Mendengar perkataan Satya tentang betapa berartinya Nadia bagi hidupnya membuat Radit bahagia, bagaimanapun Nadia adalah wanita yang dulu pernah ia cintai sebelum menjadi istri Satya. Nadia adalah wanita pertama yang telah mengisi hatinya tapi status sosial ekonomi yang berbeda membuat Radit tidak berani mengungkapkan perasaannya. Apalagi sejak ia tahu bahwa sahabat karibnya mencintai wanita yang sama, ia rela mengubur rasa itu demi sahabatnya.
Tapi Radit juga sedih dan iba kepada wanita yang nantinya akan menjadi istri kedua Satya. Betapa tidak beruntungnya wanita itu, ia tidak akan mendapatkan cinta suaminya, padahal kebahagiaan utama dalam rumah tangga adalah mendapatkan ridho dan cinta dari suami yang merupakan surga dari para Istri. Ia hanya akan berperan sebagai pelahir keturunan, setelah itu akan menjadi pajangan didalam rumah suaminya.
Radit memandang kartu identitas yang diserahkan oleh Satya, dia terkejut setelah melihat foto dan nama yang tertera disana.
"Bos.....jika gadis ini yang bos maksud kita tidak usah repot mencarinya!"
"Memangnya kamu mengenalnya Dit?"
"Disini tidak ada yang tidak mengenal gadis ini, kecuali bos Satya, Bos sih kelamaan pulangnya !" 😊😊😊sambil tersenyum Radit menjawabnya.
"Memangnya siapa dia Dit?"
Radit pun menceritakan tentang Anyelir yang merupakan karyawan baru dihotel mereka. Walaupun karyawan baru, Anyelir telah banyak dikenal oleh tamu, oleh teman sesama karyawan dan oleh para staf karena keramahannya, kebaikannya, kegesitannya dalam bekerja, keceriaannya dan tentu saja juga karena kecantikannya. Para tamu senang lho bos jika Anyelir yang melayani mereka hingga mereka tak segan mengeluarkan tips untuknya. Sejak dia bekerja disini omzet kita melonjak, tamu yang datang berkunjung dan menginap semakin banyak. Dia juga tidak segan-segan membantu dibagian dapur jika mereka sedang kuwalahan menyiapkan permintaan tamu. Masakannya juga enak, nanti bos bisa coba menyuruh dia memasakkan menu yang bos mau pasti bakalan ketagihan.
"Tapi yang pastinya lebih enak masakan istriku."
"Iyalah.......bagi yang sayang istri. Kalau sudah demam cinta yang tidak enakpun, semuanya bakal jadi enak, betul kan bos?"
"Jika kamu mau tau cepat dong menikah. Aku sudah hampir dua...... lah kamu boro-boro tak usah istri, pacar saja pun tak punya."
"Tenang bos, tunggu saja undangannya, haaaahaaaahaaaa, Radit pun tertawa lebar.
"Jadi pagi ini gadis itu masuk kerja Dit?"
"Masuk bos, tadi aku lihat dia sedang melayani tamu-tamu penting kita". Jika bos ingin bertemu dia biar saya panggilkan."
"Tidak usah Dit.... kita tunggu saja, berani atau tidak dia nanti menemuiku."
Sekarang yang harus kamu lakukan adalah mencari keterangan tentang asal usulnya dan latar belakang keluarganya. Aku rasa kamu bisa mulai mencari info dari orang yang merekomendasikan dia sehingga dia bisa diterima kerja disini, karena seperti kebiasaan hotel kita yang tidak akan menerima karyawan sembarangan kecuali ada rekomendasi dari orang-orang yang kita percaya.
"Siiaap bos, aku pasti akan segera mendapatkan infonya, satu lagi bos.....kurasa dia bisa menjadi salah satu kandidat yang bisa diperhitungkan sebagai calon istri bos."
"Kenapa bukan untuk kamu saja?"
"Nggak boleh bos, harus cari buat bos dulu ntar baru saya nyusul."
"Baiklah bos, saya permisi dulu. Saya akan kembali secepatnya dengan info yang bos butuhkan."
Setelah Radit keluar dari ruangannya, Satya merasa penasaran dengan apa yang baru diceritakan Radit. Ia bergegas keluar dari ruangannya menuju ruang kontrol CCTV, Radit berencana ingin melihat langsung bagaimana cara kerja gadis itu. Apa memang benar seperti yang telah Radit ceritakan.
Satya duduk sambil terus mengawasi monitor, disana terlihat Anyelir sedang melayani tamu. Gadis yang memakai seragam kerja dengan mengenakan hijab berwarna senada dengan seragamnya sedang tersenyum ramah, menjelaskan kepada tamu tentang kelebihan hotel mereka, tentang fasilitas dan menu makanan, minuman yang berkualitas dalam rasa dan juga tampilan. Anyelir menyajikan dengan cepat semua pesanan tanpa melakukan kesalahan. Tidak ada satu menu pun yang tertukar. Dia bekerja tidak kenal lelah berpindah-pindah dari pesanan yang satu ke pesanan yang lain. Wajah puas para tamu pun terlihat jelas disana.
Satya tersenyum melihatnya, ternyata benar yang dikatakan Radit. Kemudian ia memperbesar tampilan di layar monitor, memperhatikan dengan jelas wajah Anyelir. "Ternyata kamu memang cantik, aura kebaikanmu terpancar jelas hingga memancarkan kecantikan yang alami".
Sesaat Satya tersadar, "eh.... kenapa aku jadi mengaguminya, Ini tidak boleh....Nadia lah wanita tercantik dihidupku". Seraya mendesah dan membuang napas dengan kasar Satya pun meninggalkan tempat itu untuk kembali keruangannya.
Ketika ia kembali keruangannya, ia melihat Radit sudah ada disana.
"Kamu kok sudah kembali, bagaimana dengan tugas yang aku berikan!"
"Aman bos, tugas seperti itu sangat mudah bagi Radit CS".
"Dia bisa diterima disini berkat rekomendasi dari sahabatnya yang bernama Tina. Tina itu adalah Istri simpanan dari teman Kakek."
Anye nama panggilannya, berasal dari kampung yang sama dengan Tina terpaksa merantau kesini karena orang tuanya terjerat hutang rentenir untuk pengobatan istri dan biaya sekolah Anyelir. Sang rentenir mengancam akan menjadikannya istri ke empat jika orang tuanya tidak bisa melunasi hutangnya, sementara orang tuanya hanya buruh tani. Hutang mereka sudah membengkak menjadi dua kali lipat dari hutang awal. Nah Anye minta tempo 3 bulan sejak sang rentenir mengancam dan mengacak-acak rumah mereka. Mungkin masalah ini yang membuatnya melamun ketika ia hampir tertabrak oleh mobil bos kemaren.
"Bagaimana bos, apa masih ada info yang kurang jelas tentang gadis itu?"
Menurutku dia gadis yang baik, penyayang, dia sanggup mengambil alih tanggung jawab orang tuanya dan seperti yang saya bilang sebelumnya semua tamu, teman dan para staf mengenal dan menyayanginya. Dia pasti bisa menjadi istri dan ibu yang baik untuk putra putri bos nantinya. Dia cantik luar dalam.
"Saya tau Dit !"
"Bagaimana bos bisa tau, apa bos sudah dapat info lebih dulu sebelum saya datang."
"Saya tadi penasaran dengan ceritamu, kemudian saya ke ruang kontrol CCTV. Saya perhatikan dia dengan kegiatannya lewat layar monitor".
"Jadi bagaimana bos, langsung kita lamar saja dia."
"kok kamu yang semangat Dit, seperti kamu saja yang mau menikah."
"Harus cepat bos, memangnya bos mau keduluan sama rentenir itu. Sayang kan bos jika gadis seperti dia harus jadi istri keempat dari bandot tua. Jika bos nggak mau biar saya saja heeeheeeheee.....Langka lho bos gadis seperti dia, mungkin diantara seribu hanya ada satu."
Aku akan fikirkan dulu Dit dalam beberapa hari ini dan aku harus bicarakan semuanya dengan istriku. Aku nggak mau sembunyikan apapun darinya. Soal Kakek, mama dan papa, mereka sudah menyerahkan keputusan kepadaku.
Anyelir baru selesai melayani tamu, ia bermaksud untuk istirahat sejenak tapi niatnya segera diurungkannya ketika melihat seorang kakek berjalan masuk agak sempoyongan sambil memegangi dada kirinya. Ia segera berlari menghampiri sang Kakek kemudian memapahnya menuju kursi terdekat.
"Ayo kek silahkan duduk dahulu, sebentar ya kek saya ambilkan minum." Anye berlari mengambil segelas air hangat dan memberikannya kepada si kakek. "Silahkan diminum kek airnya."
Kemudian Anye menanyakan kepada kakek di bagian mana yang terasa sakit, namun si kakek menjawab "Sudah biasa nak, penyakit tua. Kakek tidak apa-apa kok nak."
"Kenapa kakek datang sendiri, dimana anak atau cucu kakek dan kenapa mereka tega membiarkan kakek pergi sendirian?", dengan cemas Anyelir berkata. "Jika terjadi sesuatu dengan kakek bagaimana, mereka pasti akan menyesal".
Kakek hanya tersenyum mendengar Anyelir berbicara.
"Sekarang Kakek mau makan apa, biar saya ambilkan! "
"Terima kasih nak tidak usah."
"Nggak apa-apa kek, nanti biar Anye yang bayar".
"Terima kasih nak. Bisa tolong telephone kan cucu kakek saja nak, kebetulan hp kakek sedang low batt. Biar cucu kakek yang datang kesini untuk menjemput Kakek.
"Boleh kek, nomor kontaknya Kakek ingat? "
"Ingat nak", Kakekpun menyebutkan nomor kontak Satya.
Anye segera melakukan panggilan ke nomor kontak yang disebutkan kakek, terdengarlah suara bas menyahut dibalik telephone. Kemudian Anye menjelaskan maksud dan tujuannya menelphone. Anye tidak tau jika orang yang di telephonenya adalah pemilik hotel tempat ia bekerja.
"Kek, sebentar lagi cucu kakek akan kesini. Saya tinggalkan kakek sendiri menunggu disini tidak apa-apa kan kek, soalnya saya harus kembali bekerja. Itu banyak tamu yang datang, saya tidak mau membuat mereka kecewa."
"Silahkan nak....Terima kasih banyak ya nak. Mudah mudahan nanti kita bisa bertemu kembali".
Anye pun segera beranjak dari tempat itu untuk kembali melayani tamu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
Mbah Edhok
Anye ...
2023-01-24
1
Lishidriah
anyelir ketemu calon kakek mertua
2022-03-05
0
Mayya_zha
aku hadir di sini.. bawa like dan favorit.
salam balik ke karyaku.
2022-02-16
0