Anyelir masih bimbang dengan keputusan apa yang harus dipilihnya. Jika ada jalan lain untuk dipilih, dia tidak akan memilih keduanya. Kedua pilihan itu akan menyelesaikan masalahnya tapi tidak akan memberikan cinta untuknya, sementara pernikahan yang diimpikan setiap gadis adalah menikah dengan orang yang dicintai dan mencintai kita. Tapi keadaan telah mendesaknya, membuatnya harus segera menentukan pilihan."
Melihat Anyelir yang hanya terdiam dan terpaku membuat Satya kembali bertanya.
"Bagaimana Anyelir.....jika kamu butuh waktu untuk berfikir, aku akan memberimu waktu tiga hari. Karena waktuku untuk menunggu keputusanmu tidak banyak, minggu depan aku sudah harus mengenalkan calon istriku kepada Kakek dan juga kepada kedua orang tuaku agar secepatnya mereka bisa mengatur pernikahan."
"Baiklah Sat, aku akan memikirkannya dulu. Aku juga harus berbicara dengan kedua orang tuaku karena mereka berhak menentukan pilihan untuk masa depanku."
"Jika kamu ingin pulang menemui dan berbicara langsung dengan mereka, aku akan memberimu izin cuti bekerja selama dua hari dan biar Pak Edi supir pribadiku yang akan mengantarmu pulang ke kampung.Tapi setelah itu kamu harus kembali bekerja karena hotel sangat membutuhkan tenagamu saat ini. Banyak tamu kita yang merasa puas dengan pelayananmu Nye, hingga omzet restaurant naik drastis selama kamu bekerja."
"Alhamdulillah jika begitu Sat, aku juga senang dengan pekerjaan ini. Baiklah aku terima tawaranmu untuk mengambil cuti selama dua hari dan terima kasih jika kamu mengizinkan Pak Edi untuk mengantarku."
"Tapi ingat Nye waktumu hanya tiga hari untuk memberikan keputusan kepadaku. Kita akan bertemu kembali tiga hari kedepan di tempat ini. Pak Edi akan menjemputmu pada jam yang sama seperti tadi."
Anyelir mengangguk tanda setuju.
Mereka berdua menikmati alunan musik yang mengalun merdu yang mungkin bagi pasangan saling mencintai tentunya suasana itu adalah suasana yang sangat romantis tapi tidak bagi Anyelir dan Satya. Keduanya sibuk dengan fikiran mereka masing-masing sambil menghabiskan minuman mereka.
Berhubung hari semakin larut mereka memutuskan untuk kembali.
"Ayo kita pulang Sat, Nggak enak dengan ibu kost jika kita pulang terlalu malam".
"Iya Nye, lagian kamu juga harus bersiap untuk keberangkatanmu besok. Rencananya besok kamu akan berangkat jam berapa Nye, supaya aku bisa instruksikan kepada pak Edi. Masalah izin di hotel nanti biar aku saja yang urus."
"Paling sekitar jam 10 Sat, karena aku ingin pergi membeli oleh-oleh dulu untuk Ayah dan ibuku".
"Baiklah jam sepuluh insha Allah kupastikan Pak Edi sudah sampai di tempat kost mu."
Setelah Satya ke kasir membayar hidangan makan malam mereka, keduanya bergegas meninggalkan tempat itu.
Mereka sampai ditempat kost sekitar jam sebelas malam.
Teman-teman Anyelir masih berkumpul dan bercengkerama diteras depan kost sambil menunggu kepulangan Anyelir. Melihat ada sebuah mobil Sport mewah berhenti diluar pagar membuat mereka penasaran siapa gerangan tamu yang datang. Mereka terkejut saat melihat seorang pria yang sangat tampan keluar dari dalam mobil kemudian disusul oleh Anyelir.
Semua terpana melihat Anye dan Satya yang berjalan beriringan dan terlihat sangat serasi bak putri dan pangeran dalam dongeng.
Tina yang sudah mengetahui identitas pria yang bersama dengan Anyelir tersenyum bahagia. Ia bersyukur sahabatnya bisa dekat dengan bos mereka.
Satya mengantarkan Anyelir hingga ke teras, walaupun dia seorang bos tapi ia tidak sombong. Ia telah menunjukkan rasa tanggung jawabnya mengantarkan wanita yang dibawanya hingga sampai kepada teman-temannya. Dengan ramah ia pun menyapa mereka.
"Selamat malam semuanya, saya mengantarkan Anyelir kembali. Maaf jika kami pulang terlalu malam dan telah mengganggu waktu istirahat kalian."
"Nggak apa-apa kok bos, kami memang terbiasa tidur larut malam. Terimakasih bos telah mengantarkan pulang sahabat kami," jawab Tina.
"Anye.... Kenalkan dong pangeranmu kepada kami", goda Diah.
"Kami juga mau lho.... punya teman pangeran tampan seperti ini", lanjut Rita.
"Jika masih ada pangeran yang seperti ini kenalkan dong Nye dengan kami". Sri pun yang biasanya tidak banyak bicara ikutan bercanda.
Anyelir hanya bisa memelototkan mata kepada teman-temannya, dia merasa canggung, malu dan segan dengan Satya.
Satya yang faham akan candaan teman-teman Anyelir hanya tersenyum kemudian berkata,
"Saya permisi dulu ya, sudah terlalu malam, tidak enak jika dilihat tetangga".
"Terimakasih Pak", lanjut Anyelir.
Mendengar Anyelir memanggilnya Pak lagi membuat Satya menatap Anyelir dengan tajam. Anyelir tahu maksud pandangan Satya tapi ia masih segan jika hanya memanggil nama dan terdengar oleh teman-temannya. Kemudian Satya kembali ke mobilnya dan melajukan mobilnya ke jalan raya menuju rumahnya.
Tina, Sri, Diah, Rita, Lysa dan Ani segera mendekati Anyelir. Mereka penasaran ingin mendengar cerita Anyelir tentang makan malamnya dengan Satya. Mereka menarik tangan Anyelir dan memberikan bangku agar ia duduk diantara mereka.
"Ayo Nye... ceritain dong bagaimana acara makan malam kalian, apa ganti rugi yang diminta bos padamu dan bagaimana reaksi bos pertama kali melihatmu berpenampilan seperti ini?" Tina yang tidak sabar ingin mendengar cerita dari Anyelir segera memberondongnya dengan beberapa pertanyaan.
"Iya Nye, kami juga penasaran lho". Jawab yang lain secara bersamaan.
"Tenang.... tenang, aku pasti akan cerita tapi lebih baik kita cerita dikamar aja ya, sekalian aku mau ganti baju dulu. Soalnya udah gerah nih pingin pakai baju kebesaranku, baju dinas dirumah. 😄😄😄
"Kamu nggak asyik Nye, udah cantik-cantik gini kok malah yang diingat baju bibi-bibi alias daster". Ucap Tina.
"Iya nih Anye..... sudah jadi Cinderella kok malah balik jadi bik imah". Sri juga ikut menimpali perkataan Tina.
Haaahaaahaaa.....😅😅😅 mereka serentak tertawa.
Anye berjalan ke kamar diikuti kelima temannya, mereka tak sabar ingin mendengar cerita dari Anye.
"Aduh, cepat Nye....cerita dong. Biar kurcaci kurcacimu ini cepat keluar dari kamar kita".
"Eh dasar lu.... Tina. Masak iya, kami yang cantik-cantik begini kamu bilang kurcaci". Suara tertawa kembali memenuhi kamar Tina.
Anyelir merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur sambil bercerita. Ia menceritakan semua yang telah Satya bicarakan kepada teman-temannya.
"Astaga.....serius Nye", tanya Tina.
Yang lainnya juga merasa terkejut mendengar cerita Anyelir.
"Jadi beneran nih !!! Anyelir akan berubah menjadi Cinderella dan kita menjadi kurcaci kurcacinya", celetuk Ani.
"Ah kalian bercanda melulu, aku serius nih. Aku bingung....bantu mikir dong, keputusan apa yang harus aku ambil?".
"Menikah saja Nye dengan pangeran tadi, kalau aku langsung mau Nye nggak perlu minta waktu lagi tuk berfikir", sahut Rita.
"Iya Nye....sudah tampan, bos dan tajir pula. Jika aku diposisi kamu juga tidak akan menolaknya". Lysa juga ikut bersuara.
"Aku faham kenapa Anyelir masih bingung untuk mengambil keputusan. Ada yang kalian belum tahu teman-teman, menikah tanpa cinta ibarat makan tanpa garam. Dan pernikahan yang akan Anyelir jalani masih terikat dengan cinta lain. Apakah Anye akan sanggup menjalani pernikahannya sementara suaminya telah menegaskan dari awal dia tidak bisa menjanjikan cinta untuknya?"
"Tapi kan Tina, cinta bisa tumbuh seiring berjalannya waktu". Timpal Rita.
"Benar....asal keduanya mau untuk saling membuka diri. Jika Anye mampu bersabar berusaha menebarkan bibit-bibit cinta dan merawatnya di dalam rumah tangganya bisa jadi cinta itu akan bersemi diantara mereka. Dan Jika Anye tidak mampu bersabar melihat suaminya lebih mementingkan ikatan dari cintanya yang lain maka rumah tangga mereka akan karam. Apakah Anye akan sanggup menyandang status janda dalam usianya yang masih muda?"
"Iya juga ya....apalagi jika istri pertamanya nanti tidak bisa menerima keberadaan Anyelir dan berusaha menguasai anak dari pernikahan Anye dan si tampan, bakalan seperti hidup dinerakalah nanti Anyelir." Ani ikut mengemukakan pendapatnya.
"Tuh kamu pintar" Diah pun menimpali. "Kamu Tin lebih faham dari kami karena kamu saat ini menjalani pernikahan poligami".
"Benar...., bedanya Anyelir akan dinikahi Sah menurut agama dan negara, diberi hak penuh dan sama seperti halnya istri pertama sedangkan aku hanya seorang istri simpanan yang dinikahi siri, kapan saja suamiku tidak menginginkanku lagi ia bisa melepasku tanpa aku bisa menuntut hak apapun untukku atau anak-anakku kelak. Seperti yang tertulis dalam UUP No.1 tahun 1974 yang mengatur syarat sahnya suatu perkawinan selain dilakukan menurut hukum masing-masing agama dan kepercayaan, juga harus dicatat menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku (Pasal 2 UUP). Dengan tidak dilakukannya pencatatan maka perkawinan tersebut tidak punya kekuatan hukum (Pasal 6 Kompilasi Hukum Islam), tentunya hal ini membawa akibat hukum yaitu tidak adanya pengakuan dan perlindungan hukum atas hak-hak istri dan anak-anak hasil dari perkawinan siri".
"Menikah dengan Tuan Danu si rentenir itu juga tidak mungkin kan Nye? sama saja kamu bakalan masuk ke mulut buaya." Ani berucap lagi.
"Iya Ani, mungkin jika baru menikah aku akan disayanginya. Tapi siapa yang bisa menjamin untuk kedepannya, bisa jadi ia akan menikahi perempuan lain lagi yang orang tuanya terjerat hutang juga dengannya seperti orang tuaku".
"Kami juga tidak bisa membantumu Nye. Jika kami memiliki uang sebanyak itu pasti kami akan meminjamkannya kepadamu agar kamu bisa melunasi semuanya dan tidak memilih kedua pilihan yang sulit itu." Lanjut Tina lagi.
"Nggak apa-apa lho teman-teman, aku sudah bersyukur memiliki teman seperti kalian. Besok aku akan pulang ke kampung, ingin menemui kedua orang tuaku. Selain melepas rindu, aku ingin membicarakan hal ini kepada mereka. Apapun nanti yang aku putuskan, aku ingin mereka meridho'iku. Mudah-mudahan keputusanku nanti adalah keputusan yang terbaik untuk hidupku karena ridho orang tuaku".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
Riskiyati Arnan
kok anyelir katanya gadis yg polos kok manggil yg lebih dewasa kok nggak sopan ya ...SAT ...
2023-03-31
0
Arin
alhamdulillah tmnya pada baik semua
2022-03-23
0
Artini
like kaka semangat
2022-02-16
0