DiBalik Awan Kelabu

Suasana Malam itu terasa begitu panjang bagi Nisa. Malam pengantin dirumah sendiri, Sinta sudah pindah disana.Tinggal satu atap bersama Nisa untuk sementara.

Malam itu Nisa tidak bisa tidur, dia terjaga dikamarnya sendirian.

Sakit rasanya membayangkan suami sendiri sekamar dengan wanita lain dalam satu atap. Semua ini tak pernah terbayangkan oleh Nisa sebelumnya.

Sahabat sendiri berkhianat dengan suami yang dicintainya.

"Nak.., tumbuh sehat dan kuat ya sayangl.., mama akan selalu ada untuk kamu." Kamu juga harus selalu disisi mama." Akan mama tunggu sampai kamu terlahir didunia ini." ucap Nisa sambil mengelus perutnya itu.

Seharusnya kehamilannya menjadi kabar bahagia. Namun sekarang menjadi kebahagian diatas luka hati Nisa. Diambilnya handphone dari meja samping tempat tidur. Diputarnya murottal penyejuk hati, didengarkan nya lantunan itu sampai dia pun tertidur lelap.

...****************...

Keesokan paginya Nisa sudah bangun pagi - pagi sekali, dia menyiapkan sarapan untuk mas Aldi suaminya. Dia sudah terbiasa menyiapkan untuk suaminya. Kopi juga sudah diletakkan diatas meja.

Hari ini Nisa sedang tidak ingin kebutik, jadi Nisa menyuruh karyawannya saja yang menjaga.

Nisa hari ini kurang tidur, dan badan nya lelah sekali. Setelah dia menyiapkan makan dan kopi suaminya, dia kembali lagi kekamarnya untuk istirahat.

Sinta terbangun dari tidurnya dan keluar dari kamar tamu. Sinta dengan masih memakai baju tidurnya berjalan kedapur bertanya pada mbaknya.

"Mbak, mana pak Aldi?" tanya nya

"Dari tadi malam ada di ruang baca buk, ucap mbak itu.

"Berarti tadi malam dia tidak disamping ku?" gumamnya.

"Kalau mbak Nisa mana?" tanya lagi

"Ada dikamar buk." kata pelayan itu.

"Kok belum bangun, dia emang pemalas ya kalau dirumah?" tanya Sinta.

Mbak pelayan itu hanya diam saja, tiba - tiba Aldi menghampiri meja makan untuk sarapan.

"Mas, sudah siap pergi kerja ya mas?" tanya Sinta.

Namun Aldi diam saja tak menghiraukan Sinta ada di depannya.

"Mbak, ibu mana?" tanya Aldi.

"Ada dikamar pak, ini sarapan dan kopi bapak tadi ibu yang buatkan." Sepertinya ibu tidak kebutik, katanya mau istirahat dirumah saja." ucap pelayan itu.

"Oh, iya mbak tolong perhatikan ibu ya." Mana tau nanti perlu apa - apa." Ibu agak kecapean itu mbak." Bilang ke ibu jangan lupa minum vitaminnya yah." ucap Aldi.

"Iya pak, baik nanti saya sampaikan." ucap mbak nya.

Sinta kesal dengan sikap Aldi, setelah tahu Nisa hamil dia tidak perduli dengan dirinya. Namun Sinta tidak menyerah untuk saat ini. Karena tujuan dia yang sebenarnya belumlah terwujud. Sinta masih mencari perhatian Aldi dan merayunya.

"Mas, kamu hati - hati dijalan ya... nanti aku bawakan kamu makan siang gimana mas..?" Atau kita makan siang diluar bersama?" tanya Sinta.

"Iya boleh, nanti mas telpon kamu ya.., kalau mas gak lagi sibuk." ucap Aldi.

"Iya mas, dah mas Aldi..." Sinta melambaikan tangannya.

Aldi pun pergi berangkat kerja.

Sinta bergegas pergi mandi, dia sarapan dan langsung pergi.

Tidak ada yang tau dia pergi kemana.

Hari sudah siang, sekarang jam menunjukkan pukul 10 pagi. Nisa bangun dan mandi segera, dia niat mau pergi kerumah mama.

"Buk, makan dulu." ibu tadi pagi belum sarapan." Jangan lupa vitaminnya buk, biar debay nya sehat." Ucap mbaknya.

"Terima kasih mbak..,sudah mengingatkan." ucap Nisa.

"Iya buk, saya senang banget ibu hamil lagi." tadi bapak juga yang ingatkan saya untuk ibu makan teratur dan minum vitamin." ucap mbaknya.

Nisa terdiam dan berfikir" Seandainya mas Aldi tidak melakukannya." Pasti saat ini akan menjadi hari bahagia dan aku akan menjadi wanita sempurna dalam rumah tangga." Berkata dalam hatinya.

"Mbak, ibu Sinta dimana?" tanya ku.

"Tadi ibu Sinta pergi pagi - pagi bu, tapi gak bilang mau kemana." ucap mbaknya.

Nisa seleaai makan dan vitamin pun ditelan.

"Mbak, saya mau ke tempat mama ya mbak." kata Nisa.

"Oh, iya buk." ucap mbak nya.

Nisa pergi ke rumah mamanya, dia diantar supir kesana. Sampai disana mama sangat senang Nisa jenguk mamanya.

"Mama gimana hari ini?" Ada keluhan gak ma?" tanya Nisa.

"Ya enggak lah Mbak..." ucap Sinta tiba - tiba muncul dari belakang.

"Oh ada Sinta ma?" kata Nisa.

"Iya, tadi pagi Sinta yang urus mama dan nyuapi mama." ucap mama.

"Oh.., terima kasih ya Sinta." ucap Nisa.

"Kenapa harus sungkan sih mbak, mama kan juga sudah jadi mama aku sekarang." Ya kan ma..?" Sinta menyindir Nisa.

Nisa hanya diam saja, ternyata Sinta pagi - pagi keluar rumah hanya untuk mengambil hati mama mertua. Dia mencari muka didepan mertuanya.

Sinta ingin menjadi menantu yang disayang, namun caranya tidak tulus dan hanya berpura - pura.

Nisa seharian dirumah mama mertuanya. Dia pun tidur bersama mama Aldi saat itu.

"Ma, Sinta pergi dulu ya ma,mas Aldi minta ditemani makan siang sama Sinta." ucap Sinta di depan Nisa.

Dia sengaja mengatakannya untuk pamer kemesraan dan perhatiannya ke mas Aldi.

Padahal Aldi tidak ada mengabarinya lewat pesan ponsel kalau mengajaknya makan siang bersama. Sinta hanya langsung pergi kesana dan meminta Aldi untuk makan bersamanya.

Hari - hari Nisa seharusnya ibu hamil itu bahagia, ini malah harus menyakitkan. Disaat hari bahagia tiba, mendung pun membawa duka.

Sungguh ujian rumah tangga yang berat Nisa rasakan.

"Ma, Nisa boleh tidak tidur dirumah mama." Hanya seminggu saja ma.., boleh ya ma?" ucap Nisa.

"Kalau mama sih boleh saja sayang.., terserah Nisa saja." Mama sih senang kalau Nisa disini, mama jadi ada teman." mama tersenyum.

"Makasih ya ma..." ucap Nisa.

Nisa pun menelpon mbak yang ada dirumahnya untuk masukan baju Nisa kekoper dan menyuruh supir membawakannya.

Mbak pelayan pun membereskan baju Nisa kedalam koper, serta dia tidak lupa untuk membawakan keperluan yang lain. Mbak menyiapkan obat dan vitaminnya juga.

"Buk, semua sudah saya siapkan." ucap mbak pelayan dari telpon.

"Buk, ibu mau kemana memangnya?" tanya mbak.

"Mbak saya cuma mau nginap dirumah mama saja kok.., mbak tau kan. Biar bisa tenang dan temani mama dirumah." ucap Nisa.

"Mbak itu mengerti, dan tidak menenyakan apa pun lagi.

Sinta datang kekantor Aldi, semua karyawan kantor pada melirik dan berbisik - bisik dibelakang Sinta.

Namun Sinta tidak perduli, bahkan dia semakin percaya diri.

Ada yang sebenarnya masih belum diterimanya, dia dinikahi Aldi hanya menjadi istri sirih saja.

Dia sangat ingin menjadi istri sah seperti Nisa. Karena dia ingin mendapatkan harta Aldi melalui anak yang ada dirahimnya itu.

Sinta begitu licik dan tamak, dia berharap bisa menjadi ratu dan anaknya menjadi raja ataw putri dikeluarga Aldi. Keinginannya itu membuat mata dan hatinya buta dan tak peka terhadap sesama wanita.

Terpopuler

Comments

Afika Nurdiani

Afika Nurdiani

ini sama aja menindas istri tua pelakor meraja lelaki hidung belang

2022-03-13

2

Imas

Imas

biar Sinta ke guguran athor

2022-01-26

2

Sulati Cus

Sulati Cus

ular di pelihara

2021-12-15

2

lihat semua
Episodes
1 Pasangan serasi
2 Ibu mertua
3 Buah Hati
4 Sinta
5 Kehilangan
6 Menikah
7 Saling Bertemu
8 Dimanja
9 Terpancing
10 Sikapnya Berubah
11 Merayu
12 Disayang Mama
13 Amarah Memuncak
14 Melihatnya
15 Kehamilan yang ditutupi
16 Pamer Kemesraan
17 Kecelakaan
18 Menuntut
19 Tamparan Keras
20 DiBalik Awan Kelabu
21 Semakin membesar
22 Mencelakai
23 Menduga
24 Keberadaannya.
25 Menunggu hari
26 Memburuk
27 Pulang kerumah
28 Kebencian mendalam
29 Darurat
30 Delisa
31 Sebuah Kertas
32 Bima Anggara
33 Dideritanya
34 Bersama Tisa
35 Kertas Itu...?
36 Perasaan Kacau
37 Keputusan
38 1 Tahun Kemudian
39 Air Mata Ibu
40 Kerinduan
41 Mencari Tahu
42 Keluarga berkumpul
43 Inilah Aku yang sekarang
44 Pertemuan tak terduga
45 Sudah Saatnya
46 Sudah Resmi
47 Rumah Kenangan
48 Memberi Perhatian
49 Mereka Sudah Pergi
50 Berterus Terang
51 Merasa Tersaingi
52 Pertunangan
53 Mulai Ada Rasa
54 Ingin Balas Dendam
55 Pertengkaran
56 Kebetulan Sekali
57 Pengintaian
58 Telah Kembali
59 Kecemburuan Aldi
60 Dunianya Terbalik
61 Karma Pun Datang
62 Cobaan
63 Di Permainkan
64 Ditolak
65 Titik Terang
66 Bertemu kembali
67 Permintaan
68 Penyesalan Yang Terlambat
69 Hari Bahagia
70 Begitu Banyak Rencana
71 Ke Lombok
72 Terpikat
73 Mia dan Dio
74 Keinginan Berubah
75 Menghilang
76 Firasat Delisa
77 Pertemuan
78 Bersama Keluarga
79 Semua Berkumpul
80 Kebahagian
81 Mulai Terbuka
82 Diterima
83 Mama Kembali
84 Sangat Merindu
85 Baru Menyadari
86 Ada yang Bucin
87 Menyadarinya
88 Mulai Mempersiapkan
89 Persaingan
90 Terbawa Perasaan
91 Canggung dan Merasa Bersalah
92 Cemas Menanti
93 Lupa Memberi Kabar
94 Ungkapan Hati
95 Perlunya Pengorbanan
96 Permintaan Terakhir Ibu
97 Balas Dendam
98 Semua Karena Cinta
99 Hari Penuh Cinta
100 Buah dari Kesabaran
101 Ucapan Terakhir
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Pasangan serasi
2
Ibu mertua
3
Buah Hati
4
Sinta
5
Kehilangan
6
Menikah
7
Saling Bertemu
8
Dimanja
9
Terpancing
10
Sikapnya Berubah
11
Merayu
12
Disayang Mama
13
Amarah Memuncak
14
Melihatnya
15
Kehamilan yang ditutupi
16
Pamer Kemesraan
17
Kecelakaan
18
Menuntut
19
Tamparan Keras
20
DiBalik Awan Kelabu
21
Semakin membesar
22
Mencelakai
23
Menduga
24
Keberadaannya.
25
Menunggu hari
26
Memburuk
27
Pulang kerumah
28
Kebencian mendalam
29
Darurat
30
Delisa
31
Sebuah Kertas
32
Bima Anggara
33
Dideritanya
34
Bersama Tisa
35
Kertas Itu...?
36
Perasaan Kacau
37
Keputusan
38
1 Tahun Kemudian
39
Air Mata Ibu
40
Kerinduan
41
Mencari Tahu
42
Keluarga berkumpul
43
Inilah Aku yang sekarang
44
Pertemuan tak terduga
45
Sudah Saatnya
46
Sudah Resmi
47
Rumah Kenangan
48
Memberi Perhatian
49
Mereka Sudah Pergi
50
Berterus Terang
51
Merasa Tersaingi
52
Pertunangan
53
Mulai Ada Rasa
54
Ingin Balas Dendam
55
Pertengkaran
56
Kebetulan Sekali
57
Pengintaian
58
Telah Kembali
59
Kecemburuan Aldi
60
Dunianya Terbalik
61
Karma Pun Datang
62
Cobaan
63
Di Permainkan
64
Ditolak
65
Titik Terang
66
Bertemu kembali
67
Permintaan
68
Penyesalan Yang Terlambat
69
Hari Bahagia
70
Begitu Banyak Rencana
71
Ke Lombok
72
Terpikat
73
Mia dan Dio
74
Keinginan Berubah
75
Menghilang
76
Firasat Delisa
77
Pertemuan
78
Bersama Keluarga
79
Semua Berkumpul
80
Kebahagian
81
Mulai Terbuka
82
Diterima
83
Mama Kembali
84
Sangat Merindu
85
Baru Menyadari
86
Ada yang Bucin
87
Menyadarinya
88
Mulai Mempersiapkan
89
Persaingan
90
Terbawa Perasaan
91
Canggung dan Merasa Bersalah
92
Cemas Menanti
93
Lupa Memberi Kabar
94
Ungkapan Hati
95
Perlunya Pengorbanan
96
Permintaan Terakhir Ibu
97
Balas Dendam
98
Semua Karena Cinta
99
Hari Penuh Cinta
100
Buah dari Kesabaran
101
Ucapan Terakhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!