#NOTE : SEMUA YANG DIKETIK DI SINI ADALAH FIKSI. MOHON PEMBACA TIDAK MENYALAHPAHAMI SEMUA HAL YANG DITULIS OLEH AUTHOR!
Tring!
Tring!
Tring!
Tring!
Tring!
Ponsel Haz terus berbunyi membuat gadis itu menatap marah ke arah layar ponsel yang hidup.
Haz dengan berat hati membuka pesan di ponselnya. Sebelum itu, dia mematikan notifikasi tanda baca agar pihak lain tidak mengetahui apakah wanita itu telah membaca pesannya. Juga dia mematikan status online di ponselnya.
Jauh dari dugaan Haz. Ternyata yang mengirimkan pesan bukanlah Whisky Woods! Haz menekan profile nomor yang tidak dikenalnya. Di sana tertera nama: Richard Vinze!
Apa ini? Situasi macam apa ini? Berani sekali dia mengirimkan pesan pada seorang Hazelia Lify! seru Haz dalam hatinya.
Tentu saja Haz ingin memaki pria brengsek yang berani sekali ingin mempermainkan dirinya lagi. Setelah semua yang dia perbuat, masih tak tahu malu saja dia malah berani mengirimkan pesan!
~
Ric: Haz?
Ric: Ini kamu bukan?
Ric: Sudah lama sekali ya semenjak 'kejadian itu'.
Ric: Aku ingin minta maaf secara pribadi kepadamu.
Ric: Bisakah kita bertemu?
Ric: Tentu saja berdua. Bisakah?
~
Apa lagi yang ada dalam pikiran si sialan yang satu ini? geram Haz dalam hatinya.
Haz segera meng-screenshot pesan yang diberikan oleh Ric, lalu ia menyebarkannya di group chat yang di dalamnya terdapat Alkaf Houzia, Liulaika Jelkesya, dan Whisky Woods, serta Andrian Delwin, juga pacar Andrian, Raphaela Putri.
Raphaela sendiri sudah berkenalan dengan Haz dan Jel melalui girls chat yang biasa menjadi tempat kumpul-kumpul para wanita. Raphaela sendiri yang membuat chat tersebut. Wanita itu telah mengetahui cerita Andrian, karena tidak ada yang bisa disembunyikan Andrian dari wanita itu.
~
Gambar terkirim.
Haz: Boys, girls, look like I've a problem here.
Jel: Wah si gila yang satu itu perlu dikarantina di RSJ.
Raphaela: Gentleman won't do something like this.
Whisk: Abaikan saja.
Haz: Menurut kalian harus bagaimana?
Alkaf: Pagi ke pagi kuterjebak di dalam ambisi~
Jel: Alkaf bodoh!
Alkaf: Memang benar kan lagu itu? Perumpamaan yang bagus untuk posisi Ric. Hahaha.
Whisk: Sudahlah abaikan saja.
Andrian: (Membalas pesan Whisk) Saya setuju dengan Tuan Muda. Lebih baik Nona Hazelia mengabaikan Tuan Muda Vinzeliuka.
Haz: Lalu? Membiarkan dia menculikku paksa? Hahaha.
Jel: Berani menculik Hazelia Lify?! Awas saja dia!
Raphaela: Manusia mana yang berani menculik kak Hazelia tanpa alasan yang jelas dan hal yang tidak penting seperti itu?
Whisk: (Membalas pesan Raphaela) Tentu saja manusia bernama Ric itu akan melakukannya. Mengingat wajah cemburunya yang lucu sekaligus mengerikan itu. Wkwkwk.
Raphaela: (Membalas pesan Whisk) Berani dia?😒
Haz: (Membalas pesan Whisk) Terjawab sudah. Hahaha.
Haz: Ini lucu.
Jel: Jangan berpergian sendirian Haz! Aku tak rela jika kamu diculik oleh Ric sialan itu.
Alkaf: (Membalas pesan Jel) Jadi, maksudmu jika orang lain selain Ric menculik Hazelia, kamu akan mengizinkan?
Jel: (Membalas pesan Alkaf) Alkaf bodoh! Jika jodohnya menculik Haz sendiri aku bisa apa?
Haz: Dasar kalian berdua, dimana pun bisa berargumen. Lebih baik cepat-cepat mengurusi "undangan pernikahan" ya!
Alkaf: (Membalas pesan Haz) Oh, tentu saja. Hahaha.
Jel: (Membalas pesan Haz) Sudah gila kamu ya?!
Whisk: (Membalas pesan Haz) Jadi, aku dan kamu kapan seperti itu?
~
Haz terdiam membaca pertanyaan dari Whisk. Jujur saja, wanita itu belum ada pemikiran untuk membuka hatinya kepada siapapun.
Haz membaca pesan yang dikirimkan oleh manusia-manusia di group chat itu lagi.
~
Raphaela: (Membalas pesan Whisk) Lampu hijau!
Jel: (Membalas pesan Whisk) Lampu hijau! Gasshhh!
Andrian: (Membalas pesan Whisk) Lampu hijau.
Alkaf: (Membalas pesan Whisk) Tunggu apa lagi, Nona Hazelia Lify? Lampu hijau lho...
~
Haz memutar bola matanya malas. Ini yang membuatnya tidak nyaman ketika Whisk membahas soal perasaan dengannya. Entahlah, wanita itu hanya tidak suka saja.
Sepertinya aku harus ke konsultan masalah perasaan, batin Haz seraya menutup layar ponselnya. Wanita itu tak lagi membalas pesan group chat dan kabur begitu saja.
Alkaf dan Jel...
Nuansa dingin melengkapi langit mendung pagi ini. Jel duduk diam di kamarnya dan sekali-sekali mengecek ponselnya berharap Alkaf akan membalas pesannya.
Kemarin malam, aneh sekali bagi seorang Liulaika Jelkesya menonton televisi yang seumur-umur tidak pernah dihidupkan olehnya, melainkan hanya sebagai sebuah pajangan ruangan.
Suasana hatinya tengah buruk kemarin malam. Sebagai pasangan yang sebenarnya sudah lama muncul pun, Alkaf dan Jel masih saja memiliki perbedaan pendapat. Juga hubungan mereka dibuat serumit mungkin. Padahal mereka mengenal satu sama lain juga sudah cukup lama dan bukan "orang yang baru pertama kali jatuh cinta".
Jel mengakui bahwa dirinya pencemburu. Setiap kali wanita itu melihat Alkaf tengah asyik mengirim pesan ke seseorang, pikiran buruknya mulai muncul. Ya meski begitu, dia berusaha sekali menepisnya.
Sedangkan Alkaf sendiri, sudah tahu Jel seperti itu, tetap saja dia menganggap wanita itu seperti anak-anak dan tak pernah dewasa. Meski Alkaf telah memperlihatkan semua chatnya, tetap saja pria itu tidak bisa mendapatkan kepercayaan dari Jel sepenuhnya. Dia paham mengapa Jel over begitu. Tapi, dia bukan orang lain yang pernah menyakiti Jel. Meski pria itu mengatakan berkali-kali pada Jel, wanita itu tidak akan pernah mengerti apa yang dimaksud olehnya hanya karena dia pernah disakiti oleh orang lain sekali.
Jel menggembungkan pipinya marah. Ah... Kapan sih dia akan mengirim pesan? Selalu saja begini. Asal ada apa-apa, pasti selalu aku yang disalahkan, batin wanita itu kesal.
Memang tidak dipungkiri oleh Jel, dia itu wanita yang temperamen. Mudah sekali dia kesal dengan orang lain seperti Haz. Namun, dia berada dalam kategori yang lebih parah.
Tring!
Akhirnya sebuah pesan masuk ke ponsel Jel.
Dari Alkaf. Tentu saja Jel senang. Meski Jel tahu apa yang akan dikatakan oleh Alkaf setiap kali mereka bertengkar seperti ini. Tapi, Jel tidak peduli akan hal tersebut. Yang terpenting baginya adalah Alkaf mengirimkan pesan padanya.
~
Alkaf: Ingin begini terus? Sampai kapan?
~
Sesuai dugaan Jel, Alkaf pasti akan berkata begitu. Jel segera membalas pesan tersebut.
~
Jel: Haruskah aku yang disalahkan lagi?
Alkaf: Kamu selalu begini.
Jel: Apa maksudnya? Kalau kamu tidak menyebabkan masalah, mana mungkin aku marah.
Alkaf: Aku kan sudah bilang padamu. Lagipula kamu juga sudah mengecek ponselku. Aku juga tidak mengarsipkan chat orang.
Alkaf: Atau pun menghapus pesan-pesan dari orang-orang.
Jel: Terus siapa yang kamu chat ha?
Alkaf: Jangan seperti anak kecil, Jelkesya.
Jel: Aku tidak seperti anak kecil.
Alkaf: Ya, kamu seperti mereka.
Jel: Kamu ingin buat aku marah lagi?
Alkaf: Kamu yang ingin marah. Bukan aku yang membuatmu marah.
~
Jika sudah seperti ini, Jel akan gondok sendiri membalas pesan Alkaf.
Ah! Terus saja seperti ini. Sampai kapan? batin Jel kesal.
Tring!
Kali ini pesan bukan dari Alkaf, melainkan dari Haz melalui group chat.
~
Gambar diterima.
Haz: Boys, girls, look like I've a problem here.
~
Wah... Sepertinya Ric sialan perlu diperingatkan sekali lagi, batin Jel.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 163 Episodes
Comments
Jasmine Arrum
novel keren😍😘☺
2020-08-11
3
Kim Halia - Bye
Jel sama Alkaf berantem... Dan berantemnya kayak gitu ih... Apakah ini sebuah curahan hati author? Kamu lagi berantem sama pacar yaa, Thor?
2020-05-04
4