Kecelakaan

Besok hari Senin, Roby memberi kabar bahwa akan kembali dan berjanji langsung ingin menemui Nisa langsung. Mereka sudah berjanji bertemu disuatu tempat.

Hati Nisa semakin gugup dan sedikit ragu, karena ini sudah menjadi masalah yang lebih dalam. Berkata dan berbicara harus penuh hati - hati agar tidak menyinggung perasaan. Nisa kasihan kepada Roby, dia belum tahu bagaimana kelakuan istrinya Sinta.

Roby sangat mencintai Nisa, sama seperti Nisa yang begitu mencintai Aldi. Nisa juga belum mempercayai kalau anak yang Sinta kandung adalah anak mas Aldi. Karena Nisa tidak mau terhasut oleh mereka.

Malam ini Nisa tidak bisa tidur, Aldi sudah tidak mau tidur dengan Nisa lagi. Aldi lebih memilih tidur disofa kamar. Nisa menghampiri Aldi yang sebenarnya belum tidur. Karena dia tahu Nisa datang dia berpura - pura tidur.

Nisa melihat wajah Aldi malam itu, mengelus kepala dan rambutnya. Meletakkan kepalanya di dada Aldi, dia merasa sangat sedih dan teringat kehangatan yang dulu.

"Mas, bagi ku kamu masih suami ku yang dulu." Dan walau kamu berubah kepada ku, aku tidak mempermasalahkannya." ucap Nisa dalam tangisan.

"Mas..., suatu saat kamu pasti menyadarinya bila saat itu aku adalah jodoh mu mas..." Ucap Nisa mencium pipi Aldi.

Aldi yang mendengarnya sedikit tersentuh. Aldi menjadi sedih dan kasihan kepada Nisa. Namun dia belum bisa bersikap tegas dan masih bekeras dengan hatinya yang ingin memiliki anak.

...****************...

Pagi ini Nisa bergegas membersihkan rumah membantu mbak, dan siapkan sarapan Aldi suaminya. Kopi juga sudah disediakan dimeja makan khusus suaminya.

"Mas, sudah bangun?" Ini diminum dulu kopinya mas, sarapan sudah Nisa siapkan." Ada bekal juga untuk dibawa." ucap Nisa dari tadi.

Mata Nisa sembab dan ada lingkaran hitam di bawah matanya. Aldi memperhatikan kondisi istrinya itu.

"hoek, hoek...," Nisa berlari ke toilet di dapur.

Aldi agak heran kenapa belakangan ini Nisa suka mual dan muntah.

"Nisa kenapa ya?"

"Nisa kamu hamil ya?" tanya Aldi.

"Oh, gak kok mas." Aku masuk angin.., semalam Nisa sudah mengecek." kata dokter cuma masuk angin kok mas..." ucap Nisa.

Aldi kecewa lalu meninggalkannya disana. Dia pergi tanpa sarapan dan tidak membawa bekal makan siangnya. Aldi marah dan kecewa, dia menelpon Sinta sambil mengemudi.

"Hallo Sin,

"Iya hallo mas?" Ada apa?" tanya Sinta.

"Sin, kamu dimana?" Kata Aldi.

"Sudah berangkat ke kantor apa belum?" Biar aku jemput kamu ya?" kata Aldi.

"Gak bisa mas, Mas Roby hari ini akan pulang, lagian nantikan ketemu dikantor." Oh ya mas, nanti saya akan datang sedikit terlambat." Saya ingin temani mas Roby dulu sebentar.

Aldi merasa kesal saat Sinta tidak bisa temani dia sekarang. Aldi langsung tidak langsung ke kantor. Dia berhenti di pinggir jalan dan merenung, Aldi teringat Nisa yang tadi malam menyentuhnya dengan lembut.

...****************...

Roby ketemuan dengan Nisa, semua yang pernah Nisa alami diceritakan nya ke Roby. Nisa hanya ingin ada penyelesaian saja, namun tak ingin ada keributan.

"Rob, Sinta sudah beri tahu kamu kalau dia hamil?" tanya Nisa.

"Sudah mbak, sekarang sudah hamil 3bulan." ucap Roby.

"Rob, mbak minta maaf ya. Bukan maksud mbak mau buat pertengkaran." Namun mereka sudah berkhianat dengan kita berdua di belakang." Mbak gak tahu harus mau cerita kesiapa lagi." Papa dan mama mas Aldi, mbak takut memberi tahukan nya sebab kesehatan mereka nanti terganggu." kata Nisa.

"Iya mbak, aku mengerti." Nanti akan saya tanya dan selesaikan masalah ini ke Sinta sendiri." Ucap Roby.

"Tapi mbak tak ingin ada pertengkaran dan harus tidak pakai emosi, kasihan Sinta lagi mengandung." Kata Nisa.

"Baik mbak." ucap Roby.

Nisa dan Roby pun kembali pulang dan kali ini Nisa ingin bersikap tegas kepada Aldi. Nisa ingin menanyakan secara langsung dan ingin tahu langsung dari Aldi suaminya sendiri.

Sudah cukup untuk berdiam saja.

...****************...

Nisa kembali kerumah dan tanpa sengaja melihat kotak bekal mas Aldi tidak dibawa olehnya. Nisa langsung mengambil dan mengantar bekal tersebut ke kantor Aldi secara langsung.

Nisa turun dari mobil dan masuk kedalam kantor. Sementara didalam ruangan Sinta memeluk Aldi untuk menenangkan fikirannya. Saat Nisa masuk kedalam ruangan, dia terkejut melihat mereka.

"Mas.., aku bawakan..."

"Astaghfirullah mas Aldi..!?"

"Sinta..!"

"Plak...!" Nisa menampar Sinta yang ada dihadapan mas Aldi.

"Apa ini mas?" Ini istri kamu yang sah kamu peluk mas?" tanya Nisa.

"Sinta, bukanya kamu sudah bersuami?" kenapa memeluk suami orang lain?" Dan kenapa kamu ada dikantor suami mbak?" tanya Nisa dengan nada tinggi.

"Mbak - mbak, datang-datang kok marah sih." Aku salah apa sih mbak..." Mas Aldi itu lagi kacau, dan galau serta sedih."Ya wajar dong aku sekretarisnya menghibur dan beri perhatian." Karna selama ini mas Aldi gak mbak perhatikan sih..." ucap Sinta.

"Apa mas, Sinta ini sekarang sekretaris kamu?" Kamu tidak pernah bicarakan ke aku mas." tanya Nisa.

Aldi hanya diam dan bungkam, dia bingung mau bagaimana.

"Kamu gak bilang mas, bahwa aku sekretaris pribadi kamu dikantor... sekaligus pacar kamu juga dikantor..." Sinta melirik ke Nisa dan meringis.

"Bilang dong mas..." anak yang dalam kandungan aku ini juga anak kamu..." Ucap Sinta.

Roby tiba - tiba ada dipintu kantor dan mendengar apa yang diucapkan Sinta tadi.

"Apa Sin, itu anak mas Aldi?" Roby terkejut.

Sinta dan Aldi tidak menyangka ada Roby dibelakang mereka.

"Aku gak nyangka, kamu mas tega berbuat itu ke aku, dan sudah sejauh ini hubungan kalian." ucapnya.

"Mas Roby, kok kamu kemari sih mas?" tanya Sinta.

Sinta terkejut dan Aldi panik karena Nisa dan Roby sudah mengetahui hubungan mereka.

Saat itu Roby dalam keadaan emosi pergi dari kantor itu, dia mengemudikan mobilnya dengan sangat kencang dan kecepatan penuh dijalan raya.

Roby sangat kecewa, Nisa tadi saat bertemu Roby tidak mengatakan hal itu. Nisa takutnya Roby emosi dan sangat sedih mendengarkannya.

Tetapi sekarang dia telah mendengarkan sendiri dari mulut Sinta sendiri.

Saat Roby ingin membelokkan setirnya dia tidak melihat ada pedagang yang sedang mendorong gerobaknya. Roby terkejut dan menabrak pedagang itu. Pedagang itu bersimbah darah diaspal, dan Roby terus melajukan mobilnya. Roby menjadi gugup dan menabrak pembatas jalan dan mobilnya terguling ke aspal.

Roby masih di dalam mobil kepalanya terbentur setir. Mobilnya terbalik dijalan yang tidak begitu ramai. Polisi dan Ambulance datang ke TKP, nyawa Roby sudah tidak dapat ditolong lagi. Dia telah meninggal dunia karena kecelakaan itu. Sinta ditelpon dari pihak polisi dan memberitahukan bahwa mobil Roby mengalami kecelakaan.

Dan Roby sekarang ada di Rs.Cipta namun sudah meninggal dunia.

Sinta menangis dan berteriak, dia kehilangan orang yang selalu mencintainya. Sinta berlari dan meminta Aldi untuk mengantarkannya ke rumah sakit. Sinta begitu sedih dan terpukul. Namun dalam hatinya penuh dendam dan amarah.

Terpopuler

Comments

Rustin

Rustin

gimana sih thor nisa kan udah tahu perselingkuhan mereka.....tp pas sinta peluk aldi masak harus kaget gitu...

2022-05-14

4

hayani hasbie

hayani hasbie

cerita apa sih ini?

2022-03-13

2

NurHafni

NurHafni

Haduh,
kok Roby yg celaka,
kirain Aldy...Nisa kaget liat Sinta pelukn sm Aldy di Kantor,
padahl dia udh tau mereka Selingkuh,
kagetnya kyk blm tau aja.

2022-02-21

6

lihat semua
Episodes
1 Pasangan serasi
2 Ibu mertua
3 Buah Hati
4 Sinta
5 Kehilangan
6 Menikah
7 Saling Bertemu
8 Dimanja
9 Terpancing
10 Sikapnya Berubah
11 Merayu
12 Disayang Mama
13 Amarah Memuncak
14 Melihatnya
15 Kehamilan yang ditutupi
16 Pamer Kemesraan
17 Kecelakaan
18 Menuntut
19 Tamparan Keras
20 DiBalik Awan Kelabu
21 Semakin membesar
22 Mencelakai
23 Menduga
24 Keberadaannya.
25 Menunggu hari
26 Memburuk
27 Pulang kerumah
28 Kebencian mendalam
29 Darurat
30 Delisa
31 Sebuah Kertas
32 Bima Anggara
33 Dideritanya
34 Bersama Tisa
35 Kertas Itu...?
36 Perasaan Kacau
37 Keputusan
38 1 Tahun Kemudian
39 Air Mata Ibu
40 Kerinduan
41 Mencari Tahu
42 Keluarga berkumpul
43 Inilah Aku yang sekarang
44 Pertemuan tak terduga
45 Sudah Saatnya
46 Sudah Resmi
47 Rumah Kenangan
48 Memberi Perhatian
49 Mereka Sudah Pergi
50 Berterus Terang
51 Merasa Tersaingi
52 Pertunangan
53 Mulai Ada Rasa
54 Ingin Balas Dendam
55 Pertengkaran
56 Kebetulan Sekali
57 Pengintaian
58 Telah Kembali
59 Kecemburuan Aldi
60 Dunianya Terbalik
61 Karma Pun Datang
62 Cobaan
63 Di Permainkan
64 Ditolak
65 Titik Terang
66 Bertemu kembali
67 Permintaan
68 Penyesalan Yang Terlambat
69 Hari Bahagia
70 Begitu Banyak Rencana
71 Ke Lombok
72 Terpikat
73 Mia dan Dio
74 Keinginan Berubah
75 Menghilang
76 Firasat Delisa
77 Pertemuan
78 Bersama Keluarga
79 Semua Berkumpul
80 Kebahagian
81 Mulai Terbuka
82 Diterima
83 Mama Kembali
84 Sangat Merindu
85 Baru Menyadari
86 Ada yang Bucin
87 Menyadarinya
88 Mulai Mempersiapkan
89 Persaingan
90 Terbawa Perasaan
91 Canggung dan Merasa Bersalah
92 Cemas Menanti
93 Lupa Memberi Kabar
94 Ungkapan Hati
95 Perlunya Pengorbanan
96 Permintaan Terakhir Ibu
97 Balas Dendam
98 Semua Karena Cinta
99 Hari Penuh Cinta
100 Buah dari Kesabaran
101 Ucapan Terakhir
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Pasangan serasi
2
Ibu mertua
3
Buah Hati
4
Sinta
5
Kehilangan
6
Menikah
7
Saling Bertemu
8
Dimanja
9
Terpancing
10
Sikapnya Berubah
11
Merayu
12
Disayang Mama
13
Amarah Memuncak
14
Melihatnya
15
Kehamilan yang ditutupi
16
Pamer Kemesraan
17
Kecelakaan
18
Menuntut
19
Tamparan Keras
20
DiBalik Awan Kelabu
21
Semakin membesar
22
Mencelakai
23
Menduga
24
Keberadaannya.
25
Menunggu hari
26
Memburuk
27
Pulang kerumah
28
Kebencian mendalam
29
Darurat
30
Delisa
31
Sebuah Kertas
32
Bima Anggara
33
Dideritanya
34
Bersama Tisa
35
Kertas Itu...?
36
Perasaan Kacau
37
Keputusan
38
1 Tahun Kemudian
39
Air Mata Ibu
40
Kerinduan
41
Mencari Tahu
42
Keluarga berkumpul
43
Inilah Aku yang sekarang
44
Pertemuan tak terduga
45
Sudah Saatnya
46
Sudah Resmi
47
Rumah Kenangan
48
Memberi Perhatian
49
Mereka Sudah Pergi
50
Berterus Terang
51
Merasa Tersaingi
52
Pertunangan
53
Mulai Ada Rasa
54
Ingin Balas Dendam
55
Pertengkaran
56
Kebetulan Sekali
57
Pengintaian
58
Telah Kembali
59
Kecemburuan Aldi
60
Dunianya Terbalik
61
Karma Pun Datang
62
Cobaan
63
Di Permainkan
64
Ditolak
65
Titik Terang
66
Bertemu kembali
67
Permintaan
68
Penyesalan Yang Terlambat
69
Hari Bahagia
70
Begitu Banyak Rencana
71
Ke Lombok
72
Terpikat
73
Mia dan Dio
74
Keinginan Berubah
75
Menghilang
76
Firasat Delisa
77
Pertemuan
78
Bersama Keluarga
79
Semua Berkumpul
80
Kebahagian
81
Mulai Terbuka
82
Diterima
83
Mama Kembali
84
Sangat Merindu
85
Baru Menyadari
86
Ada yang Bucin
87
Menyadarinya
88
Mulai Mempersiapkan
89
Persaingan
90
Terbawa Perasaan
91
Canggung dan Merasa Bersalah
92
Cemas Menanti
93
Lupa Memberi Kabar
94
Ungkapan Hati
95
Perlunya Pengorbanan
96
Permintaan Terakhir Ibu
97
Balas Dendam
98
Semua Karena Cinta
99
Hari Penuh Cinta
100
Buah dari Kesabaran
101
Ucapan Terakhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!