Melarikan Diri

"Aku akan lebih mendapatkan masalah kalau aku, memaksakan diri untuk membersihkan kamarnya." jawab Rena.

"Maksudmu?" tanya Siska sambil mengerutkan keningnya.

"Aku tidak bisa mengatakannya," jawab Rena.

"Rena, aku adalah orang yang di percaya oleh Madam dan Tuan Devan untuk memberimu pengarahan. Jika kau tidak melakukan pekerjaan dengan baik, bukan kau saja yang mendapatkan masalah, aku juga pasti akan di salahkan," ucap tegas Siska.

"Tuan Devan sedang bercinta dengan Nona Elisa. Apa aku harus memaksakan diri untuk membersihkan kamarnya sambil menutup kedua mataku?" akhirnya Rena mengatakan alasan yang membuatnya mengurungkan melakukan tugasnya itu.

Siska terperangah, " Aku minta minta maaf karena lupa memberi tahumu soal itu, Rena" tepis Siska seolah tontonan itu sudah biasa baginya.

"Apakah kau pun pernah memergoki kelakuan mereka?" tanya Rena yang masih terkejut tapi dengan bernada pelan.

"Apapun yang di lakukan Tuan Devan, kita harus menutup mata, Rena?" jawab pelan Siska sambil meninggalkannya.

Rena menepuk keningnya karena tidak percaya atas kenyataan yang dia terima. Devan bukan saja lelaki dingin, arogan dan kejam tetapi juga lelaki mesum. Tidak ada kebaikan sedikit pun yang Rena lihat darinya.

*****

"Aldi, apa kau tidak mencariku? Kau temanku satu - satunya yang ku miliki. Apa kau sudah melaporkan kehilanganku ke kantor polisi?" gumam Rena di atas kasur empuknya.

Dalam benaknya saat ini terus bertanya, apa tidak ada yang merasa kehilangan dirinya? Setidaknya Aldi mencarinya. Lelaki itu satu - satunya teman yang sangat akrab dengannya, tidakkah dia merasa kehilangan dirinya?

Rena menatap ke sekeliling ruangan yang menjadi kamarnya saat ini, Kamar yang layak dari pada kamar yang dia miliki di rumahnya. Tetapi Rena merindukan kasur dekilnya itu, setelah dia terlelap dari tidurnya itu, semua beban dan penderitaan terlepas begitu saja, tetapi berbeda dengan sekarang.

"Haruskah aku mencari jalan untuk kabur dari sini? Baiklah Rena, lebih baik kamu mencoba nya dari pada tidak sama sekali," gumamnya pelan dan menyakinkan dirinya sendiri agar secepatnya bisa kabur dari rumah ini sambil berjalan menuju pintu.

"Tapi, apa aku tidak akan mendapatkan masalah, bila ketahuan kabur dari sini? Pikirkan lagi Rena! Apa kau akan sanggup menerima hukuman yang menyakitkan dari lelaki kejam itu?" Rena menggigit jarinya sambil berjalan mondar - mandir di depan pintu kamarnya.

"Tapi, aku tidak bisa terus tinggal di sini. Aku akan menjadi gila dengan semua yang ada di sini. Lelaki itu akan tetap memarahiku dan menghukumku saat aku berbuat salah. Tidak buruk jika aku mencoba melarikan diri dari tempat ini." Pikir Rena yang masih ragu.

Rena akhirnya memutuskan untuk kabur dari rumah itu, ia berjalan mengendap - endap menuju ke taman belakang. Lampu di semua ruangan yang dia lewati padam. Karena setiap malam semua lampu di matikan. Keadaan itu memberikan keuntungan bagi Rena saat menyelinap, dia akan sulit bila di lihat oleh bodyguard yang biasa berpatroli Rena bisa dengan mudah bersembunyi.

Akhirnya, Rena berhasil keluar dan kini dia sedang berada di teras belakang yang menghadap ke taman belakang. Tempat penyiksaan lelaki malang itu, tubuhnya seketika merinding ketika membayangkan kejadian yang dia lihat malam itu.

Rena meneruskan langkahnya dengan mengendap - ngendap, sesekali berjongkok dan bersembunyi di antara pot yang berjajar di teras. Dia beruntung memiliki tubuh yang sedikit mungil dan dapat menyembunyikan tubuhnya. Rena memperhatikan tembok tinggi yang menjadi pagar rumah ini. Dia akan kesulitan untuk memanjatnya dan harus mencari jalan lain.

Rena teringat saat dia di suruh untuk membuang sampah yang terletak di belakang dapur di ujung taman. Disana terdapat lubamg besar untuk mengeluarkan sampah ke bak sampah yang terletak di luar rumah.

"Baiklah Rena, kau harus mencobanya, kalau tidak hari ini tidak ada lagi kesempatan untuk lari dari sini," gumamnya untuk menyemangati dirinya sendiri.

Angin dingin meliuk begitu kencang, membuat tubuh Rena menggigil. Dia baru mengingatnya sore tadi. Awan hitam memenuhi seluruh langit. Namun, enggan memuntahkan airnya, perlahan rintik - rintik hujan turun membasahi bumi dan semakin lama semakin lebat. Kali ini Tuhan memihak kepadanya dengan memberikan cuaca yang mendukung. Bodyguard yang sering patroli akan mengurungkan niatnya untuk berkeliling saat hujan lebat. Dengan perlahan dan waspada, Rena melangkah menuju lubang saluran pembuangan sampah yang terlihat kotor itu. Namun, Rena tak perduli kotornya lubang itu, yang terpenting dia bisa segera keluar dari rumah Devan dan kabur sejauh - jauhnya.

Rena akhirnya segera berada di depan lubang itu tanpa berfikir lagi, dia langsung memasukkan kedua kakinya, tubuhnya langsung merosot seperti bermain perosotan menuju bak sampah.

Byur... bugg.... Suara air hujan yang masuk ke lubang dan tubuh Rena langsung jatuh di atas tumpukan sampah.

"Aaaaawww!" Jeritnya kecil,

Rena dengan cepat keluar dari bak sampah itu dengan guyuran air hujan yang semakin deras. Dia berlari sekuat tenaga menjauhi rumah itu. Kaki kananannya sedikit tergores oleh pecahan kaca yang berada di bak sampah. Namun, Rena membiarkannya karena yang terpenting saat ini. Dia bisa kabur dari rumah Devan.

Rena berjalan menyusuri jalanan yang sepi di tengah malam. Gadis itu, baru mengetahui rumah Devan, ternyata berada di kawasan perumahan elit. Semuanya berbenteng tembok pagar yang menjulang tinggi. Lelaki yang arogan, kaya, kejam dan mesum yang sangat ingin Rena hindari itu.

Walaupun guyuran hujan yang semakin deras di sertai petir yang terus menyambar di kepalanya. Rena tidak pernah takut dan menyerah. Dia terus berjalan dan berharap menemukan taksi atau angkutan umum lainnya.

Dia tidak memiliki uang ataupun ponsel untuk menghubungi Aldi. Tetapi, Rena sudah menetapkan pilihan orang yang pertama yang harus dia datang adalah Aldi.

Penantian yang panjang dengan jalan yang tertatih tidak sia - sia, di depannya kini terlihat jalan yang besar yang merupakan jalan utama. Terlihat beberapa kendaraan melintas bahkan Rena melihat beberapa taksi yang lewat. Dia pun melambaikan tangannya, berharap ada taksi yang tak berpenumpang berhenti. Keberuntungan sekali lagi memihak kepadanya, taksi berhenti di depannnya. Rena pun langsung naik dan duduk di bangku di belakang kemudi.

"Tolong antar kan saya ke Xx...!" Ucapnya dengan bibir yang bergetar karena kedinginan dia langsung memberitahukan kepada sang supir tempat tinggal Aldi.

"Alamat yang anda tuju, jaraknya sangat jauh Nona. Apa Nona tidak berniat naik bus?" sela sang supir karena melihat keadaan Rena, dia sedikit khawatir gadis itu tidak bisa membayar ongkos perjalanannya.

"Saya akan membayar berapun biayanya, yang terpenting saat ini, tolong antarkan saya kesana! Saat ini keadaannya begitu mendesak, saya tidak bisa naik angkutan umum karena tidak mengetahui daerah ini," Pinta Rena.

"Baik Nona, saya akan mengantar anda kesana?" jawab Supir taksi itu.

Taksi pun melaju meninggalkan tempat itu. Rena dengan perasaan tak karuan berkali - kali menoleh kebelakang dia khawatir anak buah Devan mengetahui dirinya kabur dan mengejarnya.

"Apakah anda baik - baik saja, Nona?" tanya supir taksi itu, melihat Rena dari kaca spion.

"Aku baik - baik saja, Pak. Tolonglah lebih cepat lagi melajunya,"

"Baik, Nona,"

Mobil pun melaju dengan cepat dan Rena mulai merasa tenang, karena tidak ada kendaraan yang mengikuti. Rena mulai berfikir langkah selanjutnya untuk menyembunyikan dirinya dari Devan dan anak buahnya.

Tetapi tiba - tiba sebuah mobil hitam berjalan kencang melintas dan menghalu laju taksi yang sedang di tumpangi oleh Rena.

Bersambung...

Terima kasih sudah membaca. Maaf jika masih banya typho.

Jangan lupa untuk like, komen, vote dan hadiahnya. Kalau berkenan tekan tombol like....like...like yang banyak yah..

Terpopuler

Comments

Jasmine

Jasmine

seandainya aku jd Rena...aku akan mengikuti semua saran Siska yg udh senior di kediaman Devan...dasar wanita bodoh..idiot dan tak tahu berterimakasih...seandainya devan mau sdh dr awal membuangmu ke rumah bordil

2022-04-11

0

lihat semua
Episodes
1 Yohanes Devan Lazar
2 Pelanggan VIP
3 Kekesalan Devan
4 Menjadi Budak Devan
5 Menjadi Pelayannya
6 Serba Salah
7 Tuan Arogan
8 Terdiam Dalam Kebingungan
9 Salah Menilai
10 Rasa Penasaran
11 Kejadian Mengerikan
12 Takut Ketahuan
13 Tontonan Yang Tidak Mengenakan
14 Melarikan Diri
15 Tertangakap
16 Tempat Pelelangan
17 Tidak Rela
18 Gadis Nakal
19 Bekas Tanda Merah
20 Gadis Bodoh
21 Memendam Sebuah Pertanyaan
22 Amarah Devan
23 Terluka
24 Menemukan Gadis Pelelangan Itu
25 Lelaki Arogan
26 Bertemu Vino
27 Bukan Panah Asmara Tapi Panah Kesakitan.
28 Tangisan Rena
29 Malam Bersama Vino
30 Gadis Yang Menarik
31 Semua Karena Rena Part 1
32 Semua Karena Rena Part 2
33 Semakin Terasa Suram
34 Suasana Di Gudang
35 Amarah Vino
36 Merasa Kehilangan
37 Menemani Devan
38 Sepanjang Malam
39 Wanita Penyihir
40 Bermimpi Buruk
41 Sebuah Godaan Manis
42 Kecemburuan Elisa
43 Karena Sebuah Sebab
44 Kebersamaan Vino dan Rena
45 Terjadi Lagi
46 Dasar Anak Nakal!
47 Ajakan Vino
48 Butik
49 Keinginan Rena
50 Komedi Putar
51 Amarah Vino
52 Pria Aneh
53 Kabar Tentang Rena
54 Terganggu Dengan Sikap Devan
55 Dua Rasa
56 Peringatan Dari Elisa
57 Mencari Keberadaan Rena
58 Takdir Devan
59 Mengingat Kenangan Masa Kecil
60 Sikap Devan Yang Aneh
61 Sebuah Informasi
62 Kedatangan Mario Lazar
63 Menemukan Gadis Pilihan
64 Ketakutan Rena
65 Di Jadikan Calon Istri
66 Lelaki Sedingin Es
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Yohanes Devan Lazar
2
Pelanggan VIP
3
Kekesalan Devan
4
Menjadi Budak Devan
5
Menjadi Pelayannya
6
Serba Salah
7
Tuan Arogan
8
Terdiam Dalam Kebingungan
9
Salah Menilai
10
Rasa Penasaran
11
Kejadian Mengerikan
12
Takut Ketahuan
13
Tontonan Yang Tidak Mengenakan
14
Melarikan Diri
15
Tertangakap
16
Tempat Pelelangan
17
Tidak Rela
18
Gadis Nakal
19
Bekas Tanda Merah
20
Gadis Bodoh
21
Memendam Sebuah Pertanyaan
22
Amarah Devan
23
Terluka
24
Menemukan Gadis Pelelangan Itu
25
Lelaki Arogan
26
Bertemu Vino
27
Bukan Panah Asmara Tapi Panah Kesakitan.
28
Tangisan Rena
29
Malam Bersama Vino
30
Gadis Yang Menarik
31
Semua Karena Rena Part 1
32
Semua Karena Rena Part 2
33
Semakin Terasa Suram
34
Suasana Di Gudang
35
Amarah Vino
36
Merasa Kehilangan
37
Menemani Devan
38
Sepanjang Malam
39
Wanita Penyihir
40
Bermimpi Buruk
41
Sebuah Godaan Manis
42
Kecemburuan Elisa
43
Karena Sebuah Sebab
44
Kebersamaan Vino dan Rena
45
Terjadi Lagi
46
Dasar Anak Nakal!
47
Ajakan Vino
48
Butik
49
Keinginan Rena
50
Komedi Putar
51
Amarah Vino
52
Pria Aneh
53
Kabar Tentang Rena
54
Terganggu Dengan Sikap Devan
55
Dua Rasa
56
Peringatan Dari Elisa
57
Mencari Keberadaan Rena
58
Takdir Devan
59
Mengingat Kenangan Masa Kecil
60
Sikap Devan Yang Aneh
61
Sebuah Informasi
62
Kedatangan Mario Lazar
63
Menemukan Gadis Pilihan
64
Ketakutan Rena
65
Di Jadikan Calon Istri
66
Lelaki Sedingin Es

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!