Suara gemuruh tepuk tangan bergema memenuhi lantai 30 Umbara Corporation. Abiyan membungkukan badannya, berterima kasih pada para karyawan, staf dan juga Arion yang telah menyambut kehadirannya dengan hangat, karena mulai hari ini, pria itu resmi bekerja di Perusahaan keluarga Arion.
Sebenarnya Arion hanya setengah hati membawa Abiyan masuk ke dalam Perusahaannya. Ini sama saja dengan membiarkan hama datang menggerogoti lahan yang sudah susah payah ia rawat.
Arion tak punya pilihan lain, setidaknya untuk saat ini. Maka dari itu, untuk berjaga-jaga ia menempatkan Abiyan di lantai yang sama dengannya, menjadi bagian dari Tim pengembangan produk teknologi di bawah naungannya langsung, guna mengawasi setiap gerak-gerik dan kinerja pria itu.
Selain itu, Arion juga meminta Estiana untuk mendampingi sekaligus ikut mengawasi Abiyan, ketika ia sedang tidak berada di Kantor.
"Sekali lagi terima kasih banyak," ucap Abiyan penuh kesantunan. Satu persatu dari mereka menyalami Abiyan. Mereka memang sangat antusias mengetahui calon ipar sang CEO ikut bergabung di sana.
"Kalau begitu, selamat bekerja semua." Arion membuka suara. Ia segera membubarkan diri dan kembali ke ruangannya, diikuti oleh Aiden.
Ruangan Arion hanya berjarak beberapa meter dari tempat duduk Abiyan.
Abiyan memerhatikan sosok Arion yang berjalan masuk ke dalam ruangannya dengan sorot mata tak terbaca.
Estiana menghampiri Abiyan. Ia memberikan beberapa tumpuk Map dan mulai menjelaskan secara rinci tentang apa-apa saja yang harus ia kerjakan.
"Pak, apa tidak beresiko menempatkan orang itu di sana? Bukankah kita sedang mengerjakan proyek penting, gagasan Tim 5?" Aiden mengutarakan pertanyaan yang sedari tadi mengganjal pikirannya.
"Tenang saja, aku tidak akan mengajaknya bergabung. Estiana akan membuatnya sibuk dengan hal-hal dasar yang harus dia pelajari tentang pekerjaannya."
Aiden mengangguk paham. Syukurlah, setidaknya proyek penting mereka tidak akan ada campur tangan dari orang seperti Abiyan. Pria yang memiliki sepak terjang luar biasa buruk di Perusahaan sebelum-sebelumnya.
Bagaimana tidak, Aiden banyak menemukan fakta mengerikan setelah menelisik lebih dalam soal Abiyan pada perusahaan-perusahaan yang pernah ia singgahi. Seperti penggelapan dana Perusahaan, manipulasi data, hacking, bahkan sampai mencuri ide dan menjualnya kepada Perusahaan lawan dengan imbalan yang sangat besar, telah dilakukan Abiyan selama ini.
Dengan kejahatan yang sebanyak itu, harusnya Abiyan masih mendekam di dalam penjara dalam waktu yang lama. Tetapi berkat uang jaminan dari Adhisty, ia bisa melenggang bebas seperti saat ini.
Abiyan jelas berbahaya. Dan Aiden harus selalu memastikan, bahwa pria itu tidak akan berani macam-macam dengan Arion.
...***...
"Arion brengsek! Dari pagi dia hanya memberikan tugas remeh untuk aku kerjakan. Kalau bukan karena Adhisty, aku tak sudi bersabar. Bedebah sialan!" gerutu Abiyan sembari menyalakan rokoknya.
Kepulan asap putih langsung menguar memenuhi tangga darurat tempat ia beristirahat. Abiyan terlalu malas pergi ke ruang merokok, apa lagi jika ruangan itu sangat ramai.
Dia menyadari, Arion sangat berhati-hati terhadapnya. Belum lagi Aiden, asisten pribadi pria itu, yang dengan terang-terangan menunjukan ketidaksukaannya.
Abiyan juga sempat memerhatikan cara kerja para Karyawan, kerja sama di antara mereka, sampai perlakuan Arion kepada bawahan-bawahannya. Sangat damai dan berjalan harmonis.
Jika dilihat sekilas, Umbara Corporation tampak tidak memiliki kelemahan sama sekali.
"Biar bagaimanapun, akan kupastikan Perusahaanmu hancur perlahan-perlahan. " Kata Abiyan dingin. Ia bertekad akan menemukan sekecil apapun kelemahan yang ada.
*
"Kupikir, Mas tidak masuk kantor lagi,"
Suara gema seorang gadis tiba-tiba membuyarkan lamunan Abiyan.
"Cih! Kukira tempat ini sepi!" gerutu pria itu. Wajahnya berubah kesal. Ia segera beranjak dari posisinya, berniat pergi dari sana.
"Lusa, aku setengah hari di Kantor."
Abiyan menghentikan langkahnya, tatkala mendengar suara seseorang yang sangat familiar.
Penasaran dengan apa yang baru saja ia dengar, diam-diam Abiyan melangkah turun tanpa suara.
Setelah sampai di penghujung tangga lantai 6, buru-buru ia menyembunyikan diri ketika mendapati Arion sedang duduk bersama seorang gadis, sambil menikmati sekotak bekal yang dibawa gadis tersebut.
"Memang mau menemani Pak Arion ke mana, lusa nanti?" tanya Sekar disela-sela makannya. Yang ia tahu, pria itu sedang sangat sibuk keluar Kantor, menemani CEO mereka akhir-akhir ini.
Abiyan yang tengah mengintip, memasang wajah bingung saat mendengar pertanyaan Sekar.
"Memangnya, nama Arion ada berapa di Kantor ini?" batinnya.
"Seminar di Kampus sampai sore." Jawab Arion santai. Pria itu mengelap ujung bibir Sekar yang tampak belepotan. Malu-malu, Sekar mengucapkan terima kasih.
"Pasti lelah ya, Mas, harus mengikuti CEO kita yang super galak itu? Padahal Mas bukan asisten pribadinya." Sekar menatap Arion prihatin. Begitu berat beban pekerjaan yang Arion tanggung. Pria itu bahkan sempat mengonsumsi obat tidur agar dapat membantunya terlelap.
"Tidak apa-apa. Hitung-hitung menambah uang penghasilan." Arion mengulum senyum.
"Sekali-sekali minta cuti ya, Mas," ujar Sekar. "Boleh, kan?" sambungnya.
"Boleh. Begini-begini, aku dekat dengan pemilik Perusahaan ini." Kata Arion percaya diri. Sekar tertawa kecil sembari bergumam, "sombong."
"Ahh! Jadi begitu." Abiyan menyeringai licik, sebab merasa telah menemukan salah satu kelemahan Arion.
"Ternyata kau adalah seorang pembohong handal, Arion." Gumamnya dengan suara super kecil. Ia pun segera meninggalkan tempat tersebut.
...***...
BRUK!
"Ya Allah!" pekik Sekar seketika. Kopi yang ia bawa untuk beberapa Karyawan di lantai 12 tumpah membasahi kemeja salah seorang pria yang tiba-tiba muncul di hadapannya.
Pria itu tampak mengibas-ngibaskan kemejanya yang basah akibat ulah Sekar. Beruntung. minuman itu bukanlah minuman panas.
"Ya Allah, Pak, maaf," air mata menggenang di pelupuk mata Sekar. Rasa bersalah dan malu bercampur jadi satu.
"Tidak apa-apa, santai saja." Abiyan berusaha menenangkan Sekar. Matanya memicing pada seragam Sekar yang ternyata adalah seorang Office Girl.
"Yang benar saja!"
"Pak, saya benar-benar minta maaf. Biar bagaimanapun saya akan ganti kerugian Bapak. Saya akan belikan ... tidak! Saya akan cucikan saja, atau ... ahh, bagaimana ini," Sekar tak berhenti mengoceh. Gadis itu terlihat sangat panik dan ketakutan.
Abiyan memasang wajah ramah. Ia memegang pundak Sekar, agar gadis itu bisa diam.
"Hei, ini hanya perkara kecil, tidak perlu dibesar-besarkan." Katanya. "Lagi pula, bukan aku yang harus kau khawatirkan, melainkan minuman-minuman itu." Mata Abiyan melirik ke lantai.
Seakan baru menyadari sesuatu, Sekar kembali memekik, "ahh, benar!"
"Aku harus ganti rugi," gumam Sekar. Matanya kemudian beralih menatap Abiyan. "Pak, bisakah saya mengantar minuman ini terlebih dahulu? Baru setelahnya saya akan menghampiri ruangan Bapak untuk menyelesaikan masalah ini. Bisa beritahu di lantai berapa ruangan Bapak?"
Abiyan hanya tersenyum, ia lalu menarik tangan Sekar menuju kantin Kantor.
Pria itu memesan kembali minuman yang Sekar beli dan membayarnya.
"Siapa namamu?" tanya Abiyan setelah menerima pesanan tersebut.
"Se–sekar, Pak." Jawab Sekar tergagap.
"Baiklah, karena kau sudah memberitahu namamu, kuanggap selesai. Sekarang, bawa ini dan selesaikan pekerjaanmu." Abiyan menyodorkan minuman yang ia pegang pada Sekar.
Sekar bergeming. Mulutnya sedikit terbuka. "Pak, tapi–"
"Sudah, cepat! Kau tak mau membuat mereka menunggu lama, bukan?" Abiyan mengambil tangan sekar dan memberikan minuman-minuman tersebut.
"Cepat!" mendengar seruan Abiyan, Sekar kontan berlari meninggalkannya sembari mengucapkan terima kasih.
"Abiyan!" seru Abiyan tiba-tiba.
Sekar reflek berhenti dan menoleh ke belakang.
"Namaku Abiyan, dan jangan panggil aku, Bapak!" sahut pria itu, lagi.
"Terima kasih, Mas Abiyan. Sampai bertemu lagi!" teriak Sekar seraya berlalu pergi.
Setelah memastikan Sekar masuk ke dalam lift, Abiyan tertawa bengis.
Ia benar-benar tak habis pikir, bagaimana bisa seorang Arion dekat dengan Office Girl? Padahal dilihat dari mata telanjang saja, sudah dapat dipastikan ia tak sebanding dengan keluarga Umbara.
Dan lagi, sebodoh apa gadis kampungan tersebut, hingga tidak mengetahui siapa Arion sebenarnya?
"Menarik. Ini sangat menarik."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Lisa Z
woilah datang2 mau hancurin hasil kerja keras orang. emang nya arion ada salah apa sm lu!
2022-03-04
0
Endang Purwati
gilaaakk yaa track recordnya Abiyan ... busyieett daahh, mafia paraahh....🙉🙉🙈🙈
othooorrr.. .gak ikhlas llooohhh klo mas Rion dan Sekar harus dibuat "sakit" ... bukan berati gak mau, tapi gak ikhlas aja ... boleh dibuat sakit, tapi jangn "banget" yaaa...krna dri awal juga sya sudh menduga merka, mas Rion dan Sekar tdk akan mudah krna sosok Davina...ini malah ketambahan Abiyan, Adisty dan Mama nya....😭😭😭😭 pleaseee..jangn terllu sakit yaa thoorr...🙏🙏🙏
2022-02-26
2
🐰Far Choinice🐰
udah lanjut nyicil bacaaaa... besok lagiiii
2022-02-11
0