Hantu itu sangat berterima kasih kepada Gisella , karena Gisella mau menolong hantu itu.
Di sisi Chan, dari kejauhan dia melihat kalau Gisella sedang berbicara pada seseorang, namun Chan tidak dapat melihat siapapun yang sedang berdiri di depan Gisella.
"Gisella bicara sama siapa?! Di depannya tidak ada siapapun yang sedang berbicara padanya,, lalu siapa yang dia ajak bicara? Haish, aneh?!" Ujar Chan dalam hatinya yang penuh tanya akan Gisella.
Gisella berpikir kalau apa yang di ucapkan oleh Andria itu ada benarnya juga. Kelebihan yang kita miliki sebaiknya kita gunakan untuk siapa saja yang membutuhkan bantuan, termasuk makhluk tak kasat mata.
Setelah berpikir , Gisella hendak menemui Chan untuk mengajaknya pulang ke mansion. Akan tetapi, saat Gisella melihat ke arah bangku di mana Chan duduk tadi. Gisella tidak melihat siapapun di sana.
"Loh, bukannya tadi ,Chan duduk di sana ya?!" Tanya Gisella pada dirinya sendiri.
Tiba-tiba dari belakang Gisella, ada seorang yang mengejutkannya
DORRRR....
Gisella terkejut karena dikejutkan oleh Chan yang tiba-tiba ada di belakangnya.
"Haish ,Chan kamu apa-apaan sih, bikin kaget aja deh?!" Ujar Gisella kesal pada Chan.
"Hehe, iya-iya maaf ya, habisnya kamu lama sih!" Ujar Chan.
Gisella yang kesal akhirnya berjalan meninggalkan Chan duluan di belakang. Chan mengejar langkah Gisella dan kembali meminta maaf pada Gisella. Bahkan di perjalanan pulang ,Chan berusaha membujuk Gisella agar mau memaafkan Chan. Sampai akhirnya Gisella memaafkan Chan karena ulahnya tadi.
Sesampainya di mansion....
"Iya ,aku maafin kamu, tapi dengan satu syarat?!" Ujar Gisella.
"Syarat apaan ,Sel?!" Tanya Chan yang sedikit bingung.
"Nanti kamu ikut aku ke hotel?!" Ucap Gisella yang membuat Chan membelalakkan matanya dan berpikir yang bukan-bukan.
"Ke hotel mau ngapain sih ,Sel? Memangnya mau....." Saat hendak melanjutkan ucapannya Gisella menjitak kepala Chan pelan hingga membuatnya meringis menahan sakit.
"Nggak usah mesum tuh pikiran!!!" Ujar Gisella.
"Lah, tadi kan kamu yang ngajak?!" Jawab Chan dengan percaya diri.
"Ya tapi maksud aku bukan buat ngelakuin kayak gitu😒!! Aku ngajak kamu ke sana buat ngejalani misi?!" Ujar Gisella menjelaskan dan juga memberi Chan akan rencananya.
Chan tampak bingung dengan apa yang di maksud oleh Gisella. Dan menanyakan misi apa yang akan dia lakukan di sebuah hotel...??
Gisella memberi tahu Chan, kalau misi dia ke hotel adalah untuk membantu makhluk tak kasat mata yang meminta tolong kepada Gisella. Chan yang belum benar-benar percaya dengan adanya makhluk tak kasat mata pun meragukan Gisella.
"Kamu masih percaya sama yang begituan?!" Tanya Chan yang masih tidak percaya pada Gisella.
"Chan, kamu masih nggak percaya ? Bahkan setelah kamu bisa melihat Andrian?" Ujar Gisella meyakinkan Chan.
Chan pun berpikir sejenak dan memastikan lagi. Sampai akhirnya dia sedikit percaya akan adanya makhluk tak kasat mata.
"Kalau kamu masih belum percaya. Sekarang juga ikut aku ke hotelnya!" Ujar Gisella mengajak Chan.
Chan hanya bisa menuruti apa kata Gisella.
Setelah sampai di mansion, mereka berdua segera bersiap untuk menuju hotel, tempat hantu tadi. Gisella yang di temani oleh Chan merasa percaya diri karena akan membantu makhluk tak kasat mata lagi.
Mereka tak membutuhkan waktu beberapa menit saja untuk sampai di hotel yang di katakan oleh hantu itu tadi. Gisella segera memasuki hotel itu bersama dengan Chan. Chan sendiri seperti tidak asing dengan hotel itu, bahkan sempat terlintas bayangan tentang hotel itu.
Lebih tepatnya ,hotel itu memang tempat Wendy menginap di sana. Jadi Chan sering datang ke sana untuk mengunjungi Wendy.
Chan terlihat seperti orang yang kebingungan mencari sesuatu. Menyadari hal itu Gisella menanyakan apakah Chan baik-baik saja, Chan hanya mengangguk pertanda bahwa dia baik-baik saja.
Setelah itu Gisella segera mencari keberadaan kamar yang akan dia datangi, lebih tepatnya ,kamar untuk menginap hantu itu bersama dengan keluarganya.
Setelah mengetahuinya ,Gisella segera menuju kamar itu bersama dengan Chan.
Kamar itu bernomor 129 ,tepat di dekat kamar Wendy yang bernomor 126 . Gisella segera mengetuk pintu kamar itu . Di sisi Chan, dia terlihat sangat tidak asing dengan kamar nomor 126 itu. Chan memutuskan untuk ke toilet sebentar, untuk sejenak berpikir tentang itu semua.
Gisella yang mengetuk pintu kamar 129 pun akhirnya ada seseorang yang membukanya, seorang anak kecil yang berusia sekitar 3-4 tahun yang membukanya. Anak kecil itu ternyata anak dari hantu itu. Seorang pria kecil yang hidup di tengah-tengah keluarga itu.
Anak itu sempat takut dengan adanya orang asing yang bertanya padanya . Namun setelah Gisella berhasil membujuknya , anak kecil itu justru menganggap Gisella sebagai kakaknya dan mempersilahkan Gisella untuk masuk ke dalam kamar nomor 129 itu.
Anak itu juga menjelaskan kepada Gisella ,kalau mamanya sering sekali berada di punggung papanya. Dalam artian ,anak itu juga sama seperti Gisella. Hanya saja anak itu belum paham mengenai hal seperti itu. Mendengar penjelasan dari anak itu yang namanya bisa disebut dengan sebutan Mark, hanya bisa terdiam karena Mar itu masih sangat polos untuk mengetahui kebenaran tentang mamanya yang sudah tidak bernyawa.
Dari penjelasan Mark, papanya belum pulang dari tempatnya bekerja. Hal itu membuat Gisella memiliki peluang untuk mencari keberadaan jasad dari mama Mark. Sebenarnya mama Mark sudah mengarahkan di mana letak keberadaan jasadnya. Akan tetapi plafon kamar itu sangat tinggi , bahkan Gisella sendiri tidak tahu harus dengan cara apa mengambilnya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Di sisi lain Chan yang sudah kembali dari toilet pun kembali merasa penasaran dengan kamar nomor 126. Karena rasa penasaran yang dia miliki, Chan memutuskan untuk mencari tahu tentang kamar nomor 126 itu.
Sedangkan di sisi Gisella, dia mengambil sebuah kursi untuk mengecek plafon kamar itu. Mark yang melihat Gisella saat itu hanya terdiam karena tidak tahu menahu soal apa yang di sembunyikan oleh papanya selama ini.
"Kak, apa mamaku masih hidup? Aku selalu memanggil mama saat berada di punggung papa, tapi justru papa memukulku karena dikira aku ini gila!" Tanya Mark polos.
Gisella mengusap lembut kepala Mark dan berkata "Sayang, jangan tanyakan tentang mama ke papa kamu ya?!" Ujar Gisella menyuruh Mark.
"Memangnya kenapa kak? Aku ingin ikut mama, tapi Papa justru mengancam aku dengan pisau?!" Ujar Mark yang masih saja polos.
"Kakak akan bawa kamu ke mama kamu, tapi sekarang, Mark tunggu di ruang tamu ya?!" Suruh Gisella pada Chan.
"Benarkah?!" Ujar Mark antusias.
Gisella mengangguk dan membuat Mark merasa sangat senang. Lalu segera pergi menuju ruang tamu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 245 Episodes
Comments
Hendra Dwi M
mampir thor, semangat berkarya 🔥🔥🔥like, rate, favorit sudah mendarat, salam hangat dari Alam sebelah 😁😁😁😁
2021-10-27
5