Hari ini Nisa Ada jadwal USG, usia janin nya sudah genap 3 bulan.
"ttriiinnngg...,ttriingg..."suara hp Nisa berbunyi.
Dilihatnya layar ponsel ada nama mas Aldi disana.
"Iya mas, ada apa?"tanya Nisa.
"Nis, kamu mau pergi kedokter kandungan kan?" Tunggu nanti sore mas pulang ya."
"Biar mas yang antar kamu." ucap Aldi.
"Iya mas..., Nisa nanti tunggu mas pulang." Nisa menyetujuinya.
Namun sudah pukul 18:35 Aldi belum pulang juga. Nisa akhirnya berniat pergi sendiri ke dokter kandungan. Nisa pergi kekamar ingin mengambil tas selempangnya.
Sebenarnya Nisa sudah lelah dari tadi. Kakinya terasa kesemutan dan kebas untuk digerakan. Nisa sedikit kesusahan berjalan. Namun dia harus buru - buru karena sudah janji dengan dokter kandungan pukul 19:00. Sementara mungkin akan terlambat kalau terjebak macet.
Seharusnya Nisa sudah pergi dari pukul 17:00 dini hari. Nisa mencoba tidak menghiraukan kakinya yang kesemutan. Namun baru beberapa langkah, Nisa menjerit dan..."Aauh, mbak..!
"toloongggg...,mbak...!" teriaknya.
mbak berlari kearah sumber suara.
"nyonya...,astagfirullah...!
Cairan merah mengalir dari sela kaki Nisa. Seketika saat mengetahui bahwa itu darah, Nisa terkulai lemas dan tak sadar.
"ttuuuut,ttuuuutttt...."Hallo..?"terdengar suara Aldi.
"Hallo pak...!!
"pak, buk Nisa pak!" mbak yang dirumah.
"kenapa Nisa..!?" tanya Aldi panik.
"Buu, buuk Nisa pendarahan." ucap Mbak.
"Saya sudah telpon Ambulance." ucapnya lagi.
Aldi langsung berlari dengan kunci mobil ditangannya. Aldi tancap gas mengemudikan mobilnya ke Rs.Kasih Bunda. Itu yang biasa Nisa kontrol kandungan dan rumah sakit yang paling dekat dari rumah.
Aldi mengemudikan mobilnya dengan begitu kencang.
"Nisa...,maafkan mas. Mas lupa dengan janji mas, tadi ada rapat tiba - tiba dan bertemu dengan klien." berkata dalam hati.
"cciiiiiittttt...!
mobil Aldi berhenti diparkiran, dia berlari masuk ke ruang UGD. Disana ada mbak yang mrnunggu Nisa.
"*Mbak dimana ibu?" tanya Aldi
"I*bu sedang ditangani oleh dokter pak." ucap mbak.
Aldi pun sangat cemas, dia mondar - mandir dan merasa tak tenang. Nisa tidak dibawa ke ruangan saat itu. Karena semua ruang sudah penuh,sementara Nisa harus ditangani dengan cepat.
sudah satu jam Aldi menunggu kejelasan hanya dari dokter.Namun dokter belum juga keluar memberi kabar pada Aldi. Dan beberapa menit kemudian dokter keluar dan Aldi pun langsung bertanya.
"Dok, bagaimana istri dan calon anak saya?"tanya Aldi.
"begini pak, ibu Nisa mengalami pendarahan yang sangat banyak."
"Dan kami tidak bisa menolong janin yang ada dikandungan bu Nisa."
"Jadi..., bu Nisa mengalami ke guguran." ucap Bu dokter tersebut.
Aldi terkejut dan kecewa, dia merasa terpukul sekali. Nisa masih didalam, dia masih lemah dan tertidur. Aldi masuk kedalam dan menemui Nisa. wajahnya Aldi begitu marah dan kecewa kepada Nisa.
kemudian Nisa terbangun, dan teringat akan anaknya. Dilihatnya sekeliling dimana dia berada. Lalu dilihatnya Aldi duduk dikursi sebelahnya.
"Mas, anak kita dimana mas?"
"Anak kita tidak apa - apa kan mas??"
Andre hanya diam saja tidak perduli, dan tidak bergeming sedikit pun.
Tatapannya penuh kebencian, dan dokter pun masuk kedalam.
" Dok, dimana anak saya?"
"Anak saya baik - baik saja kan dok?" Nisa dari tadi terus bertanya.
"Ibu...tenanglah dulu." Kami mohon maaf,anak ibu tidak bisa kami selamatkan." Jadi ibu mengalami keguguran.
Nisa menatap suaminya dan Aldi memalingkan wajahnya. Seketika Nisa menangis dan berteriak.
"Anak ku..., mas anak kita mas..."
"Mas...anak kita sudah meninggal."
"Mas...kamu kok diam saja mas...?" tanya Nisa.
"Mas..." Nisa menangis dan lemas.
Dokter segera menyuntik kan sesuatu ke tubuh Nisa.Dan memberi resep vitamin kepada Aldi.
"Pak, saya sudah memberikan ibu obat,biar dia istirahat sebentar." Nanti ketika sudah bangun, bu Nisa sudah bisa pulang kerumah." ucap dokter tersebut.
"Baik dok." ucap Aldi.
...****************...
Jam menunjukan pukul 5 sore, Nisa sudah sampai dirumah. Namun Aldi masih tidak berkata sesuatu pada Nisa. Mbak dirumah sudah menyiapkan makan malam, tetapi Aldi malah memilih makan diluar. Nisa masih shock atas kehilangan anaknya. Kabar itu pun sampai ke mama dan papa nya Aldi.
Mereka langsung datang kerumah Nisa, di ingin melihat keadaan Nisa.
Papa Mertua selalu memberi dukungan dan perhatian kepada menantunya.
"Sabar ya Nisa..., tidak usah di fikirkan kali." Nanti kan bisa hamil lagi." ucap papa mertuanya.
"walah..., kalau hamil lagi pun gak pandai jaganya lagi ya sama saja." ucap mama mertuanya.
Hati Nisa semakin sakit,dia menangis tak bisa menahan air matanya.
Aldi tidak ada dirumah, mama dan papa mertua juga sudah mau pulang. Namun masih menunggu Aldi pulang.
"Tuuutttt...,tuuuutttt...,ttuuuutttt...
"Hallo pa?"
"Aldi, dimana kamu. Nisa sendirian dirumah."
"Aldi tolong di dampingi istri kamu, dia yang merasa sangat sedih karena kehilangan anaknya." Sikap kamu tidak seperti laki-laki yang baik." ucap papanya.
"Iya pa."jawab Aldi dan menutup telponnya.
Aldi marah dan kesal, menurutnya Nisa terlalu manja ke papanya.
Aldi pun langsung pulang dan masuk kerumah tanpa mengetuk. Dia langsung menemui Nisa dikamar yang masih menangis dan melamun.
Aldi pun masuk dan kenunjukan ke marahannya kepada Nisa.
"Mas, kamu sudah pulang."Nisa menghampiri dan ingin memeluknya.
Namun Aldi menghindar dari Nisa, seakan - akan Nisa bukan istrinya.
"Kamu kenapa mas?" tanya Nisa.
"Kamu sangat keterlaluan Nisa..!"
"Sudah kamu tidak menjaga anak ku,kamu malah mencari perhatian akan kejadian ini..!"ucap Aldi dengan nada tinggi.
"Maksud kamu apa mas...?
"Aku tak mengerti apa yang kamu bicarakan." Aku sedang sedih mas, aku baru keguguran. Dan itu bukan salahku mas...?" ucap Nisa.
"Apa kamu bilang?!"
"Bukan salah mu..!
"jelas - jelas kamu yang tidak bisa menjaga kandungan mu sendiri...!"
"Aku sudah begitu menyayangi mu, dan semua perhatian aku curahkan." Bahkan aku tadinya tidak perduli kamu belum bisa hamil juga." Sekarang sudah hamil kamu malah tidak mau menjaganya." ucap Aldi.
"Mas, bukan begitu mas...?"
"Maafkan aku mas..., aku janji akan menjaga anak kita bila aku hamil lagi mas." Nisa memeluk Aldi yang sangat emosi.
Namun ke marahannya itu karena dia terlalu sedih kehilangan anaknya.
Aldi pun menangis dipelukan Nisa dan emosi Aldi sudah mereda. Karena sudah terkeluarkan semua yang ada di hatinya.
Mereka langsung istirahat dan tidur untuk aktivitas yang akan di jalani. Sebenarnya Nisa mengerti suaminya itu juga merasa sangat sedih, namun dia pendam dan menjadi kacau pikirannya. Nisa menatap wajah suaminya yang sedang tidur itu. Dia merasa sangat bersalah atas kejadian ini. Dan dalam hatinya dia berjanji tidak akan mengulangi yang kedua kalinya lagi. Nisa mencium pipi Aldi dan memeluknya. Nisa pun tertidur disampingnya sambil memeluk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Idwan Virca
terlalu banyak tanda baca, jadi bingung bacanya he he.... jangan di ambil hati ya Radiah... tapi kalo bisa di revisi... agar bacanya enak, ceritanya bagus.... aku suka...
2023-02-25
1
Idwan Virca
tipo tanda baca... 🙏🙏🙏
2023-02-25
0
Idwan Virca
belum punya anak Aldi sudah lupa dengan janjinya....🤔🤔🤔
2023-02-21
1