Seperti Dongeng

Happy reading 🌸

Maaf typonya banyak 😀🙏

🌸🌸🌸

"Bekerjalah untukku nona jika memang anda tidak mau merasa berhutang pada saya." Pria bernama Angkasa itu makin terlihat mempesona di mataku saat tersenyum.

Dia memang terlihat dingin dan cuek sekali tapi ternyata sikapnya sungguh menghangatkan. Ditambah lagi dengan tutur katanya yang sopan dan tertata.

"Bagaimana nona Bintang?? Anda mau??" pertanyaannya itu mengusik lamunanku dan membuatku tergagap.

"Mmm,,, Bekerja?? Tapi saya tidak terpelajar. Saya tidak tau saya bisa kerja apa." lulusan SD ini auto minder dong.

"Jadilah istriku."

Mataku membulat mendengarnya. Untuk beberapa saat lamanya aku bahkan seperti jadi oon. Bisa bisanya pria ini bicara begitu padaku. Kami bahkan tak saling mengenal.

"Mmm,,, maaf saya seharusnya bicara lebih jelas dan detail lagi. Jadi begini,,, jujur saya sedang menghindari perjodohan paksa yang papa saya sudah atur. Saya tidak mencintai gadis pilihan papa itu dan saya tidak bisa membina rumah tangga bersamanya nona. Jadi saya ingin nona menolong saya dengan bersedia menjadi istri saya."

Aku masih terpaku tak percaya pria di depanku ini begitu gampangnya menginginkan aku jadi istrinya. Tau apa dia tentang aku?? Apa dia lupa bahwa aku cuma kupu kupu malam bayaran temannya?? Apa pria ini sudah sinting ingin memperistri wanita malam sepertiku??

Otakku dipenuhi banyak pertanyaan yang jawabannya tidak ku temukan.Yang jelas pikiranku yang tadinya mulai menyukai dan mengaguminya,,,kini penuh dengan kebencian.

Dia tidak berbeda dengan pria pria yang membayarku. Mereka pikir dengan sudah membayar lalu bisa seenaknya saja memperlakukan aku.

Ya,,Angkasa menunjukkan sikap yang sama saat ini. Dia mungkin hanya menggilai tubuhmu saja. Sama dengan om om lainnya. Ah Bintang,,,seharusnya kamu sadar diri siapa kamu. Kamu hanya wanita bayaran yang tak pernah punya hak untuk meminta lebih. Tugasmu hanya memuaskan pelangganmu tanpa berharap kamu ganti dipuaskan.

Aku mengutuki diriku sendiri. Ku usap wajahku dengan kasar dan hembusan nafasku pun terdengar berat. Asli aku kecewa,,, Asli aku terlalu berekspektasi tinggi bahwa suatu hari akan ada pria dengan tangan terbuka menerimaku dalam kehidupannya.

Ku pikir suatu hari nanti akan datang pangeran berkuda putih yang akan membawaku pergi dari neraka ini dan menjadikanku putri di istananya. Nyatanya itu hanya sebuah dongeng masa kecil yang sering ayah ceritakan padaku.

"Nona,,,Sekali jangan salah paham pada saya. Saya tidak akan berbuat macam macam pada anda. Pernikahan yang saya tawarkan ini tidak bersifat mengikat atau selamanya. Anda hanya perlu menyetujui beberapa syarat dan aturan dari saya. Selebihnya,,, Anda dan saya hanya suami istri di atas kertas saja.Tidak lebih."

"Maksud tuan,,,,nikah kontrak??" aku yang lulusan SD ini gak goblok goblok amatlah ya untuk bisa mengerti maksud Angkasa.

"Kurang lebih seperti itu." Ah,,, senyuman manisnya kembali mengganggu konsentrasiku.

Angkasa lalu menjelaskan dengan detail apa apa saja yang harus dan tidak boleh kulakukan selama aku terikat pernikahan kontrak dengannya.

"Pertama,,, Anda harus biasakan diri memanggil saya dengan nama saya langsung. Jangan panggil tuan lagi. Kedua,,,Anda juga tidak boleh bekerja lagi di club malam itu karena saya tidak mau istri saya,,, Hhhmmm maaf maksud saya istri di atas kertas saya bergaul di dunia malam. Ketiga,,,," dia belum selesai bicara.

"Cukup,,,jangan sebutkan satu persatu begitu. Saya tidak akan bisa mengingatnya. Saya bukan terlahir dari keluarga berada sampai bisa jadi terpelajar. Sebaiknya anda tulis saja. Setidaknya saya masih bisa membaca dan mempelajarinya baik baik." ucapku.

Angkasa tersenyum lagi. Ahhh meleleh,,,,Hussstt, Bintang!!! Jangan bikin malu deh. Ku omeli diriku sendiri dalam hati.

"Apa itu artinya anda setuju dengan tawaran saya??" tanyanya dengan mata berbinar.

"Sejujurnya saya hanya agak kurang yakin dengan aturan anda yang melarang saya bekerja di club lagi.Sepertinya itu susah." aku menunduk membayangkan madam Gina tak akan dengan mudahnya melepaskan bintang uangnya ini.

Aku masih ingat dulu ada beberapa temanku yang meminta ijin baik baik untuk berhenti tapi madam Gina malah mengurung mereka dan terus menerus memberikan mereka tamu sampai akhirnya mereka pun lupa bahwa dunia luar bukan untuk mereka.

Club itu adalah rumah kami. Tidak ada tempat lain yang bisa menerima kami. Begitulah madam Gina selalu menyematkan pikiran seperti itu dalam benak kami. Tak terkecuali aku,,,

"Kamu tenang saja Bintang,,,"

Aku mengangkat wajahku saat tuan Angkasa menyebut namaku langsung dan menggunakan kata kamu dalam menyebutku. Semacam membuat kedekatan dan membuang batasan di antara kami.

"Aku akan mengurus semuanya untukmu. Pemilik club itu tidak akan mempersulitmu. Aku janji padamu. Percayalah padaku Bintang,,, Sinar terangmu tak akan meredup saat kamu keluar dari sana. Kamu akan lebih bersinar lagi saat kamu meninggalkan dunia malam itu."

Seperti dongeng,,,

Pangeran berkuda putihku telah datang menjemputku dan akan segera membawaku ke istananya.

"Kamu pantas untuk dihargai bukan hanya dengan uang Bintang. Sudah saatnya orang menghargaimu karena sifat baikmu,,, bukan karena tubuhmu." Angkasa membuat mataku panas kali ini.

Aku ingin menangis tapi aku malu. Tapi mataku ini tidak bisa diajak kerjasama. Dengan mudahnya dia membiarkan bendungan airmataku yang selama ini selalu bisa ku tahan agar tak pernah jebol,,, hari ini tumpah ruah.

Aku bahkan terisak isak di depannya. Ya ampun Bintang,,,kamu apa apaan sih?? Aku tak bisa menahan semua emosi dan amarah terpendamku selama ini. Semua keluar jadi satu dan membaur dalam airmata yang terus menerus membasahi pipiku.

"Apa aku ada salah kata Bintang??" sikapku yang tiba tiba saja menangis terisak isak itu membuat Angkasa bingung.

Aku hanya menggeleng sambil berusaha meredakan tangisku tapi sepertinya usahaku sia sia. Bahuku masih saja terus bergetar.

"Lalu kenapa?? Kamu sakit?? Apanya yang sakit??" Angkasa ku rasa makin cemas karena tangisanku ini. Astaga Bintang,,,sudah dong nangisnya!!! Ku perintahkan otakku untuk mengatur ulang saraf saraf mataku tapi tetap tak berhasil juga.

Kepalaku hanya menggeleng lagi menjawab pertanyaannya itu. Angkasa pun makin bingung. Lalu dia beranjak dari duduknya dan menghampiriku. Ditariknya tubuhku untuk berdiri mengimbangi dirinya.

Lalu dengan cepatnya,,, Sreettt.

Direngkuhnya tubuh kecilku dan dibawanya ke dalam pelukannya. Didekapnya erat diriku sampai wajahku sepenuhnya terbenam di dada bidangnya. Bisa kurasakan otot ototnya yang sudah terbentuk sempurna seperti hasil olahraga rutin.

"Sudah merasa lebih baik??" tanyanya.

Dan aku baru sadar ternyata tangisku telah berhenti dalam dekapannya. Hatiku merasa tentram dipeluk dengan penuh kehangatan seperti itu.

Aku mengangguk pelan dengan wajah merah merona.

🌹🌹🌹

Aaahh author cemburuuu,,, kok Bintang sih yang dipeluk sama Angkasa?? Padahal author yang pusing mikir jalan cerita mereka berdua biar bisa ketemu. Tau gitu gak author temuin kalian berdua yaaa 😠😀

Hibur author yang tengah cemburu ini dengan like,vote dan komen kalian dong. Kasi bungan atau kopi juga boleh kok,,,biar adem hati author ini 😀🌹🌸

Terpopuler

Comments

Patrish

Patrish

aku juga pengen thor😩😩

2022-09-25

1

Ade Safitri

Ade Safitri

bukan hanya author aja yg cemburu, akoh juga cemburu....😭😭

2021-10-15

2

Samiati Ati

Samiati Ati

next,akhirnya si bintang mau di selamatkan dari dunia malamnya,semoga berjalan lancar,dan semangat buat authornya😚💪

2021-10-15

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!