Chan pun memberikan cincin itu pada Gisella, dan Gisella langsung diperlihatkan dengan apa yang terjadi pada Andrian . Bahkan urutan kejadian itu terlihat jelas di penglihatan Gisella, hingga dia tak mampu lagi membendung air matanya.
"Arkkhhhhh " teriak Gisella.
"Gisella apa kau baik-baik saja?!" ujar Chan yang khawatir terhadap Gisella.
Sambil menggenggam cincin itu, Gisella berkata "Cincin ini dari Andrian untukku, dia ingin memberikan cincin ini untukku!" Ujar Gisella yang tak kuasa menahan air matanya.
"Kamu harus bisa menerima ini dengan lapang dada ya Sel?!" Ujar Chan sembari memeluk dan menenangkan Gisella.
Setelah itu Chan mengajak Gisella untuk mengunjungi makam Andrian. Gisella yang masih berderai air mata hanya mengangguk pertanda setuju dengan apa yang di katakan oleh Chan.
Sesampainya di sana, Gisella perlahan duduk di dekat nisan Andrian dan menaburkan bunga mawar yang dia bawa pada makam itu.
Chan yang berada di dekat Gisella merasa ada yang mengawasinya. Chan mencoba mencari tahu dengan menoleh ke segala arah untuk memastikan siapa orang yang sedang mengawasinya.
Ternyata memang ada satu sosok yang sedang mengawasi Chan, hantu itu terus menatapnya dari jauh. Namun sayangnya Chan tidak bisa melihat keberadaan dari hantu itu.
Hantu itu sediri tidak bisa mendekat ke arah Chan, karena Chan memakai kalung pemberian Gisella yang berisi air suci.
"Andrian ?!" ucap Gisella lirih sambil menatap batu nisan yang tertera nama Andrian. Gisella yang hendak menangis berusaha menahan air matanya demi Andrian, agar dia bahagia di alam sana.
"Tidak, aku tidak boleh menangis! Aku juga tidak ingin memberatkan kamu di sana sayang, aku mencintai kamu Andrian?!" Ucap Gisella di dalam hatinya dan menguatkan dirinya sendiri.
Melihat Gisella yang bersimpuh di depan batu nisan Andrian, Chan pun ikut terduduk di samping Gisella dan menenangkannya.
Chan juga menguatkan Gisella , dan juga ikut merasakan apa yang di rasakan oleh Gisella saat itu.
Setelah selesai dari makam, Gisella dan juga Chan pun pulang ke mansion Gisella.
Gisella segera memberi tahu kabar duka itu kepada kedua orang tua Andrian. Mengetahui bahwa anaknya telah tiada mereka hanya bisa merasakan kesedihan yang teramat dalam ,karena Andrian adalah anak mereka satu-satunya.
Kedua orang tua Andrian langsung menuju ke makam Andrian dan meluapkan segala tangis mereka di sana. Mereka hanya bisa pasrah karena anak semata wayang mereka kini telah pergi untuk selama-lamanya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Beberapa hari kemudian, lebih tepatnya pagi hari, di mansion Gisella.
Gisella dan juga Chan sarapan pagi bersama di meja makan, sembari menanyakan kesehatan Chan.
"Chan , apa ingatan kamu sudah kembali?!" Ujar Gisella yang bertanya tentang kesembuhan ingatan Chan.
Chan yang di tanya mengenai itu ,jawabannya masih saja sama seperti yang kemarin-kemarin "Aku rasa belum?!" Ujar Chan sembari memasukkan sesuap nasi ke dalam mulutnya.
"Bahkan tidak ada ingatan sama sekali yang terlintas pada benakku?!" Ujar Chan lagi setelah menelan sarapannya "Memangnya kenapa ,Sel? Apa kamu sudah tidak tahan dengan kehadiranku di mansion kamu ini?!" Tanya Chan.
"Tidak Chan ,bukan begitu! Aku cuma takut kalau orang tua kamu nyariin kamu?! Memangnya kamu sama sekali nggak ada ingatan tentang mereka?!" Ujar Gisella, Chan hanya menggelengkan kepalanya ,tanda bahwa dia tidak tahu.
"Haish, kau ini sangat menyebalkan?!" Ujar Gisella yang kesal terhadap Chan.
"Kenapa?" Tanya Chan bingung.
"Nggak apa-apa ,nggak jadi!" Ujar Gisella.
"Haish, apa semua wanita sama sepertimu?!" Tanya Chan bingung dengan sikap Gisella.
"Memangnya kenapa?!" Tanya Gisella lagi.
"Nggak apa-apa?!" Jawab Chan membalikkan perkataan Gisella awal.
"Haish😒😒😒" Kesal Gisella pada Chan.
Di hari itu, mereka berdua memutuskan untuk joging bersama . Sampai akhirnya mereka berhenti di sebuah taman yang letaknya tidak jauh dari mansion Gisella. Mereka duduk di bawah pohon rindang dan berteduh dari sinar matahari yang sudah mulai naik. Gisella yang haus bukannya minum air putih, justru dia mau minum es krim.
"Pagi-pagi mau minum es krim?" Ujar Chan yang heran dengan Gisella.
Gisella pun tidak peduli meski Chan sudah melarangnya, dan akhirnya dia memutuskan untuk membeli es krim itu sendiri.
Setelah membeli es krim, Gisella kembali duduk di bawah pohon itu. Kini posisi Chan dan juga Gisella duduk bersebelahan .Mereka juga saling bercerita dan bersenda gurau bersama ,sampai akhirnya Gisella terkejut dengan apa yang dia lihat.
Gisella melihat seorang pria yang berjalan melintasi jalanan yang kebetulan dekat dengan taman itu. Gisella membulatkan matanya karena terkejut melihat pria itu berjalan membungkuk dengan seorang wanita di atasnya.
Wanita itu berada tepat di punggung pria itu dengan posisi seperti menempel tidak mau lepas. Gisella yakin wanita itu bukanlah manusia, melainkan sesosok makhluk tak kasat mata yang biasa di sebut dengan sebutan hantu.
Saat Gisella membelalakkan matanya, Chan bingung dan bertanya pada Gisella. Setelahnya Gisella menunjuk pria itu ,dan memberi tahu Chan kalau pria itu menggendong wanita di punggungnya. Namun karena indra keenam Chan belum sepenuhnya terbuka, jadi Chan tidak melihat apa-apa di punggung pria yang ditunjuk oleh Gisella tadi.
Karena Chan tidak percaya pada Gisella , akhirnya Chan mengalihkan pandangannya. Namun tidak dengan Gisella yang masih terus melihat pria itu. Sosok di punggung pria itu menyadari kalau di lihat oleh Gisella, dan menatap Gisella dengan tatapan seakan ingin meminta bantuan.
Setelah di tatap oleh hantu itu, entah kenapa Gisella memilih untuk mengalihkan pandangannya dan segera mengajak Chan untuk kembali ke mansion.
Akan tetapi saat mereka hendak beranjak dari duduknya, sosok itu berdiri tepat di depan Gisella. Di tengah keramaian taman itu, hanya Gisella yang dapat melihatnya. Meski jarak hantu itu dengan Gisella tidak dekat, namun dapat dilihat jelas oleh Gisella kalau hantu itu sedang meminta bantuan pada Gisella.
"Chan kamu duluan aja, nanti aku akan menyusul kamu!" Ujar Gisella yang menyuruh Chan ,agar dia pulang terlebih dahulu.
"Memangnya kenapa?!" Tanya Chan bingung.
Gisella menjelaskan pada Chan, kalau dia butuh waktu sendiri. Namun Gisella sengaja tidak memberi tahu Chan tentang dia ingin berbicara pada hantu itu. Karena Gisella tahu ,kalau Chan tidak akan percaya pada Gisella.
Karena Chan tidak mau meninggalkan Gisella sendirian di taman itu. Chan pun akhirnya memutuskan untuk menunggu Gisella di salah satu kursi yang ada di ujung taman itu.
Setelah Chan pergi, Gisella berbicara pada hantu itu. Dan benar saja, hantu itu ingin Gisella untuk menolongnya.
Hantu itu menceritakan apa yang terjadi padanya sampai dia mau meminta tolong kepada Gisella. Hantu itu di bunuh oleh suaminya sendiri dan mayatnya diletakkan di atas plafon. Mendengar cerita itu Gisella terkejut dan membelalakkan matanya seolah tak percaya , ada manusia sekejam itu bahkan pada istrinya sendiri.
Gisella sempat menolak untuk membantu hantu itu. Namun hantu itu berhasil meyakinkan Gisella untuk menolongnya. Itu semua karena anak dari hantu itu yang masih berusia sekitar 4 tahun. Hantu itu takut kalau sampai anaknya terluka akibat ulah papanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 245 Episodes
Comments
Astiah Harjito
Siapa yg menuliskan nama andrian di nisan nya, bukankah dia tak dikenal?
2022-09-20
2
Budi Saputra
done ya kak aku udah boom Like semua, ditunggu kak feedbacknya di karya ALLIED [Berhubungan Dengan Iblis].
terus semangat thorrr..
2021-10-25
7