Episode 16. Restu ibu

Selepas sholat subuh Ayah dan Pak Edi berkeliling kampung, mereka berjalan-jalan menikmati udara pagi yang segar di sekitar persawahan. Suasana yang sejuk, pemandangan sawah yang bertingkat-tingkat dengan tanaman padi yang hijau membentang menambah keindahan kampung Anyelir yang memang terletak di antara kaki bukit. Kesejukan, keindahan, ketenangan, jauh dari hiruk pikuk kenderaan, jauh dari polusi pabrik membuat pak Edi enggan meninggalkan tempat itu.

Warga kampungpun yang notabene bermata pencaharian sebagai petani sudah mulai berangkat kesawah dengan membawa berbagai peralatan yang mereka perlukan seperti cangkul, arit dan lain-lain serta membawa bekal buat sarapan mereka seperti teh, kopi dan aneka kue maupun cemilan yang lain.

Mereka saling menyapa, saling bercanda berjalan beriringan menuju sawah tempat mereka bekerja. Kekompakan, keramah tamahan yang masih kental sangat terlihat saat mereka memperlakukan Pak Edi tidak seperti orang asing yang baru saja tiba dikampung mereka.

Interaksi obrolanpun terjadi antara pak Edi, ayah dan para warga, mereka duduk digubuk pinggiran sawah sambil menikmati teh, kopi, kue yang mereka bawa. Berbagai pembicaraan tentang kehidupan kota membuat warga kampung penasaran, hingga mereka banyak mengajukan pertanyaan kepada pak Edi. Sementara Pak Edi yang sudah mulai cinta dengan kehidupan kampung bertanya tentang masalah pertanian dan perkebunan. Di dalam hatinya telah tumbuh keinginan jika suatu saat ia telah pensiun dari tugasnya, ia ingin menghabiskan hari tuanya dengan kehidupan seperti di kampung Anyelir. Pak Edi ingin menghabiskan sisa umurnya sebagai seorang petani.

Setelah puas mereka berbincang, Ayah lalu mengajak Pak Edi ke sungai. Ternyata tadi sebelum mereka berangkat, Ayah telah mempersiapkan bekal untuk memancing berupa beberapa mata kail, benang dan umpan di dalam tasnya.

Pak Edi sangat senang melihat sungai disana yang airnya mengalir deras, airnya begitu jernih dan terlihat ikan-ikan kecil sedang berenang-renang di dalamnya. Ia merasakan kesegaran dari air sungai saat membasuh tangan, muka dan menjejakkan kakinya ke pinggiran sungai yang dangkal.

Sementara itu Ayah pun sibuk mencari beberapa batang kayu kecil diseputaran pinggiran sungai kemudian mengikatkan benang, mata kail dan umpan yang telah dibawanya.

Setelah mata kail dan umpan terpasang semua, ayahpun menyisakan dua buah pancing yang satu untuknya dan satu lagi buat pak Edi. Sedangkan beberapa buah pancing yang tersisa ia tancapkan dipinggiran sungai dengan benang dan umpan yang menjuntai ke dalam sungai. Kini pancing pancing itu siap menunggu ikan-ikan yang datang menghampiri.

Ayah mendekati pak Edi, memberikan sebatang pancing yang telah ia sisakan tadi, keduanyapun mulai asyik dengan kegiatan mereka. Keseruan terlihat saat ikan-ikan mulai memakan umpan yang terpasang di mata pancing mereka. Pancing di tangan ayah mulai bergerak-gerak menandakan telah ada ikan yang tersangkut di mata kailnya. Segera ayah menarik dan mengangkat pancing ditangannya, terlihatlah seekor indukan ikan gabus yang berukuran lumayan besar tersangkut disana. Ayah dan Pak Edi sangat gembira hingga Pak Edi berteriak,

" Wow.... dapat besar ikannya Pak, tarik pak....tarik....tarik terus jangan sampai lepas! "

Saat perhatian pak Edi masih fokus dengan ikan yang ayah dapat, ternyata pancing ditangannya pun bergetar lalu tersentak kuat, hampir saja terlepas dari tangannya jika ia tidak langsung menariknya. Pak Edi kemudian mengangkat pancingnya ternyata seekor lele yang berukuran besar telah tersangkut di mata kailnya. Pak Edi kegirangan melihat usahanya mendapatkan hasil yang memuaskan.

Keduanya terus asyik dengan kegiatannya hingga tak terasa jam sudah menunjukkan pukul setengah dua belas siang dan mereka ternyata telah mendapatkan hasil pancingan yang lumayan banyak. Pak Edi memang gemar memancing, makanya ketika Ayah mengajaknya pulang sebenarnya ia belum ingin menyudahi kegiatannya tapi waktu tidak memungkinkan lagi untuk mereka berlama-lama disana.

"Ayo pak kita pulang, Istri saya dan Anyelir pasti sudah menunggu kita untuk makan siang! "

"Saya sebenarnya belum puas Pak memancingnya, habisnya seru sih, itu ikan yang kita dapat banyak sekali dan besar-besar pula. Anak laki-laki saya pasti senang jika saya ajak kesini. Suatu saat nanti saya pasti akan kembali kesini dan mungkin membeli lahan agar kami bisa menetap disini".

"Oh....Pak Edi ternyata suka tempat ini !!! saya dan warga pasti senang sekali menerima pak Edi dan keluarga jika mau menetap disini".

"Iya pak, sejak awal datang kemaren rasanya saya sudah jatuh cinta dengan kampung ini, nanti ketika saya sudah bebas tugas saya pasti akan kesini membawa keluarga saya".

Sementara itu kegiatan Anyelir dan ibu dirumah sepeninggal Ayah dan pak Edi tadi pagi, mereka secara bersama membereskan rumah, pergi ke pasar membeli oleh-oleh dan membeli bahan masakan untuk menu makan siang mereka. Siang ini ibu dan Anye memasak rendang jengkol, sambal ikan asin cabe hijau dan tumis kangkung pakai terasi. Menu itu cukup sederhana tapi selalu menggugah selera makan bagi yang melihatnya.

Semua masakan telah terhidang dimeja makan saat ayah dan Pak Edi kembali dari memancing. Mereka kemudian membersihkan diri, lalu ayah mengajak pak Edi untuk makan siang bersama. Ternyata menu yang terhidang adalah kesukaan Ayah dan Pak Edi, mereka menikmatinya dengan sangat lahap karena memang rasanya yang sangat nikmat dan menggugah selera.

"Makanan ini sangat nikmat, Ibu dan Non Anye ternyata pandai sekali memasak. Terlihat sederhana tapi rasa mewah, kalah lho non masakan koki hotel Tuan!"

"Ah....Pak Edi bisa saja, itu hanya makanan kampung pak, mana bisa menandingi masakan koki hotel bintang lima".

"Saya serius Non, Tuan pasti bahagia dan beruntung bila nanti menikah dengan non Anye....sudah baik, cantik dan pandai memasak pula".

"Amiiin....", jawab ibu dan ayah berbarengan.

"Hanya itu yang kami harapkan pak, kebahagiaan rumah tangga putri kami dengan mendapatkan suami yang mencintai dan menyayanginya", ucap ibu Anyelir.

Anye yang mendengar hal itu hanya bisa terdiam, hanya bisa bermonolog dalam hati, " Seandainya ibu tahu posisiku nanti di dalam pernikahan ini hanya untuk melahirkan keturunan tanpa ada cinta dari suamiku mungkin ibu tidak akan pernah mengizinkanku untuk menikah dengan Satya ".

Pak Edi yang melihat perubahan sikaf Anyelir tahu apa yang kini sedang gadis itu fikirkan. Ia hanya bisa berharap Tuannya bisa membuka hati dan bersikaf adil nantinya terhadap kedua istrinya, tidak menyia-nyiakan gadis sebaik Anyelir.

Ayah dan pak Edi meninggalkan meja makan untuk beristirahat sambil menunggu datangnya sholat Dzuhur. Anye dan ibu membereskan meja, mencuci alat-alat makan setelah itu mereka membersihkan ikan hasil pancingan ayah dan Pak Edi. Dengan bumbu racikan ibu, Anye menggoreng ikan itu untuk tambahan oleh-oleh buat keluarga pak Edi. Sementara ibu mencabut ubi dan menebang pisang lilin yang hampir masak dari halaman belakang rumah mereka agar bisa dibawa juga sebagai oleh-oleh.

Oleh-oleh yang akan dibawa Anyelir telah dipersiapkan semua dan sangat banyak, ada pisang, ubi, ikan, aneka souvenir, tas-tas anyaman dari daun pandan yang warna-warni dan aneka cemilan sederhana berupa keripik-keripik khas kampungnya.

Mereka mengemasnya ke dalam dus serapi mungkin agar mudah membawanya dan yang jelas tidak akan mengotori mobil Satya.

Setelah semua pekerjaan selesai ibu dan Anye segera melaksanakan sholat dzuhur, kemudian ibu membawa sebuah kotak kecil yang berukir ke dalam kamar Anyelir dan memberikannya kepada Anyelir.

"Apa ini bu", tanya Anyelir.

Simpanlah nak, dan pakailah nanti disaat hari pernikahanmu. Di dalamnya terdapat sebuah cincin permata pemberian dari nenekmu dulu saat ibu hendak menikah dengan ayah, sekarang ini jadi milikmu nak. Ibu tidak mempunyai sesuatu yang berharga untuk bisa ibu berikan kepadamu dihari pernikahanmu nanti.

"Terimakasih bu.... indah sekali cincinnya, Anye tidak membutuhkan apapun bu kecuali doa restu dari ayah dan ibu. Doakan Anye ya bu agar selalu memperoleh kebahagiaan didalam kehidupan rumah tangga Anye nantinya".

Anye memeluk ibunya seraya menangis, lalu ibu berpesan kepadanya.

"Apapun nanti yang terjadi dalam rumah tanggamu tetap jagalah marwah suamimu. Jangan umbar aib suamimu kepada siapapun. Jika kamu membuka aib suamimu kepada orang lain berarti kamu telah menelanjangi diri kamu sendiri, membuka aibmu sendiri nak".

"Iya bu", Anye akan selalu mengingat pesan ibu.

"Kapan rencananya kamu akan memperkenalkan calon suamimu kepada kami nak?"

"Insha Allah secepatnya bu, setelah ia membawa Anye untuk diperkenalkan kepada keluarganya barulah Anye akan memperkenalkan dia kepada ayah dan ibu".

Percakapan antara ibu dan anakpun berakhir saat ayah memanggil mereka untuk bersiap-siap karena hari telah sore dan Anye harus segera kembali ke kota bersama Pak Edi yang juga telah bersiap.

Terpopuler

Comments

Mbah Edhok

Mbah Edhok

Restumu ibu ...

2023-01-24

0

Tiah Sutiah

Tiah Sutiah

sejelek apa pun sipat dan perilaku suami sebagai istri harus pandai menutupi aib nya

2021-11-26

1

Wartiy intan

Wartiy intan

semangat thor

2021-11-06

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1. Ingin bekerja
2 Episode 2. Kesepakatan dengan rentenir
3 Episode 3. Mulai curiga
4 Episode 4. Koki baru
5 Episode 5. Lamunan penyebab petaka
6 Episode 6. Pengorbanan seorang sahabat
7 Episode 7. Mencari calon istri kedua
8 Episode 8. Menyelidiki asal usul
9 Episode 9. Ajakan makan malam
10 Episode 10. Menjatuhkan pilihan
11 Episode 11. Galau dalam mengambil keputusan
12 Episode 12. Oleh-oleh dari kota
13 Episode 13. Berbohong demi membahagiakan orangtua
14 Episode 14. Ancaman melalui telphone genggam
15 Episode 15. Balas budi
16 Episode 16. Restu ibu
17 Bab 17. Wanita yang pantas untuk di cintai
18 Episode 18. Dukungan dari para sahabat
19 Episode 19. Merubah penampilan
20 Episode 20. Akibat kecerobohan
21 Episode 21. Panas dingin
22 Episode 22. Setuju menikah dengan syarat
23 Episode 23. Calon Suami sekaligus sahabat
24 Episode 24. Mulai Cemburu
25 Episode 25. Kabar baik adalah obat paling ampuh
26 Episode 26. Melihat bayangan istri
27 Episode 27. Restu dari kakek
28 Episode 28. Kehilangan jejak
29 Episode 29. Pernyataan cinta Adam
30 Episode 30. Sambutan yang mengejutkan
31 Episode 31. Menganalisa perubahan sikap Tirta
32 Episode 32. Menemui calon mertua di kampung
33 Episode 33. Merahasiakan untuk sementara
34 Episode 34. Persiapan seserahan lamaran
35 Episode 35. Acara lamaran
36 Episode 36. Impian Ayah dan Ibu
37 Episode 37. Ancaman dari orang misterius
38 Episode 38. Penyesalan Radit
39 Episode 39. Kenangan di tempat favorit
40 Episode 40. Diangkat menjadi manajer Resto
41 Episode 41. Dipandang sebagai pelakor
42 Episode 42. Cinta Kakek mengalahkan Ego Tirta
43 Episode 43. Janji Tirta
44 Episode 44. Hukuman dari Satya
45 Episode 45. Balasan Surga bagi keikhlasan seorang istri
46 Episode 46. Ancaman berdarah
47 Episode 47. Mempersiapkan Kado istimewa
48 Episode 48. Bridal Shower Ala Anyelir
49 Episode 49. Wejangan orang tua sebelum pernikahan
50 Episode 50. Ijab qabul
51 Episode 51. Perjanjian setelah pernikahan
52 Episode 52. Mencari keberadaan Nadia
53 Episode 53. Meminta maaf atas kebohongan
54 Episode 54. Menabur cinta lewat masakan
55 Episode 55. Ciuman pertama di rumah baru
56 Episode 56. Perhatian lebih untuk cinta
57 Episode 57. Rencana Kakek
58 Episode 58. Tiga cucu kesayangan
59 Episode 59. Persiapan Honeymoon
60 Episode 60. Teman saat berduka
61 Episode 61. Hikmah di balik ancaman
62 Episode 62. Makan malam romantis
63 Episode 63. Malam Pertama
64 Episode 64. Rindu kasih sayang istri
65 Episode 65. Membuktikan Ancaman
66 Episode 66. Memancing amarah peneror
67 Episode 67. Merasa tidak nyaman
68 Episode 68. Gagal mempermalukan
69 Episode 69. Obat perusak kandungan
70 Episode 70. Mengisengi Istri
71 Episode 71. Panik
72 Episode 72. Identitas Pelaku Terbongkar
73 Episode 73. Musuh dalam selimut
74 Episode 74. Penyesalan Anyelir
75 Episode 75.Terpaksa pulang
76 Episode 76. Rencana double honeymoon
77 Episode 77. Adil membagi waktu
78 Episode 78. Kekhawatiran Kakek Adiartha
79 Episode 79. Kecemburuan dan gosip
80 Episode 80. Curiga ada campur tangan orang dalam
81 Episode 81. Gagal mendapatkan jatah
82 Episode 82. Tangis dan amarah Satya
83 Episode 83. Mengumumkan identitas Anyelir
84 Episode 84. Mulai mencari Nadia
85 Episode 85. Protektif dan Posesif
86 Episode 86. Sedih karena diabaikan
87 Episode 87. Praduga yang salah
88 Episode 88. Kejujuran yang pahit
89 Episode 89. Maksud di balik permintaan Adam
90 Episode 90. Sengsara membawa nikmat
91 Episode 91. Berhasil berkat dukungan istri dan sahabat
92 Episode 92. Menghindari teman demi suami
93 Episode 93. Memberi surprise
94 Episode 94. Stop Mas
95 Episode 95. Belum Terbiasa
96 Episode 96. Kembali ke masa kanak-kanak
97 Episode 97. Mewakili pihak Radit
98 Episode 98. Anyelir Hamil
99 Episode 99. Ngidam durian
100 Episode 100. Hadiah dari Kakek
101 Episode 101. Harapan di balik pesta dan syukuran
102 Episode 102. Percaya Kepada Takdir
103 Episode 103. Kehamilan Kembar
104 Episode 104. Kebahagiaan di masa kehamilan
105 Episode 105. Menemukan Nadia
106 Episode 106. Sama-sama cemas
107 Episode 107. Kecewa
108 Episode 108. Berinteraksi dengan janin kembar jenius
109 Episode 109. Tugas Nadia
110 Episode 110. Mengesampingkan janji demi kondisi darurat
111 Episode 111. Menebus kesalahan
112 Episode 112. Mengenang masa lalu
113 Episode 113. Bingung membagi waktu dan perhatian
114 Episode 114. Cemas
115 Episode 115. Anyelir koma
116 Episode 116. Merasakan peran sebagai Ibu
117 Episode 117. Permohonan Nadia
118 Episode 118. Bukan madu tapi adik
119 Episode 119. Ikhlas berbagi kebahagiaan
120 Episode 120. Menabalkan Nama
121 Episode 121. Pesan terakhir
122 Episode 122. Tempat peristirahatan terakhir
123 Episode 123. Saling Mencintai
124 Episode 124. Kado istimewa
125 Episode 125. Makna kebahagiaan hakiki
126 MENYAPA PEMBACA ( PENGUMUMAN )
127 MENYAPA PEMBACA (BAB PENGUMUMAN Ke-2)
128 PENGUMUMAN KARYA BARU "BERI AKU CINTA" (Lomba YAAW 7)
129 PENGUMUMAN KARYA BARU "MUTIARA TERABAIKAN UNTUK ADAM" BY JULIA FAJAR
Episodes

Updated 129 Episodes

1
Episode 1. Ingin bekerja
2
Episode 2. Kesepakatan dengan rentenir
3
Episode 3. Mulai curiga
4
Episode 4. Koki baru
5
Episode 5. Lamunan penyebab petaka
6
Episode 6. Pengorbanan seorang sahabat
7
Episode 7. Mencari calon istri kedua
8
Episode 8. Menyelidiki asal usul
9
Episode 9. Ajakan makan malam
10
Episode 10. Menjatuhkan pilihan
11
Episode 11. Galau dalam mengambil keputusan
12
Episode 12. Oleh-oleh dari kota
13
Episode 13. Berbohong demi membahagiakan orangtua
14
Episode 14. Ancaman melalui telphone genggam
15
Episode 15. Balas budi
16
Episode 16. Restu ibu
17
Bab 17. Wanita yang pantas untuk di cintai
18
Episode 18. Dukungan dari para sahabat
19
Episode 19. Merubah penampilan
20
Episode 20. Akibat kecerobohan
21
Episode 21. Panas dingin
22
Episode 22. Setuju menikah dengan syarat
23
Episode 23. Calon Suami sekaligus sahabat
24
Episode 24. Mulai Cemburu
25
Episode 25. Kabar baik adalah obat paling ampuh
26
Episode 26. Melihat bayangan istri
27
Episode 27. Restu dari kakek
28
Episode 28. Kehilangan jejak
29
Episode 29. Pernyataan cinta Adam
30
Episode 30. Sambutan yang mengejutkan
31
Episode 31. Menganalisa perubahan sikap Tirta
32
Episode 32. Menemui calon mertua di kampung
33
Episode 33. Merahasiakan untuk sementara
34
Episode 34. Persiapan seserahan lamaran
35
Episode 35. Acara lamaran
36
Episode 36. Impian Ayah dan Ibu
37
Episode 37. Ancaman dari orang misterius
38
Episode 38. Penyesalan Radit
39
Episode 39. Kenangan di tempat favorit
40
Episode 40. Diangkat menjadi manajer Resto
41
Episode 41. Dipandang sebagai pelakor
42
Episode 42. Cinta Kakek mengalahkan Ego Tirta
43
Episode 43. Janji Tirta
44
Episode 44. Hukuman dari Satya
45
Episode 45. Balasan Surga bagi keikhlasan seorang istri
46
Episode 46. Ancaman berdarah
47
Episode 47. Mempersiapkan Kado istimewa
48
Episode 48. Bridal Shower Ala Anyelir
49
Episode 49. Wejangan orang tua sebelum pernikahan
50
Episode 50. Ijab qabul
51
Episode 51. Perjanjian setelah pernikahan
52
Episode 52. Mencari keberadaan Nadia
53
Episode 53. Meminta maaf atas kebohongan
54
Episode 54. Menabur cinta lewat masakan
55
Episode 55. Ciuman pertama di rumah baru
56
Episode 56. Perhatian lebih untuk cinta
57
Episode 57. Rencana Kakek
58
Episode 58. Tiga cucu kesayangan
59
Episode 59. Persiapan Honeymoon
60
Episode 60. Teman saat berduka
61
Episode 61. Hikmah di balik ancaman
62
Episode 62. Makan malam romantis
63
Episode 63. Malam Pertama
64
Episode 64. Rindu kasih sayang istri
65
Episode 65. Membuktikan Ancaman
66
Episode 66. Memancing amarah peneror
67
Episode 67. Merasa tidak nyaman
68
Episode 68. Gagal mempermalukan
69
Episode 69. Obat perusak kandungan
70
Episode 70. Mengisengi Istri
71
Episode 71. Panik
72
Episode 72. Identitas Pelaku Terbongkar
73
Episode 73. Musuh dalam selimut
74
Episode 74. Penyesalan Anyelir
75
Episode 75.Terpaksa pulang
76
Episode 76. Rencana double honeymoon
77
Episode 77. Adil membagi waktu
78
Episode 78. Kekhawatiran Kakek Adiartha
79
Episode 79. Kecemburuan dan gosip
80
Episode 80. Curiga ada campur tangan orang dalam
81
Episode 81. Gagal mendapatkan jatah
82
Episode 82. Tangis dan amarah Satya
83
Episode 83. Mengumumkan identitas Anyelir
84
Episode 84. Mulai mencari Nadia
85
Episode 85. Protektif dan Posesif
86
Episode 86. Sedih karena diabaikan
87
Episode 87. Praduga yang salah
88
Episode 88. Kejujuran yang pahit
89
Episode 89. Maksud di balik permintaan Adam
90
Episode 90. Sengsara membawa nikmat
91
Episode 91. Berhasil berkat dukungan istri dan sahabat
92
Episode 92. Menghindari teman demi suami
93
Episode 93. Memberi surprise
94
Episode 94. Stop Mas
95
Episode 95. Belum Terbiasa
96
Episode 96. Kembali ke masa kanak-kanak
97
Episode 97. Mewakili pihak Radit
98
Episode 98. Anyelir Hamil
99
Episode 99. Ngidam durian
100
Episode 100. Hadiah dari Kakek
101
Episode 101. Harapan di balik pesta dan syukuran
102
Episode 102. Percaya Kepada Takdir
103
Episode 103. Kehamilan Kembar
104
Episode 104. Kebahagiaan di masa kehamilan
105
Episode 105. Menemukan Nadia
106
Episode 106. Sama-sama cemas
107
Episode 107. Kecewa
108
Episode 108. Berinteraksi dengan janin kembar jenius
109
Episode 109. Tugas Nadia
110
Episode 110. Mengesampingkan janji demi kondisi darurat
111
Episode 111. Menebus kesalahan
112
Episode 112. Mengenang masa lalu
113
Episode 113. Bingung membagi waktu dan perhatian
114
Episode 114. Cemas
115
Episode 115. Anyelir koma
116
Episode 116. Merasakan peran sebagai Ibu
117
Episode 117. Permohonan Nadia
118
Episode 118. Bukan madu tapi adik
119
Episode 119. Ikhlas berbagi kebahagiaan
120
Episode 120. Menabalkan Nama
121
Episode 121. Pesan terakhir
122
Episode 122. Tempat peristirahatan terakhir
123
Episode 123. Saling Mencintai
124
Episode 124. Kado istimewa
125
Episode 125. Makna kebahagiaan hakiki
126
MENYAPA PEMBACA ( PENGUMUMAN )
127
MENYAPA PEMBACA (BAB PENGUMUMAN Ke-2)
128
PENGUMUMAN KARYA BARU "BERI AKU CINTA" (Lomba YAAW 7)
129
PENGUMUMAN KARYA BARU "MUTIARA TERABAIKAN UNTUK ADAM" BY JULIA FAJAR

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!