Hari begitu cepat , tak terasa sudah menjelang pagi. Biarpun sudah tak kuliah, Adelia tetep rajin belajar, membaca baca buku pelajaran kampusnya.
Setelah satu jam berkutat pada buku, Adelia ke warung untuk menyiapkan segala urusan warung yang belum tersedia.
Adelia bangun dini hari jam 3 pagi. Karena semalam tidur nyenyak tidak menyiapkan kebutuhan warung.
Adelia memasak menu menu untuk warungnya, juga membuat beberapa macam goreng gorengan.
Seperti hari hari biasa, Adelia melakukan aktifitasnya dengan bernyanyi berdendang ria.
Sampai tak terasa semua pekerjaan telah selesai. Hingga tak sadar dirinya tertidur di kursi warung.
Jam menunjukkan pukul 7 pagi, ayah dan ibunya telah bangun.
Keduanya tersenyum dan geleng geleng kepala ketika melangkah ke warung melihat anak gadisnya tertidur dikursi .
"Bu, lihatlah anak kita. Jam berapa dia bangun, semua sudah tertata rapi seperti itu? "ujar Rahmat. "
"Iya ayah, kita bahkan ga mendengar Adel bangun. Apa tidur kita terlalu nyenyak ya ayah? "ucap Hesty sembari tersenyum. "
"Gimana bu, kita bangunkan suruh pindah dikamar atau ga usah bu? "tanya Rahmat kembali. "
"Biarkan saja yah kasihan, lebih baik kita buka warung saja. Kan sudah jam 7,pasti banyak yang mau sarapan yah "jawab Hesty. "
Rahmat membuka warung kopinya, sedang Hesty merapikan tatanan Adel yang kurang rapi. Setelah semuanya tersusun rapi dan menarik, sang ibu membuatkan kopi panas buat suaminya.
Tak lupa sendiri sarapan lebih pagi untuk meminum obat pemberian Aryawinata.
Tak berselang lama, baru buka beberapa menit, warung telah dikerumuni banyak pembeli.
Adelia terkesiap bangun, mendengar riuh suara orang.
"Kamu pindah kamar aja tidurnya sana Del"perintah ibunya. "
"Biar Adel bantu ibu sama ayah dulu ya?? "ujar Adel. "
"Kamu kan udah siapin semuanya dari dini hari. Sekarang lebih baik kamu istirahat saja dulu Del "perintah ayahnya. "
"Nurut aja Del, yang ayahmu bilang. Kamu istirahat saja dulu "saran ibunya ."
Adelia tak bisa membantah kemauan ayah ibunya. Adeliapun keluar dari warung,melangkah menuju kamarnya.
Berbaringlah Adelia dikasur kamarnya, tanpa tunggu lama. Matanya telah terpejam.
Tertidurlah Adelia dengan pulasnya. Hingga jam sudah menunjukan pukul 11 siang.
Ayah dan ibunya saling pandang. Karena mau membangunkan ga tega. Tapi sudah janji pada dokter Aryawinata untuk menghadiri ulang tahun putrinya.
"Yah, ini sudah jam 11 siang. Bagaimana baiknya?? Ibu mau bangunkan Adel tapi ga tega juga kasihan ."
"Iya bu, ayah juga ga tega bangunkan Adel. Sudah bu, biarkan saja. Paling sebentar lagi juga Adel bangun kok bu. "
Panjang umur memang Adelia, baru diomong sama ayah dan ibunya. Tahu tahu nongol dari kamarnya.
Melangkah menuju warung dimana ada ayah dan ibunya.
"Ayah, ibu. Maafin Adel ya, tidurnya pules banget, jam segini baru bangun "sambil Adelia menuang air putih dan meneguknya. "
Ibunya tersenyum menepuk pundak Adelia "Ga apa apa kok Del, barusan ayah sama ibu ngomongin kamu mau bangunin kamu ga tega.
Ayahnya berkata "Iya Del, kamu kan janji mau ke ulang tahun putri pak dokter. "
"Iya ayah ibu, tapi semalam mas Arya kirim pesan. Katanya mas Arya mau jemput Adel kesini. Adel suruh tunggu jemputan darinya "ujar Adel sambil melahap lontong dan gorengan. "
"Kemungkinan mas Arya jemputnya rada siang jam 1 atau 2 "ujar Adelia. "
Setelah selesai makan lontong dan gorengan buatan sendiri. Adelia membantu ayah dan ibunya melayani para pembeli yang ga da hentinya.
Jam begitu cepat berlalu, tahu tahu telah menunjukkan pukul 1 siang. Adelia segera mandi dan berganti pakaian.
Tak berselang lama, Aryawinata telah datang. Arya tengah berada diruang tamu ditemani oleh ayah Adelia.
Setelah persiapan selesai, Adelia segera berpamitan pada kedua orang tuanya. Begitu pula dengan Arya tak lupa berpamitan pula dengan kedua orang tua Adelia.
Dalam perjalanan, keduanya hanya diam saja. Aryawinata sibuk dan fokus dalam mengemudi. Sementara Adelia asik membaca buku pelajaran.
Arya melirik sekilas pada Adelia. Dalam hati ada rasa iba, karena mengetahui kalau Adelia adalah salah satu mahasiswi berprestasi, tapi karena situasi dan kondisi yang memaksa Adelia harus berhenti kuliah.
"Kasihan juga Adel, sungguh sangat disayangkan padahal kuliah tinggal satu tahun malah berhenti "batin Aryawinata. "
Perjalanan tak terasa juga, mereka telah sampai dirumah Aryawinata.
Tak disangka Chika ,putri semata wayang Aryawinata telah menunggu kedatangan Arya juga Adelia.
Melihat mobil papahnya datang, Chika langsung berlari. Tak peduli dengan panggilan mba Tuty sang baby sisternya.
Begitu Adelia keluar dari mobil, Chika langsung saja memeluknya.
"Mommyyy...Chika kangennnn ""
Adeliapun langsung merengkuh Chika dalam pelukannya.
"Mommy juga kangen sama Chika. "
"Mommy, Chika sudah ngerti kalau mommy bukan mommy Chika. Kalau nama mommy juga bukan Arselia tapi Adelia. Tapi boleh kan, Chika manggilnya tetep mommy?? "
"Darimana Chika tahu nama mommy? "tanya Adelia pada Chika sambil mencubit pipi chubby Chika. "
"Daddy sering banget kasih pengertian ke Chika. Makanya Chika sudah ga rewel lagi kalau mommy Adel ga ada. Tapi Chika suka kangen juga si sama mommy Adel. ""
"Kalau Chika kangen mommy Adel, kenapa ga main rumah mommy. Kan bisa main juga sama nenek sama kakek "ucap Adelia. "
"Emang ga apa apa mommy? "
"Ga apa apa sayang, kalau mau bobok rumah mommy Adel juga boleh "ucap Adelia. "
"Wahhh asikkkk, makasih mommy Adel. Chika sayangggg banget sama mommy "sambil menciumi pipi Adelia. "
"Aduhhh kok daddynya dicuekin, mana ciuman sayang buat daddy? "ledek Arya ke putri kecilnya. "
"Daddy kan tiap hari dicium sama Chika, kalau mommy Adel kan jarang. Diciumnya kalau ketemu doang ""ucap Chika sambil manyun. "
"Mommy kita masuk yuk, Chika sudah ga sabar pengen tiup lilin. Pengen minta sesuatu sama Tuhan "ajak Chika. "
Adelia, Arya, Chika melangkah ke teras rumah. Dimana telah banyak teman teman Chika kumpul. Juga ada kakek neneknya.
Adelia ingin sekali menyapa bude dan pakde nya. Begitu pula sebaliknya. Namun kedua belah pihak sama sama ragu, takut mendapat penolakan.
"Chika sayang, waktunya Chika berdoa. Kira kira Chika mau minta apa sama Tuhan?? "tanya seorang MCnya. "
"Tuhan, Chika ga minta macem macem. Hanya satu saja, Chika mau mommy Adelia bener bener jadi mommy Chika "ucap Chika sambil meneteskan air mata. "
Adelia yang melihat itu hatinya semakin tersentuh.
"Ya Tuhan, aku ga akan menolak jika aku bisa bener bener jadi mommy Chika. Chika anak kakakku, sudah aku anggap anak kandungku "batin Adelia sambil memeluk Chika. "
Tak terasa air mata Adelia menetes. Begitu pula dengan air mata Aryawinata.
Dalam hati, Arya juga tak menolak jika Adelia jadi ibu sambungnya Chika.
Namun Arya ragu, apakah Adelia bersedia menerima Chika dan dirinya??
Ingin sekali bertanya pada Adelia, tapi tak enak hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments