihat mas Bram merapikan bajunya dan memasukkannya ke dalam tasnya, aku takut dan tak berani untuk bertanya karna takut kalo nanti dibentak lagi.
Selesai beres-beres ku lihat mas Bram turun dari tangga dan mendekatiku yang sedang duduk di kursi tengah sambil melihat tv. "Mas, apa mas Bram mau makan? Aku sudah masak dan menyiapkannya di meja makan, ayo mas" ajak ku saat ku lihat dia sudah mulai dekat dengan ku beberapa langkah.
Ku siapkan dan ku layani dia makan di meja makan. "Kamu tidak makan?" tanyanya pada ku yang hanya menyiapkan makanan untuk dirinya. "Saya sudah makan tadi mas saat nunggu mas Bram mandi, maaf karna tadi saya sudah sangat lapar" jawabku. Dan mas Bram hanya menganggukkan kepalanya.
"Din maaf besok aku ingin pindah ke rumah ku saja karna aku juga punya rumah sendiri. Dan kalo kamu terserah kamu saja mau tetep tinggal disini atau ikut aku" katanya saat kami duduk di ruang tengah. "Saya ikut apa kata mas Bram saja, kalo mas mau pindah ke rumah mas ya saya akan ikut mas pindah kesana" jawabku
Saat subuh aku lihat mas Bram sudah siap dengan sarung dan baju kokonya untuk mengerjakan sholat subuh. "Mas Dinda ikut jama'ah ya. Tapi Dinda mau siap-siap ambil wudu dulu" kulihat mas Bram tak menjawab tapi dia hanya mengangguk tanda boleh. Aku langsung melesat ke kamar mandi dan mengambil duwu lalu memakai mukenah dan sholat dengan di imamin sama mas Bram.
Selesesai sholat aku balik lagi ke kamar mandi untuk mandi lalu langsung ke dapur masak untuk sarapan. Tepat pukul 7 pagi mas Bram keluar dan aku menyiapkan sarapan untuknya, setelah itu kami pun berangkat ke rumah mas Bram yang akan ku tinggali bersama mas Bram.
Dalam perjalanan kami tak saling bicara, mas Bram fokus menyetir dan aku membalas banyak chat dari yulia soal butik. Kami membisu seperti orang yang tak saling kenal. Hingga tak terasa kami pun nyampek di rumah mas Bram. Aku turun mengikutinya dari belakang masuk ke dalam rumahnya.
"Din disini kamar mu dan di atas adalah kamar ku. Kamu boleh melakukan apa saja di kamarmu sendiri terserah" setelah berkata begitu mas Bram langsung pergi ke kamarnya. "Baik mas terima kasih" aku pun masuk ke dalam kamar yang dimaksud oleh mas Bram.
Di dalam kamar itu aku merenung dan berfikir sebenarnya apa yang ku jalani ini benar atau tidak. Setelah 1 jam lamanya aku keluar dari kamar dan menuju dapur untuk melihat apa yang bisa ku masak, ku lihat isi kulkas kosong hanya ada telur ayam dan sawi.
"Din aku mau keluar kamu mau melakukan apa?"
"Eh. Iya mas ini Dinda mau masak tapi cuma ada telur ayam dan sawi saja, bisanya masak nasi goreng apa mas mau?" aku belum selesai bicara namun mas Bram sudah pergi begitu saja. "Lah langsung pergi tak bilang mau kemana, apa aku masakin aja ya biar nanti kalo pulang dimakan".
Setelah selesai masak aku mandi dan sholat ashar, lalu aku makan nasi goreng yang ku masak tadi. Aku menunggu mas Bram tapi dia gak pulang-pulang sampai malam. Aku mau menelponnya tapi aku lupa gak minta nomer telponnya.
Ke esokan paginya tiba-tiba mama mas Bram menelponku dan menyuru aku dan juga mas Bram untuk datang ke rumahnya. "Mas aku bawah apa ya untuk kerumah mama nanti? Apa kita berhenti sebentar di swalayan pas di jalan nanti untuk mampir beli buah buat mama" tanyaku pada mas Bram namun dia tak menjawab pertanyaanku.
Ku pegang tangannya dengan sedikit kugoyang, "Ada apa, kenapa din?" katanya tanpa melihat ku. "Kita mau bawah apa kerumah mama mas Bram?" kata ku lagi, "Gak usah bawah apa-apa kita kesan langsung aja biar cepet tau apa lagi maunya" aku merasa sedikit aneh dengan perkataan mas Bram barusan, ada yang janggal bagi ku.
Sesampainya di rumah orang tua mas Bram kami masuk dan disambut dengan sangat hangat. Dan akhirnya aku tau kenapa mama mas Bram menyuruh kami datang, ternyata mereka memberikan tiket untuk bulan madu kepada kami ke pulau dewata bali. Mas Bram menolak dan tak mau melakukan itu karna dia banyak pekerjaan yang tertunda karna acara pernikahan kami kemaren, namun karna paksaan dari mama dan juga papa mas Bram akhirnya menyerah dan mengiyakannya.
Di hari keberangkatan kami ke Bali tiba-tiba hp mas Bram berbunyi dan langsung diangkat, aku tak tau dia bicara dengan siapa tapi terdengar seperti sedang bertengkar. "Din maaf kita gak bisa pergi, aku ada urusan penting dan harus pergi sekarang juga. Kamu boleh kembali menjalani aktifitasmu" setelah itu mas Bram pun pergi meninggalkan ku yang sudah siap untuk brangkat ke Bali.
"Gagal bulan madu, itu tak masalah tapi kenapa kok aku seperti bukan siapa-siapa disini, apa ada yang Salah dengan ku?" Aku kembali masuk ke rumah dan ku tata lagi baju-bajuku ke dalam almari, ku rebahkan tubuhku dan perlahan aku pun tertidur.
Brrrtt brrrrttt...
Ku lihat hp ku menunjukkan pukul 12 siang. Aku pun bangun mandi dan sholat, setelah itu aku naik angkot umum untuk pulang ke rumah ku dan mengambil mobil ku untuk ke cafe, ku habiskan waktu di cafe sekitar 5 jam dan saat menjelang sore aku pergi ke resto, disana aku bermain dengan kucing-kucing ku di sana.
ada satu yang hilang dari sisiku
sejak kau jatuh tinggalkanku
terasa pilu hati tanpamu
seharusnya ku rela tapi tak bisa
di hati kau jauh tinggalkanku
terasa hampa lagi tanpamu
jangan pergi, jangan pernah kau tak kembali lagi
jangan lagi, jangan lagi kau permainkan hatiku
seharusnya ku rela tapi tak bisa
lihat engkau jatuh tinggalkanku
terasa hampa lagi tanpamu (tanpamu)
jangan pergi, jangan pernah kau tak kembali lagi
jangan lagi, jangan lagi kau permainkan hatiku
jangan pergi, jangan pernah kau tak kembali lagi
jangan lagi, jangan lagi kau permainkan hatiku
jangan (jangan) pergi (pergi), jangan pernah kau tak kembali lagi
jangan pergi, jangan lagi kau permainkan hati ini, kasih
Jangan Pergi" dari Arwana
Jari-jariku menari di atas piano dan ku nyanyikan lagu yang ku anggap sesuai dengan isi pikiran dan hati ku saat ini. Tanpa terasa 1 lagu telah usai ku nyanyikan dan saat ku berbalik mau masuk, samar-samar ku lihat ada mas Bram di Salah satu pengunjung yang ada di resto itu dan dia tak sendirian ada seseorang yang bersamanya dan itu seorang wanita. "Jadi mas Bram menggagalkan bulan madu kami hari ini untuk ketemu sama wanita itu?" bisik ku dalam hati, ada sedikit rasa nyeri di dadaku melihat pemandangan itu, namun sedetik selanjutnya ku tepis rasa sakit itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
yuyunn 2706
India euuuy
2023-10-16
1
Desi Maharani Maharani
kayak film India thorr ..nyanyi terus..maaf ya...
2022-08-14
1
Andrean Brima
maaf 🙏🙏 ya Thor sering kali aku skip bacanya karena terlalu banyak sair lagunya jd kurang fokus baca novelnya Cuma mau ngasih saran sedikit kalau bisa kasih tahu aja judul lagunya & dr karya siapa jgn terlalu banyak d tulis ( ketik ) jg lagunya se²kali jg gpp, asal jgn sedikit lagunya sebait atau 2 bait aja yg d cantumkan Maaf 🙏🙏 cuma saran....
2022-05-17
1