Anye mulai menjalankan pekerjaannya seperti biasa penuh dengan semangat, hidangan demi hidangan telah ia sajikan kepada pelanggan tanpa ada kesalahan sedikitpun. Keramahan, kedisiplinan dan ketekunannya dalam bekerja telah membuahkan hasil yaitu mendapat kepercayaan dari pelanggan dan para staf.
Sore ini sebelum jam kerjanya usai, Anye dipanggil menghadap ke ruangan manajer restoran. Anye merasa khawatir, apakah ia telah melakukan kesalahan dengan melalaikan tugas yang diberikan atasannya hingga ia diharuskan untuk menghadap.
Dengan perasaan takut ia pun masuk ke ruangan manajer, "Selamat sore Pak", sapa Anyelir.
"Sore, oh ternyata kamu Anyelir, ayo silahkan duduk", jawab pak manajer dengan ramah.
"Terimakasih pak, ada pekerjaan apa ya Pak hingga bapak memanggil saya untuk menghadap?"
"Begini Nye, perusahaan kita kan dari dulu memiliki kebijakan tentang karyawan yang loyal dan berprestasi dalam bekerja. Kebetulan hotel kita membuka cabang baru di Denpasar Bali dan mulai minggu depan sayalah yang akan ditugaskan untuk mengelola cabang kita yang disana. Jadi saya dan kepala koki telah merekomendasikan kamu untuk menggantikan posisi saya disini".
"Apa saya tidak salah dengar pak?", saya belum berpengalaman dalam hal ini lagi pula saya juga masih karyawan baru dan belum ada tiga bulan bekerja di hotel ini".
"Cara kerja kamu, tanggapan pelanggan terhadap pelayananmu, dan terutama kenaikan omzet penjualan yang hampir dua kali lipat dari yang biasanya telah menunjukkan kemampuan kerjamu Nye, dan saya yakin kamu pasti bisa memimpin resto ini. Jika nanti rekomendasi kami diterima bos saya berharap kamu bisa menjaga kepercayaan kami dengan membuat hotel kita ini lebih berkembang lagi. Dan saya berharap jika suatu saat saya berkunjung kesini saya sudah bisa melihat kemajuan itu".
"Alhamdulillah, terimakasih pak atas kepercayaan yang telah bapak berikan kepada saya. Saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan yang terbaik demi kemajuan hotel ini. Insha Allah saya tidak akan mengecewakan bapak".
"Itu saja Nye yang ingin saya sampaikan, mengenai keputusan dan pengangkatan resminya nanti bagian kepegawaian yang akan langsung menghubungimu. Berhubung jam kerja kamu telah usai kamu diperbolehkan pulang. Semangat terus ya Nye, kami bangga terhadapmu,mudah-mudahan kita akan terus mendapatkan karyawan-karyawan terbaik sepertimu".
"Sekali lagi terimakasih Pak atas dukungannya, saya permisi dulu ya Pak".
"Silahkan Nye".
Anye segera keluar dari ruangan itu, dia sangat bersyukur atas kabar hari ini. Dengan bersemangat dan senyum mengembang di bibirnya dia terus melangkahkan kakinya menuju ruang ganti untuk bersiap pulang. "Mudah-mudahan ini langkah awal untuk kehidupan baruku, terima kasih Ayah...ibu, ini semua berkat do'a kalian. Seandainya kalian ada disini aku pasti akan lebih bahagia lagi", monolog Anyelir dalam hati.
Karena bahagia dan terburu-buru hendak pulang Anye tidak memperhatikan ada sepasang mata yang sedari tadi mengawasinya. Ketika ia hendak masuk ke dalam lift tiba-tiba ada seseorang yang menariknya, Anye sangat terkejut dan hampir saja terjatuh jika tangan orang yang menariknya itu tidak menahan dan menariknya ke dalam pelukannya.
" Ceroboh!!! "
Kata itu menggema ditelinga Anyelir hingga membuat jantungnya berdegub dengan kencang, suara bas itu sepertinya tidak asing terdengar ditelinganya. Anyelir mendongakkan kepalanya, betapa terkejut ia saat melihatnya dan sepertinya waktu berhenti saat ini. Anye terpaku, wajahnya merona malu, detak jantungnya semakin cepat, keringat dingin keluar di telapak tangannya dan ada desiran aneh serasa mengalir keseluruh tubuhnya ketika melihat wajah itu, wajah orang yang belum siap ia temui untuk saat ini ternyata kini ada di hadapannya dan nyaris tak berjarak. Keduanya sejenak tenggelam dalam tatapan aneh yang hanya hati mereka berdua saja yang bisa merasakannya.
Satya yang tersadar lalu melepaskan Anyelir, "dasar gadis ceroboh". Kata itu lagi yang keluar dari mulutnya.
" Kecerobohanmu itu bisa menambah kesialanmu, apa kamu tidak melihat tulisan itu!", tunjuk Satya kearah pintu lift".
Anye membaca tulisan yang terpampang jelas disana dan ditulis memakai hurup kapital semua, "LIFT SEDANG DALAM PERBAIKAN" ia pun tertunduk malu.
"Apa kamu sengaja biar terjebak dan terkurung didalamnya hingga nanti malam kamu tidak jadi datang memenuhi janjimu. Aku tidak ingin dirugikan, ingat! aku telah melunasi hutang ayahmu", Satya berucap dan kembali menatap dingin kepada Anyelir.
"Untung saja aku datang tepat waktu, jika tidak kamu akan terkurung sampai datang teknisi Lift besok untuk memperbaikinya. Hilangkan sikaf cerobohmu itu yang bisa merugikan dirimu dan bahkan orang lain", lanjut Satya sambil berlalu dari tempat itu.
"Sekitar lima meter ia berjalan, Satya kembali membalikkan tubuhnya dan berkata, " Pulang dan bersiaplah!, Pak Edi akan menjemputmu kembali pukul tujuh malam. Aku tunggu kamu ditempat kemaren jangan sampai telat, aku paling tidak suka dengan orang yang tidak menghargai waktu, jika kamu sampai telat, aku akan menambah hukumanmu".
Satya kembali melanjutkan langkahnya, sebenarnya hari ini Satya tidak bermaksud datang ke hotel karena ia sedang menemani kakeknya di rumah sakit. Berhubung ada berkas penting yang harus diambil sekaligus dia akan pulang kerumahnya maka Satya menyempatkan diri singgah untuk mengambil sendiri berkas itu di dalam ruangannya.
Anyelir yang masih berdiri mematung ditempatnya, merasa malu dan kesal, malu terhadap Satya karena mengulang kembali kecerobohannya dan kesal terhadap dirinya sendiri, kenapa ia terlalu gembira tadi hingga ia tidak membaca tulisan itu. Jika dia tidak ceroboh pasti dia tidak akan bertemu dengan Satya dan mendapatkan tatapan dingin dan perkataan yang ketus dengan nada sedikit mengancam.
Anye melihat arloji ditangannya terlihat disana pukul lima sore, ia terkejut dan segera memutar mencari tangga agar ia bisa cepat turun dan kembali ke kost. Ia harus segera mempersiapkan pakaian apa yang harus dipakainya malam ini untuk bertemu Satya. Ternyata ketika ia sampai dipintu keluar hotel ia melihat Tina berdiri dan tersenyum lebar menyambut kedatangannya.
"Alhamdulillah", ucap Anyelir sambil memegang dada kirinya.
"Kenapa kamu Nye...seperti dikejar hantu saja, tuh lihat wajahmu pucat sekali", sapa Tina.
"Kenapa kamu terlambat aku sudah dari tadi disini menunggumu, untung saja tidak tumbuh akar nih dipantatku karena kelamaan duduk disini", sambil tertawa Tina mengucapkannya.
" Kata security kamu belum nampak keluar dari gedung makanya aku putuskan untuk tetap menunggu. Memangnya kamu dapat tugas lembur Nye hari ini?"
" Sudah ayo kita jalan dulu, nanti aku ceritakan di dalam mobil, lihat nih sudah jam lima lewat. Aku belum memilih baju yang akan ku pakai nanti malam, belum lagi jika kita terjebak macet bisa mati aku jika terlambat menemui Satya, bakalan ditambah hukumanku. Tadi aja jantungku sudah hampir copot melihat wajah dinginnya di dalam.
Kamu sih salah kasi info? kamu kan tadi bilang dia tidak bakalan datang hari ini, eh nyatanya nongol seperti hantu saja".
"Haaahaaahaaa.....", Tina tertawa terbahak-bahak mendengar ocehan Anyelir.
"Kenapa kamu tertawa, senang jika melihatku terkena serangan jantung!", Anye melanjutkan ucapan dengan kesal.
"Jadi hantu yang kamu lihat itu Satya, hingga membuat wajahmu sepucat ini, kan hantunya ganteng kenapa harus takut, jika aku jadi kamu akan aku kejar dia bukan malah menghindar hehehe....dasar kamu Nye si gadis lugu".
" Bagaimana mau dikejar, aku aja jatuh kepelukannya dan tak bisa berkutik ".
" Haahhh....bagaimana bisa, serius kamu Nye! ".
" Sudah ayo cepat kita masuk ke mobil, aku jadi penasaran dan nggak sabar nih ingin dengar ceritamu ", ajak Tina sambil menarik tangan Anyelir untuk segera masuk ke mobil milik suaminya.
Di dalam mobil Anye menceritakan semua kejadian yang dialaminya tadi bersama Satya, Tina yang mendengarnya tak bisa menahan tawanya. Tina tertawa terbahak-bahak sampai air matanya keluar.
Anye....Anye, dasar memang kamu gadis ceroboh, masak tulisan sebesar itu tidak terlihat olehmu. Memang benarlah yang dibilang Satya karena kecerobohanmu itu bisa membahayakan dirimu bahkan orang lain.
Anyelir mencebikkan mulutnya dan merasa kesal karena Tina telah membela Satya dengan membenarkan ucapannya. Tina pun terus tertawa melihat rona wajah sahabatnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
Tiah Sutiah
jangan ketus satya nanti kau sendiri yg jadi bucin
2021-11-26
1
lrennyka
semgat Nye smga diperlncr sgla ursanya aku ksh vote nih Thor br mkn smgt
2021-11-01
1