Mark yang masih kecil pun bertanya kepada papanya, apakah pistol itu untuknya.
"Apa pistol itu untukku pa?!" Tanya Mark polos dan tanpa Gisella sadari Mark berjalan ke arah papanya. Mark mengira kalau pistol itu adalah pistol mainan yang akan diberikan papanya kepada dia.
Chan dan Gisella sontak terkejut dan membelalakkan matanya saat Mark di tarik oleh Danu. Dan setelahnya mengarahkan pistol itu pada kepala Mark.
"Jangan!! Jangan lakukan itu!!" Ujar Gisella yang perlahan menitihkan air matanya, karena takut kalau sampai terjadi sesuatu kepada anak kecil yang malang itu.
"Aku tidak peduli!!!" Ujar Danu yang setelahnya hendak menembak kepada Mark.
Dorrrr......Dorrrr
Dus peluru di lepaskan dan Danu terjatuh di lantai akibat tembakan yang sengaja di lepaskan ke arahnya. Namun satu tembakan yang tadinya akan di lepaskan untuk Mark, justru mengenai kaki Gisella.
"Gisella!!" Ujar Chan yang setelahnya berlari ke arah Gisella.
Ternyata polisi yang menembaknya, untunglah mereka datang tepat pada waktunya, dan berhasil meringkus Danu dan membawanya ke kantor polisi untuk di periksa lebih lanjut.
Ternyata , Danu sendiri memiliki penyakit yang mempengaruhi psikisnya sehingga dia seakan tidak memiliki rasa takut ataupun bersalah pada apa yang sudah dia lakukan. Seperti orang gila yang terlepas dari rumah sakit jiwa.
Sedangkan di waktu yang sama, Mark menangis karena melihat papanya di tembak oleh polisi dan di bawa pergi oleh polisi itu.
Chan pun hendak membawa Gisella ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan pada kakinya yang terkena tembakan dari Danu.
Namun Gisella menolak , dia tidak akan mau ke rumah sakit, sebelum bilang pada polisi tentang jasad dari mama Mark.
"Gisella jangan keras kepala?!" Ujar Chan.
"Chan ku mohon" ujar Gisella sembari menahan sakit akibat tembakan yang di lepaskan Danu padanya.
"Pak , saya mohon bantu saya untuk membantu mengambil jasad istrinya, dia ada di atas sana?!" Ujar Gisella yang setelahnya pingsan tak sadarkan diri karena mengeluarkan banyak darah pada pahanya.
"Gisella!!!" Ujar Chan panik.
"Pak, tolong ambil jasadnya di plafon atas itu, saya mau membawa teman saya ke rumah sakit?!" Ujar Chan yang panik karena Gisella tak sadarkan diri.
"Baik kami akan mengambilnya?!" Ujar polisi itu yang setelahnya berusaha mengambil jasad istri Danu.
Gisella yang tak sadarkan diri pun segera di larikan ke rumah sakit oleh Chan.
Setelah di larikan ke rumah sakit, Gisella segera ditangani oleh dokter. Sedangkan Chan menunggu di ruang tunggu rumah sakit.
Setelah dokter keluar dari ruangan Gisella Chan segera masuk untuk melihat kondisi Gisella yang masih belum sadarkan diri.
"Gisella bangunlah! Maaf karena aku nggak bisa melindungi kamu!" Ujar Chan pada Gisella yang masih belum sadarkan diri.
Karena menunggu Gisella sadar ,Chan akhirnya tertidur di dekat lengan Gisella . Beberapa jam kemudian, Gisella sadar dari pingsannya akibat kejadian tadi.
Gisella melihat Chan yang tertidur di dekat ranjang perawatan Gisella.
"Chan?!" Ujar Gisella yang membuat Chan terbangun dari tidurnya.
"Gisella, kau sudah sadar?!" Ujar Chan dan Gisella menjawabnya dengan anggukan.
"Oh iya Chan, bagaimana misi kita tadi? Apakah polisi itu sudah mengambil jasad mamanya Mark?!" Ujar Gisella menanyakan tentang misi tadi.
"Haish, kau ini! Baru juga bangun, harusnya kamu memikirkan diri kamu sendiri dulu ,baru menanyakan tentang orang lain?!" Ujar Chan tegas pada Gisella.
"Aku kan cuma tanya aja Chan, lagian apa salahnya sih?!" Ujar Gisella yang masih ngeyel.
Chan pun menghela nafasnya dan menjelaskan kepada Gisella kalau jasad di atas plafon sudah ditangani oleh polisi.
"Syukurlah?!" Ujar Gisella sembari bernafas lega mendengar kabar baik itu.
Setelah itu Chan pun menyuapi Gisella untuk makan sembari berbincang.
"Untung aja kamu nggak terluka parah,?!" Ujar Chan sembari menyuapkan bubur ke mulut Gisella.
"Apa kamu khawatir sama aku?!" Ujar Gisella dengan kepedean yang dia miliki.
"Haishh, ya iya lah, kalau kamu sakit nanti yang ada aku harus ngerawat kamu....?!" Jawab Chan yang langsung di potong oleh Gisella.
"Oh jadi gitu?!" Ujar Gisella kesal.
"Kamu nggak sakit aja aku jagain, apa lagi kamu sakit,, ya pasti aku bakal terus ngerawat dan menjaga kamu?!" Ujar Chan yang membuat Gisella salah tingkah sendiri .
"Haish, kamu apaan sih Chan?!"ujar Gisella sembari mencubit pelan tangan Chan .
"Aw sakit ,Sel!" Ujar Chan yang pura-pura kesakitan.
"Ya elah ,cuma di cubit gitu doank sakit, lihat nih kaki aku aja biasa aja?!" Ujar Gisella dengan bangganya tidak merasakan sakit pada kakinya.
Saat Chan sedang asik berbincang dengan Gisella, tiba-tiba saja hantu mama Mark muncul di dekat Gisella. Karena merasa tidak bisa leluasa berbicara pada hantu itu , akhirnya Gisella menyuruh Chan untuk keluar sebentar, namun Chan menolak dan memilih untuk tetap diam dia samping Gisella sembari menyuapi dia makan.
"Aku datang menemui kamu hanya ingin mengucapkan terima kasih padamu ,sebelum aku pergi! Berkat kamu ,aku sekarang bisa pergi dengan tenang" Ucap hantu itu sembari tersenyum, lalu menghilang begitu saja setelah Gisella mengangguk tersenyum.
Gisella hanya menjawabnya dengan anggukan dan juga tersenyum ke arah hantu itu. Chan yang saat itu bingung dengan siapa Gisella berbicara dan mengangguk tersenyum ,akhirnya bertanya....
"Gisella?, Kamu bicara sama siapa sih?!" Tanya Chan penasaran.
"Haish , kalau aku ngomong pasti kamu nggak bakal percaya sama aku!" Ucap Gisella sembari menghela nafas.
"Kamu aja belum bilang ke aku soal apa? kok tiba-tiba ngambil kesimpulan kalau aku nggak akan percaya?!" Tanya Chan yang masih saja penasaran.
"Iya baiklah, akan aku katakan?!" Ujar Gisella sembari menghela nafas "Tadi aku menjawab arwah mamanya Mark?!" Ujar Gisella menjelaskan kepada Chan.
"Oh gitu?!" Jawab Chan singkat sembari menyendok bubur di mangkok yang dia pegang. Gisella heran dengan jawaban Chan yang begitu singkat dan Gisella pun mengangkat satu alisnya karena heran akan Chan yang biasa saja mendengarnya.
"Eh tunggu, tadi kamu bilang mamanya Mark?!" Tanya Chan lagi dan di jawab anggukan oleh Gisella.
"Tapi kan di sini cuma ada kita doank, Sel?!" Ujar Chan bingung.
"Kan tadi aku bilang arwah😒" ujar Gisell memperjelas.
Setelah itu Chan hanya mengangguk mencoba mengerti akan apa yang di bicarakan oleh Gisella padanya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Beberapa hari kemudian, Gisella sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit, karena kondisinya yang sudah mulai membaik.
Namun Chan sendiri masih penasaran dengan apa yang ada di kamar 126. Chan selalu teringat dengan kamar itu seolah bayangan tentang kamar itu selalu menghantuinya. Bahkan jika Chan memaksa pikirannya untuk mengingat tentang apa yang ada di balik kamar 126 , kepalanya akan terasa sakit.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 245 Episodes
Comments
Winna
Nasib nya mark kecil gmna ya? Kasihan 🥲
2023-04-21
0
tasya
Mark nct
2021-12-22
0