Sorepun menjelang, Adelia menyajikan menu soto ayam buat Chika dan Aryawinata.
"Mommy, apapun yang mommy Adel masak. Chika pasti sukaaaaa bangetttt. Masakan mommy is the best "puji Chika sambil mengacungkan jempol pada Adelia. "
"Masa si sayanggg,, ya udah mommy pasti tiap hari masakin buat Chika "ucap Adelia sambil tersenyum dan terus menyuapi Chika. "
Aryawinata juga menikmati soto buatan Adelia, bahkan tanpa malu malu nambah porsinya.
"Waahh daddy juga suka masakan mommy ya?? "ledek Chika. "
"Husstt "Aryawinata memberi isyarat telunjuknya ditaruh dibibir. "
"Chika, kalau lagi makan ga boleh banyak bicara. Takut kesedak "nasehat Aryawinata sambil mengedipkan mata pada putrinya. "
"Uupppss, lupa daddy.. mmaaff ya daddy "ucap Chika tersenyum malu. "
Aryawinata hanya geleng geleng kepala melihat tingkah lucu putri kecilnya .
Hesty dan Rahmat yang mencuri curi pandang dari warung, saling tersenyum melihat tingkah cucunya.
"Daddy , Chika kan mau bobok disini. Kok daddy ga pulang pulang?? Emang daddy juga mau bobok sini juga?? "tanya Chika dengan polosnya. "
"Kalau daddy pulang, entar Chika malam malam rewel, kasihan mommy Adel dong.. repottt "sahut Aryawinata mencolek hidung mancung putrinya. "
"Ga lah daddy, Chika sudah besar kok. Apalagi sama mommy Adel. Mana mungkin Chika rewell. Daddy pulang aja sanaahhh ""usir Chika sambil narik narik tangan Aryawinata suruh bangkit dari duduknya. "
"Chika sayang, ga boleh gini ya nak. Daddynya kan lagi makan, belum selesai "ucap Adelia sambil mengelus rambut panjang Chika. "
"Iya mommy, Chika minta maaff ya. Chika janji ga akan seperti ini lagi "ucap Chika polosnya sambil mencium pipi Adelia. "
Chikapun mendekat pada Aryawinata "Daddy sayangnya Chika, jangan ngambek jangan marah. Maafin Chika ya daddy aku yang paling is the best "rayu Chika sembari memeluk Aryawinata. "
Arya membalas pelukan putrinya "Iya sayang, daddy ga ngambek kok .Udah dilanjutin makan sotonya, kalau dingin ga enak loh ."
Mereka melanjutkan makannya berkumpul layaknya seperti satu keluarga utuh yang bahagia.
Arya tak memungkiri merasakan hangatnya arti sebuah keluarga yang sempat hilang beberapa tahun lalu karena meninggalnya istri tercintanya.
Dalam hati Arya ingin sekali mewujudkan impian putri kecilnya. Namun nyali Arya menciut jika sudah berdekatan dengan Adelia.
Sentuhan tangan Rahmat dipundak Arya menyadarkannya dari lamunan.
"Nak Arya, kenapa melamun?? Nyesel berlama lama disini ya?? Maaf nak Arya rumahnya ga sebesar rumah nak Arya. Ini juga rumah ngontrak ."
Arya menoleh pada sosok lelaki paruh baya seusia papahnya.
"Maaf ea pak Rahmat, Arya bukan melamun karena menyesal kemari. Arya terharu pak, melihat kebersamaan Chika dan Adel. "
"Diulang tahun Chika tadi siang. Dia meminta permohonan yang ga tahu apakah Arya kelak bisa mengabulkannya pak "ucap Arya tertunduk lesu. "
Rahmatpun duduk disamping Arya dan menepuk bahu Arya.
"Kalau bapak boleh tahu, emangnya apa permohonan dari Chika? "
Arya menghela nafas panjang, pandangan menerawang entah kemana.
"Chika menginginkan Adel jadi mommynya. "
Rahmat diam membisu seakan mulut terkunci. Rahmatpun bingung untuk memberikan solusinya.
Disela ketermenungan dan diamnya kedua orang ini. Tiba tiba ponsel Aryawinata berdering.
Suatu panggilan dari rumah sakit, supaya Aryawinata lekas kerumah sakit. Ada pasien yang sangat membutuhkan penanganan langsung dari Aryawinata.
Sejenak Aryawinata berpamitan pada orang tua Adelia, juga pada Adelia dan Chika si putri kecilnya.
"Daddy hati hati ya?? Daddy kesini besok pagi aja. Chika udah gede, udah umur 6 tahun. Berani kok daddy.Kalau Chika ada mommy Adel, bobok Chika pasti nyenyak. "
Aryawinata menyejajarkan tubuhnya dengan Chika, berjongkok didepan Chika.
"Iya sayang, daddy percaya kok. Putri daddy ini pintar, nurut. Chika sayang ga boleh nakal sama mommy Adel ya?? "Kemudian Arya mencium pipi chubby Chika. "
Setelah berpamitan dengan semuanya, Aryawinata melajukan mobilnya kerumah sakit. Karena didalam mobil Arya selalu tersedia dan siap seragam dokternya dan semua peralatan medisnya. Jadi ga perlu balik rumah dahulu.
Tak berselang lama, Aryawinata telah sampai dirumah sakit. Segera Arya mencari pasien yang membutuhkan penanganan dirinya.
Aryawinata adalah seorang dokter ahli bedah. Yang sangat profesional. Dia juga bisa diandalkan untuk menangani pasien dalam keluhan apapun jika kondisi terdesak.
Sebenarnya banyak wanita yang mendambakan sosok seperti dirinya. Banyak para partner kerjanya yang berusaha mendekatinya, mencari perhatiannya namun tidak ada satupun yang dapat meluluhkan hatinya.
Kewibawaan, keramahan, dan jiwa welas asih, penyabar, serta murah senyum. Membuat para pasien yang dirawatnya selalu puas dengan pelayanan dari Aryawinata.
Setelah Arya selesai menangani operasi pengangkatan tumor pada seorang wanita paruh baya.
Arya berpamitan pada mitra kerjanya untuk pulang. Dan jika ada yang perlu mendapat penanganan darinya. Arya menyuruh supaya menghubunginya.
Karena hari ini adalah hari libur Arya, dirinya sedang tidak bertugas. Namun jika ada yang terdesak membutuhkan pertolongannya. Arya dengan sukarela dan senang hati akan datang kerumah sakit.
Bergegaslah Arya keluar dari rumah sakit, namun mobilnya dikemudikan arah rumah Willy.
Tak berselang lama, Arya sampai rumah Willy. Dan kebetulan, semuanya sedang berkumpul diteras rumah.
Bagi Arya ini bukan suatu kebetulan lagi, namun moment yang sangat ditunggu tunggu.
Arya melangkah menyapa keluarga Willy yang sedang bersantai diteras.
"Hallo om, tante, Willy. Lagi pada ngumpul nech rupanya "sapa Arya sambil menyalami mereka bertiga. "
"Tumben mampir kamu??!! "ucap Monik ketus. "
"Iya tan, kebetulan lagi ga tugas jadi bisa mampir "jawab Arya sambil tersenyum. "
"Loh, si cantik mana?? Tumben ga ikut ,biasanya kemanapun daddynya pergi selalu ikut? ""tanya Dedy. "
"Iya om, lagi dirumah Adel om. Minta nginep sana " sahut Arya. "
"Oh iya ni Willy, mas kesini mau ngomong sama kamu. Kamu kan satu kelas sama Rara. Tolong dinasehatin si Rara, agar jangan ganggu Adel. Apa lagi Adel sudah ga kuliah, masih saja diganggu "ucap Arya sambil menatap arah Willy. "
Willy terhenyak kaget mendengar penuturan kaka sepupunya, tentang Adelia yang berhenti kuliah.
Namun lain halnya dengan Monik, mendengar Adelia telah berhenti kuliah. Wajahnya spontan menjadi sumringah, berseri seri.
"Baguslah kalau sudah ga kuliah, tahu diri juga rupanya si penjual kopi itu "ucap Monik dengan sinisnya. "
Sementara Willy bertanya pada Arya apa yang menyebabkan Adelia berhenti kuliah. Juga bertanya apa yang telah Rara lakukan pada Adelia.
Sang Aryawinata menceritakan semua pada Willy, tentang perbuatan Rara juga yang menurut Arya sangat tidak sopan.
"Sebenarnya Adel melarang aku untuk menceritakan tentang perbuatan Rara padamu Will. Kata Adel, Rara cuma salah paham. Dan aku bertanya apa Rara sering kasar terhadapnya. Katanya ga pernah, baru kemaren saja waktu dipasar "ujar Arya. "
"Adel memang baik mas, memang seperti itulah sifatnya. Tidak pernah membalas orang yang telah jahat pada dirinya "sahut Willy. "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments
Xianlun Ghifa
lanjut
2021-11-02
1