#Bagian1
Malam hari di sebuah tempat hiburan yang sangat mewah dan besar. Dengan berbagai hiburan di dalamnya seperti; karoke, prositusi, bar, perjudian, dan lain-lain sebagainya. Bahkan tempat perjudian di sana digadang-gadang, sebagai tempat perjudian terbesar dan termewah yang pernah ada di dunia.
Selain karena kebesaran dan kemewahannya tempat perjudian tersebut, juga tidak lepas dengan nama tokoh-tokohnya, yang di takuti karena keahlian dan kehebatannya dalam hal berjudi. Mereka seperti iblis, yang bisa membuat lawannya menari-nari di telapak tangannya, kemudian meremuknya hingga tak bersisa. Dan salah satu iblis tersebut bernama ....
“Tuan Muda Albert, saya adalah pelayan setia ibunda Tuan. Memohon, agar Tuan menerima surat ini, dan menjenguk ibunda Tuan yang telah jatuh sakit!” berkata dengan bertekuk lutut di hadapan sesosok pria, yang sedang duduk di atas sofanya. Dengan kiri kanan lengan pria itu, terdapat dua wanita dengan hanya memakai bikini. Hingga pria itu mulai membalas, dengan menghela nafas yang penuh kemalasan.
“Aaahh ... apa kau tidak tahu, kapan harus menyerah? Kau sudah mendatangiku berkali-kali di tempat yang berbeda, dan ini sudah menjadi yang kelima kalinya.”
“Maafkan, atas kelancangan saya Tuan. Namun, jika ini berkaitan dengan kesembuhan satu sosok, yang selama ini saya layani dengan sepenuh hati. Tak peduli berapa kali saya mencoba, saya tak akan pernah berhenti.” berkata dengan menundukkan kepalanya lebih rendah lagi. Namun, membuat pria itu yang mendengarnya menjadi sangat kesal. Terlihat bagaimana dahinya mulai berkerut, seraya berkata dengan nada yang tinggi.
“Cih, aku sungguh, sangat penasaran berapa besar ibuku membayar dirimu? Namun, asal kau tahu saja, jika kau melayani diriku, aku bisa membayarmu 5 kali lipat. Tidak, tapi 10 kali lipat lebih besar bayarannya, dari pada majikanmu yang bau tanah itu!”
Ia itu hanya diam, ketika anak majikannya menawarkan suatu hal yang sangat mengoda seperti itu. Namun sayangnya, dia bukanlah tipe pria yang seperti itu. Hingga ia perlahan bangkit berdiri, dan mulai berbalik membelakangi dirinya.
“!?”
Seraya berkata dengan nada yang rendah, tapi ada sedikit tekanan di dalamnya.
“Sebelum itu, saya meminta maaf, Tuan! Namun, saya melayani ibunda, Tuan, bukan karena uang. Melainkan sesuatu yang jauh lebih berharga, dan tak bisa di gantikan hanya dengan uang. Bahkan dengan nyawa saya sendiri. Dan Tuan Muda Albert, tidak akan pernah bisa memahaminya!”
“....”
Hingga ia mulai berjalan berjalan pergi, meninggalkan tempat tersebut. Walaupun mungkin, meninggalkan kekesalan yang membekas, di dalam dadanya.
Mata yang tegas tertuju ke depan, tekad hati yang keras tak terhentikan, dan sikap yang lembut menenangkan. Dan Ketua Pelayan itu bernama, Torin.
*******
#PagiHari
Ia terlihat berjalan menyusuri sebuah koridor, dengan kepalan tangannya yang keras. Seperti ada kekesalan, karena ia lagi-lagi tidak bisa memenuhi tugasnya. Walaupun begitu, ia terus berjalan hingga sampai di depan pintu kamar majikannya.
Di saat yang sama, ketika ia berniat memegang ganggang pintu tersebut, tiba-tiba saja pintu itu terbuka dengan sendirinya. Membuat ia terkejut, namun itu hanya berlangsung sesaat. Karena ada sesosok pelayan wanita, yang ternyata hendak keluar dari kamar sang majikan. Bahkan pelayan wanita itu terlihat memberinya hormat, setelah tahu ada ketua pelayannya di balik pintu tersebut. Dengan menundukkan kepala tepat ke arahnya, kemudian mulai berjalan pergi, dengan membawa gelas berserta obat-obatannya.
Sepertinya pelayan wanita itu, sehabis mengantarkan obat-obatan yang pria jubah itu buat. Namun, ia tidak menghiraukannya, karena sesosok wanita yang terbaring di atas ranjang itulah, yang menjadi prioritas utamanya. Dengan mulai berjalan ke arahnya, yang masih terbaring lemas tak berdaya.
“Nyonya!”
“Ah, pelayanku! Dari mana saja dirimu? Apa jangan-jangan, kau masih keras kepala untuk menemuinya?”
“...”
Dengan tertunduk ke arah bawah, ia tak pernah berani menatap ke arah matanya. Namun, itu cukup untuk menjelaskan semuanya.
“Aaah ... mengapa kau masih keras kepala seperti itu? Biarkan saja dia!, karena aku sungguh, tidak tahu harus bagaimana lagi cara menghadapinya. Uhuk, Uhuk....”
“Nyonya!”
“Tidak, tidak apa-apa!”—Mengangkat tangan, (menyuruh berhenti) ketika ia hendak berjalan ke sisinya, karena terbatuk kecil—“Keadaanku sedikit lebih baik, berkat obat-obatan yang di berikan, oleh tuan Arthur, kepadaku! Jadi tak perlu mencemaskan diriku! Yang lebih penting, wahai Pelayanku! Bisakah kau memanggilkan anak itu untukku?, aku ingin menemuinya dan bicara kepadanya.”
“Anak itu?”
Ia sempat kebingungan, tentang apa yang sebenarnya majikannya maksud. Hingga ia teringat dengan beberapa memori masa lalu, dan mencoba mengaitkannya. Membuat ia akhirnya tersadar, hingga tanpa sengaja berdecak,
“Ah, begitu, ya. Nyonya, telah melihatnya!” berkata dengan tersenyum, lagi terdapat unsur kebahagian di dalamnya.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
@ꪶꫝ༄Cherry🍒Chubby༄💕🇵🇸
sy mampir, 🤭🤭🤭
2023-09-13
0
Zenun
lumayan bagus
2023-08-27
0
Aerik_chan
Semangat kak
2023-08-08
0