Bulan berganti bulan, kini Sinta dan Roby sudah memiliki rumah sendiri. Mereka sudah hidup mandiri, bahkan Sinta tidak bekerja lagi dibutik Nisa. Karena Sinta sudah merintis usaha yang dia impikan. Dia ingin membuka butik sendiri.
Nisa selalu memberi dukungan kepada Sinta. Dan mengajarinya bagaimana cara mengelola butiknya sendiri.
Selain penjualan biasa, Nisa juga menjualnya secara online. Sinta pun juga begitu, mereka akan melayani pembelinya dan mengantarkan sendiri gaunnya.
Nisa sudah mendapatkan karyawan baru yang sudah mahir. Dan karyawannya itu cepat sekali mengerti. Karyawannya seorang wanita single parent yang datang melamar pekerjaan ke Nisa. Dia butuh pekerjaan, untuk melangsungkan hidup.
Sinta sering keluar dan mengecek barang pembelian sendiri. Sekalian sambil belajar pilih barang bagus. Sinta belum berani ambil terlalu banyak, karena masih merintis. Tanpa sengaja dia bertemu dengan Aldi yang kebetulan juga sedang mengambil barang pesanan Nisa.
"Hai mas?" Sedang apa mas disini?" tanya Sinta.
"Oh Sinta rupanya." Ini nih ambil barang Nisa." ucapnya.
"Loh kok mas yang ambil?" Mbak Nisa kemana mas?" tanya nya lagi.
"Nisa lagi ke Bekasi, jadi mas yang ambil."
"Ohh...kenapa gak suruh supir saja mas, kasihan masnya." ucap Sinta.
"Nanti kalau supir gak ngerti dan ada barang yang salah." ucapnya lagi.
Sinta pun hanya diam dan menunggu Aldi selesai. Barang Sinta juga belum diantar ke dalam mobil. Sinta menunggu Aldi di parkiran, dia berniat mengajak Aldi untuk makan.
"Mas, mas sudah makan siang belum?"
"Loh Sinta, kirai sudah balik duluan." ucap Aldi.
"Belum mas, Sinta lapar jadi mau ajak mas makan siang bareng." soalnya Sinta juga belum makan mas." Temani Sinta ya mas, mas Roby lagi keluar kota. Gak ada teman Sintanya." Ajak Sinta.
Aldi pun mengangguk, mereka pergi ke seberang jalan. Disana ada sebuah cafe kecil tempatnya lumayan nyaman dan bersih.
Sinta pun langsung panggil pelayan dan memesan makanan dan minumannya.
Aldi pun juga memesan makanan.
"Mas, belum makan juga kan?" tanya Sinta.
"Iya, rasanya kalau gak ada Nisa malas banget makan dirumah sendirian." ucap Aldi.
"Sekarangkan ada aku mas, yang temani makan siang." ucap Sinta lagi.
Aldi tersenyum dan terus menatap ke Sinta.
Mereka berdua larut dalam canda dan tawa. Dan selesai juga mereka makannya. Sekarang mereka kembali lagi keparkiran. Hari ini terlihat rona bahagia di wajah mereka dengan jelas.
"Mas, kapan - kapan kita makan bareng lagi ya?" ucapnya Sinta.
Aldi hanya tersenyum dan mengangguk kan kepalanya. Mereka pun berpisah diparkiran. Dalam perjalanan Aldi berfikir." apakah aku sudah keterlaluan?"
"Bertemu Sinta dan makan dengannya dibelakang Nisa?" tanya dalam hati.
"Ah, tapi kan itu cuma kebetulan. Dan lagi Sinta juga sudah menjadi istri Roby sepupu ku kok, Nisa tak akan masalah." dalam hatinya.
Aldi menyetir dan mengantarkan barang itu kebutik. Disana dia bertemu dengan Anita pegawai baru Nisa pengganti Sinta. Anita sudah mengerti dan diberi tahu oleh Nisa.
Aldi begitu terpesona oleh Anita, dia baru pertama kali melihat pegawai baru Nisa yang katanya single parent.
"Anita ini begitu anggun dan mempesona."
"Masa sih dia sudah janda, tapi seperti masih gadis body nya." gumamnya dalam hati.
"Pak, semua sudah diturunkan barangnya pak?" Kalau sudah biar saya susun dan saya pajang sebagian." ucap Anita.
"Oh iya, silahkan." Kalau gitu saya pergi dulu." ucap Aldi yang menatap Anita.
"Iya pak, silahkan dan terima kasih." ucap anita.
Aldi masih memandangi Anita dari dalam mobil. Anita selain cantik dia juga wanita yang smart dan anggun.
"Tapi kenapa dia masih tetap sendiri dan tidak menikah lagi." Sedangkan tidak mungkin pria tidak jatuh cinta padanya." fikir Aldi.
Aldi pun pergi dari butik dan pulang kerumah. Kebetulan hari ini hari minggu, jadi Aldi tidak pergi ke kantor. Sorenya Aldi sedang santai ditaman belakang. Tiba - tiba hp nya berbunyi dan dilihatnya, dia pun menjawab telpon itu.
"Iya Sin, ada apa?" tanya Aldi.
"Mas, aku boleh minta tolong gak." Soalnya aku takut mas..., tadi seperti ada orang yang mengikutiku pulang mas..." ucap Sinta.
"Sekarang kamu ada dimana?" tanya Aldi.
"Aku ada di jln.Mawar mas, simpang tiga." mobil aku mogok lagi mas..." ucapnya lagi.
"Baiklah Sin, mas akan kesana. Kamu tunggu mas ya?" ucap Aldi.
"Iya mas, cepatan ya mas. Sinta takut banget." ucap Sinta yang sedikit meringis.
Aldi segera pergi ke tempat yang di katakan Sinta. Dia mengemudikan mobil dengan kecepatan penuh. Sementara Sinta masih dalam ketakutan. Jalanan itu sangat sepi dan sunyi, Sinta sudah pucat dan keringat dingin.
Sinta melihat kesana dan kemari seperti ada yang dicarinya.
"Duh mas..., kenapa belum sampai juga...?" ucap Sinta ketakutan.
Diseberang jalan ada beberapa preman yang dari kejauhan sudah mengintai Sinta.
"Mas..., Mas kamu dimana sih mas...?"
"ttokk, tokk, tokk..." kaca mobil Sinta diketuk seseorang.
"Aagghh..." Sinta teriak keras sekali dan dia menutup wajahnya.
"Sin, tok... tok... Sinta." Memanggil dari luar.
Ternyata Aldi yang mengetuk kaca pintu mobil itu. Sinta membuka matanya dan segera membuka pintu mobil.
Sinta langsung turun dan memeluk Aldi. Preman yang tadinya ingin menghampiri Sinta terlihat pergi.
"Mas, untung kamu sudah datang." Lama sekali kamu mas." Sinta sudah takut banget." Ucapnya dan masih merangkul.
"Sudah tidak apa - apa Sin." Mobil kamu kita bawa saja kebengkel, biar mobil derek yang angkut." Kamu naik mobil mas saja, biar mas antar pulang." ucap Aldi.
"Iya mas." Sinta menuruti ucapan Aldi.
Mereka pun pergi dari tempat itu, Aldi mengantar Sinta pulang kerumahnya. Dirumah Sinta sendirian, Roby pergi keluar kota selama seminggu.
terkadang makanan ibunya Sinta yang antar kerumahnya. Tetapi bila ada Roby, Sinta masak ataw makan diluar.
"Mas, terima kasih ya." Mas masuk dulu yuk, Sinta buatkan teh untuk mas." ucap Sinta.
"Tidak usah deh Sin." Mas langsung pulang saja." Lagian sudah malam." ucap Aldi menolak.
"Baiklah mas, lain kali mampir ya mas...?" ucap Sinta.
"Kamu hati - hati dirumah." Besok pergi ke butik biar mas yang antar." Aldi berkata.
"Oke mas, terima kasih." Sinta melambaikan tangan nya.
Mulai saat itu Sinta dan Aldi pun sering bertemu. Namun Nisa dan Roby tidak mengetahuinya. Sinta juga pernah meminta Aldi datang malam - malam menolongnya ketika lampu rumahnya putus tiba - tiba.
Aldi pun datang dan memperbaikinya.
Aldi sampai larut malam dirumah Sinta. Mereka duduk disofa saling mengobrol.
Telpon Aldi berdering, Nisa menelponya.
"Mas, kamu sudah tidur ya tadi." tanya Nisa.
"Belum kok sayang, kamu kok telpon malam - malam??"Aldi bertanya.
"Aku tidak bisa tidur mas, aku merindukan mu." ucapnya dari seberang.
"Mas, besok Nisa sudah pulang.
Dan Nisa sangat kangen kamu." ucap Nisa.
"Iya sayang, aku juga kangen." ya sudah tidur lah sudah malam." Besok kamu sudah pulang, kita akan melepas rindu." ucapnya.
"Iya mas, Nisa tidur ya mas. selamat malam mas." ucapnya lagi.
"Malam sayang." balas Aldi yang masih dirumah Sinta.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Arin
wah mulai naik darah nich,tpi tenang Krn nanti ada saatny yg nykitin kena karma dan yg di skitin lbih mlih mundur itu yg saya suka jdi bcnya wlpun ada nysekny ttp smngt...🤭
2022-03-23
7
Uthie
Mulai panas niii 😡
2022-03-16
2