Datang bulan

"Huft nggak boleh nangis saat bersamanya, nggak boleh cemberut, nggak boleh membantah, nggak boleh ini dan itu, kenapa dia nggak menikahi robot saja," gerutu Arini

"Dasar bule gila, ku sumpahi bucin sama aku setelah itu aku tinggal hahahaha," imbuh Arini dengan tertawa keras

Tanpa sadar Sean sudah masuk dalam kamarnya kembali, dia meletakkan kedua tangannya di antara perut dan dada sambil bersandar di dinding dengan melihat Arini yang cekikikan sendiri.

Sean mengerutkan alisnya, dia mengira dengan memberi peraturan yang segitu banyaknya Arini akan tersiksa la ini Arini malah tertawa bahagia.

"Wanita aneh," gumam Sean

Arini yang menangkap penampakan Sean pun menghentikan tawanya lalu menatap Sean.

"Apa yang kamu tertawakan?" tanya Sean melemparkan pandangan tajamnya pada Arini

"Nggak tuan, saya hanya tertawa membaca chat teman saya," jawab Arini berbohong

Dengan langkah pelan Sean mendekat, dia duduk di samping Arini

Plak

Tepukan mendarat sempurna, "Jangan coba-coba berbohong jelas-jelas kamu tertawa dengan membawa berkas ini," kata Sean

Arini tersenyum ketir menatap Sean, berharap Sean tidak memarahinya.

"Tidakkah kamu baca kalau tidak boleh membohongiku," ujar Sean

Arini hanya mengangguk, "Maaf tuan,"

"Oh ya tuan kenapa anda tidak menggenapkan peraturannya menjadi seratus daripada sembilan puluh sembilan kok nanggung banget," kata Arini dengan tertawa

Sean nampak kesal dengan Arini bahkan dia berani sekali menertawakannya, seumur-umur baru kali ini ada yang terang-terangan menertawakannya.

Sean yang bingung menjawab apa, asal ngomong "Karena aku suka angka itu seperti jumlah nama-nama Tuhan kita," sahut Sean

Kini ekspresi Arini heran, seorang Sean tau nama-nama Tuhan.

Tak ingin menunggu lama lagi Sean langsung saja mengungkung Arini di bawah tubuhnya.

"Tuan bolehkah saya, ke kamar mandi dulu. Karena gugup saya jadi ingin buang air, apa tuan mau saya pipis disini?" kata Arini

Dengan kesal Sean menyingkirkan tubuhnya, segera Arini berlari menuju kamar mandi

Arini sangat senang sekali, karena saat membuka celananya dia melihat bercak merah yang tandanya dia kedatangan tamu.

"Syukurlah aku datang bulan jadi seminggu ke depan aku tidak melayani bule gila itu," gumam Arini

Seusai buang air, Arini keluar.

Sean yang tidak sabar menunggu Arini pun menggerutu

"Lama sekali, apa kamu mengeluarkan air seni hingga sepuluh liter!" omel Sean

"Maaf tuan, saya sedang datang bulan," kata Arini berpura-pura melas padahal dalam hati bersorak gembira

"Maksudnya?" tanya Sean yang gagal paham dengan ucapan Arini

Arini menghela nafas,

"Saya lagi datang bulan yang artinya saya dalam masa dimana sel telur yang tidak berhasil dibuahi dalam dinding rahim saya luruh dan keluar lewat area sensitif," jawab Arini menjelaskan seperti guru biologi

Sean mengangguk dengan ekspresi kesal, baru sehari memanjat kini harus libur bahkan benda tumpulnya sudah menantikan sarangnya.

"Kamu tidak bohong kan?" tanya Sean yang masih ragu dengan jawaban Arini

"Apa perlu aku bukakan," jawab Arini

Sean menggeleng, karena tidak membawa pembalut Arini meminta Sean untuk mengantarnya beli pembalut di mini market atau toko terdekat.

"Ogah, memangnya siapa dirimu sehingga diriku mau mengantarmu beli benda itu," sahut Sean

"Dasar, istri minta tolong begitu saja nggak mau," gerutu Arini

Mendengar Arini bilang kata istri membuat Sean tidak nyaman, karena Sean tidak pernah menganggap Arini sebagai istrinya

"Jangan sebut dirimu sebagai istriku, kamu hanyalah teman tidurku, pernikahan kemarin hanyalah formalitas saja," sahut Sean

Hati Arini sangat sakit mendengar kata-kata Sean, dia tersenyum dan pamit keluar sendiri untuk membeli pembalut.

Sean agak menyesal mengucapkan kata-kata itu, dari jendelanya dia melihat Arini berjalan malam-malam keluar rumahnya.

Satu jam berlalu tapi Arini tidak kunjung kembali sehingga membuat Sean gusar.

"Wanita itu kenapa belum kembali?" gumam Sean sambil bolak balik melihat luar dari jendela kamarnya.

"Arrrggg bodoh amat, tapi kalau hilang gimana?" Sean bermonolog dengan dirinya sendiri, rasa sosialnya bermain sekarang menuntunnya untuk mencari Arini.

Sean menyambar kunci mobil dan keluar kamar untuk mencari Arini.

Sepanjang jalan bola matanya memutar kanan dan kiri setiap ada orang yang berjalan dia memperlambat laju mobilnya.

Karena tak kunjung menemukan Arini, Sean memukul setir mobilnya

"Brengsek! siapa dia yang berani membuat aku seperti ini," umpat Sean

Hingga dia melihat seorang wanita yang duduk manis sambil menikmati es krim di tangannya.

Bola mata Sean memperdalam penglihatannya, berkali-kali dia mengucek matanya memastikan itu Arini atau bukan

Dengan rasa kesal yang memuncak Sean keluar mobil dan mendekati Arini yang duduk di sebuah kursi.

Tanpa suara dan kata Sean membuang es krim yang dimakan Arini tentu hal ini membuat Arini kaget.

Mata Sean dan Arini saling bertemu,

"Kenapa dibuang?" protes Arini

Sean tak menjawab kata-kata Arini, dia menarik tangan Arini dan membawanya masuk dalam mobil.

Sean masih membisu, terlihat dari nafasnya sangat terlihat jelas kalau dia sangat marah.

Rasa takut mulai merasuk dalam seluruh tubuh Arini. Mulai otak, hati, jantung bahkan paru-paru Arini sehingga kini dia merasakan kesulitan bernafas.

"Siapa yang menyuruhmu makan es krim di sana?" tanya Sean dengan nada yang tinggi sehingga lagi-lagi Arini harus tersentak kaget.

"Bisa copot jantungku," gumam Arini yang masih bisa di dengar oleh Sean

"Tekanan darahku pun bisa naik jika kamu bertindak sesukamu!" sahut Sean dengan nada tinggi

Di kepala Arini muncul berbagai macam tanda tanya, dia sungguh bingung memangnya apa salahnya, dia hanya membeli pembalut karena lelah berjalan dia istirahat dan menikmati es krim, orang waras pun akan bilang itu wajar-wajar saja lalu letak salahnya dimana?

"Sinting," umpat Arini

Sean semakin kesal pada Arini, dia pun menepikan mobilnya dan menyuruh Arini turun.

"Turun!" teriak Sean

"Kalau nggak niat jemput mending nggak usah sok-sok an jemput segala daripada menurunkan aku di tengah jalan begini," kata Arini yang tak mau kalah dengan Sean.

Entah keberanian darimana sehingga Arini bisa berbicara dengan Sean dengan nada tinggi seperti itu.

Sean melajukan mobilnya dengan kencang, sedangkan Arini terus berteriak sepanjang jalan dengan umpatan-umpatan untuk Sean.

"Bule sialan, bule menjengkelkan, bule kampret, awas ya jika suatu saat kamu bucin dengan aku, ku pastikan aku tidak akan menerima kamu, ingat itu Sean," umpatan Arini.

Arini terus berjalan dengan berbagai umpatan mulai dari A sampai Z, sehingga orang yang berlalu lalang dengan Arini menertawakan Arini bahkan ada yang mengira kalau Arini gila.

Lama berjalan akhirnya Arini sampai juga di rumah Sean, dia langsung menuju dapur untuk mengeringkan tenggorokannya yang kering karena mengoceh sepanjang jalan.

Setelah melepas dahaganya, Arini berjalan menuju kamar Sean. Dia melihat Sean yang sudah memejamkan matanya.

"Syukurlah dia sudah tidur," gumam Arini lalu menuju kamar mandi untuk memakai pembalutnya.

Terpopuler

Comments

Ida Ferdy Dumais

Ida Ferdy Dumais

Lawan aja bule gila itu jgn mau diperbudak , seperti pepatah yg mengatakan witing tresno jalaran soko kulino 😍😍😍 ntar bule kampretnya bucin jg 😂 semakin seru ceritanya 👍👍 lanjut

2022-11-27

1

putia salim

putia salim

🤭

2022-08-02

0

mama yuhu

mama yuhu

nah betol katamu arini... semoga jadi bucinnn

2022-06-05

0

lihat semua
Episodes
1 Nikah di bawah tangan
2 Sampai subuh
3 99 peraturan
4 Datang bulan
5 Kedatangan kekasih Sean
6 Disuruh minta maaf
7 Aku merindukannya
8 Ingin kerja lagi
9 Apa ini efek dari panjat pinang semalam?
10 Salah tempat
11 Teruslah mengelak
12 Mau kamu apa
13 Malah sebaliknya
14 Terima kasih
15 Sean cemburu
16 Mengerjai Sean yang telah mengerjainya
17 Makan siang berdua dengan Daffa
18 Kecurigaan Daffa
19 Pelukanmu lebih nyaman daripada pelukannya
20 Kepergian ibunda Arini
21 Akhirnya semua tahu
22 Bertemu mertua
23 Kekecewaan Arini
24 Perubahan Sean
25 Amira
26 Bertemu Amira
27 Arini tau
28 Permohonan maaf Sean
29 Pergi
30 Sean Frustasi
31 Sean semakin kacau
32 Akal-akalan Daffa
33 kembali tersenyum
34 Berantem
35 Pesta
36 Tamparan Arini
37 Sikap posesif Sean
38 Arini VS Amira
39 Keluar sama Vani
40 Buka type saya
41 Aku ingin kamu yang membakarnya.
42 Biar aku yang gantiin ngidamnya
43 Maafkan aku mencintainya
44 Permintaan maaf Nick
45 Sean marah
46 Tuduhan keji Sean
47 Jangan pergi
48 Syarat yang lain
49 Rencana double date
50 Kekasih bohongan Daffa
51 Kencan
52 Jangan manjat dulu
53 Malah tidur
54 mulai kerja
55 Ketiduran di ruang kerja
56 Ciuman pertama Vani
57 Memanjat di pantai
58 Nick dan Vani jadian
59 Lulus tes
60 Terjatuh
61 Akibat Jika lihat film tak jelas
62 Arini kok dilawan
63 Berdandan
64 Kalung
65 Salah paham
66 Haduh malunya
67 Kedinginan
68 Apa Daffa cemburu?
69 Aku takut
70 Orang tua Daffa
71 Salah tarik
72 Sakit hati sendiri
73 Datang menemui Putri
74 Karma instan
75 Menikah
76 Resepsi
77 Resepsi part 2
78 Janji
79 Kecelakaan pesawat
80 Sadar
81 Jebakan
82 Gagal
83 Mama lebih kejam daripada pelakor
84 Maaf
85 Ke rumah Daffa
86 Mengambil hati camer
87 Aku bahagia
88 Cemburu
89 Pengen beli baju di pasar
90 Ingin ke Trunyan
91 Jangan mengganggu kesenanganku
92 Mix story
93 Salah paham
94 Di luar dugaan
95 Masuk jebakan
96 Sean tahu
97 Marah
98 Menyesal
99 Penculiknya menggelengkan kepala
100 Pergi menyelamatkan Arini
101 Ucapkanlah permintaan terakhirmu
102 Tertembak
103 Apakah ini akhir dari Arini
104 Beraninya dirimu meninggalkan aku
105 Jangan tinggalkan aku
106 Awas kalian!
107 Jangan diamkan aku
108 Bersembunyi di ketiak pasangan masing-masing
109 Nasib Marcel
110 Jangan berhubungan dulu
111 Pesta lajang untuk Nick.
112 Diganggu anak kecil
113 Para jantan Cemen
114 Begadang
115 Basah semua
116 Pernikahan Nick dan Vani
117 Shane kecewa
118 Cerah kembali
119 Hari pertama Daffa
120 Baju pengantin untuk anakku
121 Siapa itu Kinan?
122 Papa!
123 Jujur apa bohong
124 Terimalah dia
125 Datang menjenguk
126 Apa ini akhir dari Kinan?
127 Semoga tenang kamu di sana
128 Lahirnya Sean junior
129 Datang menjenguk
130 Arsen Kyle Bryan
131 Hamil
132 Durian merah
133 Mengerjai Putri
134 Tunangan Shane
135 Perubahan Daffa
136 Panjat memanjat di akhir masalah
137 Pernikahan Daffa dan Shane
138 Bahagia
139 Extra part 1 Malam pertama Shane
140 Extra part 2 Lahirnya Nick Junior
141 Extra part 3 Welcome Arthur dan Aaron
142 Negeri Magrib Al-Arabi
143 Empat penguasa kampus
144 ---
145 Novel baru
146 Novel baru
147 Pengumuman
148 Beautifull Revenge
149 Salahkah aku mencintaimu (suami orang)
150 Married with a Stranger
Episodes

Updated 150 Episodes

1
Nikah di bawah tangan
2
Sampai subuh
3
99 peraturan
4
Datang bulan
5
Kedatangan kekasih Sean
6
Disuruh minta maaf
7
Aku merindukannya
8
Ingin kerja lagi
9
Apa ini efek dari panjat pinang semalam?
10
Salah tempat
11
Teruslah mengelak
12
Mau kamu apa
13
Malah sebaliknya
14
Terima kasih
15
Sean cemburu
16
Mengerjai Sean yang telah mengerjainya
17
Makan siang berdua dengan Daffa
18
Kecurigaan Daffa
19
Pelukanmu lebih nyaman daripada pelukannya
20
Kepergian ibunda Arini
21
Akhirnya semua tahu
22
Bertemu mertua
23
Kekecewaan Arini
24
Perubahan Sean
25
Amira
26
Bertemu Amira
27
Arini tau
28
Permohonan maaf Sean
29
Pergi
30
Sean Frustasi
31
Sean semakin kacau
32
Akal-akalan Daffa
33
kembali tersenyum
34
Berantem
35
Pesta
36
Tamparan Arini
37
Sikap posesif Sean
38
Arini VS Amira
39
Keluar sama Vani
40
Buka type saya
41
Aku ingin kamu yang membakarnya.
42
Biar aku yang gantiin ngidamnya
43
Maafkan aku mencintainya
44
Permintaan maaf Nick
45
Sean marah
46
Tuduhan keji Sean
47
Jangan pergi
48
Syarat yang lain
49
Rencana double date
50
Kekasih bohongan Daffa
51
Kencan
52
Jangan manjat dulu
53
Malah tidur
54
mulai kerja
55
Ketiduran di ruang kerja
56
Ciuman pertama Vani
57
Memanjat di pantai
58
Nick dan Vani jadian
59
Lulus tes
60
Terjatuh
61
Akibat Jika lihat film tak jelas
62
Arini kok dilawan
63
Berdandan
64
Kalung
65
Salah paham
66
Haduh malunya
67
Kedinginan
68
Apa Daffa cemburu?
69
Aku takut
70
Orang tua Daffa
71
Salah tarik
72
Sakit hati sendiri
73
Datang menemui Putri
74
Karma instan
75
Menikah
76
Resepsi
77
Resepsi part 2
78
Janji
79
Kecelakaan pesawat
80
Sadar
81
Jebakan
82
Gagal
83
Mama lebih kejam daripada pelakor
84
Maaf
85
Ke rumah Daffa
86
Mengambil hati camer
87
Aku bahagia
88
Cemburu
89
Pengen beli baju di pasar
90
Ingin ke Trunyan
91
Jangan mengganggu kesenanganku
92
Mix story
93
Salah paham
94
Di luar dugaan
95
Masuk jebakan
96
Sean tahu
97
Marah
98
Menyesal
99
Penculiknya menggelengkan kepala
100
Pergi menyelamatkan Arini
101
Ucapkanlah permintaan terakhirmu
102
Tertembak
103
Apakah ini akhir dari Arini
104
Beraninya dirimu meninggalkan aku
105
Jangan tinggalkan aku
106
Awas kalian!
107
Jangan diamkan aku
108
Bersembunyi di ketiak pasangan masing-masing
109
Nasib Marcel
110
Jangan berhubungan dulu
111
Pesta lajang untuk Nick.
112
Diganggu anak kecil
113
Para jantan Cemen
114
Begadang
115
Basah semua
116
Pernikahan Nick dan Vani
117
Shane kecewa
118
Cerah kembali
119
Hari pertama Daffa
120
Baju pengantin untuk anakku
121
Siapa itu Kinan?
122
Papa!
123
Jujur apa bohong
124
Terimalah dia
125
Datang menjenguk
126
Apa ini akhir dari Kinan?
127
Semoga tenang kamu di sana
128
Lahirnya Sean junior
129
Datang menjenguk
130
Arsen Kyle Bryan
131
Hamil
132
Durian merah
133
Mengerjai Putri
134
Tunangan Shane
135
Perubahan Daffa
136
Panjat memanjat di akhir masalah
137
Pernikahan Daffa dan Shane
138
Bahagia
139
Extra part 1 Malam pertama Shane
140
Extra part 2 Lahirnya Nick Junior
141
Extra part 3 Welcome Arthur dan Aaron
142
Negeri Magrib Al-Arabi
143
Empat penguasa kampus
144
---
145
Novel baru
146
Novel baru
147
Pengumuman
148
Beautifull Revenge
149
Salahkah aku mencintaimu (suami orang)
150
Married with a Stranger

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!