Anyelir telah memantapkan hati dengan apa yang harus ia lakukan, ia harus tetap kembali ke kota bersama pak Edi walaupun hatinya masih sangat berat untuk meninggalkan ayah dan ibunya.
Kerinduan kepada Ayah, ibu dan kampung halaman rasanya belum terbayar dengan hanya menginap satu malam. Namun tuntutan pekerjaan dan janji untuk memberi keputusan kepada Satya besok saat makan malam mengharuskannya untuk segera kembali.
Pak Edi juga berjanji kepada Ayah suatu hari nanti ia akan datang bersama putranya dan mereka akan memancing bersama sepuasnya tanpa harus memikirkan pekerjaan yang harus diselesaikannya.
Selama perjalanan Anye lebih banyak diam, ia menikmati pemandangan tapi fikirannya melayang entah kemana, ia memikirkan masa depan seperti apa yang sedang menantinya, bagaimana perlakuan suaminya nanti, bagaimana perlakuan keluarga Satya dan bagaimana sikap istri pertama Satya nanti setelah ia menikah dengan Satya.
"Non....non....non Anye, kenapa bapak perhatikan sedari tadi non melamun terus, nggak ceria seperti kemaren? sejak kita meninggalkan kampung tidak ada sepatah katapun terucap, apa non marah dengan bapak, apa ada ucapan bapak yang telah membuat non tersinggung?"
"Nggak ada kok Pak....Anye hanya sedih saja Pak harus meninggalkan Ayah dan ibu lagi, bapak kan tahu mereka tidak punya siapa-siapa lagi selain Anye sedangkan Anye sendiri tidak tahu kapan lagi bisa pulang untuk menjenguk mereka. Saat kita disana kebahagiaan terpancar jelas diwajah mereka kan pak".
"Iya non bapak tahu, tapi kan non Anye bisa meminta sama Tuan Satya agar mengizinkan mereka untuk tinggal bersama kalian bila nanti non menikah dengan Tuan. Tuan pasti faham non karena tuan itu orangnya baik dan perhatian lho non".
"Anye inginnya seperti itu sih pak, Anye ingin menjaga dan membahagiakan mereka dalam mengahabiskan masa tua mereka tapi mungkin Ayah dan Ibu enggan untuk hidup dikota".
"iya juga ya non, bapak saja sudah berniat jika nanti sudah ada pengganti bapak untuk menjaga Tuan Satya, bapak ingin menghabiskan hari tua bapak bersama istri disana. Kehidupan disana tenang, tidak bising dengan hiruk pikuk kenderaan, tidak ada polusi dari asap pabrik, rasa kekerabatan dan kegotong-royongan juga masih kental dan tentunya keindahan alamnya membuat perasaan kita lebih nyaman. Serta untuk memenuhi kebutuhan hidup kita tidak harus selalu mengandalkan uang, jika ingin masak sayur tinggal petik diladang, mau masak ikan tinggal memancing disungai, mau makan buah tinggal petik dikebun dan untuk berasnya tentunya kita juga bisa tanam padi sendiri disawah. Sedangkan di kota semuanya harus beli, uang seakan menjadi dewa untuk sebagian besar orang, bahkan untuk ke toilet saja kita juga harus pakai uang kan Non.
"Iya Pak, Oh ya pak.... Bapak kan sudah lama bekerja dengan Tuan Satya, berarti bapak juga mengenal baik kepribadian Nyonya dan pastinya nyonya sangat cantik ya pak hingga Tuan Satya sangat mencintainya".
"Iya non.....saya sangat mengenal nyonya karena Nyonya Nadia dan Tuan Satya juga berteman sejak kecil, rumah mereka dulu bersebelahan dan orang tua mereka sepakat ingin menjodohkan keduanya saat mereka dewasa. Sejak taman kanak-kanak sampai kuliah pun Tuan dan Nyonya belajar di sekolah dan di kampus yang sama hingga mereka menyadari ternyata mereka memang saling mencintai dan akhirnya mereka resmi pacaran.
Disaat akan menghadiri acara wisuda mereka, orang tua nyonya Nadia mengalami kecelakaan dengan kondisi yang cukup parah non. Mamanya meminta disaat terakhirnya ingin melihat Nyonya Nadia menikah dengan Tuan Satya. Akhirnya mereka menikah di rumah sakit dengan masih memakai pakaian toga demi memenuhi permintaan terakhir mamanya. Begitu aqad nikah selesai mama dari nyonya Nadia pun menghembuskan napas terakhirnya di dalam pelukannya dan keesokan harinya papanya juga ikut meninggal di rumah sakit.
Sungguh malang nasib nyonya.....dihari bahagianya dia juga harus merasakan kesedihan yang amat dalam akibat kehilangan kedua orang tuanya.
"Ternyata sungguh tragis ya pak kehidupan Nyonya Nadia".
Pak Edi pun mengangguk seraya melanjutkan ceritanya.
Nyonya orangnya sangat cantik, lembut, pintar dan sangat baik Non, nasib aja yang membuatnya kurang beruntung. Setelah menikah sekitar tiga tahun Nyonya Nadia belum juga hamil, mereka sudah berobat keberbagai tempat praktek dokter spesialis kandungan baik di dalam negeri maupun di luar negeri namun belum berhasil juga. Akhirnya mereka memutuskan untuk mencoba pengobatan alternatif di kampung kelahiran istri saya.
Sekitar enam bulan setelah itu nyonya merasakan ada perubahan dalam dirinya, ia sering merasa pusing, mual dan ingin selalu makan buah yang rasanya asam. Kemudian Tuan Satya membawa nyonya ke dokter untuk melakukan pemeriksaan dan ternyata nyonya dinyatakan positif hamil.
Saat itu Tuan Satya dan keluarga sangat bahagia, sampai mereka tidak memperbolehkan nyonya keluar rumah, mereka memberikan bonus kesemua karyawan dan memberi sumbangan ke banyak panti asuhan. Tuan sangat memanjakan nyonya, tuan berusaha menjadi suami siaga buat nyonya hingga urusan perusahaan ia serahkan ke Radit.
Tapi kebahagiaan itu hanya sebentar mereka rasakan, saat usia kandungan nyonya mulai masuk bulan ketiga nyonya sering merasakan kesakitan di area perutnya, tuan sangat khawatir takut terjadi hal buruk dengan nyonya dan bayinya tuanpun membawa nyonya ke spesialis kandungan di rumah sakit untuk pemeriksaan. Dokter ahli kandungan curiga ada penyakit di dalam kandungan nyonya kemudian dokter memberikan gambaran jika analisanya benar nyonya harus segera menggugurkan kandungannya karena bisa membahayakan keselamatan nyonya maupun bayinya. Lalu dokter menyarankan agar membawa nyonya ke spesialis penyakit dalam untuk mendapatkan hasil pemeriksaan yang lebih akurat.
Tuan dan nyonya sangat terkejut serasa disambar petir, ketika mendengarkan perkataan dokter. Nyonya menangis terus sepanjang perjalanan pulang dari rumah sakit hingga sampai kerumah dan ia mengatakan jika memang benar yang dikatakan dokter ia akan tetap mempertahankan dan tidak mau menggugurkan bayinya.
Saat itu tuan Satya sangat bingung, ia tidak tahu harus berbuat apa. Ia sangat menginginkan bayi itu tapi ia juga tidak ingin membahayakan diri nyonya. Melihat nyonya yang murung terus setiba dirumah, tuanpun segera menghubungi Nyonya Dina yaitu kakak satu-satunya nyonya Nadia yang kini tinggal di Amerika ikut suaminya untuk mencarikan informasi tentang rumah sakit terbaik disana. Nyonya Dina pun segera mencarikan informasinya sesuai dengan permintaan Tuan Satya.
Setelah mendapatkan info dari Nyonya Dina, Tuan Satya segera menyuruh Radit agar memesankan tiket penerbangan ke Amerika hari itu juga.
Tuan ingin secepatnya membawa nyonya kesana untuk pemeriksaan yang lebih intensif.
Ternyata setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter ahli penyakit kanker terbaik di Amerika memang benar ada sel kanker tumbuh di rahim nyonya. Dokter disana juga memutuskan agar nyonya segera menggugurkan bayinya supaya proses kemoteraphy bisa segera dilakukan. Tapi
Nyonya tetap kekeh dengan pendiriannya dan tuan Satria juga tidak berhasil membujuknya.
Nyonya tetap mempertahankan kandungannya non, sampai akhirnya bayi tersebut meninggal di dalam perutnya beberapa bulan yang lalu menjelang proses melahirkan.
"Jadi pak kenapa Nyonya Nadia tidak ikut pulang bersama Tuan Satya?"
"Nyonya Nadia belum ingin pulang non.....ia masih ingin tinggal disana bersama kakaknya, masih melanjutkan pengobatan kankernya dan katanya nyonya baru akan kembali kesini jika ia sudah merasa siap secara fisik dan mentalnya".
"Kenapa Tuan Satya tidak menemani nyonya dulu hingga sembuh total ya pak?"
"Keadaan Non, yang membuat Tuan harus segera kembali. Kakek permana sudah sering sakit-sakitan dan bisnis disini juga membutuhkan kepemimpinan Tuan, sudah setahun lebih non... bisnisnya ia tinggalkan karena mengurus nyonya di Amerika. Dan yang terutama kembali kesini karena ingin memenuhi permintaan kakek Permana yang tidak mungkin bisa nyonya Nadia berikan".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
Shinta Dewiana
kasian hidup nadia...muda2han dia orangnya baik mau menerima anye
2023-05-24
0
Anisnikmah
semoga tidak menganggap sebagai pencetus penerus aja ya satya. harus adil dan anyelie harus bertahan dgn haknya ibu kandung. pisah jauh dari anakkan
2021-12-26
1
Tiah Sutiah
semoga satya adil nanti nya ke anyelir atau pun nadia
2021-11-26
2