Gadis Bodoh

"Ya ampun! Maafkan aku Siska! Aku telah mebuatmu mengingat kejadian buruk yang telah menimpa mu. Aku minta maaf!" Ucap Rena kemudian memegang kedua tangan Siska, dia merasa bersalah karena telah menanyakan sesuatu yang membuat Siska bersedih.

" Tidak apa - apa, Rena. Aku sangat bersyukur kamu ada di sini. Dan di tempat inilah aku merasa mendapatkan perlindungan. Aku terbebas dari pelecehan seksual yang di lakukan oleh Ayah tiriku. Aku merasa aman dan bersyukur bisa terbebas dari lelaki brengsek itu.

yang hanya menjadikanku sebagi pemuas nafsunya," balas Siska dengan nada yang membuat Rena merasa iba. Nasib Siska jauh lebih menyakitkan darinya.

Rena kembali mengingat sesuatu yang kini terlukis di lehernya. Seseorang semalam telah menyentuhnya dan memberikan sebuah tanda merah di lehernya. Entah kenapa bayangan yang terus muncul di benaknya adalah Devan?

"Tidak! Tidak!" Rena berucap sambil menggelengkan serta memukul - mukul pelan kepalanya.

"Sudah Rena! Sudah..! Kau tidak boleh menyakiti dirimu sendiri! Lebih baik kau sarapan! Mulai hari ini kau di hukum selama seminggu dan di kurung kamar ini,"

"Apa? Dengan kaki terikat seperti ini juga?" ucap Rena dengan mata yang memelas.

"Kau masih memiliki keberuntungan hanya mendapatkan hukuman seperti ini, betbeda dengan pelayan yang lainnya. Biasanya mereka di kurung di ruang bawah tanah."

" Apa kau sungguh - sungguh mengatakannya, Siska?"

Siska mengangguk.

"Sejak aku berada di sini. Pernah ada satu orang yang mencoba melarikan diri. Safa. gadis itu di kurung dan mendapatkan hukuman selama satu minggu di ruang bawah tanah."

Rena menutup mulutnya.

"Rena, aku harap kau tidak akan melakukannya lagi! Hari ini kau beruntung, aku tidak tahu kenapa alasannya Tuan Devan berbaik hati padamu. Tapi untuk kedepannya kau belum tentu bisa mendapatkan keberuntungan seperti ini lagi."

"Semalam aku begitu putus asa dan tidak bisa berfikir dengan jernih." ucap Rena lesu.

"Aku sangat paham apa yang kau rasakan saat ini, Rena. Tapi , ini nasib kita Rena sebagai korban dari orang tua kita." jawab Siska.

"Terima kasih Siska, kau begitu peduli padaku. Padahal kau baru mengenalku," balas Rena.

"Sudahlah..., lebih baik kau segera makan agar wajah mu yang pucat dan lesu itu bisa kembali normal.

"Lantas, apa yang harus aku lakukan bila ingin buang air kecil? lelaki arogan itu benar - benar ingin menghukum ku."

"Kau harus terbiasa dengan memanggilnya dengan sebutan Tuan Devan, Rena!" Ucap Siska mengingatkan.

"Baiklah.."

***

Apakah gadis itu sudah sadar, Adella?" tanya Devan pada Adella, yang akrab di panggil Madam oleh seluruh penghuni rumah itu.

"Sudah Tuan, saya sudah mengutus Siska untuk mengurusnya, selama dia berada dalam masa hukuman."

"Buat dia merenungi kesalahannya!" Perintah Devan.

"Baik Tuan, tapi ada sesuatu yang mengganjal hati saya," ucap Adella ragu.

"Katakanlah!"

"Maaf Tuan, bukannya saya ikut campur masalah kehidupan pribadi Anda. Tetapi saya tidak pernah melihat Anda memperlakukan siapapun sebaik Tuan memperlakukan Rena."Adella merupakan Ibu asuh Devan sejak kecil, hingha wanita itu tahu betul bagaimana sifat anak asuhnya itu.

Adella memberanikan diri mempertanyakan sikap Devan yang berbeda dari biasanya dan keberaniannya itu tidak akan membuat dirinya mendapatkan amarahnya. Devan begitu menghormati Adella, karena sosok Ibu yang Devan rasakan hanya dari wanita itu.

Devan tersenyum mendengar pertanyaan yang terucap dari mulut Adella.

"Gadis itu sangat unik dan pemberani, namun dia sangat bodoh dan menyedihkan. Apa yang di ucapkan Elisa memang benar. Rumah ini akan mendapatkan suasana yang berbeda karena keberadaannya.

**** Flashback On ****

Saat Devan memutuskan untuk mengjentikan cumbuan panasnya, Rena terus menggeliat dan mengigau tanpa henti. Bahkan gadis itu kembali duduk dan membuka paksa pakaian yang dia kenakan.

"Aku sangat gerah, bisakah kau membantuku untuk membukanya?" pinta Rena sambil menatap ke arah Devan.

"Gadis ceroboh, beginikah sikapmu saat kau tidak sadarkan diri? Bagaimana bisa kau mempertahan kan dirimu selama ini? Padahal dengan mudah aku bisa membuatmu di kendalikan," sanggah Devan.

" Ayolah Aldi, saat ini aku tidak membutuhkan omelanmu," elak Rena sambil cemberut.

Devan berdecih kesal, sejak tadi gadis itu berfikir jika dirinya sedang bersama dengan lelaki itu.

"Baiklah, jika kamu tidak mau membantuku, aku akan membukanya sendiri," ucap Rena dengan kesal dan membuka resleting yang memanjang di gaun belakangnya.

Namun, dia tidak bisa menggapainya saat ini tangannya tidak memiliki tenaga. Rena kesal, kemudian dia merobek sendiri gaunnya dengan sekuat tenaga yang dimilikinya dari belahan bawah yang kini hanya tertinggal di tubuhnya hanya kedua pakaian dalam yang menutupi dua gundukan kembar dan hartanya yang paling berharga.

Rena tersenyum senang karena terlepas dari rasa gerah yang memanasi tubuhnya dari tadi. Gadis itu menjatuhkan tubuhnya dengan posisi tengkurap hingga kedua belahan bokongnya mengambul tepat di depan mata Devan. Gadis itu benar - benar lupa diri dia melupakan keberadaan seseorang di dekatnya. Devan hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah lakunya. Bagi Devan pemandangan seperti itu sudah sering dia lihat.

Devan menyusuri pandangannya ke arah tubuh Rena yang berkulit mulus, gaun yang tadi dia gunakan sudah terkoyak dan robek tergeletak di atas lantai. Namun, Devan memincingkan kedua matanya saat melihat beberapa goresan bekas luka sayatan yang memanjang di beberapa bagian punggung gadis itu. Rasa penasaran membuat Devan kembali duduk di tepi ranjang untuk memperhatikan punggung Rena lebih dekat. Goresan itu terlihat semakin terlihat jelas dan tidak hanya satu goresan saja.

"Apa yang terjadi denganmu? Apa Adam yang melakukan ini padamu?" gumam Devan.

Devan menyusuri bekas luka itu, dengan jemari telunjuknya. Goresan - goresan itu, telah menodai kulit Rena yang halus dan lembut. Di luar prediksinya Rena menoleh ke arah Devan sambil tersenyum. Gadis itu merasakan sentuhan halus dari tangan Devan yang membuat gairahnya kembali tergugah. Pelepasan yang dia inginkan belum usai karena Devan menyudahinya begitu saja.

"Gadis nakal!" Ucap Devan pelan sambil menatap Rena yang tersenyum penuh arti padanya. Senyum wanita yang penuh dengan godaan.

Rena dengan cepat bangkit dan merangkul tubuh Devan yang tidak siap mendapatkan serangan mendadak darinya. Tubuh Devan jatuh ke kasur, kini posisinya di bawah tubuh Rena yang tanpa ragu gadis itu menautkan bibirnya ke arah bibir Devan. Mata lelaki itu terkesiap mendapatkan serangan bertubi - tubi darinya.

Devan lelaki normal yang akan terbawa oleh arus godaan yang menantang dari wanita. Apalagi godaan yang sekarang Rena lancarkan hanya berbusana itu saja. tubuh Devan bergetar, sebuah magnet yang begitu kuat teraliri ke tubuhnya. Rena begitu liar melancarkan sentuhan ke beberapa bagian tubuhnya.

Dia menyusuri dari bibirnya hingga keleher, bahkan tubuhnya terus bergoyang hingga membuat milik mereka yang berharga saling bergesekan kembali. Saat Devan mulai memutuskan untuk mengabaikan prinsipnya meniduri wanita yang sedang mabuk atau dalam kondisi terpengaruh obat.

Celana yang ia pakai terasa basah dan itu membuat mata Devan melotot.

"Rena, apa kau kencing?" ucap Devan.

Rena menghentikkan senyumannya dan tersenyum polos.

"Ah, dasar gadis bodoh!" Teriak Devan sambil menjatuhkan tubuh Rena dengan kasar ke sampingnya. Dan langsung terduduk saat melihatnya celanya yang sudah basah.

"Gadis bodoh, kau cukup membuatku frustasi karena kelakuan mu itu," Devan menatap Rena yang sudah tertidur lelap tanpa menyadari apa yang sudah di lakukannya.

Devan langsung ke kamar mandi untuk menuntaskan sesuatu yang belum tertuntaskan, karena kebodohan dari gadis itu.

**** Flashback Off ****

Devan tertawa kecil mengingat kejadian semalam itu. Ya, Rena, si gadis bodoh yang baru pertama kali ia temukan. Adella hanya menatapnya dengan dahi yang berkerut.

Bersambung...

Jangan lupa untuk selalu like, komen, vote dan hadiahnya. Kalau berkenan tekan tombol like.. like yang banyak ya.

Terpopuler

Comments

Jasmine

Jasmine

gadis bodoh yg menawan hatimu sejak pandangan pertama pd fotonya yg terbingkai di kediaman Agam

2022-04-12

0

lihat semua
Episodes
1 Yohanes Devan Lazar
2 Pelanggan VIP
3 Kekesalan Devan
4 Menjadi Budak Devan
5 Menjadi Pelayannya
6 Serba Salah
7 Tuan Arogan
8 Terdiam Dalam Kebingungan
9 Salah Menilai
10 Rasa Penasaran
11 Kejadian Mengerikan
12 Takut Ketahuan
13 Tontonan Yang Tidak Mengenakan
14 Melarikan Diri
15 Tertangakap
16 Tempat Pelelangan
17 Tidak Rela
18 Gadis Nakal
19 Bekas Tanda Merah
20 Gadis Bodoh
21 Memendam Sebuah Pertanyaan
22 Amarah Devan
23 Terluka
24 Menemukan Gadis Pelelangan Itu
25 Lelaki Arogan
26 Bertemu Vino
27 Bukan Panah Asmara Tapi Panah Kesakitan.
28 Tangisan Rena
29 Malam Bersama Vino
30 Gadis Yang Menarik
31 Semua Karena Rena Part 1
32 Semua Karena Rena Part 2
33 Semakin Terasa Suram
34 Suasana Di Gudang
35 Amarah Vino
36 Merasa Kehilangan
37 Menemani Devan
38 Sepanjang Malam
39 Wanita Penyihir
40 Bermimpi Buruk
41 Sebuah Godaan Manis
42 Kecemburuan Elisa
43 Karena Sebuah Sebab
44 Kebersamaan Vino dan Rena
45 Terjadi Lagi
46 Dasar Anak Nakal!
47 Ajakan Vino
48 Butik
49 Keinginan Rena
50 Komedi Putar
51 Amarah Vino
52 Pria Aneh
53 Kabar Tentang Rena
54 Terganggu Dengan Sikap Devan
55 Dua Rasa
56 Peringatan Dari Elisa
57 Mencari Keberadaan Rena
58 Takdir Devan
59 Mengingat Kenangan Masa Kecil
60 Sikap Devan Yang Aneh
61 Sebuah Informasi
62 Kedatangan Mario Lazar
63 Menemukan Gadis Pilihan
64 Ketakutan Rena
65 Di Jadikan Calon Istri
66 Lelaki Sedingin Es
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Yohanes Devan Lazar
2
Pelanggan VIP
3
Kekesalan Devan
4
Menjadi Budak Devan
5
Menjadi Pelayannya
6
Serba Salah
7
Tuan Arogan
8
Terdiam Dalam Kebingungan
9
Salah Menilai
10
Rasa Penasaran
11
Kejadian Mengerikan
12
Takut Ketahuan
13
Tontonan Yang Tidak Mengenakan
14
Melarikan Diri
15
Tertangakap
16
Tempat Pelelangan
17
Tidak Rela
18
Gadis Nakal
19
Bekas Tanda Merah
20
Gadis Bodoh
21
Memendam Sebuah Pertanyaan
22
Amarah Devan
23
Terluka
24
Menemukan Gadis Pelelangan Itu
25
Lelaki Arogan
26
Bertemu Vino
27
Bukan Panah Asmara Tapi Panah Kesakitan.
28
Tangisan Rena
29
Malam Bersama Vino
30
Gadis Yang Menarik
31
Semua Karena Rena Part 1
32
Semua Karena Rena Part 2
33
Semakin Terasa Suram
34
Suasana Di Gudang
35
Amarah Vino
36
Merasa Kehilangan
37
Menemani Devan
38
Sepanjang Malam
39
Wanita Penyihir
40
Bermimpi Buruk
41
Sebuah Godaan Manis
42
Kecemburuan Elisa
43
Karena Sebuah Sebab
44
Kebersamaan Vino dan Rena
45
Terjadi Lagi
46
Dasar Anak Nakal!
47
Ajakan Vino
48
Butik
49
Keinginan Rena
50
Komedi Putar
51
Amarah Vino
52
Pria Aneh
53
Kabar Tentang Rena
54
Terganggu Dengan Sikap Devan
55
Dua Rasa
56
Peringatan Dari Elisa
57
Mencari Keberadaan Rena
58
Takdir Devan
59
Mengingat Kenangan Masa Kecil
60
Sikap Devan Yang Aneh
61
Sebuah Informasi
62
Kedatangan Mario Lazar
63
Menemukan Gadis Pilihan
64
Ketakutan Rena
65
Di Jadikan Calon Istri
66
Lelaki Sedingin Es

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!