Chapter #7

Aku sudah katakan kau akan jatuh ketika bermimpi terlalu tinggi… So Yun, terima kenyataan, kau akan sakit ketika jatuh dengan mimpimu yang tinggi… Apa kau percaya kalau ini kekasihnya? Aku pernah melihat laki-laki ini di internet… Apa benar dia melakukan perjalanan keluar negeri?... Bagaimana bisa gadis sepertinya menjadi model ataupun aktris?... Wajahnya sangat berbeda, apa benar ini dia?... Hei, ini aktris Hong Jeon Yeong, dia menjadikan foto Jeon Yeong seolah-olah wajahnya yang di make up… Dia bohong, kau sudah di duakan olehnya… Kenapa teman-temanmu tidak datang ke rumah?...

Malam itu, So Yun bangun dari tidurnya dengan wajah pucat dan seluruh tubuh yang di penuhi keringat. Dia tampak lelah namun, sesaat kemudian terdengar helaan pelan napasnya. Dalam hening, dia beranjak dari tempat tidur menuju dapur. Ia membuka kulkas lalu mengeluarkan sebotol air es dan meneguknya. Tetap dalam diam, ia kemudian duduk di salah satu kursi meja makan. Kedua mata sayunya menatap kosong ke arah mejadan lagi, terdengar helaan napasnya.

“Kesalahan yang kulakukan sangat besar. Tuhan sedang menghukumku,” ucapnya dengan suara yang serak.

Dia lalu membenamkan kepala dalam kedua tangannya yang terlipat di atas meja. Tubuhnya bergetar dan beberapa menit setelahnya, sayup terdengar isak tangis pelan.

“Eun Hee, maafkan aku. Ayah, Ibu, maafkan aku. Aku takut,” ucap So Yun di sela isaknya.

-----------

Kau yakin akan meninggalkan Busan? Kau akan tinggal di mana sesampainya di sana?... Ayah, Ibu, ada hal yang harus aku perbaiki dan pikirkan. Kalau hidup bersama kalian, aku akan terus melakukannya. Tabunganku cukup untuk tinggal di sana sebagai awal, nanti aku cari pekerjaan… Kak, kenapa tiba-tiba pergi?... Aku tidak memiliki cukup keberanian untuk mengatakannya padamu sekarang. Aku perlu sendiri untuk beberapa saat sampai aku bisa untuk menerima semuanya dan tidak takut jika harus berjalan dengan kedua kakiku. Saat ini pun aku masih merasa malu untuk menatap wajahmu… Apa yang kau lakukan? Kau Kakak yang kubanggakan… Karena rasa bangga itu yang membuatku ingin mewujudkannya… Bawalah gitar ini, ini milikmu. Kau lebih bisa memainkannya di banding aku…

“Sepupu Kim, kau sudah tiba. Kau terlihat sangat cantik hari ini.”

Seorang laki-laki menegur So Yun yang sempat melamun usai meletakkan kopernya di troli. Bandara Incheon sangat besar dan aneh jika tiba-tiba ada seseorang yang memeluknya dengan begituerat.

“Hei, apa yang kau lakukan! Lepaskan aku, kau mau kuhajar!” bentak So Yun.

“Diamlah dan bantu aku,” bisik laki-laki itu, “ikut dan tetap gandeng tanganku. Aku akan dorong trolimu,” perintahnya.

Laki-laki tersebut mendorong troli menggunakan satu tangan dan menggenggam erat So Yun dengan tangan lainnya tanpa mempedulikan dia yang kesal berusaha membebaskan diri.

“Aku mohon, tenanglah. Aku bukan pencuri jadi, jangan melakukan apapun sampai kita menemukan tempat yang aman,” bisik laki-laki itu setengah kesal.

“Ke mana dia pergi?” keluh seorang gadis berseragam SMA.

Pandangan So Yun pun teralih pada gadis yang sempat mereka lewati dan mulai memperhatikannya dengan seksama.

“Kau menemukan Song Joong Ki?” tanya gadis lain berpakaian biasa yang baru saja tiba pada gadis berseragam SMA.

So Yun mendengar perbincangan mereka dan kembali mengalihkan pandangan pada laki-laki yang saat itu menggandengnya.

Song Joong Ki? Aktor berotak kosong yang hanya mengandalkan wajah bayinya.

Batin So Yun dengan kening berkerut tanpa menyadari jika laki-laki di sisinya sudah menarik ia sampai ke belokan sudut Bandara Incheon. Laki-laki tersebut menurunkan syal dan melepaskan kacamata hitam juga topinya. Kini, wajah putih mulus tanpa cacatnya pun terlihat jelas oleh So Yun yang seketika tercengang.

“Oh! Kau, Si Aktor Bodoh, Song Joong Ki!” seru So Yun.

Ucapannya sontak membuat Joong Ki terkejut dan melototkan kedua matanya dengan kesal. Namun, So Yun hanya bereaksi biasa dan balas menatapnya tanpa perasaan bersalah sedikitpun.

“Apa maksudmu dengan “Aktor Bodoh”? Kau tahu, seluruh gadis di Korea menyukaiku. Aku adalah impian para gadis,” sahut Joong Ki yang berusaha menahan kesal.

“Seluruh? Kupikir lebih tepatnya “hampir”. Karena aku bukan termasuk bagian dari mereka dan aku sangat membencimu. Aku pergi,” sahut So Yun ketus dan berlalu pergi meninggalkan Joong Ki yang semakin kesal dibuatnya.

Tetapi, Joong Ki yang tidak terima dengan perlakuan So Yun pun menarik tangannya.

“Minta maaf padaku,” perintah Joong Ki seraya menatap tajam.

“Lepaskan aku,” perintah So Yun yang tak mau kalah.

“Nona, aku memintamu sekarang juga minta maaf padaku,” kembali Joong Ki memerintah dengan wajah yang memerah.

“Lepaskan aku!” bentak So Yun pelan, “atau kau ingin aku berteriak agar para penggemar yang menggilaimu itu tahu kalau kau di sini,” tambahnya.

Ancaman tersebut membuat Joong Ki melemah dan memilih untuk melepaskannya. Dia melempar tatap tajam pada Joong Ki yang balas menatapnya sinis.

“Baik, kau bebas. Sekarang minta maaf pada…”

Kalimat Joong Ki seketika terputus saat So Yun tiba-tiba mendorong trolinya.

“Hei, gadis-gadis cantik, Song Joong Ki bersembunyi di sana!” teriak So Yun sambil menunjuk ke arah sudut bandara tempat mereka sempat beradu seraya mempercepat larinya.

“Mw, mwo? Y, ya![1]” teriak Joong Ki yang begitu syok dengan tindakannya.

Para penggemar yang saat itu berada di bandara pun berlari ke arahnya dan buat langkah juga pandangan Joong Ki terhalang. Sementara, So Yun sudah berlari keluar dari bandara, dia pun hanya bisa pasrah sembari menyembunyikan rasa kesal pada So Yun dan berusaha tetap tersenyum ramah pada orang-orang di sekelilingnya.

 

[1] Ap, apa? He, hei.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!