Bukan Pelakor

Happy reading guys 🌹

Maaf typo bertebaran ya 🙏

🌹🌹

Sepanjang perjalanan pulang ada banyak para tetangga yang menyapaku. Mau tidak mau aku tetap harus meladeni basa basi mereka jika tak ingin jadi bahan gunjingan mereka.

"Wah Bintang tumben mudik."

"Iya mumpung lagi dapat cuti." Ku coba seramah mungkin.

"Kamu makin cantik saja lho. Kerja apa sih di kota?? Ajak kita kita juga dong kalau dapat kerjaan enak."

"Iya kalau dapat yang enak dan banyak duit gitu jangan lupa sama kita kita. Kita kan juga pingin bisa kayak bu Lastri mau beli apa aja sekarang bisa."

Aku hanya tersenyum pahit. Mana ada kerjaan segampang itu?? Sudah enak banyak duit lagi,,, Hmm. Mereka tidak tau saja kalau aku harus bela belain menjual tubuhku demi bisa mendapat apa yang sudah kupunya sekarang ini.

"Kata orang orang kalau gadis kampung ke kota itu palingan jadi pelacur. Kalau gak gitu ya palingan jadi simpanan om hidung belang. Bener begitu Bintang??" Tiba tiba wanita yang tadi ku lihat di rumah tuan Raharja muncul dan membuat basa basi ini jadi rusuh.

Aku nyaris terbatuk mendengarnya.

"Husstt,,, Ya gak benerlah seperti itu. Lagipula Bintang ini kan pandai menjaga diri. Mana mungkin jadi pelacur. Bu Marni ini sembarangan saja bicaranya." salah satu ibu ibu menegurnya.

"Kan saya cuma tanya bu. Bintang yang ditanya saja gak ada reaksi,, kok ibu yang sewot??? Sudah ah,,, bicara dengan kalian ini buat saya emosi saja. Lebih baik saya pulang dan melayani suami kaya raya saya. Permisi!!!" bu Marni menyingkirkan ibu ibu yang menghalangi jalannya.

"Huh sombong sekali. Palingan juga dia itu bukan istri satu satunya tuan Raharja. Tau sendiri kan ibu ibu,,, Tuan Raharja suka kawin." ibu yang disuruh minggir tadi kesal.

"Lah si Bintang ini kan juga sempat jadi incarannya."

"Benar Bintang??" semua mata emak emak rumpi itu menatapku dan seolah memohon jawaban dariku.

Aku jadi salah tingkah dibuatnya.

"Mmm saya permisi duluan ya ibu ibu. Saya sudah ditunggu ibu." aku pamit saja biar aman dari para emak emak itu.

"Yeee ditanyain bukannya jawab malah kabur. Dasar Bintang!!!" mereka pun menggerutu tapi aku tak peduli.Aku tetap saja melangkah pulang.

Makin melangkah aku makin sadar bahwa sebentar lagi aku sampai di depan rumah tuan Raharja. Aku berhenti sesaat. Mataku menyapu seluruh halaman rumah itu berharap pria tua itu tidak ada di sana agar aku bisa lewat tanpa bertemu dengannya.

"Cari siapa??"

Aku terkejut mendapati sebuah suara di belakangku. Aku menoleh dan makin terkejut karena pemilik suara itu adalah si pria tua,Raharja.

"Saya permisi." dengan cepat aku berbalik badan.

"Tidak bisa!! Aku tak akan biarkan kamu menghinaku untuk yang kedua kalinya. Kali ini kamu harus ikut aku!!!" tangan pria itu lumayan cepat menangkap tanganku dan mencengkeramnya erat.

"Lepaskan!!!" aku meronta tapi pergelangan tanganku makin sakit dibuatnya.

"Kamu Tidak akan kulepaskan lagi!!" ketusnya menyeretku.

"Apa?? Mana bisa anda memaksa saya seperti ini!! Lepaskan!!! Lepas!!!"

Aku masih tak menyerah dan terus berusaha melepaskan tanganku darinya. Meski aku jadi setengah berjalan terseret karena pria tua itu tetap melangkah tanpa mempedulikan aku.

Pria tua itu membawaku memasuki halaman rumahnya. Aku makin panik dibuatnya. Aku kembali meronta tapi sia sia. Yang ada cengkeramannya makin kuat dan aku makin kesakitan.

Ok baiklah!!

Aku tak mau melawan lagi untuk menghemat tenagaku.

"Mas,,, Ngapain kok bawa Bintang kesini?" tegur Marni dengan pandangan curiga melihat suaminya menarik tanganku.

Karena aku sudah tak melawan mungkin dia melihatnya seperti suaminya menggandengku dan aku menurut saja.

"Mau bahas pernikahan kami." Raharja tua bangka itu menyahut tanpa menghiraukan perasaanku dan istrinya.

"A,,Apa???!!!" sontak kami terkejut.

Aku kembali berusaha meronta tapi Raharja membentakku. "Diam!!!" aku terkejut dan berhenti meronta.

"Mas,,, aku gak setuju. Kamu janji gak akan menikah lagi." Marni memprotes.

"Apa aku minta persetujuanmu?? Apa kamu lupa aku ini laki laki dan berhak menikah lagi?? Lagipula aku sudah dari dulu ingin menikahi gadis ini. Jauh sebelum aku menikahimu. Jadi jangan banyak bicara. Lebih baik bantu aku siapkan pernikahanku."

Astaga aku makin panik. Raharja sama sekali tak merasa bersalah.

"Lepaskan!! Ini hari raya. Tidak boleh menikah di hari ini. Hari lain saja "

Raharja melepas tanganku lalu tersenyum dengan seringai yang buas. Aku mengutuki diriku karena bisa bisanya bicara begitu sedangkan aku sendiri tak tau darimana asalnya ide untuk bicara seperti itu.

"Heh Bintang!! Dasar tidak tau malu. Suamiku ini lebih pantas jadi ayahmu. Bukan suamimu!! Apa tidak bisa car' pria muda lainnya yang sebaya denganmu?? Tidak bisa cari laki laki lain yang belum beristri??Dasar pelakor!!!"

Tangan Marni melayang hendak menamparku tapi dengan seseorang mencegahnya.

"Bapak." aku terkejut melihat ayah sudah menahan tangan Marni.

"Jangan sentuh anakku. Jangan berani berani menyentuhnya. Bintangku bukan pelakor. Bukan anakku yang salah tapi suamimu itu yang tidak tau diri." ayah begitu berani mengatakan hal itu di depan Raharja.

Raharja tentu saja berang bukan main mendengarnya.

"Hei orang miskin. Sombong sekali kamu. Berani beraninya mengataiku seperti itu. Kamu pikir siapa kamu dan anakmu ini?? Cari masalah kamu??" Raharja memasang muka merah padam.

Marni yang juga kesal karena niatnya menamparku gagal juga menarik tangannya dengan paksa sampai terlepas dari ayah.

"Pak Wahyu,,, Kenyataannya memang anak bapak ini mau merebut suami saya. Sudah bagus anak ini gak pernah pulang selama ini. Rumah tangga saya juga aman. Sekalinya anak bapak pulang suami saya jadi begini. Pasti anak bapak ini yang sudah menggodanya tadi." Marni sengit.

"Anakmu itu yang kegatelan padaku. Minta dinikahi." Raharja membalikkan fakta.

"Dengar itu kan??? Makanya punya anak gadis itu dijaga.Jangan diumbar bebas biar gak salah pergaulan begini. Bisa bisanya merayu suami orang. Cih,,,," Marni mencibir.

Telingaku panas mendengar ocehan Marni dan sikap Raharja yang berubah jadi sok jaim begitu ayahku muncul. Yang tadinya dia bersikeras pada Marni ingin menikahiku sekarang dia membuatku seolah yang paling menginginkan pernikahan itu.

Aku bukan pelakor!!!

Taukah mereka,,,??

Aku hanya gadis yang menjadi korban keserakahan hasrat para lelaki yang mengaku tak puas dengan istrinya,,,

Aku hanya pelampiasan bagi para pria muda yang mengaku belum siap menikahi pasangannya namun ingin mengecap surga dunia,,

Aku tak pernah meminta mereka datang padaku,,,

Aku tak pernah merayu mereka,,,

Aku juga tak pernah ingin mereka menjadi milikku karena aku membenci mereka.

Tau tidak???!!!

Aku juga tak berharap tercipta sebagai kupu kupu malam.

🌹🌹🌹

Sabar Bintang,,,

Seperti author yang masih selalu sabar menanti hadiah, like, vote dan komen dari para pembaca 😘❤️

Terpopuler

Comments

vita viandra

vita viandra

oalch tang bintang nasib mu... angkasa mana angkasa....

2021-12-16

1

Ade Safitri

Ade Safitri

Thor...mau minta alamatnya si Raharja dong...aq pengen tempeleng tuh suami istri gak tau diri😡😡

2021-10-07

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!