Sesuai rencana Anyelir, sebelum berangkat ia ingin membelikan oleh-oleh untuk kedua orang tuanya. Anye masuk ke sebuah toko pakaian, Ia membelikan ayahnya baju koko lengkap dengan pecinya, untuk ibu ia membelikan satu set baju gamis. Kemudian Anye masuk ke pasar buah, ia membeli buah kesukaan ayah dan ibunya yaitu jeruk dan sawo. Setelah selesai belanja, Anye kembali ke kost Bu Ida untuk bersiap sambil menunggu kedatangan Pak Edi, supir pribadi Satya.
Sementara di dapur tempat kostnya, teman-teman Anyelir yang lagi off kerja dan yang mendapat shift kerja siang sibuk membuatkan makanan untuk orang tua Anyelir. Mereka membuat asinan mangga, yang kebetulan mangganya mereka ambil dari halaman belakang kost bu Ida. Ibu ida juga membantu mereka memasak bebek ungkep yang menurut cerita Anyelir adalah salah satu makanan kesukaan orang tuanya. Kebetulan bu Ida memelihara sendiri beberapa ekor bebek agar makanan sisa setiap hari tidak terbuang percuma. Bu ida telah menganggap semua anak kost ditempatnya sebagai anaknya sendiri. Kekompakan mereka membuat bu Ida merasa terhibur hingga rasa rindu terhadap anak semata wayangnya yang kuliah di negeri jiran Malaysia menjadi terobati.
Sekembali Anyelir dari pasar ia bermaksud menemui Bu Ida dan teman-temannya untuk berpamitan karena sebentar lagi Pak Edi sampai. Tapi ia dikejutkan oleh aroma masakan yang tak asing baginya. Ia mencari sumber aroma hingga ke dapur ternyata ia melihat makanan sudah tertata rapi di wadahnya masing-masing.
"Wah....ibu masak enak nih, Anye mencium aroma sedap yang tak asing sejak dari luar. Ternyata ibu masak bebek ungkep. Dan ini asinan mangga hemmm....segar sekali. Memangnya mau ada acara apa bu?"
"Anye sayang....kamu kan mau pulang kampung jadi kami ingin membawakan sedikit oleh-oleh buat orang tuamu. Berhubung saat ini kami belum gajian maklum lagi bulan tua 😄😄😄 kami tidak bisa membelikan sesuatu buat mereka. Ternyata Ibu mengajak kami untuk memasak makanan ini, menurut ibu makanan ini adalah salah satu menu kesukaan orang tuamu. Kebetulan juga bahan pokoknya ada semua disini jadi kami tinggal eksekusi saja rame-rame agar saat kamu pulang dari pasar semuanya telah selesai", tutur Diah.
"Iya nak, ibu juga tidak bisa membawakan apa-apa buat mereka. Hanya ini yang bisa kami lakukan dan berikan untuk orang tuamu".
"Terimakasih bu, Anye telah merepotkan ibu. Ini sudah sangat berharga bagi kami, kasih sayang kalian semua merupakan oleh-oleh yang tak ternilai bagi mereka".
"Oh ya Nye, tadi Tina juga menitipkan ini buat orang tuamu", Ani menyerahkan sebuah amplop yang berisi sedikit uang. "Tadi malam ia lupa memberikannya, jadi tadi sebelum berangkat kerja ia menitipkan ini kepadaku. Dan ia berpesan titip salam juga buat orang tuamu".
Anye menerima pemberian mereka semua dengan terharu. Betapa besar perhatian mereka semua kepadanya.
Terimakasih teman-teman, terima kasih sekali lagi bu.....Anye tidak bisa membalas kebaikan kalian. Anye permisi dulu bu, Diah, Ani dan Rita karena Pak Edi supirnya bos Anye sudah hampir sampai. Anye mau mengambil tas dulu di kamar.
"Hati-hati ya nak".
"Hati-hati ya Nye" ucap temannya bersamaan.
Anyelir pun mengangguk. Mereka membawa makanan yang akan di bawa Anye ke teras dan ternyata Pak Edi telah menunggu disana.
Setelah mengambil tasnya, Anyelir dibantu teman-temannya dan Pak Edi memasukkan barang barang yang akan dibawa Anye kedalam mobil.
Menjelang keberangkatan Pak Edi menerima telphone dari Bosnya, ternyata Satya ingin berbicara kepada Anyelir sebelum mereka berangkat. Pak Edi menyerahkan handphone nya kepada Anyelir.
"Hallo....ya Sat, apa yang ingin kamu bicarakan? kami sebentar lagi akan berangkat".
"Ingat Nye, hanya dua hari disana tidak lebih. Hati-hati kalian di jalan ya, aku tunggu kabar baik darimu setelah pulang dari sana".
"Baik Sat, kami berangkat dulu ya".
Anye melambaikan tangan kepada Bu ida dan temannya sebelum mobil melaju meninggalkan tempat itu.
Perjalanan ke kampung Anyelir memakan waktu sekitar 6 jam. Anyelir sengaja tidak mengabari kedua orang tuanya karena ia ingin memberikan kejutan kepada mereka. Sore hari mobil mereka telah memasuki kampung halaman Anyelir. Semua penduduk yang mereka lewati melihat heran ke arah mobil yang datang. Mereka penasaran siapa gerangan yang datang dengan mengendarai mobil mewah ke kampung mereka yang selama ini belum pernah mereka lihat. Anye sengaja tidak membuka kaca mobil sebelum ia sampai. Ia tidak ingin para penduduk berfikir aneh tentangnya karena ia belum siap untuk menjelaskan semuanya.
"Pak, kita berhenti di depan sebentar ya. Orang tua saya kemungkinan masih disawah, jadi biar saya menyusul mereka dulu".
Anye kemudian turun dari mobil berjalan ke arah sawah yang tidak jauh letaknya dari tempat pak Edi menghentikan mobilnya.
Dari kejauhan ia melihat orang tuanya yang masih bekerja disawah. Perasaan senang dan sedih bercampur jadi satu dihati Anye. Ia senang akan bertemu dengan Ayah ibu yang selama ini dirindukannya. Sedih karena belum bisa membahagiakan mereka hingga mereka masih harus bekerja keras untuk mencari nafkah.
Anye terus melangkahkan kakinya di pematang sawah, ia tidak perduli jika kakinya harus kotor terkena lumpur. Ia semakin mendekat dan tak sabar memanggil ayah dan ibunya.
"Ayah....ibu.....Anye pulang".
Mereka yang mendengar suara anak yang paling mereka rindukan memalingkan wajahnya kearah datangnya suara. Rasa tak percaya dengan penglihatan mereka, keduanya mengucek matanya untuk meyakinkan diri bahwa apa yang mereka lihat tidaklah salah.
Anye segera berlari menghampiri keduanya tanpa memperdulikan lumpur yang mengotori kakinya. Ia memeluk ibu dan ayahnya sambil menangis terisak-isak. Ayah ibunya juga ikut menangis. Anye melihat wajah lelah mereka, wajah yang terlihat semakin renta sejak ia tinggalkan. Tubuh mereka semakin kurus mungkin karena terlalu merindukannya. Rasa iba dan sedih semakin mendera perasaan Anyelir.
"Kamu pulang nak, kenapa tidak memberitahu kami. Jadi kami tidak usah bekerja hari ini, kami bisa memasak makanan kesukaan kamu nak", ucap ibu sambil tak ingin melepaskan pelukannya.
"Iya nak.... jika ayah tahu kamu akan pulang, ayah juga pasti akan menangkapkan ikan disungai agar ibu bisa memasakkan makanan enak buatmu."
"Ayah ibu tidak usah khawatir, Anye tidak mau ayah dan ibu lelah. Itu Anye telah membawakan masakan kesukaan ayah dan ibu, teman-teman Anye dan ibu kost tempat Anye tinggal yang telah memasaknya. Mereka ingin memberikan oleh-oleh buat ayah dan ibu."
"Kalau begitu mari kita pulang nak, kamu pasti lelah setelah melakukan perjalanan yang jauh. Sementara kamu bersihkan kakimu, Ibu dan ayah akan membereskan alat-alat kerja supaya kita bisa segera pulang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
Mbah Edhok
bagaimana mengatakannya ...
2023-01-24
0
Arin
huh terharu bngt ktmu orng tua,sy smpe nangis Krn sy udh ngga pnya orng tua....😭
2022-03-23
0
Tiah Sutiah
semangat
2021-11-26
1