Sudah 3 bulan ini butik Anisa dijakarta pusat Sinta yang tangani. Dia bukan cuma karyawan, tapi merupakan orang kepercayaan Nisa dikala dia tak ditempat.
Mereka sudah lama berteman, dari awal Nisa merintis usaha ini Sinta sudah ikut dengannya. Tetapi Sinta sampai saat ini belum menikah juga. Katanya dia mau fokus berkarir sampai sukses baru berfikir untuk menikah.
katanya kalau sudah menikah, apalagi punya anak, akan sulit membagi waktunya. Apa yang dikatakan Sinta ada benarnya juga. Tapi semua itu menurut fikiran dan pendapat serta jalan hidup masing - masing.
Sinta sekarang adalah tulang punggung keluarganya. Dia juga masih punya adik yang harus dibiayai kuliahnya. Sinta termaksud wanita yang tangguh, dan pekerja keras. Mungkin salah satunya dia belum mau menikah karena masih ingin kuliahkan adiknya sampai sarjana.
Ada satu kalimat yang pernah diucapkannya kepada Nisa, saat menanyakan tentang soal menikah. Dia berkata, "Nanti deh buk Nisa, belum menemukan seperti pak Aldi yang anak Sultan." Sambil tertawa kecil di bibirnya.
kata - kata itu tak begitu ditanggapi Nisa, karena dianggapnya cuma candaan sesama Sahabat. Usia Sinta dan Nisa terbilang terpaut jauh. Sinta itu masih lebih muda daripada Nisa. Mereka beda 5 tahun saja, dan Sinta selalu memanggil buk Nisa.
Nisa selalu sayang dan memberi kepercayaan pada orang - orang yang ada disampingnya. Nisa juga selalu memberi dukungan kepada Sinta yang mempunyai impian bisa memiliki butik sendiri.
Karena Nisa tidak datang kebutiknya setiap hari, Aldi dan Sinta jadi sering bertemu.
Dan mereka sering membahas perkembangan butik yang diBekasi. Belum beberapa lama ini Sinta ditugaskan Nisa untuk memantau perkembangan butik yang baru dibuka diBekasi.
Sinta ingin sekali memiliki kekasih hati, namun belum ada yang kena dihati.
Pernah saat itu Sinta iseng menanyakan kepada Aldi seauatu.
"Pak Aldi, saya mau tanya,ada gak teman bapak yang jomblo seperti saya?" Sinta sambil tersenyum.
"memang kamu mau apa Sin?"tanya Aldi.
"Boleh dong dikenalkan pak, mana tau bisa nyambung."ucap Sinta.
"Bagaimana nanti malam datang deh kerumah, Nisa tuh bosan katanya gak da teman cewek." kata Aldi.
"Oke nanti tutup butik saya kesana."
"Apa mau ntar sekalian pulang saya kerja kamu ikut juga?" tanya Aldi.
"Boleh deh pak."ucapnya.
...****************...
Sorenya Aldi datang kebutik setelah pulang kantor.
"Sinta, sudah siap kamu?"
"Oh pak Aldi sudah datang?"
"Sebentar lagi ya pak,masih ada yang mau dibereskan. Sebentar saja kok." ucap Sinta.
"Kalau gitu saya akan tunggu dimobil ya." ucap Aldi.
"Iya pak.
Setelah 5 menit Sinta pun datang dan masuk ke dalam mobil.
"Maaf ya pak lama menunggu."
"Gak apa kok Sin.
Aldi langsung menjalankan mobilnya pulang kerumah.
"Sin, memangnya kamu benaran mau saya kenali ke teman saya?" tanya Aldi.
"Iseng saja tadi kok pak, lagian mana ada teman bapak yang mau sama saya." ucap Sinta lagi.
"kok kamu begitu ngomongnya, kamu itu cantik kok, mandiri, dan pekerja keras. Salut aku lihatnya." ucap Aldi sambil mengemudi mobilnya.
Perjalanan pulang kerumah menjadi tak terasa, karena mereka asyik mengobrol.
"ttit,ttiiiiiiitttt..."klakson mobil berbunyi. Pintu gerbang pun dibukakan oleh satpam dari dalam.
Mobil diparkir kan di halaman depan, Aldi turun lalu masuk ke dalam rumah.
"Nisa...,lihat deh siapa yang datang." ucap Aldi.
"Iya mas, siapa yang datang mas?"tanya Nisa.
"Buk Nisa,ini Sinta." ucapnya.
"Hai Sinta, lama kita gak ketemu..." Nisa merasa senang ada teman nya datang.
"Assalamualaikum..." suara seseorang dari luar rumah.
"waalaikumsalam..., siapa mas??"tanya Nisa.
"Mas Aldi..." Memanggil Aldi.
"Oh kamu sudah datang Rob." ucap Aldi.
"Oh, rupanya Roby yang datang. Kenalkan ini Sinta teman mbak Rob."
"Oh, hai Sinta.Aku Roby,sepupu mas Aldi.
"Hai, Sinta."ucapnya memperkenalkan.
"Sinta, Roby ini masih jomblo dia."
"Samalah kalian kan?"
"Mana tau bisa nyambung." Ucap Aldi.
Sinta hanya tersenyum saja menatap Roby.
Dan Sinta sedikit terusik dengan paras tampan Roby yang baby face.
"pak Aldi dan buk Nisa bisa saja." ucap Sinta.
"Sinta, kamu jangan panggil kita terus ibu dan bapak dong. Kesan nya tua banget, ya kan mas?" ucap Nisa.
"Iya sih." ucap Aldi.
"panggil saja mas dan mbak, biar sama seperti Roby."Nisa tersenyum.
Setelah asyik ngobrol dan bercanda di ruang tamu. Mereka pun makan malam bersama di meja makan. Sinta dan Roby pun sudah mulai akrab, bahkan mereka saling lempar candaan.
Tanpa mereka sadari hari sudah malam, Sinta pun pamit untuk pulang. Nisa menyuruh Roby untuk mengantarkan Sinta pulang. Dan Roby pun langsung mengantarkannya.
Dalam perjalanan Sinta hanya diam saja, ada sesuatu yang difikirkannya. Sampai didepan rumah, Sinta mengajak Roby untuk mampir. Namun Roby tidak bisa untuk mampir lagi kerumah Sinta.
Sinta pun tak memaksa, dan mengucapkan terima kasih kepada Roby.mereka berpisah dan Sinta masuk kedalam rumahnya.
Sementara Nisa dan Aldi masih bermanjaan di sofa kamar mereka. Aldi selalu mengelus perut Nisa dan menciumnya.
Mereka masih belum tahu apa jenis kelamin anak mereka.
Tetapi Nisa tak mempermasalahkan nya, karena dia begitu mendambakan seorang anak. Aldi juga sangat tidak sabar ingin merasakan bisa menggendong malaikat kecil itu.
Sinta dirumah masih teringat dan melamunkan perjumpaan tadi. Yang jadi terusiknya fikiran dia Nisa sangat beruntung.
Andai saja dirinya ada diposisi Nisa, pasti hidupnya akan bahagia.
Begitu besar hasratnya mendambakan seorang lelaki yang dapat membahagiakan dirinya. Lelaki yang dewas,penuh pengertian, dan kalau bisa dia anak Sultan. Selalu itu impian nya,sampai sekarang dia menunggu kedatangan lelaki seperti itu.
Sinta wanita yang sangat ambisius. Keinginannya harus bisa dia dapatkan. Tiba - tiba dia teringat Roby sepupunya Aldi. Sepertinya Sinta ingin mencoba kenal lebih dalam lagi lelaki itu.
menurut Sinta wajahnya sangat tampan. Sinta sampai senyum - senyum sendiri di atas kasurnya. Sinta teringat kertas nomor hp Roby yang tadi diberikanya. Diambilnya tas yang tadi dia kenakan.
cepat - cepat dia mencari kertas itu. Dia ingin menyimpan no nya Roby kedalam ponselnya.
Dibukanya kunci hp dan disimpannya no Roby dikontak. Tak sengaja no nya tertelpon oleh Sinta. Cepat-cepat dia mematikan nya,dan mengirim pesan.
"maaf mas, tadi tak sengaja tertelpon." ucapnya dari wa.
"Ini siapa yah kalau boleh tau?" tanya Roby membalas.
"Ini Sinta mas, yang tadi mas Roby antar." jawab nya.
"Oh kamu Sinta, ini no kamu aku simpan yah?" ucap dari seberang sana.
Mereka jadi saling membalas chat dari ponsel sampai larut malam. Sinta dan Roby seiringnya waktu sudah sangat akrab. Mereka bahkan tak canggung lagi untuk saling bertemu diluar. Namun mereka belum memutuskan untuk hubungan yang lebih dari teman.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
tati dodo
aq ko jadi deh degan baca nya
2022-05-25
2
Aulia Nia
apakah sinta yg jd orang ke tiga
2022-01-03
4
Roosa ditia
awas ada plakor
2021-12-25
2