Waktu perjanjian yang begitu singkat membuat Anye tidak ingin membuang waktunya sia-sia, ia segera berkemas dan menghubungi Tina bahwa sore ini juga dia akan ikut ke kota. Kebetulan Tina belum berangkat, ia sedang menunggu mobil jemputan datang. Tina meminta Anyelir agar segera datang kerumah orang tuanya agar bisa sama-sama berangkat ke kota.
Ayah dan ibu mengantar Anye ke rumah orang tua Tina, mereka ingin menitipkan putrinya kepada Tina. Mereka berharap Tina bisa membantu Anye mencarikan pekerjaan untuknya.
Mobil jemputan yang ditunggu pun tiba, Anye dan Tina masing-masing berpamitan kepada kedua orang tua mereka. Setelah itu Anye berpamitan kepada orang tua Tina dan begitu juga sebaliknya.
Anye sangat sedih, dari kecil hingga dewasa ia tidak pernah tinggal jauh atau hidup terpisah dari kedua orang tuanya. Sambil terus terisak, ia tak henti melambaikan tangannya hingga mobil semakin menjauh dari tempat orang tuanya berdiri. Begitu juga dengan ayah dan ibunya, mereka terus memandang hingga mobil yang membawa putrinya hilang dari pandangan mereka. Sedih, takut, marah, menyesal dan kecewa terhadap diri sendiri yang kini dirasakan oleh Ayah Anye sambil terus memeluk istrinya yang belum juga reda tangisnya. Ia merasa gagal sebagai suami dan gagal sebagai seorang ayah, kini ia tidak bisa menjaga, tidak bisa melindungi dan tidak bisa membahagiakan putri semata wayangnya lagi.
Anye dan Tina telah sampai di kota, mobil jemputan mengantar mereka sampai ke tempat kost Tina. Ibu kost menyambut kedatangan mereka dengan ramah. Tina memperkenalkan Anye kepada ibu kost, mereka akan tinggal sekamar untuk sementara sampai Anye memperoleh penghasilan sendiri dan bisa menyewa kamar untuk dirinya.
Tina mengajak Anye ke kamar untuk beristirahat. Kamar Tina ternyata lumayan besar dilengkapi dengan fasilitas yang cukup mewah. Di dalam kamar terdapat sebuah tempat tidur spring bad jumbo, lemari jati empat pintu, kulkas yang penuh dengan isiannya, TV 42 inch, Sofa sudut untuk santai, kamar mandi lengkap dengan bathtub nya dan dilengkapi dengan pendingin ruangan (AC).
Setelah mengantar Anye ke kamarnya Tina izin keluar sebentar kepada Anye ingin mengantarkan oleh-oleh kepada teman-teman nya. Anye dimintanya beristirahat agar besok bisa langsung ikut ke tempatnya bekerja untuk menemui managernya.
Anye melihat-lihat sekeliling kemudian menuju kamar mandi ingin membersihkan diri sambil menunggu datangnya waktu maghrib. Setelah selesai ia kemudian memakai pakaian santai daster bunga-bunga lengan pendek dan panjang dibawah lutut seperti kebiasaannya ketika dirumah. Saat waktu maghrib tiba ia bergegas berwudhu untuk menjalankan sholat maghrib dilanjutkan dengan membaca Alquran seperti yang biasa ia lakukan setelah selesai sholat. Tak lupa Anye berdoa untuk dirinya dan mendoakan kedua orang tuanya.
Setelah selesai beribadah, terdengar suara ketukan pintu dari luar dan memanggil namanya. Ternyata ibu kost memanggil Anye untuk makan malam bersama teman-teman yang lain. Sampai mereka selesai makan Tina belum juga kembali.
Anye bertanya kepada Ibu Ida yaitu ibu pemilik kost " Bu....kenapa Tina belum juga kembali ya, kemana Tina pergi ya Bu? "
"Oh....tadi nak Tina telephone Ibu dia akan pulang malam, dia sedang berkumpul dengan teman-temannya. Nak Tina meminta ibu agar mengajak kamu makan dulu bersama teman yang lain. Sambil menunggu nak Tina kamu silahkan bergabung dan berkenalan dengan mereka dulu atau boleh langsung beristirahat jika kamu merasa lelah".
Baiklah Bu...Anye ingin berkenalan dulu dengan teman-teman yang lain. Anye mendekati lima orang gadis yang sedang berkumpul di ruang nonton TV, mereka asyik bercengkrama.
Melihat kedatangan Anye mereka tersenyum, salah satu dari mereka meminta Anye duduk didekatnya. Mereka mulai memperkenalkan diri, nama kelima gadis itu adalah Diah, Ani, Rita, Lisa dan Sri. Kelimanya berasal dari daerah yang berbeda dan mempunyai pekerjaan yang berbeda pula. Ada yang bekerja sebagai guru, cleaning service, karyawan resto, SPG dan sekretaris di suatu perusahaan. Anye segera memperkenalkan dirinya bahwa ia adalah teman Tina yang berasal dari kampung yang sama. Keramahan Anye dan sifatnya yang supel, mudah bergaul membuatnya cepat akrab dengan kelima teman barunya itu. Mereka saling bertukar cerita dan tertawa hingga tak terasa waktupun semakin larut. Sri yang berprofesi sebagai guru sudah mengantuk, ia kemudian mengajak teman-teman untuk bubar dan tidur karena besok mereka harus kembali bekerja.
Anye kembali ke kamarnya, dia masih cemas kenapa Tina belum juga kembali. Ia mengambil telephone genggamnya bermaksud untuk menelphone orang tuanya karena tadi belum sempat memberi kabar bahwa ia telah sampai di kota.
"Mudah-mudahan Ayah dan ibu belum tidur". gumamnya.
Anye memencet tombol memanggil di kontak ayahnya, sang ibu yang sedari tadi menggenggam HP tersebut yang cemas menunggu kabar dari putrinya segera mengangkat panggilan tersebut.
Anye memberi tahu bahwa ia telah sampai dan menceritakan keadaan kost serta berkenalan dengan teman-teman yang baik dan ramah. Ia juga memberitahu bahwa besok akan menemui manager tempat Tina bekerja untuk menanyakan tentang lowongan kerja untuk dirinya. Anye ingin orang tuanya tidak mengkhawatirkan dirinya lagi. Walau masih sedih sebisa mungkin Anye menyembunyikan agar air matanya tidak jatuh dan terlihat oleh Ayah dan ibunya.
Selesai menelphone orang tuanya Anye membersihkan diri dan melaksanakan sholat Isya' kemudian merebahkan dirinya ditempat tidur. Terdengar suara pintu diketuk, kemudian Anye membukanya ternyata Tina yang sudah kembali. Tina masuk ke kamar dengan sedikit terhuyung, Anye sedikit heran kemudian mendekati Tina.
" Tin, ada apa dengan kamu? apa kamu sakit?"
Tina tidak menjawab. Iya sempoyongan, Anye pun segera memapahnya menuju tempat tidur.
Tercium aroma tidak sedap keluar dari mulutnya. Aroma minuman keras yang membuat seseorang mabuk.
Mencium aroma itu membuat kepala Anye pusing dan perutnya mual. Ia buru-buru menidurkan Tina ditempat tidurnya, kemudian berlari ke kamar mandi. Karena mual yang tak bisa ditahan lagi akhirnya ia memuntahkan isi perutnya hingga terasa lega dan membasuh muka dan kepalanya agar pusingnya hilang.
Memang seumur hidupnya Anye tidak pernah mencium bau minuman keras. Dia hanya mendengar cerita dari teman-teman sekolahnya tentang aroma dan akibat yang ditimbulkan dari minuman itu.
Takut ia mual lagi jika tidur disebelah Tina, Anye pun mengambil bantal dan selimutnya berniat tidur di sofa.
Fikiran Anye menerawang memikirkan semua yang terjadi, ia mulai curiga dengan Tina. Apa sebenarnya yang Tina kerjakan, kenapa Tina mengkonsumsi minuman keras, apa mungkin hasil bekerja sebagai karyawan rendahan bisa mengikuti gaya hidup semewah Tina sekarang?
Berbagai pertanyaan muncul dikepalanya. Akankah dia harus mundur, menjauh dari Tina dan kembali ke kampungnya?
Tapi hal ini juga tidak mungkin ia lakukan, ia tidak mau menjadi istri keempat Tuan Danu si rentenir.
Terlalu banyak yang difikirkannya membuat kepalanya kembali pusing. Anyelir segera mengambil obat sakit kepala bekal dari Ibunya dari dalam tasnya kemudian segera meminumnya dan kembali berbaring di sofa. Rasa lelah dan pengaruh obat akhirnya membuat Anyelir tertidur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
Ufika
Kasihan anyelir demi orang tuanya
2023-01-08
0
Reni
next aka
2022-03-23
3
Ufuk Timur
kak aku baca beberapa eps, next bakalan baca lagi, udah tap beberapa love juga ninggalin komentar, tap favorit juga😘😘😘kalau berkenan silahkan mampir di novel baruku🥰🥰🥰
2021-12-18
1