Gisella pun menawari Chan makan, namun Chan menolak dan akhirnya Gisella tidak memiliki pilihan lain untuk membujuk Chan agar mau makan dan meminum obatnya.
"Kamu harus makan setelah itu minum obat?!" ujar Gisella "Hmmt baiklah!" jawab Chan sambil mengangguk.
Setelah membujuk Chan akhirnya dia mau makan dan meminum obatnya dengan disuapi oleh Gisella.
"Oh iya, Gimana kalau kamu ,aku kasih nama Chan, biar gampang aja manggilnya?!" ujar Gisella sambil menyuapi Chan yang mengusulkan memanggil nama Chan dengan sebutan Chan juga.
Padahal Gisella sebenarnya tidak tau nama asli Chan, tapi entah kenapa bisa pas sekali dengan nama aslinya.
"Bagaimana?!" tanya Gisella pada Chan, "Nama itu seperti tidak asing bagiku?!" ujar Chan pada Gisella " Apa benar nama kamu Chan?! tanya Gisella lagi.
Saat Chan hendak menjawab, tiba-tiba saja ada suara minta tolong yang terdengar oleh Gisella, dan Gisella yakin kalau itu bukanlah suara manusia. Melainkan suara hantu yang berkeliaran di rumah sakit itu.
"Tolong" suara yang terdengar di ruangan itu.
"Siapa itu?!" tanya Chan "Kamu dengar juga?!" tanya Gisella balik " Hey aku amnesia bukan sakit pendengaran!" ujar Chan "Ya nggak gitu juga kali!" Ujar Gisella.
"Lebih baik kamu keluar ,dan cek siapa yang minta tolong tadi?!" perintah Chan ke Gisella.
"Iya baiklah?!" jawab Gisella pasrah namun sebenarnya malas.
Gisella pun keluar dari ruang rawat Chan dan mengecek siapa yang meminta tolong tadi.
Benar saja, saat Gisella keluar dari ruang rawat Chan , ada sosok hantu yang meminta tolong pada Gisella untuk melepaskan sebuah ikatan.
"Siapa kamu?!" tanya Gisella "Tolong aku! ku mohon tolong aku untuk melepas ikatan ini" ujar hantu itu.
Hantu itu meminta tolong pada Gisella untuk melepaskan ikatan yang menjerat dia, hantu itu bunuh diri di ruang nomor 106 .Hantu itu terus memohon pada Gisella untuk melepaskan ikatan di lehernya itu namun Gisella terus saja menolaknya.
"Hey, kau sendiri yang sudah mengikatnya, kau juga yang sudah melakukan hal bodoh seperti itu, jadi maaf aku tidak bisa menolong kamu?!" ujar Gisella "Dan satu lagi, bunuh diri itu tidka akan menyelesaikan masalah yang sedang kamu alami?!" ucap Gisella lagi pada hantu itu.
"Aku menyesal dengan apa yang sudah aku lakukan! ku mohon bantu aku ?!" pinta hantu itu pada Gisella.
Gisella pun menghela nafas dan akhirnya menuruti apa kata hantu itu, untuk menolongnya.
"Baiklah aku akan bantu kamu?!" ujar Gisella.
Karena tidak ada pilihan lain lagi, Gisella memutuskan untuk pergi ke kamar 106, untuk membantu jasad hantu itu.
Sesampainya di kamar nomor 106 , Gisella melihat jasad hantu itu yang masih tergantung di atas ranjang. Gisella pun segera memberi tahu petugas rumah sakit untuk menurunkan jasad hantu itu.
Dengan segera petugas rumah sakit menangani semuanya , dan Gisella pun kembali ke ruang rawat Chan.
Saat hendak menuju ruang rawat Chan, hantu tadi mengikuti Gisella.
"Terima kasih sudah membantuku?!" ujar hantu itu pada Gisella "Sudah pergilah, jangan ganggu aku lagi?!" jawab Gisella dan langsung melanjutkan jalannya.
"Hey kenapa lama sekali?!" tanya Chan pada Gisella yang baru saja menutup pintu ruang rawat Chan "Aku cuma nyuruh kamu buat ngelihat aja , tapi kenapa lama sekali?!" ucap Chan lagi yang membuat Gisella kesal.
"Kau ini cerewet sekali! aku tadi ada urusan sebentar! kau tau?!" ujar Gisella kesal "Dan lagi, berhenti menyebutku dengan sebutan 'Hey' aku memiliki nama, namaku Gisella?!" ucap Gisella lagi.
"Haish, Dasar nyebelin " batin Gisella.
Keesokan harinya.....
Gisella pamit untuk pulang ke mansionnya untuk membersihkan diri.
"Chan aku mau pulang ke mansion dulu?!" ujar Gisella "Apa kamu mau ninggalin aku sendiri di sini?!" tanya Chan, "Hey, kau itu seorang pria yang tampan, kau bahkan bisa meminta suster untuk menolong kamu kalau kamu butuh?!" jawab Gisella.
"Apa kamu baru saja bilang kalau aku tampan?!" tanya Chan yang sedang menggoda Gisella ,"Ehh" jawab Gisella singkat.
"Haish bodo amat lah, aku mau bersih-bersih dan kamu jangan kemana-mana! dan kalau kamu butuh apa-apa ,minta tolong sama suster dulu?!" Ujar Gisella yang berjalan menuju pintu untuk keluar.
Di dalam mobil, Gisella menggerutu pada dirinya sendiri.
"Haish, kenapa aku tadi mengatakan hal seperti itu?! dasar Gisella bodoh?!" ujar Gisella sambil memukul pipinya sendiri "Aw ,ternyata sakit juga?!" ujar Gisella.
Sesampainya di mansionnya. Gisella segera membersihkan dirinya dan duduk di depan meja riasnya untuk menyisir rambutnya. Tanpa sengaja terlintas di benak Gisella akan wajah Chan.
"Kalau di lihat-lihat , Chan tampan juga?!" ucap Gisella tanpa sengaja saat di depan cermin.
"Haish ,Gisella kamu apa-apaan sih ?! ingatlah, kamu itu cuma milik Andrian?!" ujar Gisella .
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Jauh di sisi lain , Wendy sedang menunggu kabar dari Chan. Wendy khawatir dengan Chan ,karena Chan belum memberi kabar pada Wendy saat itu.
"Biasanya Chan sudah memberiku kabar, tapi kenapa hari ini tidak ada kabar darinya?!' tanya Wendy pada dirinya sendiri.
"Apa sesuatu terjadi padanya?!" ucap Wendy "Haish, apa yang aku pikirkan, aku yakin Chan pasti baik-baik saja?!" ucap Wendy yeng berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa Chan baik-baik saja.
Saat Wendy sedang berusaha untuk meyakinkan dirinya sendiri tentang kondisi Chan. Tiba-tiba terdengar suara barang jatuh di dapur dan itu membuat Wendy terkejut ,dan penasaran lalu memutuskan untuk melihat apa yang terjadi di dapur.
Saat Wendy pergi ke dapur untuk melihat apa yang terjadi, Wendy melihat ada sosok hantu di sana. Hantu itu menatap Wendy dan tiba-tiba menghilang begitu saja. Sosok hantu yang di lihat Wendy memang sering sekali menampakkan dirinya di kamar 126 tempat Wendy tinggal.
"Pergi kemana dia? kenapa dia sering sekali menggangguku?!" ujar Wendy sambil membersihkan pecahan gelas yang tadi terjatuh.
"Pergi dari sini!!!!" terdengar suara dari belakang Wendy, yang membuat Wendy terkejut.
"Siapa itu? jangan ganggu aku?!!!" ujar Wendy. namun tidak ada jawaban lagi.
Wendy yang sudah sering di datangi oleh hantu itu, berusaha untuk memberanikan diri saat menghadapinya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Di sisi lain ,Andrian menemui kedua orang tuanya. Andrian sangat sedih melihat kenyataan kalau kedua orang tuanya tidak bisa lagi melihat anaknya yang sudah tiada.
Andrian bertambah sedih saat melihat kedua orang tuanya yang sedang mengkhawatirkan Andrian. Karena ponsel Andrian tidak dapat di hubungi oleh mereka.
Merasa pasrah dan tidak tahu lagi harus berbuat apa. Akhirnya Andrian kembali menuju mansion Gisella untuk memastikan kalau Gisella baik-baik saja.
Di sisi Gisella, dia sedang memegang 2 kalung yang sudah dia siapkan dari jauh-jauh hari. Gisella akan memakai kalung itu ,dan untuk kalung yang satunya, dia berniat akan memberikan kalung yang satunya pada Chan, supaya Chan tidak melihat atau diganggu oleh hantu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 245 Episodes
Comments
Fitri Dwi
merinding dan serem
2023-01-09
0
Wenisari
jadi merinding lihat hantunya
2021-12-01
5
Budi Saputra
seru thorr, apalagi gambarnya serem bet
2021-10-25
5