Alarms telephone genggam yang distel Anyelir telah membangunkannya, tanda waktu subuh hampir tiba. Anye yang terbiasa bangun pagi untuk melaksanakan ibadah dan membersihkan rumahpun segera bangkit dari tidurnya. Ia membersihkan diri kemudian melaksanakan sholat subuh dan mengaji. Anyelir ingin membangunkan Tina, tapi setelah tubuh Tina ia goyang-goyangkan tidak bergerak juga akhirnya ia membiarkan Tina tetap tidur.
Anye kemudian bergegas keluar menuju dapur ternyata disana ada Bu Ida pemilik kost yang sedang mempersiapkan bahan untuk membuat sarapan. Ia menyapa Bu Ida, "Assalamualaikum Bu....."
"Wa'alaikumsalam", jawab Bu Ida. Ternyata kamu Anyelir, kenapa sudah bangun! hari kan masih pagi lagian ntar jika sarapan sudah selesai ibu akan panggil kalian.
"Nggak apa-apa bu, Anye sudah terbiasa bangun pagi semasa dikampung. Ada yang bisa Anye bantu Bu? "
"Biar ibu saja Nye, kamu duduk saja. Ibu cuma mau masak nasi goreng telur ceplok saja kok Nye buat sarapan kita nanti. Ini kan memang sudah tugas ibu memberi pelayanan kepada kalian".
"Nggak apa-apa kok Bu, sambil Anye mengasah kemampuan memasak Anye lagi Bu. Biar Anye yang memasak nasi gorengnya dan ibu yang menyiapkan telur ceplok, kerupuk beserta lalapannya ya Bu".
"Baiklah kalau begitu Nye asal tidak merepotkan kamu".
Anye segera menyiapkan duo bawang, cabai campur beserta nasinya, tak lupa ia menambahkan sedikit terasi dan kecap. Anye mengulek bumbu terlebih dahulu menggunakan cobek, ia tidak mau menggunakan belender. Menurutnya rasa masakan akan lebih nikmat jika bumbunya diulek. Cabai hanya diuleknya kasar.
Setelah bumbu tercampur semua, ia memanaskan minyak goreng secukupnya kemudian memasukkan bumbu kedalam minyak panas dan menumisnya hingga harum lalu memberi garam halus secukupnya, sedikit penyedap selanjutnya memasukkan nasi dan mengaduknya hingga rata. Tak lupa Anye menambahkan sedikit kecap manis dan mengaduknya kembali. Setelah nasi goreng matang ia memberi taburan irisan daun bawang + irisan daun sop baru menambahkan taburan bawang goreng di atasnya. Nasi gorengpun siap untuk dihidangkan.
Sementara Bu Ida juga telah selesai dengan tugasnya. "Hemmmm.....harum sekali aroma nasi goreng buatan kamu Anyelir, pasti enak sekali nih rasanya. Ibu jadi lapar nih...."
"Ayo Bu silahkan di coba, pasti masakan ibu jauh lebih enak dari masakan Anye, Anyekan hanya belajar memasak masakan kampung yang diajarkan ibunya Anye".
Bu Ida tidak sabar ingin mencicipi masakan Anye karena aromanya sangat menggoda seleranya. Kemudian Bu Ida mengambilnya satu sendok dan memakannya, ketika dia mengunyah masakan itu ia terdiam sejenak.
"Kenapa Bu, tidak enak ya bu masakan Anye?"
"Hemmm....", sambil memejamkan matanya Bu Ida merasakan lezatnya masakan itu.
"Sempurna, enak sekali Nye". lanjut Bu Ida
"Ibu mah bercanda, ingin menghibur Anye saja".
"Serius lho Nye", sambil mengacungkan jempolnya.
Teman-teman Anyelir juga semuanya pada bangun mencari sumber aroma masakan lezat itu. Mereka mengendus-ngenduskan hidungnya sampai ke meja makan.
Bu Ida yang melihat mereka semua sudah duduk memandangi nasi goreng yang tertata dimeja segera berucap, "Kenapa kalian sudah pada kesini sebelum ibu panggil? biasanya baru keluar setelah ibu gedor pintu kamar kalian, sana gih pada mandi dulu baru kita sarapan bareng".
"Yaaaaa Ibuuuu". Mereka menjawab serempak. Kita makan dulu aja ya bu, mandinya entar aja setelah selesai sarapan. Sudah nggak tahan nih Bu pingin cicip nih nasi goreng dari aromanya sudah tercium kelezatannya. Jawab Lusy dan disusul dengan yang lain.
Kemudian mereka duduk dan makan bersama, semua hidangan pagi ini kandas. Diah bertanya " Bu....kenapa pagi ini rasa masakannya beda dari biasanya ya, lezat sekali....tuh semua piring bersih tak tersisa sebutir nasipun".
Bu Ida tertawa, sambil memegang pundak Anyelir dia berkata "Kalian harus berterima kasih pada koki baru kita ini, dia telah menyajikan masakan begitu lezat untuk kita pagi ini".
Dengan pandangan tak percaya ke enam gadis itu menatap Anyelir. "Serius Bu, Anyelir yang memasak?" tanya Sri.
Bu Ida hanya mengangguk sambil tersenyum.
Semuanya memeluk Anyelir mengucapkan terimakasih dan memberikan acungan jempol kepadanya.
Pagi ini semuanya gembira, semua gadis telah kembali ke kamarnya masing-masing. Mereka semuanya bersiap untuk bekerja, begitu juga dengan Tina dan Anyelir.
Hari ini Anyelir memakai rok panjang dan baju tunik serta jilbab berwarna senada yaitu hijau muda. Dia sangat cantik ditambah dengan sedikit riasan natural diwajahnya menambah keanggunannya. Semua teman-temannya berdecak kagum ketika melihatnya begitu juga dengan Bu Ida.
"Amboi....cantik sekali kamu nak, mudah mudahan langkah rezekimu hari ini secantik dirimu."
"Aamiin.....terima kasih Bu atas do'anya".
"Jangan-jangan ntar malah CEO disana naksir kamu! ", goda Rita.
"Kalau masih muda dan ganteng nggak jadi masalah, ya kan Anyelir? " lanjut Ani.
"Aku juga mau jadi istri CEO yang ganteng, baik dan tentunya tajir,"jawab Diah.
"Siapa juga yang mau sama kamu dengan tampang pas-pasan gitu!" seru Tina.
Hahahaaaa....semuanya tertawa.
"Aku saja yang sudah satu tahun lebih kerja di sana belum pernah melihat bagaimana rupa CEO kami. Kabarnya sih tampan orangnya tapi sayang, katanya dia sudah punya istri."
"Ya...... gagal dech Anye. Tapi nggak apa-apa juga Nye jadi istri simpanan yang penting kita disayang dan disenangkan seperti teman kita ini." Lanjut Diah.
"Maksudnya? "tanya Anyelir.
"Nanti kamu pasti akan tau Nye tentang kita semua setelah lama disini". Lanjut Rita.
Sudah-sudah, ayo kita berangkat.....ntar malah telat kita. Tina pun menarik tangan Anyelir.
Di depan kost mereka berpencar arah menuju tempat kerja masing-masing.
Tina dan Anye pagi ini dijemput dengan mobil sedan mewah. Anye merasa heran, namun belum hilang rasa herannya ia sudah ditarik paksa masuk ke dalam mobil oleh Tina.
Mereka duduk berdua di belakang, tanpa ada pembicaraan sedikitpun selama didalam mobil. Sementara pak sopir terus menatap kedepan fokus dengan stiurnya. Anye hanya bertanya-tanya dalam hatinya, sebenarnya apa sih posisi Tina di perusahaan tempat ia bekerja sampai mendapat fasilitas pergi kerja dijemput dengan mobil semewah ini?
Mobil berhenti tepat di depan sebuah hotel bintang lima, hotel menjulang tinggi begitu megahnya. Tina menarik tangan Anyelir mengajaknya turun.
Kemudian Tina mendekat kepada Pak supir, pak supir mengatakan "Nanti malam seperti biasa Non saya jemput, itu pesan Tuan tadi Non".
"Baik pak, tolong sampaikan kepada Tuan saya akan datang nanti malam sesuai perintahnya".
Mobil pun berlalu setelah Pak sopir mengatakan hal itu.
Anyelir hanya bengong, bingung tidak tau apa sebenarnya maksud dari pembicaraan antara Tina dan Pak Supir.
Dia ingin bertanya kepada Tina tapi belum cukup keberaniannya. Akhirnya dia hanya mengikuti langkah Tina menuju pintu masuk hotel tempatnya bekerja.
Anye yang belum pernah ke kota terheran-heran melihat gedung yang tinggi menjulang itu. Didalamnya dilengkapi dengan fasilitas lift untuk menuju lantai berikutnya. Ia hanya mengikuti kemana langkah Tina akan membawanya sembari terus berdo'a semoga mendapatkan pekerjaan seperti harapannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
Aulia Nia
apa tina jd sugar daddy yah. sedangkan dia kerja di hotel hanya topeng aja
2022-02-02
1
Tiah Sutiah
apa tina jadi simpanan om om ya
2021-11-26
1