Rena menaruh tas lusuhnya dan menatap cermin yang tergantung di dinding kamar, pipinya yang terkena tamparan masih memerah. Dia bersyukur karena tidak mendapatkan banyak siksaan yang lebih menyakitkan lagi. Rena merebahkan tubuhnya untuk mengusir rasa lelahnya. Jam menunjukkan pukul 6 petang dan dia memiliki waktu sebelum jam 7 malam untuk beristirahat. Di jam itu, dia harus bersiap menuju ke bar di tempat keduanya bekerja. tubuhnya bahkan tidak memiliki waktu untuk beristirahat. karena yang Rena lakukan setiap harinya hanyalah bekerja dan bekerja.
Rena memilih kerja di bar karena mendapatkan penghasilan jauh lebih besar daripada bekerja di restoran. Dia hanya mengatarkan minuman kepada para tamu tanpa harus memberikan pelayanan plus - plus. Rena tidak bisa membiarkannya dirinya terjerumus kedalam perbuatan yang hina. Hidupnya sudah cukup miskin dan tidak layak untuk di pandang semakin terpuruk saat dia melangkah ke jalan yang salah. Rena hanya berharap suatu hari nanti hidupnya bisa berubah.
"Ya Tuhan, hampir saja aku terlambat!" Jerit Rena saat ia terbangun dan terlelap sesaat
Kini Rena telah bersiap - siap dan memakai seragam yang biasa ia gunakan. Namun, dia baru menyadari di rumah yang sekecil itu tinggal seorang diri. Ayahnya entah pergi kemana dan Rena tidak memperdulikannya yang kini dia pedulikan adalah sampai di bar tepat waktu.
Dengan secepat kilat Rena langsung berlari menuju ke tempat kerja yang keduanya. Untungnya waktu yang di berikan agar sampai ke bar jaraknya hanya 10 menit. dan Rena mulai memasuki gerbang bar khusus karyawan. Dia mengisi daftar hadir kemudian menuju ke ruang penyimpanan beribu botol dan minuman yang menjadi menu andalan di bar itu.
"Hai Rena" Sapa Aldi salah dari bartender yang paling dekat dengannya.
"Hai, Kamu tau Al, Aku tadi hampir terlambat masuk," balas Rena sambil memasang Teg namanya.
"Apa kau tidak merasa kelelahan, setelah melakukan 2 pekerjaan sekaligus dalam sehari Ren?" tanya Aldi penasaran.
"Seperti yang kau lihat sekarang, Aku sangat bersemangat," jawab Rena sambil tersenyum senang.
"Tetap saja, kau harus tetap memperhatikan tubuhmu jangan sampai kau sakit" Balas Aldi terlihat khawatir.
Rena kemudian mengangguk dan berkata "Baiklah, Sekarang aku akan ketempatku dan bersih - bersih. Selamat bekerja, Al."
Kemudian Rena mulai membersihkan seluruh ruangan bar.
"Rena! kemarilah" Hendra sang atasan pemimpin bar berdiri menunggu Rena menghampirinya.
"Iya Bos" Rena langsung berlari dan langsung menghampiri atasannya.
"Jam 11 malam nanti, kita akan kedatangan tamu ruang VIP 2 dan aku memerintahkan kamu dan Dian untuk mengantarkan minuman keruangan itu." pintanya.
"Baik Bos."
"Dan ingat jangan sampai ada kesalahan!" ucap Hendra kepada Rena dan sedikit penekanan.
"Siap Bos."
Rena kemudian melanjutkan aktivitasnya membersihkan seluruh Ruangan bar. dan semakin malam para tamu mulai banyak berdatangan. Bagi Rena itu pertanda baik karena dengan banyaknya tamu yang berkunjung, banyak pula tips yang ia dapatkan juga. Meski Rena sering kali mendapatkan perlakuan yang melecehkan tapi dengan kepintarannya dia bisa mengatasinya.
Malam semakin larut dan jam sudah menunjukkan jam 11 malam. Kini Rena bersama dengan rekannya Dian mengangantarkan pesanan ke ruangan VIP 2 yang telah di booking.
"Aku sebenarnya tidak ingin melakukan pekerjaan ini bersamamu, Rena" ucap Dian sambil cemberut.
"Tapi, kau harus tetap melakukkannya karena Bos Kita yang memerintahkannya dan bukanya Aku!" jawab Rena sambil mendorong meja yang diatasnya yang sudah tertata beberapa botol minuman yang telah di pesan.
"Seperti tidak ada yang lain saja!" ucap Dian kembali
"Lebih baik kita lakukan saja pekerjaan kita dengan baik, Agar pekerjaanmu bersamaku bisa cepat kita selesaikan." jawab Rena dengan tegas.
"Huh, kau memang gadis yang menyebalkan Rena." balas Dian sedikit kesal.
"Aku akan membiarkanmu, berkata sesuka hatimu karena aku masih sangat membutuhkan pekerjaan ini." jawa Rena lagi tak mau kalah.
"Bos selalu saja memberikanmu pelanggan VIP. Sebenarnya apa yang telah kau berikan sehingga kau bisa menjadi anak emasnya, Rena?" tanya Dian penasaran dan sedikit kesal.
"Aku hanya memberikan pekerjaan yang sesuai dengan keinginan bosku. hanya itu yang aku berikan kepadanya. Dan kau jangan sampai berprasangka buruk Dian!" Rena kemudian menghentikkan langkahnya dan menjawabnya dengan nada sinis.
"Bersikaplah profesional saat bekerja! Anggap saja aku tidak berada di dekatmu. itu jauh lebih baik, Agar kita bisa secepatnya menuntaskan pekerjaan kita dengan baik." ucap Rena penuh penekanan pada Dian. kemudian karena kesal pun Dian mulai menghentakkan kakinya.
Setelah mereka tak jauh berada di Ruang VIP
2, terlihat beberapa orang berbadan kekar dan berbaju serba hitam berdiri di depan ruangannya. Rena tersenyum pada salah satu lelaki berdiri di depan pintu, gadis itu memberikan isyarat akan mengatarkan minuman. lelaki itu kemudian mempersilahkan mereka masuk kedalam ruangan.
setelah memasuki Ruangan Rena meminta ijin untuk menyajikan dan menata minuman yang di pesan, tanpa memperhatikan si penghuni ruangan. Gadis itu sangat fokus pada pekerjaannya, berbeda dengan Dian yang terus selalu mencuri pandang. padahal diruangan tersebut setiap lelaki sudah memiliki pendamping wanita yang seksi dan menggoda.
"Selamat menikmati minumannya,Tuan" ucap Rena sambil tersenyum.
Namun,tatapannya terkunci pada pandangan lelaki yang duduk tepat di depannya. Rena merasa tubuhnya tiba - tiba membeku dan kaku.
"Maaf Tuan, Apa ada lagi yang ingin anda pesan? ucap Rena mencoba mencairkan suasana.
Namun, lelaki itu bukannya menjawab malah menatap tanda pengenal yang menempel pada dada sebelah kirinya.
" Kalau tidak ada lagi yang Anda pesan, Kami permisi." pamit Rena.
"Kenap terburu - buru cantik, lebih baik kau bersama temanmu itu menemani kami!" ucap lelaki yang berpakain kemeja putih, setelah itu dia langsung berdiri dan menghampiri Rena sambil menepuk bokong Rena.
Rena kaget dan langsung menjauhi pria tersebut. berbeda dengan Dian yang begitu semangat mendengar penawaran lelaki tersebut.
" Maaf Tuan, Saya tidak bisa menuruti permintaan Anda!" tolak Rena.
"Biarkan dia pergi! ini Tips dariku karena telah melayani kami dengan baik" ucap Devan.
yah laki - laki yang memperhatikan Rena adalah Devan. dan lelaki yang berbaju kemeja putih langsung mundur setelah Devan yang mengucapkannya. Devan kemudian melemparkan uang yang begitu banyak di atas meja, kemudian Dian bersemangat langsung mengambilnya.
"Hei! Tips itu bukan untukmu, berikan padanya!" bentak Devan sambil menatap tajam, tatapan yang membuat merinding siapapun yang akan melihatnya. Karena takut Dian langsung memberikan uang itu pada Rena.
"Maaf Tuan, Tapi Tips yang anda berikan apa tidak terlalu banyak? ucap Rena penuh hati - hati.
Devan tersenyum kemudian menyandarkan tubuhnya dengan santai di sandaran kursi.
"Anggap saja itu keberuntunganmu hari ini" ucap Devan
"T..Tapi Tuan.."
"Aku tidak suka bantahan! Pergilah dan ambilah Tips itu". Ucapa Devan nadanya sedikit kesal.
"B...Baik Tuan dan terima kasih" ucap Rena dengan gugup dan ketakutan.
"Apa kau tidak menginginkan Tips mu nona? Devan menatap Dian yang mulai mengikuti Rena.
"Apa anda akan memberikan ku juga Tuan?" tanyanya dengan senyum mengembang.
Devan kemudian melemparkan uang yang banyak seperti tadi dia atas meja dan berkata "Ambillah dan segera pergi dari ruangan ini."
"Baik Tuan, Terima kasih" ucap Dian dengan penuh semangat.
Mereka berdua pun keluar ruangan tersebut.
***
Devan duduk di dalam mobilnya yang terparkir dia area bar. mata tajamnya tak berhenti menatap kearah pintu yang akhir - akhir ini sedikit menyita perhatiannya. sang supir hanya bisa menatap sang Tuannya dari balik kaca spion, dia sedikit merasa aneh dengan tingkah aneh Bosnya. Karena tidak biasanya Bosnya mau menghabiskan waktu dengan percuma dan tidak berguna seperti ini. dan kini 2 jam telah berlalu tapi masih belum ada tanda - tanda untuk menjalankan mobilnya.
Jangan lupa,Like, Komen dan vote.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Jasmine
rasa cintakah atau sekedar penasaran dgn sosok Rena anak dari Agam yg mempunyai hutang besar pdnya
2022-04-08
0