Bekas Tanda Merah

"Rena..., bagaimana kedaanmu?"

Pertanyaan itu langsung menyerangnya saat mata Rena mulai terbuka, gadis itu memejamkan kedua bola matanya berkali - kali, untuk mengembalikan kesadarannya. Berbeda dengan Siska yang menatapnya penuh dengan antusias beserta deretan pertanyaan yang sudah memenuhi isi kepalanya.

"Ah, seluruh badanku terasa remuk," keluh Rena sambil menggeliat dan mencoba membangunkan tubuhnya.

Siska dengan cepat membantunya dan Rena pun tertunduk sambil menggeleng - gelengkan kepalanya yang masih terasa pening. Rena menarik kaki kanannya tetapi dia tidak bisa menariknya, matanya menatap ke arah pergelangan kakinya yang terikat rantai. Rantai memanjang yang mengait kuat ke tepi ranjang kasur besi. Sebuah desain tempat tidur yang sudah di rancang untuk menghukum pelayan nakal seperti Rena.

"Ya Tuhan, apa yang terjadi denganku, Siska?! Kenapa kaki ku di rantai?" jerit histeris Rena, dia belum mengingat sepenuhnya apa yang sudah di lakukannya tadi malam.

" Apa kau benar - benar melupakannya, Rena? Atau pura - pura lupa?" sanggah balik Siska sambil menatapnya tajam.

Rena mengerjapkan berkali - kali kelopak matanya sambil mengingat kejadian semalam. Dia teringat saat dirinya melakukan pelarian yang berakhir sia - sia karena sekeras apapun dirinya berjuang agar bisa keluar dari rumah ini. Pada akhirnya dia tidak bisa lepas dari kekuatan yang di miliki lelaki arogan itu. Buktinya dia tertangkap juga oleh Devan dan anak buahnya.

Tetapi tiba - tiba muncul beberapa adegan hot yang melayang - layang yang tak pasti berada di benaknya.Sebuah adegan yang tidak mungkin dia lakukan, Rena langsung menggeleng - gelengkan kepalanya untuk melenyapkan bayangan yang di anggap nya kotor itu. Terlintas sebuah bayangan dimana bibirnya yang mungil itu bersentuhan dengan bibir lelaki itu. Rena menggelengkan kepalanya agar bayangan semu itu menghilang.

Baginya, bercumbu penuh gairah bersama dengan Devan sangat tidak mungkin dia lakukan. Lelaki yang telah di capnya sebagai sosok yang menyebalkan dan kejam tidak mungkin, dia akan menjadi pasangan hidupnya apalagi pasangan bercintanya. Tidak akan terlintas sedikit pun dalam angan Rena melakukan adegan mesra dengannya. Bertatapan mata dengannya pun Rena masih merasa tidak nyaman.

Devan bukan sosok lelaki yang Rena impikan, karakternya sangat jauh dari kriteria lelaki yang dia inginkan. Baginya hanya Aldi saja laki - laki satu - satunya yang dapat memenuhi syarat.

"Tidak! Kau tidak mungkin melakukannya, Rena! Itu mungkin karena aku terlalu polos menyaksikan kemesraan mereka, hingga membuatku selalu mengingatnya," gumam Rena panik sambil berbicara sendiri. Dia meyakinkan dirinya bahwa hal mesum yang melintas di fikirannya itu tidak nyata.

"Tidak Rena! Itu pasti tidak mungkin! Kau pasti tidak mungkin melakukannya....!" Ucap Rena dengan sikap panik kemudian menutup kedua mulutnya, dia semakin ragu karena apa yang terlintas di pikirannya terasa nyata.

Rena mulai meraba bibirnya dengan perlahan sentuhan - sentuhannya itu, terasa begitu nyata, dia menatap ke arah pakaian yang di kenakannya itu, karena baju yang semalam di kenakannya sudah berganti bahkan Rena merasa tidak pernah memiliki baju itu.

"Apa kau semalam yang menggantikan pakaianku, Siska?" tanya Rena dengan wajah cemas sambil meraba - raba pakaian yang dia gunakan itu.

Siska menggelengkan kepalanya.

"Lantas, siapa yang menggantikan pakaianku?" tanya Rena bingung.

"Justru itu yang ingin aku tanyakan. Apa yang sebenarnya telah terjadi semalam, Rena? Semua pelayan di sini bergosip bahwa semalam kau mencoba melarikan diri, dan dini hari tadi Safa melihat kamu di bawa oleh Tuan Devan dengan keadaan yang tidak sadarkan diri," terang Siska.

Rena kembali menutup mulutnya. Dan mengingat - ingat apa yang telah terjadi semalam. Tetapi dia hanya bisa mengingat kejadian sebelum dirinya di berikan suntikan saat berada di dalam mobil itu dan kejadian selanjutnya dia sudah tidak bisa mengingatnya lagi.

"Ah, bodoh sekali kau Rena, kenapa kau sama sekali tidak bisa mengingatnya," kicau Rena lagi sambil memukul - mukul kepalanya dengan frustasi.

"Tunggu Rena! Di lehermu... ??"

"Katakan padaku! Ada apa di leherku, Siska! Kau jangan membuatku takut!" Potong Rena semakin panik dengan ucapan Siska.

Seperti bekas sentuhan...

"Apa?!" Jerit Rena.

"Sebentar aku akan membawakan kaca untukmu," jawab Siska dan langsung berlari untuk mengambil kaca.

"Cepatlah Siska! Aku ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan leherku." jerit Rena yang semakin panik dan memandang Siska yang sudah pergi meninggalkannya.

"Apa lelaki itu benar - benar menjualku?" dengan cepat Rena langsung membuka celana yang dia kenakan, dia kemudian melotot karena ****** ******** telah berganti, Rena pun tidak merasa memiliki kain pelindung harta berharganya itu.

"Tidak itu tidak mungkin! Apa semalam aku sudah tiduri lelaki hidung belang? Setelah satu bodyguard menyuntikku, aku sungguh tidak mengingat apapun. Ya Tuhan, malang sekali nasibku ini. Aku sudah mempertahankan kesucianku dengan sekuat tenaga tetapi hilang begitu saja. Dasar lelaki kejam dan jahat! Aku harap suatu hari nanti kau akan mendapatkan karma!" Rutuk Rena dengan mata yang berkaca.

"Rena lihatlah!" Siska kembali dan menyodorkan cermin kecil miliknya. Rena kemudian langsung meraihnya dengan cepat mengarahkan cermin itu ke arah lehernya.

"Bekas tanda merah apa ini,Siska?! Apa seseorang telah melakukan sesuatu padaku," Rena spontan langsung melempar cermin dari tangannya dan menutup kedua mulutnya.

"Bekas tanda merah ini sepertinya hasil kecupan seseorang di leher ku. Apa yang sebenarnya telah terjadi semalam?" kicau Rena frustasi

"Apa kau sama sekali tidak mengingatnya, Rena?" tanya Siska sekali lagi yang semakin penasaran karena belum puas dengan jawaban yang di berikan oleh Rena.

Rena pun menceritakan kejadian semalam pada Siska. Sampai dia berikan suntikan. Hanya sampai cerita itu saja, dia tidak mungkin menceritakan bayangan mesum yang terlintas di pikirannya dan belum meyakini kebenarnnya.

"Apa aku sudah di jual olehnya, Siska? Dan semalam seorang lelaki melakukan sesuatu pada tubuhku. Tubuhku sudah tidak suci lagi, masa depanku sudah suram. Apalagi yang akan aku perjuangkan?" keluhnya sambil menangis.

"Aku ingin bertanya padamu? Tapi kau jangan merasa tersinggung?" ucap Siska.

"Tanyakanlah..."

" Apa kau masih virgin?"

"Sampai malam tadi aku masih memilikinya," jawabnya dengan tatapan yang kosong.

"Apa kau merasakan sesuatu yang menyakitkan di daerah kewanitaanmu?" tanya Siska lagi memastikan.

"Kenapa kau menyakan itu?" jawab Rena bingung dengan pertanyaan yang di berikan oleh Siska.

"Jawablah!"

"Aku hanya merasakan sakit di sekujur tubuhku saja, dan tidak merasakan sakit apapun di daerah yang kau tanyakan itu?" jawab Rena jujur.

"Kau masih Virgin Rena. Aku berani menjamin itu. Bila malam tadi seseorang melakukan itu padamu? Kau akan merasakan sakit di bagian kewanitaanmu. Aku rasa seseorang telah menyentuhmu saja, tetapi dia tidak menyetubuhimu," terang Siska.

"Apa kau pernah melakukan itu, Siska? Ah, maaf aku malah menyinggung hal yang seharusanya tidak aku lakukan,"

"Ayah tiriku yang sudah merenggut kesucianku dan menjadikan aku jaminan hutangnya," gumam Siska pelan sambil menunduk sedih.

Bersambung...

Terima kasih sudah membaca. Maaf jika masih banyak typho.

Jangan lupa untuk selalu, like, komen, vote dan hadiahnya.

Terpopuler

Comments

Jasmine

Jasmine

nasibmu jauh lbh baik rena dr siapa pun apalagi dibandingkan sm siska...tuh jgn melawan dan membangkang pd devan...
kau akan dijadikan ratu dlm hati devan..dan hidupmu akan senang dan bahagia

2022-04-11

0

lihat semua
Episodes
1 Yohanes Devan Lazar
2 Pelanggan VIP
3 Kekesalan Devan
4 Menjadi Budak Devan
5 Menjadi Pelayannya
6 Serba Salah
7 Tuan Arogan
8 Terdiam Dalam Kebingungan
9 Salah Menilai
10 Rasa Penasaran
11 Kejadian Mengerikan
12 Takut Ketahuan
13 Tontonan Yang Tidak Mengenakan
14 Melarikan Diri
15 Tertangakap
16 Tempat Pelelangan
17 Tidak Rela
18 Gadis Nakal
19 Bekas Tanda Merah
20 Gadis Bodoh
21 Memendam Sebuah Pertanyaan
22 Amarah Devan
23 Terluka
24 Menemukan Gadis Pelelangan Itu
25 Lelaki Arogan
26 Bertemu Vino
27 Bukan Panah Asmara Tapi Panah Kesakitan.
28 Tangisan Rena
29 Malam Bersama Vino
30 Gadis Yang Menarik
31 Semua Karena Rena Part 1
32 Semua Karena Rena Part 2
33 Semakin Terasa Suram
34 Suasana Di Gudang
35 Amarah Vino
36 Merasa Kehilangan
37 Menemani Devan
38 Sepanjang Malam
39 Wanita Penyihir
40 Bermimpi Buruk
41 Sebuah Godaan Manis
42 Kecemburuan Elisa
43 Karena Sebuah Sebab
44 Kebersamaan Vino dan Rena
45 Terjadi Lagi
46 Dasar Anak Nakal!
47 Ajakan Vino
48 Butik
49 Keinginan Rena
50 Komedi Putar
51 Amarah Vino
52 Pria Aneh
53 Kabar Tentang Rena
54 Terganggu Dengan Sikap Devan
55 Dua Rasa
56 Peringatan Dari Elisa
57 Mencari Keberadaan Rena
58 Takdir Devan
59 Mengingat Kenangan Masa Kecil
60 Sikap Devan Yang Aneh
61 Sebuah Informasi
62 Kedatangan Mario Lazar
63 Menemukan Gadis Pilihan
64 Ketakutan Rena
65 Di Jadikan Calon Istri
66 Lelaki Sedingin Es
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Yohanes Devan Lazar
2
Pelanggan VIP
3
Kekesalan Devan
4
Menjadi Budak Devan
5
Menjadi Pelayannya
6
Serba Salah
7
Tuan Arogan
8
Terdiam Dalam Kebingungan
9
Salah Menilai
10
Rasa Penasaran
11
Kejadian Mengerikan
12
Takut Ketahuan
13
Tontonan Yang Tidak Mengenakan
14
Melarikan Diri
15
Tertangakap
16
Tempat Pelelangan
17
Tidak Rela
18
Gadis Nakal
19
Bekas Tanda Merah
20
Gadis Bodoh
21
Memendam Sebuah Pertanyaan
22
Amarah Devan
23
Terluka
24
Menemukan Gadis Pelelangan Itu
25
Lelaki Arogan
26
Bertemu Vino
27
Bukan Panah Asmara Tapi Panah Kesakitan.
28
Tangisan Rena
29
Malam Bersama Vino
30
Gadis Yang Menarik
31
Semua Karena Rena Part 1
32
Semua Karena Rena Part 2
33
Semakin Terasa Suram
34
Suasana Di Gudang
35
Amarah Vino
36
Merasa Kehilangan
37
Menemani Devan
38
Sepanjang Malam
39
Wanita Penyihir
40
Bermimpi Buruk
41
Sebuah Godaan Manis
42
Kecemburuan Elisa
43
Karena Sebuah Sebab
44
Kebersamaan Vino dan Rena
45
Terjadi Lagi
46
Dasar Anak Nakal!
47
Ajakan Vino
48
Butik
49
Keinginan Rena
50
Komedi Putar
51
Amarah Vino
52
Pria Aneh
53
Kabar Tentang Rena
54
Terganggu Dengan Sikap Devan
55
Dua Rasa
56
Peringatan Dari Elisa
57
Mencari Keberadaan Rena
58
Takdir Devan
59
Mengingat Kenangan Masa Kecil
60
Sikap Devan Yang Aneh
61
Sebuah Informasi
62
Kedatangan Mario Lazar
63
Menemukan Gadis Pilihan
64
Ketakutan Rena
65
Di Jadikan Calon Istri
66
Lelaki Sedingin Es

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!