Setibanya Anye di depan rumah ia sangat terkejut melihat ada empat orang laki-laki paruh baya yang bertampang seram berdiri di depan rumahnya. Ketiganya membuka paksa pintu rumah kemudian masuk ke dalam. Mereka menendang dan menghempaskan meja dan kursi serta barang lain sesuka hati mereka hingga menimbulkan suara gaduh, gebrak.....prang.....gubrak.....gedebuk....prang.
Anye yang ketakutan melihat mereka menghancurkan barang segera berlari masuk sambil menjerit dan menangis " Jangan Tuan....jangan hancurkan rumah kami, tolong Tuan....apa sebenarnya yang Tuan cari disini? tolong Tuan jangan hancurkan barang-barang kami."
Mereka tidak menghiraukan teriakan dan tangisan Anyelir, mereka terus masuk ke dalam kamar dan dapur. Anyelir berusaha menghalangi mereka dengan mendorong salah satu dari ketiganya. Tapi karena tubuh Anyelir yang ramping, tinggi semampai melawan orang yang tubuhnya tinggi besar, kekar malahan dia lah yang terpental terduduk dilantai terkena hempasan tangan laki-laki itu.
Anye semakin menguatkan tangisnya, ia terus memohon hingga masuklah seorang laki laki yang sedari tadi hanya menunggu diluar. Dia adalah Tuan Danu, rentenir tempat ayahnya meminjam uang sementara yang lainnya yang sedang mengobrak abrik rumahnya adalah ketiga anak buahnya.
Tuan Danu mendekati Anyelir dengan tampang kasar, tersenyum genit sambil memainkan kumisnya yang tebal dan menaik turunkan alisnya membuat Anye jijik dan bergidik ngeri. Dia terus mendekat dan Anyepun mundur selangkah demi selangkah hingga tubuhnya mentok membentur tembok.
Anye yang semakin ketakutan mengambil benda apapun yang ada didekatnya dan melemparkan ke arah Tuan Danu. Tuan Danu berusaha menghindar agar tidak terkena lemparan dari Anyelir. Ketiga anak buah Tuan Danu yang melihat bos nya diperlakukan seperti itu menjadi marah. Mereka mendekati Anyelir untuk menangkapnya. Akan tetapi Tuan Danu melarang mereka dengan mengibaskan tangannya agar ketiganya menjauh.
"Jangan ada yang menyentuhnya". Teriak Tuan Danu kepada anak buahnya. Hanya aku yang boleh menyentuh calon istriku ini, sambil tertawa genit ia memandang ke arah Anyelir".
Anye semakin jijik melihatnya. Ia memberanikan dirinya untuk bertanya dengan lantang "sebenarnya apa yang Tuan-Tuan cari disini? disini tidak ada barang berharga yang bisa tuan ambil".
Tuan Danu tertawa terbahak-bahak, "tentu ada barang yang sangat berharga disini, makanya kami kesini. Kamu adalah barang berharga itu".
Lanjut Tuan Danu.
"Tolong Tuan.....tolong....jangan ganggu saya, apa salah saya dan keluarga saya terhadap Tuan", jawab Anye dengan tubuh yang masih gemetar dan terus menangis.
"Kamu tambah cantik jika memohon seperti itu, memohonlah terus, memohon untuk menjadi istriku. Aku sangat senang jika kamu menjadi istri keempatku cantiiiik. Jika kamu nanti menjadi istriku kamu pasti akan bahagia, kamu akan kuperlakukan bak ratu dan hutang orang tuamu lunas. Mereka juga akan aku belikan sawah, kebun dan juga kerbau jadi mereka tidak perlu susah payah lagi bekerja sebagai buruh tani".
"Tidak Tuan, tidak....saya tidak mau menjadi istri Tuan". Jawab Anye semakin jijik dan ketakutan.
"Ayolah maniiiiss.....kemarilah, kemari datang kepelukanku aku akan memuaskanmu dan memberi semua apa yang kamu minta". Tuan Danu membuka lebar ke dua tangannya berusaha ingin memeluk Anyelir.
Anyelir terus menghindar, kembali menjerit berteriak meminta tolong dan melempar barang ke sembarang arah sehingga membuat beberapa orang tetangga yang kebetulan lewat singgah untuk melihat apa sebenarnya yang terjadi. Namun begitu mereka seorangpun tidak ada yang berani mendekat karena Tuan Danu serta anak buahnya bisa berlaku kejam terhadap mereka. Bahkan pak Lurah juga tidak berani melawan mereka karena mereka selalu mengancam akan melukai keluarganya jika Pak lurah berani ikut campur.
Hal ini membuat Tuan Danu marah, ia berhasil mencengkeram wajah Anyelir kemudian berkata. Bilang sama Ayah kamu untuk segera membayar hutangnya jika tidak kami akan datang lagi untuk menjemputmu sebagai pelunas hutang ayahmu.
Setelah itu Tuan Danu dengan kode tangannya memerintahkan kepada semua anak buahnya untuk segera meninggalkan tempat itu.
Anyelir yang masih ketakutan dan tak berhenti menangis dibantu tetangganya untuk duduk, mereka ada yang membantu membereskan rumah yang berantakan dan ada yang berlari pergi ke sawah untuk memberi tahukan hal yang terjadi dirumah kepada kedua orang tua Anyelir.
Tak berselang lama kedua orang tua Anyelir pun tergopoh-gopoh berlari pulang. Mereka sangat khawatir dengan keadaan putrinya.
Sesampainya mereka dirumah mereka segera masuk dan memeluk Anyelir.
Ibu....Ayah.... hiks...hiks.... hiks...hiks.
Ibu pun ikut menangis melihat putrinya yang masih gemetaran, menangis memeluk erat dirinya.
Warga satu persatu mulai pergi meninggalkan rumah mereka untuk melanjutkan aktifitas mereka masing-masing.
Ibu membawa Anye ke kamarnya agar bisa beristirahat dan menenangkan dirinya.
Setelah Anye tenang, ibu dan ayah meminta Anye untuk menceritakan tentang kejadian sebenarnya. Anye kemudian segera menceritakan semua yang dialaminya.
Terlihat kecemasan diwajah kedua orang tua Anye. Mereka bingung harus bagaimana, untuk melunasi mereka jelas tidak sanggup karena tidak punya uang, untuk menyerahkan putrinya sebagai jaminan pelunas hutang juga tidak mungkin. Mereka tidak rela putri semata wayang mereka dijadikan Istri keempat dari Tuan Danu.
Anye yang melihat kecemasan diwajah orang tuanya segera bertanya "memangnya berapa hutang kita Yah kepada rentenir itu?"
Dengan mendesah dan menarik napas dalam Ayah Anyelir menjawab" Hutang awal Ayah 25 juta dan sekarang beserta bunganya yang terus membengkak menjadi 50 juta nak". Anyelir terkejut "Dasar rentenir, kerjanya mencekik orang susah".
Kemudian Ayahnya menceritakan asal mula kenapa sampai berurusan dengan rentenir. Dulu waktu ibunya sakit tumor rahim, dokter mengharuskan untuk dilakukan tindakan operasi pengangkatan rahim. Kalau tidak dioperasi akan membahayakan nyawa ibu, setelah dioperasi ibu juga tidak akan bisa hamil
lagi. Makanya Anyelir tidak memiliki adik, dia anak semata wayang orang tuanya. Tadinya orang tuanya hanya sanggup mencicil bunganya setiap bulan. Ketika Anye semakin dewasa dan membutuhkan biaya yang besar untuk kebutuhannya termasuk biaya sekolahnya, Ayah tidak sanggup mencicil lagi walau hanya sekedar bunganya.
Mendengar penuturan Ayah, Ibu dan Anye merasa bersalah. Demi mereka sekarang Ayah jadi susah diteror terus oleh rentenir.
Anye yang teringat atas keberhasilan temannya yang bekerja di kota, kemudian meminta persetujuan kepada Ayah dan Ibu. "Hanya ini cara satu-satunya Yah, Bu agar kita bisa membayar hutang kita".
Ayah harus menemui Tuan Danu untuk meminta penangguhan. Anye meminta waktu tiga bulan untuk melunasi hutang ayah tapi tetap setiap bulan mencicil bunganya sampai jangka waktu pelunasan tiba.
Akhirnya kesepakatan di dapat, Tuan Danu menyetujui permintaan Anyelir dengan syarat jika dalam waktu tiga bulan mereka tidak bisa melunasi hutang kepadanya ia akan menjemput Anyelir untuk dijadikan istri keempatnya. Dan Ayah Ibu Anyelir mau tidak mau mengizinkan Anye berangkat untuk bekerja dikota menyusul Tina. Mereka hanya bisa mendo'akan yang terbaik untuk kehidupan putrinya nanti setibanya di kota.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
Nur Seha
cusss thirr
2022-04-11
1
Ufuk Timur
sama nye, ,aku juga kerja buat bantu ortu bayar utang, ,
2021-12-18
2
Tiah Sutiah
kasihan anye semoga berhasil tuk membantu orang tua nya dan melunasi hutang hutang nya
2021-11-26
1