Fokusnya Anye dalam melayani tamu membuatnya tidak tahu kapan sang kakek dijemput cucunya. Ketika ia menatap kursi ternyata sudah kosong. Anye terus melanjutkan pekerjaannya. Sesekali ia memperhatikan jam di tangannya, semakin dekat waktu yang dijanjikan semakin membuatnya gelisah. Dia tidak ingin dipecat karena ia sangat membutuhkan pekerjaan ini.
Sementara diruangan Satya kakek Adiartha Permana tengah asyik menikmati bermacam makanan kesukaannya. Satya dan Radit juga ikut makan menemani kakek. Tidak ada yang bersuara kecuali suara dentingan sendok yang terdengar.
"Alhamdulillah, makananannya enak semua sesuai dengan selera kakek."
"Ada yang lebih enak lagi kek, masakan calon cucu menantu." celetuk Radit sambil memperhatikan wajah sahabatnya.
"Satya pun menajamkan tatapannya kepada Radit."
"Beneran nih Sat ! kamu sudah mendapatkan calon cucu menantu buat kakek. Kenapa tidak kalian ajak kesini dan kenalkan dengan kakek. Kamu harus cepat Sat, kakek ingin sebelum kematian datang bisa menggendong putramu. Kakek merasa umur kakek tidak akan lama lagi."
"Kakek jangan ngomong seperti itu, Satya ingin kakek mendampingi kami sampai nanti anak anak Satya dewasa kek."
"Iya kek, Radit juga ingin kakek melihat dan membimbing anak-anak Radit kelak supaya bisa sukses seperti kakek."
"Makanya kalian harus cepat, mau kakek minggu depan kalian sudah harus menikah."
😮😮😮 keduanya terkejut mendengar permintaan kakek.
"Bagaimana mau minggu depan, gadis yang bersangkutan saja belum tau jika kini jadi incaran cucu Kakek. Lagian belum ada yang mau juga sama Radit kek."😊😊😊
"Kalian anak muda payah, kalau tidak berani biar kakek yang akan menemuinya dan memintanya agar segera menjadi cucu mantu kakek, sebelum keduluan orang lain.
"Jangan....jangan kek, biar Satya aja nanti yang ngomong lagian masih ada masalah yang harus Satya selesaikan dulu."
"Kamu Radit kapan lagi! apa perlu kakek yang harus mencarikan untukmu. Masak kalah kalian dengan kakek. Kakek dulu ketika bertemu nenek kalian dan kakek menyukainya langsung kakek datang kerumah orang tuanya. Ambil dulu hati orang tuanya baru anaknya. Jadi kita dapat dukungan dari mereka untuk mendapatkan anaknya."
"Jadi kek calon besan kakek kan jauh dikampung, apa Satya harus pergi dan menginap disana....lah nanti yang disini keduluan disamber orang kek."
"Kamu apaan sih Dit?" tukas Satya.
"Sudah-sudah....pokoknya kakek nggak mau tahu, minggu depan kamu Sat sudah harus mengenalkannya kepada kakek."
"😆😆😆Haaahaaahaaa......kapok kamu Sat. ejek Radit kepada sahabatnya.
"Kamu juga Dit !!!, ini juga berlaku buat kamu. Kamu kan juga cucu Kakek."
"Mampus kamu kan Dit, aku sudah ada target lah kamu......wanita mana yang akan kamu kenalkan ke kakek."
Radit pun hanya tertawa sambil menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal.
"Sekarang Kakek mau pulang dulu, mau sholat dan istirahat lagian nanti mama dan papamu pasti cemas menunggu kakek. Ayo Radit tolong antar Kakek ke mobil, biar Satya meneruskan pekerjaannya."
"Baik Kek, aku antar kakek dulu ya Sat. Setelah itu aku mau langsung ke mesjid dan lanjut menyelesaikan urusan dengan klien kita".
Satya pun mengangguk.
Mereka berdua segera keluar dari ruangan Satya.
Satya melihat arlojinya, kemudian beranjak ingin menunaikan sholat.
Sementara Anyelir juga sudah selesai sholat dan kini sedang beristirahat untuk makan siang. Anye makan dengan terburu-buru, karena ia tidak ingin terlambat menemui bosnya.
Waktu kini telah menunjukkan pukul dua kurang sepuluh menit, Anyelir bersiap untuk menuju ke ruangan Satya. Dia tidak mau telat, Anye memang orangnya on time dalam segala urusan apalagi dalam hal menepati janji. Tepat jam dua ia segera mengetuk pintu ruangan Satya.
"Tok....tok....tok.... tok" Assalamu'alaikum.
"Wa'alaikumsalam, masuk!!!!! "jawab satya dingin.
Anyepun segera masuk dengan perasaan takut dan sambil menundukkan wajahnya.
"Silahkan duduk", lanjut Satya.
"Terima kasih Pak", jawab Anyelir.
Anyelirpun duduk di kursi yang ditunjuk Satya sambil terus menunduk dan menggenggam kedua tangannya untuk menutupi perasaan gugup dan rasa takutnya. Ia merasakan seperti tinggal didalam ruangan es.
"Kamu ternyata karyawan disini, kamu sudah fikirkan kesalahanmu. Bagaimana kamu akan mengganti rugi kerusakan yang ada pada mobil saya."
"Maafkan saya Pak.... itu memang kesalahan saya, sekali lagi maafkan saya Pak. Saya mohon untuk mencicilnya Pak, potonglah gaji saya setiap bulannya untuk mengganti kerugian itu. Saya mohon jangan pecat saya Pak, karena saya sangat membutuhkan pekerjaan ini."
"Mau sampai kapan saya potong gajimu, apa kamu yakin sisanya nanti cukup buat kebutuhanmu."
Anyelir hanya bisa terdiam karena memang sudah pasti tidak akan cukup.
"Kenapa kamu diam !"
"Iya pak, memang tidak akan cukup." Anyelir berkata dengan lirih dan nyaris tak terdengar. Air mata mulai menggenang dipelupuk matanya, ia menundukkan pandangannya agar Satya tidak melihatnya yang hampir menangis.
Satya yang memperhatikan Anyelir sedari tadi merasa iba melihat kesedihan diwajahnya. Ia tidak ingin melihat Anyelir menangis di hadapannya, kemudian ia melanjutkan ucapannya.
"Begini saja, saya akan fikirkan dulu apa yang harus kamu lakukan untuk mengganti kerugian itu. Nanti malam supir saya akan menjemputmu, kita akan membicarakan hal ini sambil makan malam. Silahkan share alamat rumahmu ke hp saya. Kamu boleh pergi sekarang dan lanjutkan pekerjaanmu seperti biasa, karena tamu kita pasti banyak yang menunggumu".
"Baik pak, saya permisi pak."
"Ingat jam tujuh malam kamu sudah harus siap, karena saya tidak suka menunggu. Waktu sangat berharga bagi saya."
Anyelirpun mengangguk dan segera keluar. Dia bersyukur tidak dipecat dan ternyata bosnya tidak sedingin yang ia bayangkan. Ia segera melanjutkan pekerjaannya sampai pergantian shift kerja pun tiba. Saat bersiap hendak pulang Tina menghampirinya "Hai cantik..... sudah mau pulang?"
"Lho kamu kok disini, memangnya pekerjaanmu sudah selesai".
"Sudah, hari ini aku izin pulang cepat dan pekerjaanku dilanjutkan oleh temanku. Besok rencananya gantian aku yang melanjutkan pekerjaannya karena dia mau pulang cepat."
"Ayo kita pulang, tapi hari ini kita jalan-jalan dulu ya. Aku ingin traktir kamu makan."
"Maaf Tin...bukannya aku tidak mau, hari ini aku harus pulang cepat. Aku tidak ingin terlambat nanti malam."
"Memangnya nanti malam kamu mau kemana Nye?"
"Menyelesaikan masalahku kemaren. Tadi aku sudah menghadap bos, Alhamdulillah aku tidak dipecat Tin tapi belum tau apa yang harus aku lakukan untuk menggantinya. Bos masih mikir dengan cara apa aku harus menggantinya karena jika dicicilpun entah sampai kapan baru lunas sementara kamu kan tau Tin semua gajiku habis ku kirim ke kampung. Malam ini supir bos akan menjemputku untuk makan malam, disana nanti baru dibicarakan lagi."
"Cie-cie.....musibah membawa berkah. Aku aja belum pernah berhadapan langsung dengan bos kita, nah kamu yang karyawan baru diajak makan malam."
"Tapi aku masih takut Tin, ganti rugi apa nanti yang harus kubayar."
"Kamu jangan takut, memang bos kita super cold tapi yang aku dengar orangnya care terhadap bawahan, apalagi kakeknya yang merupakan pemilik bisnis ini semua. Memang aku belum pernah sih bertemu dengan kakek Permana."
"Ya sudah ayo cepat pulang, kamu harus berdandan yang cantik. Jangan sampai buat malu bos. Dan kata teman-teman, bos kita itu orangnya sangat menghargai waktu. Jangan sampai kamu membuatnya menunggu."
Mereka bergegas pulang, mobil jemputan Tina sudah menunggu. Tina meminta pak supir untuk singgah ke butik gaun muslim. Tina berniat membelikan sahabatnya sebuah gaun malam muslim modern. Dia ingin sahabatnya tampil cantik malam ini walau hanya dengan dandanan sederhana.
"Kamu mau mengubah penampilan ya Tin, Alhamdulillah...... ". Ucap Anyelir.
"Bukan lho Nye, aku belum siap untuk itu. Aku ingin membelikanmu gaun untuk kamu pakai nanti malam. Aku ingin kamu tampil cantik di depan bos, walau kamu hanya seorang waitress."
"Tin, aku tidak ingin menyusahkan kamu terus. Kamu sudah terlalu banyak menolongku, aku tidak akan bisa membalasnya."
"Ayo cepat turun Nye, keburu tutup ntar tokonya."
Penjaga toko menyambut kedatangan mereka. Tina memilihkan sebuah gaun malam muslim berwarna navy yang dipadu dengan luaran berwarna putih dengan warna hijab senada.
Tina membawa Anye keruang pas untuk mencoba gaun itu. Tina terpana melihat penampilan sahabatnya. Gaun itu sangat cocok dikenakan oleh Anyelir hingga menimbulkan kesan elegan, anggun serta menimbulkan aura positif bagi orang-orang disekitarnya.
Setelah selesai Tina membelikan semua keperluan Anyelir, mereka pun memutuskan kembali ke tempat kost agar Anyelir bisa segera bersiap.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
Mbah Edhok
berkah ataukah petaka ...
2023-01-24
0
Alif
suka aq dg karakter tina, smngt thoor
2022-04-22
4
Arin
ya ampun Tina kmu baik bngt....semoga nanti kmu dapet jdoh yg baik amiin,ap mngkin nanti kmu jdoh tmn si tuan Satya☺️☺️
2022-03-23
1