Takut Ketahuan

"Rena! Lihat aku! apa yang sebenarnya telah terjadi?" Siska memegang tangan Rena dan menatapnya dengan tajam. Rena langsung berjongkok sambil menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

"Semalam aku melihat Tuan Devan, bersama dengan anak buahnya menganiaya seseorang dan sialnya aku ketahuan olehnya karena sudah mengintip perbuatan mereka." ucap Rena, dengan mata yang berkaca Rena akhirnya menceritakan apa yang membelenggunya pagi ini. Dia pun menceritakan kejadian semalam saat melakukan tugas pertamanya di kamar Devan.

"Aku tidak tahu, apa yang akan menimpaku hari ini. Apakah hidupku akan berkahir sampai hari ini?" lanjutnya, air matanya mulai menetes di kedua pipinya.

"Seharusnya, kamu bisa memghubungiku, bila terjadi sesuatu yang tidak kau ketahui di rumah ini! Kau harus menutup telinga dan matamu saat mendengar dan melihat kejadian apapun. Kami semua yang tinggal di sini melakukan itu," terang Siska.

"Apa kau pun semalam mendengar kebisingan di luar?" tanya pelan Rena.

Siska menganggukan kepala.

"Ya Tuhan, pantas saja semalam, tidak ada satu pun orang yang keluar dari kamar," ucap Rena terkejut.

"Biasanya, Tuan Devan langsung menyeret orang yang telah berani menguntit aktifitasnya. Tetapi kau beruntung, masih bisa bertemu denganku di sini. Itu tandanya, Tuan Devan tidak mengetahui, siapa yang telah berani mengintip dirinya semalam" ujar Siska

"Apa yang kau ucapkan itu benar, Siska?" tanya Rena dengan mata yang penuh harap.

"Lebih baik, kau bersikap biasa saja! Anggap saja tidak ada yang terjadi. Itu adalah cara aman, agar kau bisa terlepas dari masalah. Semoga apa yang aku duga itu benar, dan Tuan Devan tidak mengenalimu," ujar Siska.

Rena terdiam sesaat sambil mencerna apa yang di ucapkan oleh Siska.

"Hal yang terbaik yang bisa kau lakukan adalah mencuci mukamu dan minum air hangat agar tubuhmu kembali bersemangat!" Siska mengulurkan tangannya agar Rena bisa berdiri. Rena pun meraihnya dan berdiri walaupun masih kunang - kunang yang terlihat mengelilingi penglihatannya.

"Kau harusnya bersemangat Rena! Setidaknya Ibumu yang kau tinggalkan di rumah tidak mengkahawatirkanmu, karena kau sehat."

"Dia tidak akan mengkhawatirkanku karena Ibuku sudah meninggal dunia. Tetapi bagiku, itu lebih baik, setidaknya aku tidak melihat dia menangisi, nasibku yang malang ini," balas Rena.

"Ah, maafkan aku Rena! Sungguh, aku tak tau jika Ibumu sudah meninggal." ucap Siska menyesal.

"Kau tidak perlu meminta maaf! Aku akan mencuci mukaku, dan minum air hangat sesuai anjuranmu," ujar Rena.

"Segeralah! Karena pagi ini, kita akan di sibukkan dengan bertambahnya satu orang yang kita layani," ucap Siska.

"Apa ada seseorang yang mengunjungi?"

"Setiap hari minggu, Nyonya Elisa menghabiskan waktunya di sini." jawab Siska.

"Benarkah? Aku bahkan tidak mengingat bahwa hari ini hari minggu.

Rena berjalan begitu saja meninggalkan Siska yang hanya bisa, menggelengkan kepalanya karena melihat kelakuan rekan barunya itu. Dia berharap Rena bisa menyesuaikan diri di sini. Karena dia mulai mempunyai perasaan yang nyaman saat bersamanya.

***

Rena dengan wajah yang sudah memucat karena tubuhnya yang lelah di akibatkan karena kurang tidur, berdiri bersama Siska, Safa dan Lili. Mereka hanya bisa menatap kedua pasangan itu yang sedang duduk tenang dengan menu yang tersedia di depannya.

Siska, Safa dan Lili berdiiri dengan tegap dan sangat siap bila sewaktu - waktu di antara Tuan atau Nyonya ada yang menyuruh. Tetapi berbeda dengan Rena, karena matanya semakin sayup dan mulai terpejam karena suasana sunyi dan di dukung oleh udara yang begitu sejuk di sekitar ruangan menggugah rasa kantuknya. Peralahan mata Rena terlelap tanpa sadar dia tidur dengan posisi yang berdiri. Kebiasaan itu sudah Rena lakukan saat mengisi waktu istirahat kedua di pekerjaannya dulu. Bagaimanapun posisinya, asal matanya terpejam bagi Rena tidak masalah yang terpenting rasa kantuknya dan lelahnya berkurang.

"Rena, tuangkan air putih ke dalam gelas!" Devan sedari tadi memperhatikan gadis itu, dia sengaja memerintahnya.

Rena yang mulai larut dalam mimpinya tidak mendengar apa yang di perintahkan oleh Devan, kemudian Siska menoleh ke arah rekan barunya itu, begitu pun kedua rekan lainnya. Mereka terperangah melihat Rena yang tertidur sambil berdiri. Bisa - bisanya dia tertidur seperti itu saat bekerja, apalagi saat mereka melayani sang pemilik rumah.

"Rena...." panggil Siska dengan suara pelan sambil menyenggol pinggang Rena, gadis itu tersadar dan mengelap air liurnya yang akan menetes keluar dari bibirnya.

"Ah, ada apa Siska?" tanya Rena polos.

Siska menjawab pertanyaan Rena dengan isyarat mata mengarah ke arah Devan yang sudah menatapnya dengan tatapan kesal.

"Dasar wanita jorok," gumam Devan dengan nada sinis. Dia mengalihkan pandangannya ketika Rena mengelap air liurnya dengan tangan dan mengeringkan dengan baju yang dia kenakan.

Elisa langsung menatap Rena dan melihat tingkah polosnya itu. Rena dengan mata yang masih memerah dan belum fokus berjalan ke arah Devan.

"Siska! Lebih baik kau yang melakukannya! Aku tidak ingin minumanku ternodai oleh air liurnya yang menjijikan," cegah Devan dengan terburu dan menghentikkan langkah Rena. Rena pun menunduk, menyadari dirinya melakukan hal yang menjijikan di hadapan Devan.

"Saya minta maaf, atas perilaku saya yang tidak terpuji, Tuan.," ucap Rena pelan.

Namun Devan tidak menjawab ucapan Rena dia membiarkannya begitu saja. Rena kembali ke tempatnya dan menegakkan tubuhnya agar tidak melakukan lagi kesalahan yang sama. Siska dengan sigap menuangkan air putih. Devan meneruskan suapannya sambil sesekali melirik ke arah Rena.

"Apa ada yang lucu, Elisa?" dengan raut muka yang kesal Devan bertanya. Pada wanita yang berada di depannya. Dia merasa di tertawakan olehnya.

"Sepertinya suasana rumah ini akan sedikit berbeda dengan adanya, dia?" ucap Elisa, dan tertawa kecil sambil melirik ke arah Rena.

Devan menggelengkan kepalanya dan ikut tertawa kecil, selama ini tidak ada yang pernah memiliki pelayan yang aneh seperti Rena. Gadis itu bukan saja memiliki sikap yang berani tetapi lucu dan juga bodoh. Gadis polos yang tidak mengetahui siapa sebenarnya yang menjadi Tuannya. Devan melirik ke arah Rena yang langsung menundukkan kepalanya saat menyadari Devan menatapnya.

Setelah mereka berdua sudah selesai dengan sarapannya, Rena bergegas menuju ke kamar Devan. Tugas yang paling ingin Rena hindari tapi dia harus tetap melakukannya. Rena berjalan sambil berdoa semoga lelaki yang di anggapnya arogan dan kejam itu, tidak ada di dalam kamar seperti semalam. Ketakutannya bukan karena tidak mau mendapatkan perlakuan yang sama seperti semalam, tetapi dia juga takut jika Devan mengetahui dirinya yang mengintip semalam. Hal yang lebih mengerikan lagi yang akan dia dapatkan dari Devan. Rena merinding saat membayangkan kejadian buruk.

"Baiklah Rena kamu harus kuat, dan tabah. Apapun yang akan terjadi, di dalam sana kau harus menerimanya, sekalipun nyawamu hilang," gumam Rena pelan.

Bersambung....

Jangan lupa untuk like, komen dan juga vote.

Terpopuler

Comments

Jasmine

Jasmine

yang ada kamu seperti layangan Rena ditarik ulur lalu diterbangkan sesuai arah angin yg membawa dan meninggikan layangan tsb...jika angin terlalu kencang maka layangan itu putus dan terbang jauh dibawa angin tadi kemana pun...

2022-04-11

0

lihat semua
Episodes
1 Yohanes Devan Lazar
2 Pelanggan VIP
3 Kekesalan Devan
4 Menjadi Budak Devan
5 Menjadi Pelayannya
6 Serba Salah
7 Tuan Arogan
8 Terdiam Dalam Kebingungan
9 Salah Menilai
10 Rasa Penasaran
11 Kejadian Mengerikan
12 Takut Ketahuan
13 Tontonan Yang Tidak Mengenakan
14 Melarikan Diri
15 Tertangakap
16 Tempat Pelelangan
17 Tidak Rela
18 Gadis Nakal
19 Bekas Tanda Merah
20 Gadis Bodoh
21 Memendam Sebuah Pertanyaan
22 Amarah Devan
23 Terluka
24 Menemukan Gadis Pelelangan Itu
25 Lelaki Arogan
26 Bertemu Vino
27 Bukan Panah Asmara Tapi Panah Kesakitan.
28 Tangisan Rena
29 Malam Bersama Vino
30 Gadis Yang Menarik
31 Semua Karena Rena Part 1
32 Semua Karena Rena Part 2
33 Semakin Terasa Suram
34 Suasana Di Gudang
35 Amarah Vino
36 Merasa Kehilangan
37 Menemani Devan
38 Sepanjang Malam
39 Wanita Penyihir
40 Bermimpi Buruk
41 Sebuah Godaan Manis
42 Kecemburuan Elisa
43 Karena Sebuah Sebab
44 Kebersamaan Vino dan Rena
45 Terjadi Lagi
46 Dasar Anak Nakal!
47 Ajakan Vino
48 Butik
49 Keinginan Rena
50 Komedi Putar
51 Amarah Vino
52 Pria Aneh
53 Kabar Tentang Rena
54 Terganggu Dengan Sikap Devan
55 Dua Rasa
56 Peringatan Dari Elisa
57 Mencari Keberadaan Rena
58 Takdir Devan
59 Mengingat Kenangan Masa Kecil
60 Sikap Devan Yang Aneh
61 Sebuah Informasi
62 Kedatangan Mario Lazar
63 Menemukan Gadis Pilihan
64 Ketakutan Rena
65 Di Jadikan Calon Istri
66 Lelaki Sedingin Es
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Yohanes Devan Lazar
2
Pelanggan VIP
3
Kekesalan Devan
4
Menjadi Budak Devan
5
Menjadi Pelayannya
6
Serba Salah
7
Tuan Arogan
8
Terdiam Dalam Kebingungan
9
Salah Menilai
10
Rasa Penasaran
11
Kejadian Mengerikan
12
Takut Ketahuan
13
Tontonan Yang Tidak Mengenakan
14
Melarikan Diri
15
Tertangakap
16
Tempat Pelelangan
17
Tidak Rela
18
Gadis Nakal
19
Bekas Tanda Merah
20
Gadis Bodoh
21
Memendam Sebuah Pertanyaan
22
Amarah Devan
23
Terluka
24
Menemukan Gadis Pelelangan Itu
25
Lelaki Arogan
26
Bertemu Vino
27
Bukan Panah Asmara Tapi Panah Kesakitan.
28
Tangisan Rena
29
Malam Bersama Vino
30
Gadis Yang Menarik
31
Semua Karena Rena Part 1
32
Semua Karena Rena Part 2
33
Semakin Terasa Suram
34
Suasana Di Gudang
35
Amarah Vino
36
Merasa Kehilangan
37
Menemani Devan
38
Sepanjang Malam
39
Wanita Penyihir
40
Bermimpi Buruk
41
Sebuah Godaan Manis
42
Kecemburuan Elisa
43
Karena Sebuah Sebab
44
Kebersamaan Vino dan Rena
45
Terjadi Lagi
46
Dasar Anak Nakal!
47
Ajakan Vino
48
Butik
49
Keinginan Rena
50
Komedi Putar
51
Amarah Vino
52
Pria Aneh
53
Kabar Tentang Rena
54
Terganggu Dengan Sikap Devan
55
Dua Rasa
56
Peringatan Dari Elisa
57
Mencari Keberadaan Rena
58
Takdir Devan
59
Mengingat Kenangan Masa Kecil
60
Sikap Devan Yang Aneh
61
Sebuah Informasi
62
Kedatangan Mario Lazar
63
Menemukan Gadis Pilihan
64
Ketakutan Rena
65
Di Jadikan Calon Istri
66
Lelaki Sedingin Es

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!