Tina membawa Anyelir ke ruangan personalia (ruangan HRD). Sesampainya disana Tina mengatakan kepada kepala personalia bahwa inilah gadis yang pernah ia bicarakan lewat telephone kemaren. Setelah mengantarkan Anyelir untuk proses wawancara ia pun keluar ruangan untuk melanjutkan pekerjaannya.
Proses wawancara dimulai, berbagai pertanyaan mereka ajukan kepada Anyelir. Sebenarnya proses ini hanyalah sekedar formalitas saja karena Tina telah merekomendasikan Anyelir untuk bekerja disini melalui orang ternama dan berkuasa dibalik Tina.
Kini posisi yang kosong hanya ada pada bagian cleaning service dan pada department pengadaan makanan dan minuman. Anyelir diberi kesempatan untuk memilih oleh bagian personalia.
Karena Anyelir senang berhubungan dengan masalah masakan dia memutuskan memilih bekerja dibagian pengadaan makanan dan minuman. Anyelir mendapat penjelasan secara detail tentang tugas-tugas yang harus dikerjakannya, sekarang dia bertugas sebagai waitress. Pihak personalia memperjelas lagi jika nanti kerjaan Anyelir dinilai baik maka akan ada kenaikan posisi.
Setelah wawancara selesai, bagian personalia langsung menyuruh Anye untuk bekerja hari ini juga. Anye segera diberikan pakaian seragam untuk bekerja, dia masih boleh mengenakan jilbab yang panjang sebatas menutup dadanya.
Anye keluar dari ruangan dan segera diantar kebagian pelayanan makanan dan minuman.
Anye melayani setiap tamu yang datang baik yang hanya sekedar berkunjung untuk melakukan pertemuan maupun yang akan menginap. Ia dengan ramah menyodorkan cataloq menu makanan dan minuman, menjawab serta menjelaskan setiap pertanyaan pelanggan seputar menu-menu tersebut.
Hari-hari dilalui Anye dengan gembira, senyum selalu mengembang diwajahnya walau kadang kerinduan kepada orang tua dan kampung halaman serta masalah rentenir yang selalu membebani fikirannya seringkali membuat hatinya menangis.
Kecantikannya, keramahannya dan kegesitannya yang nyaris tak pernah melakukan kesalahan dalam setiap pekerjaannya telah menjadi buah bibir dikalangan pelanggan, dikalangan sesama karyawan dan dikalangan staf. Bahkan disaat bagian dapur kuwalahan karena terlalu banyak pesanan yang harus mereka masak tak segan ia menawarkan bantuan.
Pekerjaan demi pekerjaan dilakukannya dengan cepat tanpa kenal lelah, dia hanya beristirahat ketika datang waktu sholat bahkan sering kali dia lupa untuk mengisi perutnya karena asyik melayani pelanggan. Pelayanannya yang memuaskan membuat para pelanggan tak segan memberikan tips untuknya
Sebulan sudah berlalu, gaji pertamanya semua sudah dikirimnya kekampung untuk membayar cicilan rentenir dan untuk membantu kebutuhan orang tuanya. Sedangkan untuk biaya hidupnya ia gunakan uang tips-tips dari pelanggan yang selama ini Anye kumpulkan.
Anye sejenak termenung sambil memperhatikan sisa uang yang ada ditangannya, ia teringat akan janjinya. Setelah menyimpan uangnya kembali ia segera bergegas berangkat kerja. Hari ini ia mendapat shift kerja sore dan pulang jam 10 malam.
Sambil berjalan ia terus bergelut dengan masalahnya sendiri, pertanyaan demi pertanyaan berputar putar diotaknya "Dua bulan lagi waktu yang kujanjikan, darimana aku akan mendapatkan uang sebanyak itu? sementara uang yang kukumpulkan hanya cukup untuk kebutuhan hidupku sebulan kedepan, sekarang apa yang harus kulakukan? meminjam uang ke perusahaan, ah....tidak mungkin pimpinan akan memberikan uang sebanyak itu sementara aku masih karyawan baru, mencari kerja sampingan tapi pekerjaan apa yang bisa kulakukan, apakah aku harus menjual diri untuk mendapatkan uang dengan cepat? ah....aku tidak bisa berbuat ini".
Semuanya semakin membuatnya gelisah dan pusing, hal ini membuat konsenstrasinya terganggu. Saat hendak menyeberang jalan hampir saja ia tertabrak mobil jika sang pengemudi tidak segera membelokkan mobilnya hingga menabrak trotoar jalan. Bunyi ciiiirrt..... bruuuk.....membuat Anye terkejut dan tersadar dari lamunannya.
Seseorang bertubuh tinggi, tampan, berhidung mancung, berwajah dingin dan memakai stelan jas keluar dari dalam mobil. Dia adalah Satya Permana, CEO dari Hotel Duta Angkasa tempat Anyelir bekerja yang baru kembali dari luar negeri.
Setahun lebih Satya tinggal di Amerika mendampingi Nadia, istri tercintanya untuk melakukan pengobatan. Nadia mengidap kanker rahim yang diketahui ketika ia sedang dalam keadaan hamil 2 bulan. Kebahagiaan yang sudah dinantikannya selama 3 tahun masa pernikahan sirna ketika Dokter menyarankan agar Nadia menggugurkan kandungannya. Jika tidak digugurkan dan tidak dilakukan pengobatan, kanker akan terus berkembang hingga membahayakan diri Nadia dan janinnya.
Satya dan Nadia dihadapkan pada pilihan yang sulit. Satya tidak pernah mempermasalahkan keturunan tapi keluarganya sangat mengharapkan keturunan dari Satya sebagai pewaris dan penerus keluarga sebab Satya merupakan anak tunggal dikeluarga Permana.
Nadia faham akan situasi itu makanya ia memilih ingin tetap mempertahankan kehamilannya. Kemudian mereka memutuskan untuk konsultasi dengan dokter obgyn di Amerika, berharap bisa mempertahankan janin sekaligus melakukan pengobatan.
Upaya terus dilakukan sampai menjelang Nadia akan melahirkan, tapi akhirnya mereka harus rela kehilangan calon bayi mereka yang menurut hasil USG adalah seorang bayi laki-laki. Bayi itu meninggal ketika masih di dalam kandungan Nadia.
Kini Nadia masih tinggal di Amerika melanjutkan pengobatannya dan masih ingin menenangkan diri. Sementara Satya memutuskan pulang lebih dulu karena sudah terlalu lama ia meninggalkan perusahaan dan keluarganya.
Setelah turun dari mobilnya Satya mengecek kondisi mobilnya yang rusak karena menabrak trotoar kemudian menghampiri Anyelir. Dengan nada dingin dia berkata "kamu harus ganti rugi untuk kerusakan mobil saya, jangan melamun dijalanan! apa kamu sudah tidak ingin hidup!menghabiskan waktu saya saja!"
"Maaf Tuan, maafkan saya. Saya mengaku salah, maafkan saya Tuan". Dengan wajah bersalah Anye terus memohon maaf, ia semakin bingung bagaimana ia harus bertanggung jawab. Masalahnya saja belum dapat jalan keluar malah kini timbul masalah baru lagi. Dalam kebingungan dan ketakutan ia hanya bisa menangis.
"Hal ini tidak cukup hanya dengan meminta maaf, kamu harus tanggung biaya perbaikannya atau saya akan membawa kasus ini ke pihak yang berwajib. Kamu tahu berapa biaya untuk memperbaiki mobil saya ini! "
Dengan terisak Anye menjawab "Maaf Tuan... saat ini saya tidak ada uang, saya baru saja bekerja dan baru datang dari kampung. Ini ada uang saya sedikit Tuan, dengan gemetar Anye mengeluarkan sisa uang dari dalam dompetnya, dua lembar uang ratusan dan bermaksud menyerahkannya".
" Simpan saja uang kamu itu, uang segitu hanya cukup untuk biaya mencuci mobil saya. Sini, berikan kartu identitas kamu !"
Anye segera mengeluarkan KTP nya, dengan cepat pria itu menarik KTP Anye dan memasukkan ke dalam tas nya. Kemudian Satya memberikan sebuah kartu nama kepada Anye sambil berkata " Temui saya dikantor besok, kita akan bicarakan kelanjutan masalah ini, saya harus pergi sekarang. Saya telat gara-gara kamu".
Satya berlalu pergi menuju mobilnya, sebelum masuk ke mobil dia berkata lagi " Ingat!!! Saya tunggu kamu besok jam 2 di kantor saya, awas jangan coba lari atau tidak datang ! "
Kemudian Satya pun pergi, kembali melajukan mobilnya.
Air mata Anyelir kembali menetes, ia masih terlihat gemetar dan terduduk lemas di pinggir trotoar. Dia tahu, mobil itu adalah mobil mewah sudah pasti mahal biaya perbaikannya. Mungkin gajinya tiga bulan kedepan tidak akan cukup untuk membayar biaya perbaikannya. Lalu jika gajinya digunakan untuk biaya perbaikan mobil, bagaimana dengan cicilan bunga untuk rentenir? dari mana ia akan mendapatkan uang lagi.
Sambil menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya Anye berucap "Ya Allah cobaan apalagi kah ini, maaf kan hamba ya Allah. Mungkin semua ini penggugur dosa-dosa hamba dimasa lalu".
Saat ini yang terbayang hanya wajah kedua orang tuanya, wajah para rentenir yang mengobrak-abrik rumahnya dan bayangan ia akan menjadi istri keempat dari Tuan Danu.
Anyelir tersentak dan langsung berdiri "Tidak!!!! aku tidak akan menyerah, pasti Allah akan memberikan jalan keluar untuk semuanya. Aku harus tetap semangat!💪💪💪 "
Anye memasukkan kartu nama yang diberikan Satya ke dalam dompetnya tanpa membacanya terlebih dahulu. Karena tidak ingin terlambat tiba di hotel iapun segera memesan ojek online untuk mengantarkannya ke tempat kerja. Anye tipe seorang gadis yang bertanggung jawab, banyaknya masalah yang datang tidak akan membuatnya melalaikan kewajibannya untuk datang tepat waktu.
Walau kini hatinya menangis, senyuman tetap tersungging dibibirnya ketika melayani setiap tamu yang datang seperti biasanya hingga jam kerjanya selesai.
Hari semakin larut, Anye bergegas masuk keruangan ganti bersama teman satu shiftnya.
Malam ini ia ingin cepat pulang, ingin menunggu Tina. Keadaan memaksanya untuk memberanikan diri membicarakan masalahnya dengan Tina, dia berharap Tina bisa membantu memberikan solusi pemecahan atas masalahnya. Ketika ia hendak memesan ojek online, tiba-tiba Tina datang menghampirinya "Ayo pulang bareng aku".
"Lho...kamu kok masih disini? Bukannya shift kamu sudah selesai dari tadi sore. Apa malam ini kamu tidak ada pekerjaan lain?".
"Pekerjaanku semua sudah selesai, kebetulan malam ini pekerjaanku dilakukan disekitar sini jadi aku minta pak supir untuk sekalian menjemputmu Nye".
"Oh....terimakasih Tina, untung aku belum pesan ojek online".
"Ayo buruan kita pulang". kasihan tuh pak supir kelamaan menunggu kita.
" Ayo",jawab Anyelir.
Inilah kesempatan yang ditunggu Anyelir untuk membicarakan masalahnya.
"Tina sebenarnya ada yang ingin aku bicarakan denganmu, tapi aku bingung harus mulai dari mana."
"Memangnya apa yang ingin kamu bicarakan Anyelir, apa ada masalah dalam pekerjaanmu?"
"Bukan....bukan itu. Aku hanya ingin minta tolong denganmu Tin.Tolong carikan aku pekerjaan tambahan seperti kamu Tin yang bisa menghasilkan uang yang banyak dalam waktu singkat".
"Haahaaahaaa.... kamu ada aja Nye, memangnya kamu mau kerja sepertiku yang pulang sering larut malam dan kadang mabuk.
Jangan Nye, jangan ikuti jejakku. Kamu wanita baik, kamu tidak pantas menjalani hidup sepertiku."
"Tapi aku butuh uang yang banyak Tin sekitar 70 an juta, secepatnya.Tidak ada waktu lagi untuk menunggu".
"Apa maksudmu Nye dan untuk apa uang sebanyak itu".
Kemudian Anyelir menceritakan semua masalahnya, Tina pun terkejut.
"Jadi kamu ikut aku ke kota untuk menghindari rentenir, dan kamu fikir apa yang aku dapat selama ini semuanya hasil kerjaku di hotel?"
Anyelir pun mengangguk.
"Anye....Anye....betapa lugunya kamu Nye. Mana ada pekerjaan yang layak untuk kita yang hanya lulusan SMU bisa menghasilkan uang sebanyak-banyaknya dalam waktu cepat. Aku bisa hidup seperti ini, aku bisa membantu orang tuaku keluar dari kehidupannya yang sulit, itu semua ada yang aku korbankan Nye".
Tina menarik napas dalam sebelum melanjutkan omongannya.
"Kehidupan kota keras Nye, penuh dengan bahaya, gemerlap hidup disini tak seindah seperti yang orang-orang kampung kita bayangkan. Selama ini aku berusaha melindungimu Nye, agar kamu tidak sepertiku."
"Haaaaah...."kembali Tina mendesah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
Shinta Dewiana
baiknya tina....salut deh...
2023-05-24
2
Lisnawati Haddi
Tina kamu baik...love U Tina...
2022-10-21
1
Nurliana Saragih
👍👍👍
2022-03-19
0