“Maaf, Tuan. Aku tidak bekerja untuk melakukan hal ini. Aku hanya bernyanyi dan tidak lebih dari itu.”
Gadis itu tampak pucat tetapi,dia tetap mempertahankan diri dengan menatap dingin pria paruh baya yang memandang rendah padanya.
“Sudahlah, tidak perlu terlalu jual mahal. Kau hanya penyanyi bar dan aku berhak memperlakukanmu sama seperti gadis lainnya. Bersenang-senanglah denganku, aku akan membayarmu lebih dari yang lain,” kata Si Pria Hidung Belang sambil menarik paksa tangan Sang Gadis.
Gadis tersebut berontak dan menyiramkan air ke wajah Si Pria. Seluruh penghuni klub malam pun begitu terkejut, tidak terkecuali Si Pria Hidung Belang yang sontak berteriak padanya dan siap melayangkan pukulan. Namun…
“Kalau kau berani menyentuhnya, kau mati di tanganku,” ancam seorang lelaki yang tiba-tiba muncul di antara
mereka dan menahan tangan Si Pria.
Sejenak, Pria tersebut tampak geram tapi, sedetik kemudian ia berubah pucat.
“Tu, Tuan Muda Jang. Ma, maafkan aku,” katanya yang seketika diliputi ketakutan.
Laki-laki muda yang ditakutinya itu langsung menghempaskan tangannya dan menatap Si Pria penuh amarah sampai dia pergi meninggalkan mereka.
“Kau baik-baik saja?” tanyanya lembut.
Sang Gadis bungkam dan beberapa jam kemudian, keduanya sudah duduk berdampingan dalam sebuah ruang kerja dengan jejeran buku tersusun rapi di rak-rak yang tidak terlalu tinggi. Terdengar gemericik air dari dalam akuarium yang terpajang di sudut ruangan.
Gadis itu terlihat lebih tenang dari sebelumnya dan menikmati segelas cokelat hangat yang di sediakan oleh Si Laki-laki Muda yang menyelamatkannnya.
“Aku Jang Dong Wook. Pemilik Kafe DropTea sekaligus Bar JeeMee. Maaf, tentang kejadian tadi. Aku jarang mengecek ke sana setelah Adikku, Dong Min, mengambil alih kepemimpinan di sana. Dong Min juga tidak tahu kalau kau diperlakukan seperti itu. Jadi, dia juga memohon maaf untuk apa yang sudah menimpamu. Dia menyesal tidak memberikanmu perlakuan khusus,” jelas Dong Wook.
“Aku, Hyeon So Yun,” sahut gadis itu datar.
Dong Wook sontak heran mendapati So Yun yang hanya menyebut namanya tanpa mengatakan apapun lagi.
“Kau berasal dari mana?” tanya Dong Wook.
“Busan,” kembali So Yun menjawab datar tanpa memandang Dong Wook.
“Berapa umurmu?”
“22 tahun.”
Dong Wook diam dan terlihat semakin bingung. Dia tidak tahu harus melakukan apa pada gadis yang sekarang ada di hadapannya.
Dia kelihatan seperti gadis yang cerewet. Tapi, kenapa hanya menjawab yang aku tanyakan. Apa dia…
“Aku harus pergi.”
Dong Wook tersentak dari lamunan dan batinnya pun berhenti berucap saat So Yun tiba-tiba beranjak meninggalkan ruangan dengan tas gitar kuning di punggungnya.
“Jamkkanmanieyo![1]” seru Dong Wook yang bergegas menyusulnya.
Dong Wook dengan sigap menggenggam pergelangan tangan So Yun yang akan mendorong pintu utama Kafe DropTea. So Yun diam dan menatap datar tangan Dong Wook yang masih menggenggam tangannya. Wajah Dong Wook terlihat memerah karena lelah mengejarnya. Namun, kemudian Dong Wook tersenyum riang padanya.
“Besok datanglah ke sini. Aku akan memberikanmu pekerjaan sebagai ganti permintaan maafku dan Adikku. Jangan lagi bekerja di bar. Aku yakin, Dong Min juga khawatir kalau kau akan lepas dari pengawasannya lagi.”
So Yun tetap diam dan kembali menatap tangan Dong Wook yang masih menggenggam erat pergelangan tangannya. Dia yang baru tersadar pun sontak melepaskan genggamannya.
“Ma, maafkan aku. Kembalilah ke sini besok.”
Dong Wook terlihat salah tingkah tetapi, dia berusaha untuk tenang lalu membungkuk sesaat. Sedangkan, So Yun tetap menatap datar dan kemudian pergi meninggalkannya tanpa mengatakan sepatah katapun.
-----------
“Sebenarnya di mana kau mengenalnya? Dia terlihat aneh,” kata Dong Wook kesal pada laki-laki yang sedang duduk santai di hadapannya.
“Kau benar-benar ingin tahu?” tanya laki-laki itu sambil tersenyum mengejek.
“Ya! Jang Dong Min, neo…[2]” bentak Dong Wook pada laki-laki yang tak lain adalah Adiknya tersebut.
“Hahahaha… baiklah. Dia pengajar yang sudah bekerja selama setahun di Studio Brave Media. Aku tertarik sejak pertama melihatnya mengajar musik di sana. Kebetulan pemilik studio itu Senior SMA-ku, Kang Ji Seok. Aku menyesal ketika tahu kejadian semalam dan merasa bersalah karena meminta Senior Kang untuk mempekerjakannya di bar kita. Baru satu bulan dia bekerja di sana tetapi, sudah diperlakukan tidak sopan,” jelas Dong Min dengan wajah memelas.
“Harusnya berikan perlakuan khusus pada seniman sepertinya. Kau tidak lihat ekspresi wajahnya yang ketakutan saat Jin Chang Hak akan memukulnya. Pria Hidung Belang itu sudah aku adukan pada Ayah dan beliau setuju menurunkan jabatannya setelah apa yang dia lakukan,” omel Dong Wook yang diselimuti kekesalan.
“Oh! Tapi,Kak, apa dia menerima tawaran darimu untuk bekerja di sini?”
“Entahlah. Tapi, aku tidak yakin dia mau setelah tahu kalau kau Adikku,” omel Dong Wook.
“Hei, apa maksudmu menga…”
TOK! TOK! TOK!
Terdengar ketukan pelan dari luar ruang kerja Dong Wook dan disusul seorang pria paruh baya tampak dari baliknya setelah pintu terbuka. Pada jas hitamnya tersemat pin nama bertuliskan “Yoon Jeong Shin”.
“Oh, Manajer Yoon. Ada apa?”
“Maaf, ada gadis yang ingin bertemu Tuan,” kata Jeong Shin sambil membungkuk sesaat dan lalu mempersilahkan seorang gadis masuk ke ruangan Dong Wook.
Gadis dengan tas gitar di punggungnya tersebut membuat Dong Min sontak terkejut dan sesaat mengalihkan pandangan pada Sang Kakak yang ketika itu juga merasakan hal yang sama.
“Oh, baiklah, Manajer Yoon, terima kasih. Kau boleh keluar. Tolong katakan pada Min Ju untuk membawakan secangkir teh lemon,” perintah Dong Wook.
“Baik, Tuan.”
Beberapa menit setelahnya, So Yun sudah duduk di antara Kakak Beradik Jang.
“Ini kontrakmu, kau bisa bawa dan baca lebih dulu. Aku berikan waktu tiga hari untukmu mengambil keputusan,” jelas Dong Wook sambil menyerahkan sebuah amplop cokelat berukuran sedang pada So Yun.
So Yun pun menyambut dan langsung membukanya, lalu mulai membaca setiap lembar kertas kontrak tersebut. Sementara, Dong Min tampak memperhatikannya secara seksama.
“Noona,**[3]**jwesonghaeyo,” ujar Dong Min tiba-tiba.
So Yun menghentikan kegiatannya dan menatap datar pada Dong Min. Sedangkan, Dong Wook yang saat itu juga memperhatikan kedua orang di hadapannya pun terlihat heran.
“Aku minta maaf atas kejadian di bar semalam. Kau karyawan terbaik Senior Ji Seok dan aku berjanji padanya akan memperlakukanmu dengan sangat baik. Tapi, karena kelalaianku kau malah diperlakukan tidak sopan. Mohon
maafkan aku,” jelas Dong Min penuh penyesalan, “aku harap kau mau bekerja di sini. Kafe ini lebih baik dan tenang juga cocok untuk gadis manis sepertimu,” tambahnya sembari tersenyum manis.
Tidak ada reaksi sedikitpun yang ditujukan So Yun setelah semua celotehan panjang lebar Dong Min dan dengan ekspresi datar ia kembali membaca lembar kontraknya. Hal tersebut membuat Dong Min tercengang dan sangat syok. Sementara, Sang Kakak yang sebenarnya juga di selimuti kebingungan hanya bisa terdiam namun, tidak dipungkiri ia menahan senyum geli sekaligus melontarkan senyum mengejek pada Dong Min yang menjadi kesal dibuatnya.
Tetapi, Kakak Beradik Jang kembali di kejutkan dengan kesediaan So Yun untuk bekerja di Kafe ketika So Yun yang sedari tadi bungkam tiba-tiba menandatangani surat kontraknya. Tanpa segan dia mengembalikan surat yang telah dia sahkanpada Dong Wook.
“Ka, kau yakin sudah membacanya dengan benar? Di surat ini tertulis kalau kau harus melewati tiga minggu masa percobaan sebelum menjadi pegawai tetap,” jelasDong Wook yang masih sangat syok.
“Setidaknya kau masih berbaik hati memberikan tunjangan setelah memecatku,” sahut So Yun datar.
Dong Wook sesaat melirik pada Dong Min yang juga mengisyaratkan sesuatu padanya.
“Baiklah. Kita sudah sepakat dengan kontraknya. Tapi, satu hal yang harus kau tahu. Tidak ada yang tahu jika aku adalah pemilik dari tempat ini. Seluruh pengunjung beranggapan Manajer Yoon Jeong Shin, pria yang mengantarkanmu tadilah pemiliknya. Untuk mengetahui tanggapan pengunjung tentang pelayanan di sini, aku sengaja berlaku sebagai pelayan dan semua karyawan tahu hal itu. Aku harap kau juga bisa bekerjasama dengan baik,” jelas Dong Wook tegas namun, tetap dengan senyum ramah menghiasiwajahnya.
Bungkam dan mengerjap dengan tatapan datar adalah satu-satunya hal yang So Yun lakukan untuk menjawab semua penjelasan Dong Wook yang hanya bisa menghela napas pelan karenanya.
“Baik. Aku anggap kau setuju. Mulai besok kau bekerja dari pukul 10.00 pagi sampai pukul 7.00 malam. Tapi, kalau ada kegiatan mengajar di studio, kau bisa pergi dan kembali ke sini setelahnya selama jam kerjamu masih ada,” jelas Dong Wook terlihat pasrah dengan reaksi apapunyang akan ditujukan padanya.
Dong Min menatap lekat So Yun dengan penuh rasa penasaran karena ingin mengetahui reaksinya.
“Terima kasih,” ucapSo Yun datar.
Lalu ia beranjak dan melangkah keluar dari ruangan Dong Wook. Sementara, Dong Wook hanya menghela napas keras dan membuat Dong Min seketika berpalingmenatapnya.
“Setidaknya dia mengucapkan terima kasih. Lain kali cari gadis yang lebih waras dengan senyum manis yang ceria juga tatapan yang ramah,” omel Dong Wook.
“Tapi, dia ceria. Kau tidak lihat ekspresi wajahnya saat menghadapi anak-anak di studio,” sahut Dong Min polos.
Dong Wook membelalakkan mata pada Dong Min dan berusaha menahan kekesalannya.
“Bocah Tengil! Kalau anak-anak itu di perlakukan sama denganku. Aku yakin, mereka lebih memilih bermain di taman daripada harus berhadapan dengan gadis suram tanpa ekspresi sepertinya!” omel Dong Wook dan pergi
meninggalkan ruangannya.
Sedangkan, Dong Min hanya bisa terpaku setelah mendengar semua omelan Sang Kakak.
“Ta, tapi, dia memang gadis yang manis,” ujar Dong Min yang seolah masih berbicara pada Kakaknya.
[1] Tunggu!
[2] Hei! Jang DongMin, kau…
[3] Kakak (perempuan dari adik laki-laki)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
Keisha Amalia Putri
suka ama ceritanya hny agak ribet ada bahasa koreanya ...
2019-11-01
1