Di mansion Gisella.....
"Chan , bisa tolong ambilkan aku minum?!" Ujar Gisella meminta tolong kepada Chan.
"Iya ,kamu tunggu di sini, aku akan mengambilkan kamu minum?!" Jawab Chan sembari berjalan ke arah dapur untuk mengambilkan minum untuk Gisella.
Meskipun kondisi Gisella sudah membaik, Akan tetapi Gisella sendiri belum bisa berjalan seperti biasa. Itu karena luka tembakan yang di lepaskan Danu yang mengenai paha Gisella.
Chan pun kembali menemui Gisella dengan membawa segelas air untuk di berikan kepada Gisella.
Setelah itu Chan terlihat melamun ,seperti ada sesuatu yang dia sedang pikirkan. Gisella sedikit bingung dengan apa yang sebenarnya di pikirkan oleh Chan, sampai-sampai Chan melamun seperti itu.
Gisella memanggil Chan berulang kali untuk menyadarkannya dari lamunannya , akan tetapi Chan tidak menjawab atau bahkan merespon panggilan dari Gisella.
Karena geram ,Gisella pun membentak Chan hingga Chan terkejut.
"Haish , apaan sih ,Sel? Nggak usah bentak-bentak kali!" Ujar Chan kesal karena terkejut saat dibentak oleh Gisella.
"Harusnya kamu tuh yang apaan? Dari tadi melamun nggak jelas ,di panggil-panggil juga nggak noleh sama sekali!" Ujar Gisella yang lebih kesal lagi pada Chan.
"Maaf ya ,Sel?! Sebenarnya aku lagi bingung?!" Ujar Chan.
"Bingung kenapa? Kan kamu bisa cerita ke aku!" Ujar Gisella yang masih kesal pada Chan.
"Aku sebenarnya mau cerita ke kamu dari kemarin-kemarin, tapi kayak nggak ada waktu yang pas aja buat ceritain ini?!" Ujar Chan yang bingung untuk menjelaskan.
"Haish , memangnya sepenting apa sih? Sampai-sampai mau ngejelasin aja pakai acara bingung-bingung segala?!" Ujar Gisella.
"Jadi gini, saat kita mau ke kamar nomor 129 itu, aku nggak sengaja memiliki bayangan sepintas di pikiran aku tentang kamar nomor 126, kayak ngerasa nggak asing dengan kamar itu?!" Ujar Chan menjelaskan pada Gisella.
"Apa jangan-jangan itu salah satu ingatan kamu?! Eh tapi tunggu, berarti pas kamu bilang ke toilet itu kamu ke sana? Astaga Chan, kamu masuk ke kamar orang??!" Ujar Gisella tanpa memberi Chan celah untuk menjawabnya satu persatu.
"Ya nggak gitu juga ,Sel! Aku beneran ke toilet kok, tapi setelahnya aku memang ke kamar 126, tapi itu juga aku nggak masuk , cuma di depan aja sumpah✌️habis itu aku ngelihat ada pria masuk ke kamar 129 itu, terus aku batalin niat aku deh buat ngecek ke kamar 126?!" Ujar Chan menjelaskan panjang ,lebar.
"Aku merasa, ini ada kaitannya deh sama ingatan kamu?!" Ujar Gisella yang yakin pada ucapannya.
"Kayaknya sih gitu!" Ujar Chan menimpali.
"Gimana kalau kita selidiki ini? Siapa tau ingatan kamu bisa segera kembali?!" Ujar Gisella.
Chan pun hanya menjawab Gisella dengan anggukan saja lalu setelahnya tersenyum ke arah Gisella.
"Kok kamu kayak nggak suka gitu sih?!" Tanya Gisella yang melihat Chan seperti sedang gelisah.
"Aku nggak tau apa yang akan terjadi setelah ingatan aku kembali nanti?!" Ujar Chan yang menatap kosong ke arah meja.
"Chan ,dengarkan aku, jika ingatan kamu kembali maka orang-orang yang menyayangi kamu akan merasa sangat senang karena kamu bisa kembali lagi kepada mereka?!" Ujar Gisella menjelaskan kepada Chan.
"Lalu bagaimana dengan kamu nanti?!" Tanya Chan yang langsung menoleh ke arah Gisella berada.
"Aku? Hey ada apa denganmu Chan? Bahkan jika nanti ingatan kamu kembali, itu bukan berarti akhir dari pertemanan kita bukan?!" Ujar Gisella yang sebenarnya juga merasa berat untuk mengucapkan.
"Pertemanan?" Tanya Chan singkat.
"Iya pertemanan, lalu kau menyebutnya apa ?!" Ujar Gisella yang malah balik bertanya.
"Ya sudah lah lupakan saja?!" Ujar Gisella mengalihkan pembicaraan.
"Haish ,kamu gimana sih ? Ya sudah ayo kita selidiki?!" Ujar Gisella.
Chan pun menghela nafasnya dan berkata " Gisella, kamu sedang sakit,, jangan paksakan dirimu,,, lebih baik kita selidiki setelah kamu sembuh saja?!" Ujar Chan mengusulkan pada Gisella.
"Ya , kamu ada benarnya juga? Butuh waktu beberapa hari lagi untuk aku bisa kembali berjalan seperti semula lagi!" Ujar Gisella yang setelahnya meminum minuman yang di buatkan oleh Chan tadi.
Setelah itu, Gisella meminta Chan untuk mengantarkan Gisella ke kamarnya. Dan akhirnya Chan mengendong Gisella dan menaruhnya di kamar.
Saat Chan hendak meletakkan Gisella di atas ranjang, tiba-tiba saja kakinya tersandung dan menyebabkan mereka berdua terjatuh di atar ranjang.
Brukkk.....
Chan dan juga Gisella jatuh di atas ranjang itu dan kini posisi Chan berada di atas Gisella. Mata mereka saling menatap satu sama lain , keduanya merasakan getaran di hati mereka karena jarak yang sangat dekat. Hembusan nafas mereka kian menderu hingga sampai mereka bisa merasakan hembusan nafas satu sama lain.
"Kenapa jantungku berdegup kencang seperti ini? Apa aku jatuh cinta dengan Chan? Tapi itu tidak mungkin, aku hanya mencintai Jimin?!" Ujar Gisella di dalam hatinya.
"Jantungku? Ada apa dengan jantungku? Kenapa berdegup kencang seperti ini?!" Ujar Chan di dalam hatinya dan masih terus bertanya-tanya.
Setelah beberapa sekian detik mereka bertatapan, keduanya saling tersadar, dan segera mungkin Chan terbangun dari posisinya.
"Maafkan aku, kakiku tersandung tadi?!" Ujar Chan.
"Iya nggak apa-apa, lain kali berhati-hatilah?!" Ujar Gisella yang memperingatkan Chan untuk berhati-hati.
"Apa kamu baik-baik saja?" Tanya Chan memastikan kalau Gisella baik-baik saja.
"Ya sedikit sakit sih?!" Ucap Gisella yang hendak memegang kakinya yang terluka.
"Kaki kamu...." Ucapan Chan terpotong karena mendapati melihat kaki Gisella yang kembali mengeluarkan darah.
"Gisella , kaki kamu? Tunggu sebentar , aku akan mengambilkan kamu perban dan menggantinya untuk kamu?!" Ujar Chan sembari berlari mengambil kotak P3K untuk mengobati luka Gisella yang kembali mengeluarkan darah.
Beberapa menit kemudian Chan kembali ke kamar Gisella dengan membawa kotak P3K , namun saat Chan kembali ke kamar Gisella. Chan tidak mendapati Gisella di ranjangnya, hal itu membuat Chan khawatir lalu mencari Gisella.
"Gisella ,kamu di mana?! Ujar Chan sambil mencari di mana keberadaan Gisella.
"Chan?!" Ujar Gisella dari belakang badan Chan.
Chan langsung menoleh ke belakang dan melihat ada Gisella di belakangnya dengan memakai tongkat penyangga kakinya. Dengan cepat Chan langsung memeluk Gisella.
Gisella terkejut karena tiba-tiba Chan memeluknya.
"Gisella ,kamu dari mana saja? Aku sudah menyuruh kamu untuk menunggu di ranjang kamu!!" Ujar Chan yang terlihat sangat khawatir akan Gisella.
Belum sempat Gisella menjawab pertanyaan Chan, Chan langsung melihat ke arah kaki Gisella dan langsung menggendong Gisella.
Chan meletakkan Gisella di atas ranjang lalu perlahan mengganti perban Gisella. Sembari mengganti perban Gisella , Chan bertanya.....
"Kamu tadi dari mana?!" Tanya Chan pada Gisella.
"Aku tadi dari ruang rahasia aku?!" Ucap Gisella.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 245 Episodes
Comments
olivia
lnjutt
2021-12-22
0