Akhirnya penantian Devan berbuah hasil dari pintu itu muncul seseorang yang berjalan ke arah parkir. Mata tajam Devan menatap gadis berjaket lusuh itu dengan intens bahkan dia memperbaiki duduknya lebih tegak agar posisinya bisa dengan jelas melihatnya. Sang sopir mengerutkan keningnya sebagai ungkapan tak percaya, 2 jam lamanya mereka lewati tanpa melakukan apapun hanya untuk melihat gadis lusuh yang bukan merupakan tipe tuannya. Sang sopir ikut menatap sang gadis lusuh itu sambil berfikir mungkin gadis itu memiliki kesalahan pada tuannya. Dia hanya perlu menunggu apa yang akan di lakukan Tuannya terhadap gadis itu.
Rena berjalan dengan langkah lunglai. Waktu sudah menunjukkan pukul 3 dini hari. Tubuhnya mulai merasa lemas dan juga mengantuk, sehari penuh dia bekerja dan kurang beristirahat. Rena bisa tertidur saat jam istirahat. Rutinitas yang dia lakukan setiap hari, tanpa mengenal rasa lelah dan salkit di sekujur tubuhnya. Dengan tertidur hanya satu jam saja bagi Rena sudah sangat cukup untuk menstabilkan tubuhnya kembali.
Rena memiliki waktu libur sehari dalam seminggu dan jadwal liburnya di bar dia samakan dengan jadwal libur di Restoran. Agar dia bisa mengisi waktu liburnya untuk beristirahat total. Rena memerlukan sehari penuh untuk memanjakkan tubuhnya setelah setiap harinya dia gunakan untuk bekerja tanpa mengenal waktu.
Langkah Rena terhenti oleh lelaki yang menghampirinya dengan motor gedenya. Lelaki itu sangat di kenal oleh Rena yang tak lain adalah Aldi. "Minumlah ini sangat berguna untuk staminamu," ucap Aldi yang menyodorka susu murni yang di kemas dalam botol.
"Ah, Kau selalu saja memberikannya padaku. Apa kau sudah terlalu bosan meminumnya hingga kau memberikannya padaku?" ucap Rena sambil meraih botol susu itu.
"Sebenarnya aku tidak menyukai minuman, itu. tapi pekerja paruh waktu itu selalu mengantarkannya. Dan aku tidak tega menolaknya.
"Mendengar kemurahan hatimu itu, aku jadi berpikir ingin menjual sesuatu dan orang yang aku paksa membelinya adalah kamu," ucap Rena.
Kemudian mereka berduapun tertawa.
"Naiklah" pinta Aldi
"Bukankah kau akan langsung pergi ke rumah sakit untuk menemui ibumu?" Rena tidak langsung menaiki motornya.
"Naiklah, Re! sebelum aku berubah pikiran" ucap Aldi
"Aku tidak enak, Al. Selalu merepotkanmu," lirih Rena
"Kenapa kau baru sekarang mengatakannya? Padahal setiap hari kau selalu merepotkanku.
"Kau ini...," Decih Rena sambil tersenyum.
Aldi turun dari motornya dan memakaikan helm di kepala atas gadis itu.
"Terima kasih," ucap Rena sambil tersenyum senang.
Aldi adalah lelaki baik yang Rena kenal. Dia juga teman semasa SMA nya , dari bantuan Aldi lah Rena bisa dengan mudah bisa di terima bekerja di sebuah bar tersebut. Hubungan di antara mereka hanyalah sebatas teman. Walaupun dulu Aldi, pernah mengungkapkan perasaanya. Tapi Rena menolaknya bukan karena tidak menyukainya, tetapi dia tidak ingin Aldi mengetahui nasibnya yang buruk. Dan buukan hanya karena alasan itu saja. Tapi Rena tahu Ayahnya pasti tak akan tinggal diam bila mengetahu Aldi sebagai kekasihnya nanti. Sehingga Rena tidak ingin Ayahnya memanfaatkan Aldi sebagai tambang emasnya. Dan memerasnya seperti yang di lakukan Ayahnya pada dirinya.
Rena juga sangat malu jika orang lain bahkan kekasihnya nanti akan mengetahui penderitaannya selama ini. Karena dirinya sering memdapatkan siksaan dari Ayah kandungnya sendiri, Saat lelaki tua itu tengah mabuk dan tidak memberikan uang padanya.Jadi untuk saat ini, pilihan yang paling bijak hanya bisa menganggap Aldi sebagai sahabatnya dan tidak lebih dari itu.
Rena langsung menaiki motor Aldi dan kemudian memeluk erat tubuh Aldi. Kemudia mereka pun hilang dari pandangan Devan yang berdecih kesal.
"Dasar wanita murahan! Aku fikir kau wanita yang berbeda, kenyataannya sama saja dengan wanita malam lainnya," lirih Devan kesal. dan masih terdengar jelas oleh sopir.
Namun, lelaki itu tidak berani berkometar karena Tuannya terlihat marah dan dia kan menjadi sasaran amarahnya.
"Lajukan mobilnya kerumah," peritah Devan dengan nada suara yang terdengar kesal.
****
Pagi ini adalah pagi yang sangat di nanti oleh Rena. Karena sehari penuh dia kan bermalas - malas di atas kasur lusuhnya. Kasur lusuh dan dekil itu merupakan singgasana terbaik baginya, tubuhnya akan dia manjakan untuk menghabiskan waktu dengan tertidur di atas ranjangnya. Namun, Rena harus keluar dari kamarnya untuk mengisi perutnya yang mulai berisik karena lapar.
Rena mulai berjalan keluar kamar dan mencari sosok lelaki yang sudah seminggu lamanya tidak ia temukan. Rena mulai membuka gorden kamar ayahnya yang terlihat lusuh dan mulai memanggilnya. " Ayah...Ayah...! panggilnya sambil masuk ke dalam kamar tapi ayahnya tak berada di dalam kamar.
"Kemana Ayah pergi? Apakah dia baik - baik saja?" gumam Rena pelan.
Rena ingat ia bertemu dengan Ayahnya seminggu yang lalu dengan wajah penuh luka dan lebam hitam bekas pukulan. " Aku selalu beraharap semoga Ayah selalu baik - baik saja," lirih Kiran khawatir.
Kemudian Rena memutuskan untuk pergi ke dapur untuk menanak nasi dan memasak telor goreng agar rasa laparnya cepat teratasi. Dan bisa tidur dengan tenang karena suara perutnya tidak akan berdemo lagi. langkah kakinya tiba - tiba terhenti saat mendengar suara pintunya terbuka dengan keras.
Braakkkk.
Dengan kaget Rena langsung menengok kearah pintu, terlihat dua orang laki - laki berjas hitam dan berbadan cukup kekar memasuki rumahnya tanpa permisi. kedatangan mereka yang tiba - tiba membuat Ren waspada. karen kedua laki - laki tersebut mulai menghampiribdirinya. " Siapa kalian?" teriak Rena.
"Dimana Ayahmu sekarang!!" ucap salah satu laki - laki tersebut dengan nada suara yang terdengar tegas.
"A...Aku tidak tahu, Karena sudah seminggu Ayahku tidak pulang kerumah," ucap Rena sedikit takut.
"Nona, lebih baik jangan pernah bermain - main dengan kami!" ucap salah satu lelaki tersebut dan mencoba menarik tangan Rena namun dengan gerakan cepat Rena bisa menghindar.
"Sungguh Tuan, aku tidak berbohong karena sudah selama seminggu ini, Ayahku tidak pernah pulang kerumah bahkan akupun benar - benar tidak tahu dimana keberadaannya selama ini. Karena dia tidak pernah memberitahuku tentang kepergiannya," ucap Rena.
Kedua laki - laki itu kemudian mulai mencari keberadaan Ayah Rena di setiap kamar tapi tak menemukan keberadaan Ayah Rena sama sekali.
"Sudah ku katakan bukan, Kalau Ayahku sedang tidak ada dirumah!! bentak Rena dengan nada suara yang mulai meninggi
Kemudian mata Rena menatap kerah seseorang yang berjalan santai memasuki rumahnya, dan salah satu lelaki yang bertubuh cukup kekar itu membawakan Kursi agar Tuannya bisa duduk. Lelaki yang berjalan santai itu, memiliki perawakan yang sama kekarnya dengan kedua lelaki tadi serta memiliki wajah yang sangat tampan dan dengan jelas Rena melihat otot mengembung dari kaos yang ia kenakan. dan menurut pandangan Rena pasti lelaki tersebut merupakan bos dari kedua lelaki yang berjas hitam itu.
Rena mulai memundurkan langkahnya dan mulai menutupi tubuhnya dengan kedua tangannya sesaat laki - laki itu menatap tajam ke arah tubuhnya.
Jangan lupa like, komen dan vote. Terima kasih sudah membaca dan maaf kalau masih banyak typho
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Jasmine
kasihan bgt kehidupan Rena...udh miskin, bekerja mati2an pagi dpt pagi lg...hmmm...tak punya otak nih ayahnya
2022-04-08
0