Setelah selesai mengerjakan tugas kampus, tanpa sadar Adelia tertidur dimeja belajar kamar Chika.
Niat hati ingin mengoreksi hasil garapan tugasnya tersebut, malah rasa kantuk kian mendera. Hingga tertidur begitu nyenyaknya.
Arya melintas kamar Chika,niat hati ingin ke dapur mengambil minum dikulkas. Namun tak sengaja melihat lampu dimeja belajar Chika masih menyala.
Aryapun masuk kamar Chika putrinya yang tak ditutup. Arya tersenyum melihat Adelia tertidur di meja belajar.
Dengan sangat halus dan pelan agar tidak membangunkan Adelia, Arya pun menggendong Adelia. Dan membaringkannya disebelah Chika.
🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
Tak terasa pagi menjelang, Adelia mengerjapkan matanya. Melihat jam menunjukan pukul 4 pagi.
Adelia pun bangkit dari pembaringan dan segera menata tugasnya yang berserakan di meja belajar Chika.
Dalam hati bertanya "Kayanya semalam aku ketiduran waktu mau mengoreksi kembali tugasku. Tapi kenapa tiba tiba aku berada dipembaringan Chika?? Arrghh entahlah.. "
Adelia mendekati Chika mengecek keningnya apakah masih demam, dan tak lupa mengusap sayang pipinya yang chuby serta mencium kedua pipi putri Arya tersebut.
Pemandangan itu tak lepas dari pandangan Aryawinata .
"Adelia sungguh tulus menyayangi Chika, pantes Chika tak bisa jauh darinya "gumamnya.
Sontak Adelia juga tak sengaja melihat Arya yang sedari tadi terpaku dipintu kamar Chika. Keduanya tak sengaja saling bertatapan.
Adelia merasa malu kemudian memalingkan mukanya. Namun malah Arya masuk ke kamar Chika dan mendekatinya.
"De, kamu mau ke kampus jam berapa?? biar aku antar sekalian?? "ucap Arya. "
"Mas Arya, panggilku Adel saja jangan de. Aku kan sudah dewasa bukan anak kecil lagi "protes Adelia. "
"Hhmm maaf, baiklah Adelia. "
"Mas, bisa antar aku pulang sekarang. Aku ingin membantu orang tuaku walaupun cuma sebentar. Aku ga tega, kan ibu juga baru sembuh ga boleh kecapean. Kuliahku berangkat entar jam 10n kok mas. Semalam dapat info baru dari chat grup kelasku. Kalau ada perubahan jam pelajaran. "
"Ya sudah, aku antar sekarang ."
Mereka berdua segera bergegas pergi. Arya mengemudikan mobil dengan kecepatan sedang.
Selama dalam perjalanan tidak ada satupun yang berbicara. Keduanya sibuk dengan pikirannya masing masing.
Tak terasa telah sampailah Adelia dikontrakannya.
"Mas Arya, makasih telah mengantarkan Adel. "
"Iya Del, ya sudah aku langsung pulang ya. Takut Chika bangun nyari nyari kamu. Entar orang rumah ga bisa kasih alesannya ."
Arya langsung pulang sebelum Adelia akan menawarinya untuk mampir sejenak .
"Ibu, ayah. Tolong bukain pintunya, ini Adel pulang.... "
Pintupun dibuka oleh ayahnya, sementara ibunya sedang berada di dalam warung.
"Loh kok kamu pulang?? bukannya kamu mau langsung berangkat kuliah dari rumah pak dokter?? "
"Ga ayah, semalam kebetulan ada info dari grup chat kelas Adelia. Kalau jam pelajaran bukan jam 8 tapi dirubah masuk jam 10 ."
Hesty yang mendengar anaknya pulang segera menghampirinya.
"Duduklah Del, ibu ingin ngobrol sebentar denganmu ."
"Iya bu, Adel tahu kok. Apa yang ingin ibu bicarakan. Ternyata feeleng ibu sama ayah benar. "
"Kalau almarhum istri dari mas Arya adalah ka Arselia yang selama ini kita cari ."
Rahmat mengernyitkan alis "Bagaimana kamu yakin kalau almarhum istri pak dokter itu adalah kaka kembarmu?? "
"Karena secara kebetulan, waktu Adelia sampai rumah mas Arya. Adelia sempat bertatap muka dan bersalaman dengan Pak de Bagas dan bu de Rina. "
"Makanya Adelia tak meragukan lagi jati diri dari almarhum istri mas Arya. "
"Bagaimana respon Pak de dan bu de mu, waktu lihat kamu Del ?"tanya Hesty. "
"Responnya kaya orang gugup, bahkan Adel sempet melihat keduanya menatap Adel tak berkedip bu. "
"Tapi Adelia belum berani menanyakan perihal ka Arselia pada mereka. Adel juga belum berani jujur pada mas Arya. Kalau Adel kembarannya almarhum istrinya. "
"Ya sudahlah, yang penting kita telah mengetahui kebenarannya. Seiring berjalannya waktu, semua pasti akan terbongkar "ucap Rahmat. "
Tak terasa air mata Hesty mengalir, sontak Adeli dan Rahmat tertegun.
"Kamu kenapa bu, kok nangis? "tanya Rahmat. "
"Ibu sedih ayah, tujuan kita pindah dikota ini karena ingin mencari keberadaan Arselia. Kita belum sempat bertemu ,malah tahu tahu Arselia telah tiada. Bahkan kita saja belum tahu dimana makamnya ."
"Ibu iklaskan ka Arselia, biar dia tenang. Adel akan bantu ayah dan ibu cari tahu dimana makam ka Arselia "hibur Adelia. "
"Ibu jangan bersedih lagi, ingat kesehatan ibu. Yang terpenting kita mulai sekarang bantu mas Arya urus Chika. "
"Jadi Chika itu cucu kita ya yah? 'ujar Hesty. "
"Iya ibu, makanya ibu jangan banyak pikiran. Jangan bersedih terus. Tebus kesalahan kita dimasa lalu dengan membantu pak dokter dalam merawat Chika "usul Rahmat. "
"Ibu, sudah jangan sedih terus. Yuk kita ke warung. Apa nech yang belum dikerjakan biar Adel bantu "ucap Adel sambil menggandeng Hesty ke warung. "
Waktu berjalan begitu cepat, tak terasa sudah jam 9 pagi. Namun ketika Adelia akan beranjak dari warung menuju kamar mandi.
Dari arah depan rumah terdengar teriakan seseorang memanggil dirinya.
"Adelia, keluar kamu.. "
Sontak Adelia keluar, terlihat didepan pintu ada Rara dan wanita paruh baya yang ternyata adalah Monik mamah dari Willy.
"Ada apa ya Rara, tante??"
"Dengan senyum sinis Rara menjawab "Pake tanya ada apa segala ??!!Kamu belum tahu kan, siapa tante ini??!! Ini tante Monik mamahnya Wily?!Paham??! "
"Oh mamah Willy "sambil Adelia mengulurkan tangan ingin menyalaminya. "
Namun Monik tidak menanggapi malah buang muka.
Kemudian Monik berkata dengan ketusnya "Heh kamu tukang jual kopi??!! Aku peringatkan mulai sekarang kamu jangan lagi dekat dekat dengan Willy ??!!Sadar diri donggggg, kamu itu ga pantas, cuma penjual kopi juga.. ""
"Dan saya tegaskan lagi??!! Uang yang Willy kasih ke kamu yang 5 juta itu, saya anggap itu utang??!! Enak saja deketin anakku demi uang?!!!
Rahmat dan Hesty mendengar ucapan yang tidak mengenakan, segera keluar.
"Ohh jadi ibu ini ibunya nak Wiilly, sebelumnya kami mohon maaf. Kami memang menganggap uang dari nak Willy itu sebagai pinjaman. Walaupun nak Willy memberinya dengan sukarela "ucap Rahmat. "
"Perlu ibu tahu juga, iya memang anak kami cuma anak dari seorang penjual kopi. Tapi anak kami ga serendah yang ibu tuduhkan padanya. Jadi kami mohon ibu tolong jaga ucapan ibu, jangan sembarangan menuduh orang "ujar Rahmat kembali. "
"Huh anak sama bapak, sama sama sok alim sok suci. Padahal sudah jelas jelas, kalau anak bapak ini ingin morotin anak saya!! "cibir Monik.
"Pokokknya saya ga mau tahu ya??!! Sebisa mungkin anak bapak ini menjauh dari kehidupan anak saya ??!!Jika masih keras kepala, saya pastikan hidup keluarga bapak tidak akan tenang?!!!Saya akan hancurkan hidup kaliann??!! Pahamm??!! "ancam Monik. "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments
Fa Rel
dasar monik mak lampir
2021-12-18
2