Lebaran

Selamat membaca 🌹

Maaf banyak typo 🙏

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

🌹🌹

"Lebaran besok pulang ya Angkasa. Mbak Yeni kangen banget sama kamu." ucap Yeni.

"Males banget kalau ada papa. Ogah banget kalau suruh sungkem sama papa." tolak Angkasa.

Yeni menghela napas. Seperti biasa wajah Angkasa selalu berubah penuh kebencian tiap kali membahas papanya. Padahal Yeni ingin hati Angkasa luluh tiap kali membicarakan Agung.

"Sudah pulang saja. Lagipula papamu gak ada di rumah kok pas lebaran." kata Yeni.

"Emang papa kemana mbak??"

"Papa berlebaran di kampungnya bu Marni. Kan lebaran ini memang jatahnya bu Marni. Lebaran lalu kan sudah di bu Santi."

"Cukup mbak. Gak usah dijelaskan detail gitu jadwal papa. Biar saja dia mau lebaran sama siapa. Yang jelas Angkasa bisa lebaran sama mbak Yeni. Cuma mbak Yeni yang bisa buat Angkasa merasa punya mama."

Hati Yeni menjerit mendengar itu.

"Aku memang mamamu juga Angkasa." dalam hati Yeni bergumam.

"Jangan sedih gitu dong mbak. Mbak Yeni itu semangatku,, senyumku. Kalau mbak nangis sedih aku jadi gak semangat dan gak bisa senyum lho." Angkasa yang tidak tau apa isi hati Yeni membujuknya.

"Iya iya,, Pokoknya mbak tunggu kepulanganmu ya."

"Siap mbak. Bilang saja mbak mau aku bawain oleh oleh apa. Biar aku belikan semua untuk mbak."

Obrolan hangat antara Angkasa dan ibu tirinya itu berlangsung hangat murni karena rasa sayang yang terjalin seperti ibu kepada anaknya.

🌹🌹🌹

Lebaran hanya tinggal esok saja. Sore itu Lastri sangat bersemangat mengajak Ratih ke pasar guna membeli beberapa perlengkapan lebaran.

Lastri sengaja menunggu hingga hari terakhir puasa karena biasanya harga harga barang sudah turun. Dalam perjalanan pulangnya menuju ke rumah, Lastri turun di pinggir jalan besar lalu berjalan kaki melewati jalanan kampung yang belum bisa dilalui mobil.

"Tu,,tuan Raharja??" Lastri gugup bukan main ketika bersimpangan dengan pria yang dulu pernah hendak dinikahkan dengan Bintang putrinya.

"Masih punya muka kamu menyebut namaku?? Mana anak gadismu itu? Apa dia sudah kembali? Bagaimana pun juga aku tidak akan pernah menarik ucapanku untuk tetap menikahinya." ketus Raharja.

"Tapi,,,Tu,,tuan,, Hutang saya kan sudah dilunasi sama anak saya itu."

"Hutang uang memang sudah lunas tapi hutang telah membuatku malu masih ada."

"Ta,,,Tapi tuan?? Kita kan tidak ada kesepakatan begitu sebelumnya."

"Memang tidak ada tapi aku akan tetap menagihnya sampai anak gadismu yang sok cantik dan menolakku itu bertekuk lutut padaku!! Katakan padanya,,, Aku tidak akan melepaskannya. Kalau dia tidak muncul juga,,, Terpaksa aku harus ambil anakmu yang ini sebagai gantinya!!!"

Mata liar Raharja memandangi tubuh Ratih naik turun membuat Lastri bergidik ngeri.

"Permisi tuan,,," Lastri sangat takut dan menarik tangan Ratih lalu bergegas pulang.

Jantungnya hampir copot rasanya dibentak bentak oleh orang terkaya di kampungnya itu. Tapi belum juga jantungnya berdetak normal,, Lastri kembali dikejutkan oleh kehadiran Bintang di rumah mereka.

"Ini dia nih biang keroknya sampai aku diteror tuan Raharja. Enak saja tua bangka itu mau ambil Ratih anakku." Lastri membatin.

🌹🌹🌹

"Bintang??!!! Kamu ngapain pulang???!!! Kan ibu sudah bilang gak usah pulang." ibu menghela bahuku dengan keras.

Karena terkejut aku sontak menoleh dan ingin memeluknya. Tapi bukannya diterima dengan pelukan hangat,,, Tanganku malah ditepisnya. Hmm,,, Aku sedih sekali diperlakukan begitu.

"Ibu tanya kenapa kamu pulang??!!!"

"Bu,,, Anak pulang kok ditanya kenapa?? Ya tentu saja ingin lebaran sama kita. Lagipula apa salahnya kalau Bintang pulang?? Sudah empat tahun dia gak pernah pulang. Baru sekarang dia pulang tapi ibu malah begitu ngomongnya." Ayah membelaku.

"Maafin Bintang bu kalau Bintang gak ijin ibu dulu. Ibu jangan kuatir, Bintang libur tetap di gaji kok. Bintang gak akan mengurangi kiriman Bintang buat ibu karena libur ini."

"Beneran Bintang?? Kalau begitu mana uang jatah ibu?? Mumpung kamu masih di sini kan sekalian saja berikan pada ibu. Gak usah dikirim kirim lagi." ibu semangat sekali.

"Benar bu." jawabku lirih.

"Ayo masuk dulu kalau begitu. Ibu mau hitung uang jatah ibu itu sudah benar belum." ibu menyeretku masuk ke dalam.

Ya tuhan,,, kasihan sekali diriku ini. Hanya untuk bisa pulang saja aku harus membuat drama seperti itu dulu. Apalagi melihat sorot mata berbinar dari ibu setelah mendengar bahwa aku tak akan mengurangi jatah uangnya.

Kelihatan sekali ibu memang hanya sayang dengan uangku saja. Dasar mata duitan!! Ingin sekali rasanya aku memakinya begitu tapi tidak mungkin hal itu kulakukan. Seperti apa pun sikap ibu padaku,,, Aku tetap menyayanginya dan berharap kelak ibu bisa memperlakukan aku sama dengan Ratih.

"Ayo mana mana uangnya??" ibu sudah tidak sabar.

Ku keluarkan dompetku namun langsung disambarnya.

"Wah dompet kamu bagus sekali Bintang. Buat ibu ya,,,??? Ibu pingin sekali punya dompet lipat begini. Kalau ibu pakai ini bisa bisa ibu ibu sekampung iri sama ibu." Senyum sombong iri membuatku miris.

"Ratih juga pingin punya sandal kayak punya kak Bintang. Sandalnya buat Ratih ya kak,," rupanya Ratih mewarisi sifat ibu yang suka dengan barang orang.

"Iya Ratih. Pakai saja kalau memang ukurannya pas." sahutku mencoba tersenyum.

"Pasti pas lah." Ratih menarik paksa sandal yang masih kupakai itu lalu langsung berdiri di depan kaca lemari yang ada di ruangan itu.

"Kan pas ukurannya. Bagus dan cocok sekali buatku." ucapnya senang.

"Ya sudah pakai saja. Ini sana bawa baju baju barumu ke kamar dan cobalah dengan sandal itu. Ibu juga mau coba baju baru ibu. Cocok gak ya sama dompet ini." ibu sudah mau beranjak.

"Bu,,,," sergahku.

"Apa sih,,,??" suara ibu sudah mulai ketus lagi begitu uang sudah di tangannya.

"Bintang cuma mau ambil kartu kartu dan beberapa surat penting Bintang di dompet itu."

"Huh,,, Ganggu saja!! Nih,,, buruan!!!" dilemparkannya dompet itu ke mukaku.

Ingin rasanya ku lempar balik dompet itu tapi sekali lagi,,, beliau itu ibuku.

Ku ambil dengan cepat apa yang ingin ku ambil. Aku tak peduli dengan beberapa lembar uang yang sebenarnya bukan hak ibu. Itu adalah bekalku selama aku libur lebaran.

Tidak apa apa diambil ibu semua. Nanti aku tinggalnke ATM lagi dan tarik uang lagi. Pasti om yang kemarin janji mau beri aku bonus sudah transfer ke rekeningku.

Ibu menyambar dompet itu begitu aku selesai dan mengulurkannya kembali padanya.

"Lama deh kamu!!!"

Aku hanya mengelus dada.

"Sabar ya nduk." ucapan lembut ayah dan usapan lembutnya di lenganku meredakan emosiku. Ku peluk erat tubuh kurus itu sampai aku puas melampiaskan rinduku.

\=\=\=\=\=\=

Gemas gak sih kalian sama bu Lastri?? Kalau author sudah emosi tingkat dewa nih 😠 😂

Ayo jangan lupa kasih hadiah,like, vote dan komen buat karya author yang satu ini ya 🌹😊 Terima kasih sayang sayangku ❤️

Terpopuler

Comments

Nova Tumoka

Nova Tumoka

jgn bkin ceritanya terlalu gitu amat de, ngelawan dikit knp

2023-03-09

1

vita viandra

vita viandra

kyak nya bintang bukan anaknya deh...

2021-12-16

3

Ade Safitri

Ade Safitri

ibu kandung rasa ibu tiri itu mah ..

2021-10-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!