#Bagian2 | #Epilog
Ia perlahan membuka mata, walaupun terasa berat. Dan pandangan pertamanya, adalah langit-langit rumah yang sangat asing bagi dirinya. Namun, di hadapkan sebuah kenyataan, bahwa ia ternyata masih hidup. Membuat ia langsung melihat sekitar, untuk memastikan dimana ia sebenarnya berada.
Yang ternyata ia berada di sebuah tenda, yang di dalamnya tengah berjejer tempat tidur yang serupa. Namun, semuanya masih terlihat kosong. Hanya ada infus dan tempat tidur yang masih hangat. Apakah ia orang pertama yang di rawat disini? Ketika ia ingin berpikir seperti itu, tiba-tiba saja.
“....”
Datang seorang wanita, berpakaian serba putihnya, yang sepertinya adalah seorang perawat di tempat ini. Namun, ia memakai penutup wajah (masker), membuat hanya matanya saja yang terlihat.
“Hoh, ternyata sudah bangun, ya. Kalo begitu saya ucapkan selamat pagi, Nyonya!”
“!?”
Suaranya, suaranya sangat mirip dengan ... tidak, itu pasti hanya kebetulan saja, ujarnya di dalam benak (hati) ketika ia mencoba menyakinkan diri.
Karena tidak mungkin anak yang menjijikan dan selalu dijauhi, kini menjadi seorang perawat yang sangat cantik dan menolong semua orang. Hingga perawat itu mulai berjalan ke sisinya, untuk mengecek infus yang berada di lengan kirinya “Permisi, Nyonya!” Dan mencatat apa yang harus di catat, ia benar-benar terlihat professional.
Namun, mengapa perawat itu tidak berani menatap ke arah matanya. Bahkan saat ia mengucapkan selamat pagi kepadanya, ia tidak bener-benar menatap ke arah matanya. Seperti mencoba menghindar akan sesuatu. Hingga perawat itu mulai berbicara,
“Mohon maaf, kalo pertanyaan ini sedikit lancang. Namun, apakah Nyonya, masih mengingat kejadian kemarin malam?”
“Kemarin malam ...?”
Kejadian yang mungkin tidak akan terlupakan di dalam hidupnya. Bagaimana rumahnya telah di rampok, bagaimana seluruh orang-orangnya telah di bunuh, dan bagaimana anaknya sendiri merupakan dalang dari semua itu. Namun, sebuah kenyataan bahwa dirinya hanyalah seorang perawat, dan masalah kejahatan kriminal bukanlah bidangnya. Membuat ia harus terpaksa berkata,
“Tidak, aku tidak begitu mengingatnya!”
“Begitu, ya.”
“Mengapa kau tiba-tiba mempertanyakan hal itu?”
“Bukan apa-apa, Nyonya! Hanya saja kejadian kemarin membuat saya heran bahkan tidak percaya, akan keadaan Nyonya yang sudah separah itu. Namun, Nyonya masih bisa bisa bertahan hidup. Seakan tubuh Nyonya, menyembuhkan luka dengan sendirinya.”
“....”
Bahkan dirinya sendiri pun tidak percaya juga, mengapa dirinya masih bisa bertahan hidup? Padahal ia sangat yakin, bahwa hantaman itu begitu amat kerasnya, dan darah begitu amat derasnya. Hingga perawat itu mulai melanjutkan bicaranya,
“Saya bisa menemui Nyonya, berkat permintaan seseorang yang tidak mau memberi tahukan namanya. Bahkan permintaannya sangat aneh, karena hanya mengirimkan surat yang berisikan peta, yang sudah ditandai dengan sangat jelasnya. Dengan satu-satunya pesan yang tertulis disana adalah, ‘Ku tinggalkan dia disana dan selamatkan lah dia!’ Apakah ada seseorang sebelum saya, yang telah menyelamatkan, Nyonya?”
“Seseorang ...?!”
Bagaikan ombak yang bergelombang, ia tiba-tiba teringat akan momen itu. Mengira bahwa semua itu hanyalah mimpi, yang tak bisa di mengerti, dari pertemuannya dengan seseorang yang tidak diketahui. Memiliki suara yang indah tak bisa digambarkan, bahkan sampai menembus jiwa yang terdalam. Apa yang sebenarnya terjadi?
Ia sungguh, tenggelam akan sebuah kenyataan itu. Hingga suara dari perawat itu, mulai menyadarkannya kembali.
“Nyonya, apa kau baik-baik saja?”
“Ah. I, Iya!”
“Aahh ...”—Menghembuskan nafas lega kemudian melanjutkan bicaranya—“... tak perlu dipaksakan, jika Nyonya, memang tidak mengingatnya! Maafkan saya, Nyonya!”
“Tidak, kau tidak salah! Hanya saja aku ....” Ia terlihat murung, seraya mencekram kain baju di bagian dadanya sendiri.
“Sepertinya Nyonya, membutuhkan waktu untuk sendiri. Kalo begitu saya permisi!”
“....”
Ketika perawat itu hendak berbalik, untuk segera pergi dari sana. Tiba-tiba saja dari saku bagian bawahnya, tanpa sengaja menjatuhkan sesuatu, dan mendarat ke bawah lantai. Dan ia, melihat itu.
#Flashback
“Ada apa? Mengapa kau tidak berjalan?”
“Ti— Tidak, tidak apa-apa, Ibu!”
Tatapan matanya yang sama sekali tidak bisa dibohongi, bahwa ia mengincar salah satu kalung yang dijual disana. Sebelum akhirnya, ia mulai berjalan kembali, untuk memenuhi panggilan dari ibunya.
“Cih, jika kau menginginkan sesuatu katakan saja! Aku sungguh tak suka, jika kau menutupi sesuatu dariku.”
“Ta—tapi.”
“Ayo, kesana lagi!”
Ibunya pun mulai menarik lengannya, memaksanya agar berjalan ke tempat sebelumnya.
“Sekarang apa keinginanmu!”
Dengan tangan yang bergemetar, ia menunjuk ke arah salah satu kalung yang terpajang di sana.
“Jadi inikah pilihanmu? Kau sungguh, memiliki selera yang buruk. Tapi terserahlah, berapa harga ini, Pak Tua?”
“1 rubel, Nyonya!”
“I—Ibu ... a—pakah ... ti—tidak apa-apa ....” Ia berkata dengan nada ketakutan, seraya memegang kain baju ibunya, tepat di bagian bawah.
“Walaupun sebenarnya kau tidak cocok memakai benda seperti itu. Namun, kau tetaplah seorang wanita, sekaligus anakku. Jadi tak perlu kau pikirkan!”
-
“Rupanya kau masih menyimpan kalung jelek itu, Daisy ... anakku!”
Sebuah air mata ketulusan bergetar, dan menetes, untuk kedua kalinya.
Sementara itu ....
“Papa, kita akan pergi kemana lagi?”
Seorang anak perempuan bertanya kepada papanya di pinggir jalan, dengan menarik-narik jubah panjangnya. Sang papa pun menjawab dengan tersenyum, seraya menunjuk ke arah depan (selatan).
“Begitu, ya. Namun Papa, apakah baik-baik saja kita pergi tanpa berpamitan? Shopia sangat penasaran dengan keadaan mereka!”
Sekali lagi, dengan hanya tersenyum ke arahnya, sang papa mulai menggandeng tangan kecil putrinya. Menggandengnya dengan sangat erat seraya menjawab, “Mereka baik-baik saja, Shopia!”
“Hiks, hiks ... maafkan aku... maafkan aku! Hiks, hiks, Daisy.”
“Hiks, hiks ... I—Ibu.”
“Mereka baik-baik saja!”
Sebuah kisah yang diawali, dengan kebencian. Namun diakhiri, dengan sebuah pelukan, akan kerinduan.
#ArthurPendragon | #Volume1 | #End
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
~🌹eveliniq🌹~
simak keren nih lanjut thor
2021-11-14
0
Rini Sarmilah
Baper thor🥺
2021-09-03
0
☘Aиαи ͪ͢ ͦ ᷤ ͭ ͤ ᷝ
Kumenangiiiiisss
2020-10-26
1