Bulan sudah berganti, Nisa pun sudah beraktivitas kembali di butiknya. Namun sekarang ada yang berbeda dengan Sinta. Sekarang dia jadi lebih memperhatikan dirinya. Sinta juga sering mendapat kiriman bunga, dan membaca isi pesan chat nya sambil tersenyum malu - malu.
Sepertinya dia sedang jatuh cinta, namun tidak tahu dengan siapa.
"Eh, Sin dari tadi ku perhatikan ada yang senyum - senyum deh." "Kamu lagi bahagia setiap hari."
"ah, mbak bisa saja, aku biasa ja kok mbak." Mungkin mbak kali yang lagi bahagia...?" membalikan pembicaraan.
"Sin, boleh dong tahu siapa sih...?"
"ah mbak kepo kali, aku agak malu mbak ceritainya." ucap Sinta.
"ih, gitu aja malu sih sama mbak...?"
"kenapa?"
"Kamu sama Roby sudah ada kemajuan ya?" tanya Nisa menebaknya.
"Ih, mbak kok tahu...?" tanya Sinta penasaran.
"Ya tahu lah..., mas Aldi bilang ke mbak." Roby kan sepupunya mas Aldi, dan satu kerjaan lagi. Tentu saja tahu, mas Aldi kemarin ada tanya ke Roby soalnya." Nisa tersenyum.
Dan Sinta malu, wajahnya memerah.
"Iya mbak, Roby baik dan perhatian. Minggu lalu dia ada menyatakan perasaanya ke Sinta." Lalu Sinta terima dan setuju kalau kita lanjut hubungan yang lebih dari teman mbak." ucap Sinta.
"oh begitu, jadi sudah mulai membuka hati nih...?"ucap Nisa.
"Iya mbak, lagian sudah saatnya saya menikah." ucap Sinta.
...****************...
Sinta dan Roby bulan depan akan melangsungkan lamaran serta langsung menentukan pernikahan mereka. Semua persiapan sudah mulai dilakukan. Nisa memberikan baju model terbaru dari butiknya untuk Sinta kenakan di hari lamarannya.
Sinta begitu antusias dan panik sekali, padahal masih beberapa minggu lagi.
Nisa turut senang akan hal ini, karena temannya sudah mendapatkan pasangan yang cocok.
"Berarti Sin, nanti kita jadi saudara benaran dong..?" ucap Nisa.
"Oh, iya mbak." kok aku gak kepikiran loh." ucap Sinta.
"Wah asik nih...?"
Nisa sangat senang.
sekarang sudah minggu ketiga, dan hari itu sebentar lagi akan tiba. Sinta mempersiapkan nya sangat teliti, karena ingin menjamu keluarga Roby dengan baik.
Sinta juga sudah mulai berbelanja dengan Roby keperluan untuk hantaran.
Semua keperluan Sinta dan apa yang di inginkan dituruti Roby.
Hari itu begitu banyak belanjaannya, mereka juga sudah memilih tempat tidur dan lain-lain.
Roby begitu mencintainya, Sinta sangat berarti untuknya. Roby juga baru ini serius pada wanita. Dia juga sama seperti Sinta yang tadinya belum mau punya pasangan.
Namun sekarang mereka sudah memutuskan untuk saling bersama.
Dari kedua keluarga sudah setuju, pertemuan malam ini sangat khusua. Tidak begitu banyak yang datang dan hanya kerabat tertentu saja. Malam ini berjalan dengan lancar dan hikmat. Sinta sudah merasa sedikit lega karena semua tanpa ada kendala.
Hari H sudah ditentukan, dua bulan mulai dari sekarang itu dimana hari mereka akan sah menjadi suami istri.
Undangan akan segera dicetak, semua keperluan akan dan resepsi sudah di urus.
Gedung untuk acara pun sudah mereka pilih dan dipesan.
Mereka tinggal fitting gaun dan segala pernak - pernik yang lain. Sinta masih masuk kerja ke butik. Aldi dan Nisa juga sudah siapkan kado pernikahan untuk mereka.
Aldi berencana menghadiahkan tiket bulan madu mereka ke Singapura. Dan mereka akan pergi dengan Nisa dan Aldi juga, mereka ingin pergi bulan madu lagi. Dan berharap bisa mendapat karunia lagi dirahimnya Nisa.
...****************...
Begitu cantik dan anggun Sinta dengan gaun putih panjang menjuntai itu. Semua mata tertuju padanya, tak terkecuali Roby. Dia lebih terpesona melihat Sinta begitu menawan bagai bidadari menghampirinya.
Bidadari itu telah sah menjadi istrinya. Semua orang yang hadir berdoa untuk mereka. Nisa melihat mereka begitu bahagianya.
Aldi juga turut senang dan memberikan sebuah amplop berukuran besar itu.
"Nanti saja Rob bukanya." Pas kalian ada dikamar." ucap Aldi tersenyum.
"Selamat ya Sinta, sekarang kita sudah jadi saudara benaran." Nisa tersenyum ramah.
Nisa dan Aldi pamit duluan untuk pulang.
Nisa memeluk tangan Aldi di dalam mobil.
"Mas, makasih ya." ucapnya.
"Untuk apa?" tanya Aldi.
"Untuk semuanya mas." Pernikahan kita sudah berjalan selama 6 tahun." Dan mas selalu disampingku." ucap Nisa.
Aldi hanya diam dan menyetir mobilnya.
Sebenarnya ada yang aneh dengan perasaanya Aldi. Tetapi Aldi tidak mengerti dan tidak tahu sebabnya. Sejak kehilangan anaknya itu, hatinya seperti membeku.
Aldi sengaja memberikan tiket dan bulan madu pergi bersama, karena dia berfikir butuh ketenangan bersama istrinya.
Nisa sebenarnya merasakan sedikit perubahan suaminya. Namun dia tetap optimis semua akan terlalui ketika dia hamil lagi. Dan suaminya akan lebih menyayanginya lagi.
Nisa tetap semangat dan optimis, kalau hari bahagia itu akan tiba.
Setelah seminggu berlalu, mereka pergi ke Singapura. Disana mereka menikmati liburan yang hanya 5 hari saja.
malam itu mereka makan malam romantis di meja terpisah. Nisa sangat senang dapat liburan berdua kembali setelah lima tahun tak kemana pun. Dan malam itu juga Aldi teringat akan bulan madu mereka yang pertama.
Saat sudah larut malam, Nisa dan Aldi memandangi pemandangan dari balik jendela kamar hotel mereka. Aldi memeluk Nisa dari belakang, dan dia kembali teringat masa indah saat mereka bulan madu dulu.
"Nisa, kamu masih ingat tidak saat kita dulu bulan madu?" tanya Aldi.
"Iya mas Nisa masih ingat, Nisa sangat bahagia mas." Sekarang Nisa juga bahagia." ucapnya.
Malam itu Aldi terhanyut akan harumnya rambut Nisa. Dan Aldi menuntun Nisa kekasur untuk tidur. Nisa pun menuruti ajakan Aldi. Mereka malam itu tidur dengan penuh cinta lama yang terlintas kembali.
Saat dimana pertama kali mereka menyatu satu sama lain.
Malam ini pun terulang kembali, begitu bahagianya malam ini bagi Nisa. karena suaminya mencurahkan rasa cinta kepadanya kembali dengan kelembutan seperti dulu.
Roby dan Sinta masih menikmati pemandangan dipinggir pantai. Hotel mereka ada dipinggiran pantai. Mereka menyusuri pantai sambil bergandengan tangan. Rambut Sinta tergerai diterpa angin laut yang kencang. Mereka sangat menikmati bulan madu yang dihadiahkan Aldi itu.
Sinta dan Roby belum ingin kembali ke dalam hotel. Mereka jarang - jarang dapat menikmati suasana seperti sekarang ini. Mereka pun berjalan sambil memainkan air laut dengan kakinya.
"Sinta, kamu sudah mengantuk belum?" tanya Roby.
"Iya mas, kita kembali yuk." Sinta ngantuk nih." ucap Sinta.
"Ya sudah deh." kata Roby.
Mereka pun berjalan kembali ke dalam hotel.
Sinta sudah lelah dan mengantuk, langsung masuk kekamar dan membersihkan diri.
Roby juga mengganti bajunya dan pergi keranjangnya. Roby menunggu Sinta selesai dari toiletnya.
Dan mereka tidur dalam kelelahan sambil berpelukan. Sinta sudah terlelap, Roby mencium istrinya. Dan dia pun tertidur disisinya Sinta. Sungguh mereka terhanyut dalam buai asmara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Idwan Virca
kok tulisan miring...??🙏🙏🙏
2023-02-25
1